Analisis Daya Saing dan Faktor-faktor yang Memengaruhi Ekspor Spare Parts Indonesia ke Kawasan Amerika Latin

ANALISIS DAYA SAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMENGARUHI EKSPOR SPARE PARTS INDONESIA
KE KAWASAN AMERIKA LATIN

LITA RUDOTURAHMAN

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Daya Saing
dan Faktor-faktor yang Memengaruhi Ekspor Spare Parts Indonesia ke Kawasan
Amerika Latin adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, April 2015
Lita Rudoturahman
NIM H14110003

ABSTRAK
LITA RUDOTURAHMAN. Analisis Daya Saing dan Faktor – faktor yang
Memengaruhi Ekspor Spare Parts Indonesia ke Kawasan Amerika Latin.
Dibimbing oleh SRI MULATSIH.
Industri spare parts merupakan salah satu rantai nilai industri yang
berkembang, bernilai tinggi, dan berpotensi di Indonesia. Kawasan Amerika Latin
merupakan salah satu pasar ekspor non tradisional yang memiliki potensi menjadi
tujuan ekspor Indonesia, khususnya untuk produk spare parts. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis daya saing dan faktor-faktor yang memengaruhi
ekspor spare parts Indonesia ke kawasan Amerika Latin tahun 2009 sampai 2013.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Constant Market Share
Analysis (CMSA) dan gravity model dengan metode data panel. Hasil CMSA
menunjukkan bahwa rata-rata daya saing ekspor spare parts Indonesia ke

kawasan Amerika Latin periode 2009 sampai 2013 dipengaruhi oleh efek daya
saing. Hasil estimasi gravity model, faktor-faktor yang memengaruhi secara
signifikan nilai ekspor spare parts Indonesia adalah interaksi GDP riil negara
eksportir dan importir, nilai tukar terhadap Dollar, dan harga ekspor. Sementara
itu, jarak ekonomi dan tarif impor negara tujuan tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap ekspor spare parts Indonesia.
Kata kunci: CMSA, data panel, daya saing, gravity model, spare parts

ABSTRACT
LITA RUDOTURAHMAN. Analysis of Competitiveness and the Factors
Affecting Indonesia’s Spare Parts Exports to the Latin America Region.
Supervised by SRI MULATSIH.
Spare parts industry is one of growing value chain industries, it also has
high value, and potency in Indonesia. Latin America region is one of nontraditional export market that has potency for Indonesia’s diversification of export
destinations especially for spare parts products. This study aims to analyze the
competitiveness and the factors affect Indonesia’s spare parts export to Latin
American region from 2009 to 2013. The methods used in this paper are the
Constant Market Share Analysis (CMSA) and gravity model with panel data
methods. The CMSA results indicate that the average of competitiveness
Indonesia’s spare parts export to Latin American period 2009 to 2013 influenced

by the competitiveness effect. The gravity model results indicate factors that have
significant impact to the value of Indonesia’s spare parts export are real GDP
interaction of exporters and importers country, exchange rate importers country to
Dollar, and export prices. Meanwhile, economic distance and import tariff have
no significant impact on the value of Indonesia’s spare parts export.
Key words: CMSA, competitiveness, gravity model, panel data, spare parts

ANALISIS DAYA SAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMENGARUHI EKSPOR SPARE PARTS INDONESIA
KE KAWASAN AMERIKA LATIN

LITA RUDOTURAHMAN

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Ilmu Ekonomi

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan November 2014 ini ialah
perdagangan, dengan judul Analisis Daya Saing dan Faktor-Faktor yang
Memengaruhi Ekspor Spare Parts Indonesia di Kawasan Amerika Latin.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dan mendukung penulis sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik, antara lain kepada:
1. Dr Ir Sri Mulatsih, MScAgr selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan arahan, masukan, dan motivasi selama proses penyelesaian
skripsi ini.
2. Dr Muhammad Findi A, ME selaku dosen penguji utama yang telah
memberi kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini.
3. Widyastutik, SE MSi selaku dosen komisi pendidikan yang telah memberi

kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini.
4. Para dosen, staff, dan seluruh civitas Departemen Ilmu Ekonomi FEM IPB
yang telah memberikan ilmu dan bantuan kepada penulis selama menjalani
studi.
5. Orang tua penulis (U. Soepurahman dan Leha Julaeha) serta kakak dan
adik (Rista Novita dan Fahmi Ramdhani Rachman) atas doa, motivasi, dan
dukungan moril maupun materil kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
6. Teman-Teman satu bimbingan Mas Ayu Faradiah, R Ayu Anindhia, Siska
Nurwulan, dan Marsella atas kerjasama, motivasi dan doa selama proses
penyelesaian skripsi.
7. Sahabat-sahabat penulis (Widya, Cahyaning, Sami, Pristi, Putu Gayatri,
Maya, Claudia, Rabbani, dan Khairunnisa) serta teman-teman ESP 48 atas
kebersamaan, semangat, bantuan dan motivasi selama menjalankan studi.
8. Kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan semangat
kepada penulis baik langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat
disebutkan satu per satu.
Semoga skripsi ini bermanfaat.

Bogor, April 2015

Lita Rudoturahman

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN

1


Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

3

Tujuan Penelitian

4

Manfaat Penelitian

4

Ruang Lingkup Penelitian

4


TINJAUAN PUSTAKA

5

Landasan Teori

5

Penelitian Terdahulu

8

Hipotesis

9

Kerangka Pemikiran

10


METODE PENELITIAN

11

Jenis dan Sumber Data

11

Metode Analisis dan Pengolahan Data

12

Metode Constant Market Share Analysis (CMSA)

12

Metode Data Panel

13


HASIL DAN PEMBAHASAN

17

Gambaran Umum Spare Parts Indonesia

17

Daya Saing Ekspor Spare Parts Indonesia ke Kawasan Amerika Latin

19

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ekspor Spare Parts Indonesia ke
Kawasan Amerika Latin
SIMPULAN DAN SARAN

26
30

Simpulan


30

Saran

30

DAFTAR PUSTAKA

31

LAMPIRAN

32

RIWAYAT HIDUP

38

DAFTAR TABEL
1

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Nilai ekspor komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia
ke sembilan negara kawasan Amerika Latin periode tahun 2005
sampai 2013 (dalam USD)
Kerangka identifikasi autokorelasi
Produk ekspor spare parts Indonesia kategori HS 8708
Lima provinsi industri spare parts di Indonesia
Klasifikasi produk ekspor spare parts Indonesia
Hasil CMSA komoditi HS 8708 ke Argentina
Hasil CMSA komoditi HS 8708 ke Brazil
Hasil CMSA komoditi HS 8708 ke Chili
Hasil CMSA komoditi HS 8708 ke Kosta Rika
Hasil CMSA komoditi HS 8708 ke Guatemala
Hasil CMSA komoditi HS 8708 ke Meksiko
Hasil CMSA komoditi HS 8708 ke Nikaragua
Hasil CMSA komoditi HS 8708 ke Panama
Hasil CMSA komoditi HS 8708 ke Peru
Hasil estimasi gravity model nilai ekspor spare parts Indonesia

3
17
18
18
19
19
20
21
22
23
23
24
25
26
27

DAFTAR GAMBAR
1
2
3

Nilai ekspor komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia ke
pasar internasional tahun periode 2004 sampai 2013 (dalam Ribu USD)
Permintaan impor mobil di sembilan negara kawasan Amerika Latin
periode tahun 2009 sampai tahun 2013 (dalam Ribu USD)
Kerangka Pikir Konseptual

1
2
11

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8

Hasil perhitungan CMSA
Data untuk gravity model
Hasil Uji Chow
Hasil Uji Hausman
Hasil FEM
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Hasil Uji Multikolinearitas
Hasil Uji Normalitas

32
34
35
35
35
36
36
37

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pembuatan produk otomotif saat ini dibedakan dalam dua kategori, yaitu
fokus pada pembuatan kendaraan bermotor dan fokus pada pembuatan komponen
kendaraan bermotor atau spare parts. Pabrik pembuatan kendaraan bermotor
umumnya berada di negara maju seperti Jepang, Jerman, Korea Selatan, Amerika
Serikat dan Italia. Pabrik pembuatan produk spare parts tersebar di berbagai
negara terutama di negara-negara berkembang, contohnya Indonesia.
Industri spare parts atau biasa disebut industri komponen otomotif
merupakan salah satu rantai nilai industri yang berkembang, bernilai tinggi, dan
berpotensi di Indonesia. Hal ini didukung produksi spare parts Indonesia yang
berkembang dan berkualitas dalam memenuhi kebutuhan konsumen, sehingga
dapat menjadi peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan kegiatan ekspornya.
Data ekspor produk spare parts Indonesia ke pasar internasional disajikan pada
Gambar 1.

Tahun
Sumber: UN COMTRADE, 2015 (diolah)

Gambar 1 Nilai ekspor komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia ke
pasar internasional periode tahun 2004 sampai 2013 (dalam Ribu USD)
Gambar 1 menunjukkan kondisi ekspor spare parts khususnya komoditas
komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia, selama satu dekade
terakhir rata-rata setiap tahun mengalami peningkatan. Nilai ekspor terbesar
berada pada tahun 2012 mencapai US$ 1.5 milyar. Akan tetapi, terjadi penurunan
nilai ekspor yang signifikan pada tahun 2009 dan tahun 2011 akibat terjadinya
krisis yang melanda Amerika Serikat pada tahun 2008 dan krisis hutang yang
melanda Eropa pada tahun 2010. Amerika Serikat dan Eropa merupakan pasar
ekspor tradisional bagi Indonesia, sehingga terjadinya krisis di kedua negara dapat
memengaruhi kegiatan ekspor Indonesia. Hal ini dapat diantisipasi dengan
melakukan diversifikasi tujuan ekspor.
Diversifikasi tujuan ekspor dibutuhkan Indonesia sebagai pengganti pasar
tradisional yang relatif terkena krisis. Amerika Latin merupakan salah satu pasar
ekspor non tradisional bagi Indonesia yang memiliki potensi menjadi tujuan
ekspor produk nonmigas Indonesia, khususnya produk spare parts. Selain itu,
pertumbuhan penduduk di Amerika Latin cukup besar sekitar 81% pada tahun

2
2014, total GDP tahun 2013 sebesar US$ 5.57 triliun, serta GDP per kapita tahun
2013 mencapai sekitar US$ 6 ribu.
Peluang hubungan perdagangan Indonesia dengan kawasan Amerika Latin
juga ditunjang oleh karakter masyarakat yang mayoritas konsumtif, sarana dan
prasarana perdagangan yang cukup memadai, serta free zone di Chili dan Panama
yang menjadi entry point bagi Indonesia untuk memasuki seluruh kawasan
Amerika Latin. Selain itu, adanya keinginan yang kuat dari beberapa negara di
kawasan Amerika Latin untuk dapat meningkatkan hubungan kerja sama
perdagangan dengan Indonesia.
Menurut data UN COMTRADE, negara-negara di kawasan Amerika Latin
yang memiliki potensi dan peluang sebagai mitra dagang ekspor spare parts
Indonesia antara lain Argentina, Brazil, Chili, Kosta Rika, Guatemala, Meksiko,
Nikaragua, Panama, dan Peru. Peluang ekspor spare parts Indonesia ke sembilan
negara kawasan Amerika Latin salah satunya didukung dengan peningkatan
jumlah permintaan impor kendaraan bermotor khususnya mobil di masing-masing
negara. Data permintaan impor mobil di sembilan negara mitra dagang disajikan
pada Gambar 2.

Sumber: UN COMTRADE, 2015 (diolah)

Gambar 2 Permintaan impor mobil di sembilan negara kawasan Amerika Latin
periode tahun 2009 sampai tahun 2013 (dalam Ribu USD)
Gambar 2 menunjukkan bahwa permintaan impor mobil di sembilan
negara selama lima tahun terakhir rata-rata mengalami peningkatan setiap tahun.
Permintaan impor mobil terbesar berada di Negara Meksiko dengan rata-rata
mencapai US$ 6.9 milyar per tahun. Perubahan yang terjadi pada industri
kendaraan bermotor dapat memberikan dampak terhadap perkembangan industri
komponennya, sehingga peningkatan permintaan impor mobil akan berdampak
positif terhadap permintaan impor spare partsnya.
Peningkatan permintaan spare parts di sembilan negara kawasan Amerika
Latin akan memberikan peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor spare
parts ke sembilan negara tersebut. Oleh sebab itu, Indonesia dituntut untuk
mampu menghasilkan spare parts dengan kualitas dan kuantitas yang terjamin.
Hal ini diharapkan Indonesia mampu memiliki daya saing ekspor spare parts,
khususnya komponen dan aksesoris kendaraan bermotor di kawasan Amerika
Latin.

3
Perumusan Masalah
Pasar ekspor tradisional bagi Indonesia merupakan negara-negara mitra
dagang yang menjadi tujuan utama ekspor produk Indonesia. Goncangan krisis
yang terjadi di pasar tradisional ekspor Indonesia seperti Amerika Serikat pada
tahun 2008 dan Eropa pada tahun 2010 berdampak negatif bagi perkembangan
ekspor Indonesia, khususnya komponen dan aksesoris kendaraan bermotor. Oleh
sebab itu, Indonesia membutuhkan pasar baru yang relatif tidak terkena krisis
sebagai tujuan ekspor.
Salah satu pasar ekspor non tradisional bagi Indonesia yang memiliki
peluang bagi perkembangan ekspor spare parts adalah kawasan Amerika Latin.
Hal ini didukung oleh hubungan Indonesia dengan kawasan Amerika Latin yang
baik dengan sarana prasarana perdagangan yang memadai. Menurut data UN
COMTRADE, negara-negara di kawasan Amerika Latin yang berpotensi sebagai
negara tujuan ekspor spare parts Indonesia antara lain Argentina, Brazil, Chili,
Kosta Rika, Guatemala, Meksiko, Nikaragua, Panama, dan Peru. Perkembangan
ekspor spare parts Indonesia ke sembilan negara kawasan Amerika Latin
disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Nilai ekspor komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia ke
sembilan negara kawasan Amerika Latin periode tahun 2005 sampai
2013 (dalam USD)
Negara
2009
2010
2011
2012
2013
Argentina
3,514,123
3,417,736
4,432,368
18,222,109
16,703,433
67,775,630 69,722,833 58,516,361 103,273,609 113,822,731
Brazil
113,66
211,843
247,62
270,783
206,817
Chili
Kosta Rika
43,624
62,203
72,977
106,474
68,64
40,019
110,897
32,553
68,278
59,591
Guatemala
43,485
54,633
66,314
83,852
66,574
Meksiko
5,401,340 11,566,539 17,506,582
23,867,051
27,297,753
Nikaragua
Panama
139,669
207,376
82,730
91,569
209,328
62,519
112,707
123,490
249,498
912,467
Peru
Sumber: UN COMTRADE, 2015 (diolah)

Tabel 1 menunjukkan bahwa ekspor spare parts Indonesia ke sembilan
negara selama lima tahun terakhir mengalami fluktuatif dengan tren meningkat.
Peningkatan ekspor spare parts Indonesia terbesar berada di Brazil dengan ratarata mencapai US$ 82 juta per tahun. Peningkatan ekspor spare parts Indonesia
ke sembilan negara kawasan Amerika Latin akan memberikan peluang bagi
Indonesia untuk meningkatkan ekspor spare partsnya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa produk spare parts
Indonesia harus memiliki daya saing agar mampu bersaing dengan produk spare
parts dari negara pesaing. Oleh sebab itu, diperlukan penelitian tentang daya saing
spare parts Indonesia yang terkait dengan masalah ini. Rumusan masalah dari
penelitian ini adalah
1. Bagaimana gambaran umum spare parts Indonesia?

4
2.
3.

Bagaimana daya saing ekspor spare parts Indonesia ke kawasan Amerika
Latin?
Apa saja faktor-faktor yang memengaruhi ekspor spare parts Indonesia ke
kawasan Amerika Latin?

Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dijelaskan
maka tujuan dari penelitian ini adalah
1. Mengetahui gambaran umum spare parts Indonesia.
2. Menganalisis daya saing ekspor spare parts Indonesia ke kawasan Amerika
Latin.
3. Menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi ekspor spare parts Indonesia
ke kawasan Amerika Latin.

Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini diharapkan memberikan manfaat bagi
berbagai pihak, antara lain:
1. Bagi penulis, penelitian ini sebagai sarana pembelajaran sehingga dapat
menambah wawasan serta pemahaman tentang ekspor spare parts Indonesia.
2. Bagi pihak-pihak lain, penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi atau
informasi tambahan serta bukti terhadap daya saing ekspor spare parts
Indonesia ke kawasan Amerika Latin untuk penelitian selanjutnya yang
berkaitan dengan industri dan perdagangan.
3. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan
gambaran mengenai kondisi perdagangan Indonesia dengan kawasan
Amerika Latin terutama pada komoditas ekspor spare parts, sehingga
pemerintah dapat menjadikannya sebagai bahan masukan untuk merumuskan
berbagai kebijakan sebagai usaha meningkatkan daya saing spare parts
Indonesia ke depannya.

Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini menganalisis daya saing ekspor spare parts Indonesia dan
faktor-faktor yang memengaruhinya ke kawasan Amerika Latin. Mitra dagang
pada penelitian ini terdiri dari sembilan negara, yaitu Argentina, Brazil, Chili,
Kosta Rika, Guatemala, Meksiko, Nikaragua, Panama, dan Peru. Penelitian ini
menggunakan data periode 2009 sampai 2013 karena keterbatasan data.
Klasifikasi produk yang digunakan termasuk dalam kategori Harmonized System
(HS) 87 yang merupakan komoditas ekspor nonmigas pada sektor bidang industri
kendaraan dan bagian lainnya. Sesuai dengan ketentuan kode HS, penelitian
hanya difokuskan pada produk ekspor spare parts pada HS 8708 (parts & access
of motor vehicles) atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor.

5

TINJAUAN PUSTAKA
Teori Constant Market Share Analysis (CMSA)
Constant Market Share Analysis (CMSA) merupakan salah satu metode
yang digunakan untuk menganalisis daya saing ekspor suatu negara. Pada CMSA
adanya kegagalan ekspor di suatu negara berupa pertumbuhan ekspor negara
tersebut lebih rendah dibanding pertumbuhan ekspor dunia yang disebabkan oleh
terfokusnya komoditas ekspor pada pertumbuhan yang relatif rendah. Hal itu
terjadi karena ekspor lebih ditujukan ke wilayah yang belum mampu bersaing
dengan negara-negara pengekspor lainnya.
Nilai intrinsik dari CMSA adalah pangsa ekspor suatu negara di pasar
dunia harus tetap dari waktu ke waktu. Kenyataannya perdagangan secara dinamis
pada pangsa pasar terus berubah. Perbedaan antara pertumbuhan ekspor aktual
dari suatu negara ke pasar tertentu untuk dapat mempertahankan pangsa pasar
tetap konstan merupakan efek daya saing. Jika nilai daya saing negatif, artinya
negara tersebut gagal dalam mempertahankan pangsa pasar. Sebaliknya, jika nilai
daya saing negara tersebut positif, artinya negara berhasil dalam mempertahankan
pangsa pasar.
Menurut Aswicahyono dan Pangestu (2000) dalam Oktaviani,
Widyastutik, dan Novianti (2008) terdapat tiga faktor yang memengaruhi cepat
atau lambatnya laju pertumbuhan ekspor suatu negara terhadap laju pertumbuhan
rata-rata dunia, antara lain efek pertumbuhan impor, efek komposisi komoditi
ekspor, dan efek daya saing. Hal tersebut dijelaskan dengan rumus di bawah ini
(1) Efek Pertumbuhan impor:
mXij1………………………………………(1)
Dimana: m
= Persentase peningkatan impor umum di negara k
1
Xij = Ekspor komoditi i dari negara j ke negara k tahun ke-(t-1)
(2) Efek Komposisi komoditi ekspor:
{(mi - m)Xij1} …………………………….(2)
Dimana: m = Persentase peningkatan impor umum di negara j
mi = Persentase peningkatan impor komoditi i di negara k
Xij1 = Ekspor komoditi i dari negara j ke negara k tahun ke-(t-1)
(3) Efek daya saing :
{Xij2 – Xij1 – mi Xij1} …………………….(3)
Dimana: m = Persentase peningkatan impor komoditi I di negara j
Xij1 = Ekspor komoditi I dari negara j ke negara k tahun ke-(t-1)
Xij2 = Ekspor komoditi I dari negara j ke negara k tahun ke- (t)

6
Konsep Gravity Model
Analisis faktor penentu perdagangan antar dua negara dapat menggunakan
sebuah model yang telah digunakan secara luas, yakni gravity model. Yuniarti
(2007) gravity model didasarkan pada hukum gravitasi Newton bahwa gaya
gravitasi antara dua benda dipengaruhi secara proporsional oleh massa dari kedua
benda dan jarak kuadrat antara keduanya. Pada perdagangan, model ini
menyatakan intensitas perdagangan antara negara-negara yang akan berhubungan
positif dengan pendapatan nasional masing-masing negara dan berhubungan
negatif dengan jarak antara dua negara.
Berdasarkan konsep gravity model ini, maka nilai ekspor dari negara i ke
negara j dapat dijelaskan menggunakan GDP masing-masing negara, populasi
masing-masing negara, dan jarak antar negara. Secara matematis model ini dapat
dirumuskan seperti di bawah ini
Xij = b0 + b1 Yj + b2 Popj + b3 Dij + eij
Keterangan:
Xij = Ekspor komoditas yang diperdagangkan dari negara i ke negara j
Yj = Gross Domestic Product (GDP) negara j
Popj = Populasi negara j
Dij = Jarak dari negara i ke negara j
Kesimpulan konsep gravity model ini, terdapat variabel utama berupa Gross
Domestic Product (GDP) dan jarak ekonomi, serta beberapa variabel pendukung
atau penghambat aliran perdagangan antara negara pengekspor dan negara
pengimpor. Variabel-variabel tersebut dapat berupa variabel nilai tukar (exchange
rate), harga ekspor, dan tarif.
Jarak Eknonomi
Jarak merupakan proksi untuk biaya transportasi. Krugman (1991) dalam
Yuniarti (2007) jarak antara dua negara menjadi determinan penting dalam pola
perdagangan secara geografis. Hal ini karena jarak akan meningkatkan biaya
transportasi, meskipun jarak bukanlah satu-satunya biaya yang harus ditanggung.
Jarak diperkirakan memiliki hubungan negatif dengan perdagangan antara dua
negara.
Pada konsep gravity model, salah satu yang menjadi variabel utama adalah
jarak. Jarak yang digunakan dalam gravity model adalah jarak ekonomi karena
jarak geografis antar ibu kota negara tidak berubah (konstan). Menurut Li, Song,
dan Zhao (2008) variabel jarak digantikan dengan menggunakan jarak ekonomi
rata-rata yang telah dibobotkan untuk menunjukkan biaya perdagangan. Secara
matematis dapat dirumuskan di bawah ini
Jarak Ekonomi = Jarak Geografis ×

7
Gross Domestic Product (GDP)
Menurut Mankiw (2007) GDP merupakan pendapatan total dan
pengeluaran total nasional atas output barang dan jasa. GDP dibagi menjadi dua,
yaitu GDP nominal dan GDP riil. GDP nominal adalah nilai barang jadi dan jasa
yang diukur dengan harga berlaku. GDP riil adalah nilai barang dan jasa yang
diukur menggunakan harga konstan. GDP riil digunakan dalam permodelan
gravity model karena ukuran kemakmuran ekonomi dari suatu negara lebih baik
dihitung menggunakan nilai output barang dan jasa yang tidak dipengaruhi oleh
perubahan harga.
Kalbasi (2001) dalam Yuniarti (2007) GDP dari negara eksportir
mengukur kapasitas produksi negara tersebut, sementara GDP negara importir
untuk mengukur kapasitas absorsi. Dua variabel tersebut diperkirakan memiliki
hubungan positif dengan perdagangan. Oleh sebab itu, apabila digunakan
perhitungan terhadap interaksi GDP riil negara eksportir dan importir akan
mampu memberikan dampak positif terhadap perdagangan.
Nilai Tukar
Mankiw (2007) exchange rate antara dua negara adalah tingkat harga yang
disepakati penduduk kedua negara untuk saling melakukan perdagangan. Nilai
tukar dibagi menjadi dua, yaitu nilai tukar nominal dan nilai tukar riil. Nilai tukar
nominal adalah harga relatif dari mata uang kedua negara. Nilai tukar riil adalah
harga relatif dari barang-barang antara dua negara atau nilai tukar nominal yang
sudah dikoreksi dengan harga relatif. Rumus perhitungan nilai tukar riil dapat
dirumuskan seperti di bawah ini
Nilai Tukar Riil = Nilai Tukar Nominal ×
Nilai tukar yang digunakan pada permodelan gravity model adalah nilai
tukar riil dari negara tujuan terhadap Dollar. Apabila nilai tukar riil negara tujuan
tinggi, barang-barang luar negeri relatif lebih murah. Sementara itu, barangbarang domestik di negara tujuan relatif lebih mahal sehingga permintaan negara
tujuan terhadap barang luar negeri akan meningkat. Selanjutnya, jika nilai tukar
riil negara tujuan rendah, barang-barang luar negeri relatif lebih mahal. Sementara
itu, barang-barang domestik di negara tujuan relatif lebih murah sehingga
permintaan negara tujuan terhadap barang luar negeri akan menurun. Jadi,
terdapat hubungan yang positif antara nilai tukar riil negara tujuan dengan ekspor
dari negara lain.
Harga
Harga suatu komoditi merupakan sesuatu yang paling mendasar dalam
kegiatan ekspor. Harga diperkirakan berhubungan positif dengan jumlah ekspor
yang ditawarkan. Pada sisi penawaran, semakin tinggi harga suatu komoditi maka
akan semakin banyak komoditi yang ditawarkan. Akan tetapi, hal ini bertolak
belakang apabila dilihat dari sisi permintaan. Sisi permintaan memperlihatkan
bahwa jumlah barang yang diminta negara tujuan akan semakin sedikit jika harga
semakin tinggi. Secara matematis perhitungan harga dapat dirumuskan seperti di
bawah ini

8
Harga =
Tarif
Tarif merupakan pajak yang dibebankan secara tidak langsung kepada
barang-barang perdagangan. Tarif yang dibebankan kepada komoditi-komoditi
yang diperdagangkan dapat dibagi menjadi dua jenis tarif, yaitu tarif impor dan
tarif ekspor. Dua tarif tersebut dapat dikategorikan menjadi tarif spesifik atau tarif
ad valorem dan tarif single-stage atau multi-stage. Tarif spesifik adalah pajak
yang dikenakan untuk unit barang impor, sedangkan tarif ad valorem adalah pajak
dalam persentase dari nilai barang impor.
Ketika tarif spesifik dikenakan maka harga domestik setelah impor akan
memiliki nilai yang dapat dirumuskan seperti di bawah ini
PD = Pm + ts
Dimana :
PD
= Harga domestik setelah impor yang dikenakan tarif
Pm
= Harga impor dunia
Ts
= tarif spesifik
Ketika tarif ad valorem dikenakan maka harga domestik setelah impor
akan memiliki nilai yang dapat dirumuskan seperti di bawah ini
PD = Pm (l + ta)
Dimana :
PD
= Harga domestik setelah impor yang dikenakan tarif
Pm
= Harga impor dunia
Ta
= tingkat pajak
Keuntungan dari penggunaan tarif ad valorem adalah dapat menyesuaikan dengan
sendirinya dalam periode inflasi, karena ketika mengenakan tarif pada tingkat
yang telah ditentukan maka nilai rill dari tarif tersebut akan tetap.

Penelitian Terdahulu
Oktaviani, Widyastutik, dan Novianti (2008) menganalisis integrasi
perdagangan dan dinamika ekspor Indonesia ke Timur Tengah menggunakan
metode Intra Industry Trade (IIT) dan Constant Market Share Analysis (CMSA).
Hasil penelitian dari IIT menunjukkan bahwa derajat integrasi perdagangan
Indonesia dengan Turki lebih erat dibandingkan dengan Tunisia dan Maroko.
Sementara itu, hasil CMSA menunjukkan bahwa terdapat fenomena yang
konvergen bagi dinamika ekspor Indonesia.
Secara keseluruhan, dinamika ekspor Indonesia ke Maroko lebih banyak
ditentukan oleh efek pertumbuhan impor walaupun untuk beberapa komoditas
diikuti dengan penurunan pertumbuhan ekspor. Oleh sebab itu, kombinasi
penguatan market intelligence (sisi permintaan) dan diferensiasi produk ekspor

9
(sisi penawaran) merupakan rekomendasi komprehensif bagi tahap inisiasi FTA
Indonesia dengan Timur Tengah.
Lestari (2011) menganalisis daya saing ekspor produk alas kaki indonesia
di pasar Amerika Serikat periode 2000 sampai 2009. Metode yang digunakan
adalah metode RCA dan CMSA. Hasil penelitian menggunakan RCA adalah
produk alas kaki Indonesia terlihat lebih unggul secara komparatif jika
dibandingkan dengan Cina. Sementara itu, berdasarkan perkembangan indeks
RCA menunjukkan bahwa pangsa pasar Indonesia dan Cina di Amerika Serikat
untuk komoditi HS 640319 dan HS 640219 cenderung fluktuasi dalam setiap
tahunnya. Hasil metode CMSA menyebutkan bahwa efek daya saing dan efek
komposisi komoditi merupakan efek yang paling menentukan dalam peningkatan
atau penurunan ekspor alas kaki Indonesia dan Cina di pasar Amerika Serikat. Di
samping itu efek daya saing alas kaki Indonesia lebih rendah dari Cina dalam
memberikan kontribusi ekspor.
Yuniarti (2007) menganalisis determinan perdagangan bilateral Indonesia
dengan pendekatan gravity model menggunakan data panel. Data cross section
yang digunakan sebanyak sepuluh mitra dagang Indonesia dan periode waktu
yang digunakan dari tahun 1970 sampai tahun 2000. Variabel-variabel yang
digunakan adalah perdagangan bilateral, GDP negara eksportir, GDP negara
importir, perbedaan faktor endowmen, populasi negara eksportir, populasi negara
importir, kesamaan ukuran perekonomian, jarak mitra dagang, dan keanggotaan
dalam RTAs. Hasil dari penelitian ini adalah GDP negara eksportir dan importir
memiliki hubungan yang positif terhadap perdagangan bilateral, sedangkan jarak
mitra dagang memiliki hubungan negatif dengan perdagangan bilateral. Populasi
mitra dagang memiliki pengaruh yang positif terhadap perdagangan bilateral dan
kesamaan ukuran pereknomian yang memiliki pengaruh positif terhadap
perdagangan bilateral.
Zahro (2013) menganalisis daya saing dan faktor-faktor yang
memengaruhi aliran ekspor alas kaki Indonesia di kawassan ASEAN dan China
dengan menggunakan metode RCA dan pendekatan gravity model. Variabelvariabel yang digunakan untuk data panel ialah GDP nominal negara tujuan, GDP
riil Indonesia, nilai tukar rupiah, dan jarak ekonomi. Hasil dari penelitian ini
adalah GDP nominal negara tujuan, GDP riil Indonesia, dan nilai tukar rupiah
berpengaruh secara signifikan dan memiliki hubungan yang positif terhadap nilai
ekspor alas kaki Indonesia. Sebaiknya jarak ekonomi tidak berpengaruh signifikan
dan memiliki pengaruh negaitif terhadap nilai ekspor alas kaki Indonesia.

Hipotesis
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini berupa dugaan dari
variabel-variabel yang memengaruhi ekspor produk spare parts Indonesia, antara
lain
1. Interaksi GDP riil negara eksportir dan importir memiliki pengaruh yang
positif terhadap nilai ekspor spare parts Indonesia. Hal ini mengindikasikan
bahwa ketika terjadi kenaikan interaksi GDP riil antara kedua negara maka
akan meningkatkan ekspor spare parts Indonesia.

10
2.

3.

4.

5.

Nilai tukar riil negara tujuan terhadap Dollar memiliki pengaruh positif
terhadap nilai ekspor spare parts Indonesia. Peningkatan nilai tukar riil
negara tujuan terhadap Dollar membuat harga domestik negara tujuan
menjadi mahal sedangkan harga barang luar negeri menjadi murah. Oleh
sebab itu, permintaan terhadap barang luar negeri akan meningkat.
Kesimpulanya, ketika nilai tukar riil terhadap Dollar meningkat maka nilai
ekspor spare parts Indonesia ke negara tujuan akan meningkat.
Harga ekspor memilki pengaruh negatif terhadap nilai ekpsor spare parts
Indonesia. Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin tinggi harga, maka
semakin sedikit permintaan ekspor spare parts Indonesia.
Jarak ekonomi memiliki pengaruh negatif terhadap ekspor spare parts
Indonesia. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin jauh jarak antara negara
eksportir dengan negara importir, maka semakin besar biaya transportasi atau
biaya transaksi yang harus dikeluarkan.
Tarif impor negara tujuan memiliki pengaruh negatif terhadap ekspor spare
parts Indonesia. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi tarif impor
negara tujuan, maka semakin mahal harga produk ekspor spare parts
Indonesia yang berdampak akan menurunkan ekspo spare parts Indonesia.

Kerangka Pemikiran
Industri spare parts merupakan salah satu rantai nilai industri yang
berkembang, bernilai tinggi dan berpotensi di Indonesia. Produksi spare parts
Indonesia terus berkembang dan berkualitas dalam memenuhi kebutuhan
konsumen domestik maupun internasional yang menjadi peluang cukup besar bagi
Indonesia untuk meningkatkan kegiatan ekspornya. Terjadinya goncangan krisis
Amerika Serikat dan Eropa akan membuat Indonesia memerlukan diversifikasi
tujuan ekspor.
Kawasan Amerika Latin merupakan salah satu pasar non tradisional yang
memiliki potensi dan menjanjikan untuk menjadi tujuan ekspor produk nonmigas
Indonesia, khususnya produk spare parts atau komponen otomotif. Menurut data
UN COMTRADE, negara-negara di kawasan Amerika Latin yang berpeluang
menjadi negara tujuan ekspor spare parts Indonesia, yaitu Argentina, Brazil,
Chili, Kosta Rika, Guatemala, Meksiko, Nikaragua, Panama, dan Peru. Peluang
ekspor spare parts Indonesia ke sembilan negara kawasan Amerika Latin juga
didukung dengan peningkatan jumlah permintaan impor kendaraan bermotor di
masing-masing negara.
Berdasarkan uraian di atas, tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis
daya saing ekspor spare parts Indonesia ke kawasan Amerika Latin dengan
menggunakan Constant Market Share Analysis (CMSA). Selanjutnya,
menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi ekspor spare parts Indonesia
meggunakan metode gravity model. Variabel yang akan diteliti antara lain adalah
interaksi GDP riil negara eksportir dan importir, nilai tukar riil negara tujuan
terhadap Dollar, harga ekspor, jarak ekonomi, serta tarif impor di negara tujuan.
Hasil analisis ini diharapkan dapat mengetahui potensi daya saing ekspor spare
parts Indonesia di kawasan Amerika Latin. Kerangka pikir konseptual disajikan
pada Gambar 4.

11
Potensi industri
spare parts
Indonesia

Goncangan krisis di
pasar ekspor
tradisional Indonesia

Diversifikasi tujuan ekspor
Kawasan Amerika Latin
Daya saing ekspor
spare parts
Indonesia ke
kawasan Amerika
Latin

Faktor-faktor yang
memengaruhi daya
saing ekspor spare
parts Indonesia
Gravity Model

Constant Market Share
Analysis (CMSA)

Variabel-variabel yang
memengaruhi ekspor spare
parts Indonesia
Strategi dan Rekomendasi kebijakan
ekspor spare parts Indonesia

Gambar 4 Kerangka Pikir Konseptual

METODE PENELITIAN
Jenis dan Sumber Data
Pada penelitian ini menggunakan data sekunder, berupa jenis data deret
waktu (time series) dan antar individu (cross section). Data time series meliputi
data lima tahun terakhir dari periode 2009 sampai 2013 sesuai dengan
ketersediaan data. Data cross section menggunakan sembilan negara di kawasan
Amerika Latin, yaitu Argentina, Brazil, Chili, Kosta Rika, Guatemala, Meksiko,
Nikaragua, Panama, dan Peru.
Objek penelitian ini menggunakan komoditas spare parts dengan kode
Harmonized System (HS) 8708. Data-data yang diperlukan antara lain nilai ekspor
spare parts Indonesia ke negara tujuan, volume ekspor spare parts Indonesia ke
negara tujuan, nilai ekspor spare parts dunia ke negara tujuan, nilai impor spare
parts dari dunia ke negara tujuan, nilai impor total dari ke negara tujuan, GDP

12
negara Indonesia, GDP negara tujuan ekspor, nilai tukar riil negara tujuan
terhadap Dollar, jarak geografis antara kedua negara dan Indeks Harga Konsumen
(IHK) yang digunakan untuk menghitung jarak ekonomi, serta tarif impor negara
tujuan. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai
sumber seperti UN COMTRADE, World Bank, UNCTADSTAT, serta CEPII.

Metode Analisis dan Pengolahan Data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
diskriptif dan kuantitatif. Metode deskriptif digunakan untuk menjelaskan
gambaran umum spare parts Indonesia. Metode kuantitatif digunakan untuk
menganalisis daya saing spare parts Indonesia ke kawasan Amerika Latin
menggunakan metode Constant Market Share Analysis (CMSA). Selanjutnya,
untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi ekspor spare parts Indonesia
ke kawasan Amerika Latin menggunakan gravity model dengan metode data
panel. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan program komputer
Microsoft Excel dan Eviews.
Metode Constant Market Share Analysis (CMSA)
Metode pangsa pasar konstan (Constant Market Share) digunakan untuk
mengetahui keunggulan kompetitif suatu negara. Perhitungan CMSA ditujukan
untuk mengetahui penyebabkan kenaikan dan penurunan nilai ekspor yang
menentukan daya saing spare parts Indonesia ke kawasan Amerika Latin. Sisi
permintaan dari variabel- variabel dibagi menjadi efek pangsa makro yang
merupakan pertumbuhan impor dan juga efek pangsa mikro yang merupakan efek
komposisi komoditi. Selanjutnya dari sisi penawaran yang menerangkan efek
persaingan atau efek daya saing. Rumusnya adalah
Xij2 – Xij1 = mXij1 + {(mi - m)Xij1} + {Xij2 – Xij1 – mi Xij1}
(1)
(2)
(3)
Keterangan:
Xij1
= Ekspor spare parts Indonesia ke negara tujuan tahun ke-(t-1) (US$)
Xij2
= Ekspor spare parts Indonesia ke negara tujuan tahun ke-(t) (US$)
m
= Peningkatan impor umum di negara tujuan (%)
mi
= Peningkatan impor spare parts di negara tujuan (%)
(1) = Efek pertumbuhan impor; (2) = Efek komposisi; (3) = Efek daya saing
Efek pertumbuhan impor menjelaskan besarnya kenaikan atau penurunan
ekspor produk suatu negara yang disebabkan pertumbuhan yang lebih cepat dari
impor dunia untuk komoditi tertentu yang dibandingkan dengan impor komoditi
lainnya. Nilai yang positif menunjukkan bahwa ekspor suatu negara meningkat
karena terjadi peningkatan permintaan terhadap komoditi yang diekspor tersebut.
Efek komposisi komoditas menjelaskan besarnya perbandingan antara
besarnya persentase kenaikan permintaan negara tujuan ekspor untuk komoditi
tertentu terhadap persentase kenaikan permintaan keseluruhan komoditi total di
negara tujuan ekspor yang kemudian nilai ini dikalikan dengan keseluruhan total

13
ekspor untuk komoditi tertentu pada tahun dasar negara pengekspor. Nilai yang
positif menunjukkan pertumbuhan ekspor untuk negara tertentu sebagian
disebabkan oleh pilihan pasar yang benar. Sebaliknya nilai yang negatif
menunjukkan bahwa ekspor suatu negara ditujukan ke negara-negara yang
besarnya permintaan tidak secepat pertumbuhan dunia.
Efek daya saing merupakan perhitungan dari perbedaan besarnya
pertumbuhan ekspor suatu negara untuk komoditi tertentu menuju negara tujuan
ekspor atau pasar tujuan utama dan tingkat pertumbuhan total impor dari komoditi
tersebut. Pertumbuhan ekspor suatu negara dikatakan memiliki daya saing di
negara tujuan ekspor atau pasar tujuan utama apabila ekspor tersebut tumbuh lebih
cepat dari impor negara tujuan untuk komoditi tersebut. Hal ini secara tidak
langsung menyebabkan pangsa pasar pada negara tujuan utama ekspor meningkat.

Metode Data Panel
Model Penelitian
Analisis penelitian ini menggunakan pendekatan gravity model. Gravity
model merupakan suatu model yang digunakan untuk mengukur laju perdagangan
antar daerah maupun negara secara makroekonomi. Model tersebut dapat melihat
hubungan permintaan ekspor spare parts dengan varibel yang menjadi
penyusunnya. Beberapa variabel independen yang digunakan dalam model antara
lain variabel GDP riil negara tujuan ekspor, nilai tukar riil setiap negara terhadap
dollar, harga ekspor, serta jarak ekonomi antara Indonesia dan negara tujuan
ekspor. Variabel dependennya adalah nilai ekspor komoditas spare parts HS 8708
antara Indonesia dengan negara mitra dagang. Negara yang masuk dalam kategori
mitra dagang yang digunakan dalam model antara lain Argentina, Brazil, Chili,
Kosta Rika, Guatemala, Meksiko, Nikaragua, Panama, dan Peru. Berikut model
yang dirumuskan:
NXit = α + β1 GDPRINTit + β2 RERit + β3 PEit + β4 DISTit + β5 TARIFFit + eit
Keterangan:
NX
= Nilai ekspor spare parts Indonesia (US$)
GDPR = Interaksi GDP riil negara eksportir dan importir (US$)
RER
= Nilai tukar riil negara importir (LCU/US$)
PE
= Harga ekspor spare parts Indonesia (US$/Kg)
DIST
= Jarak ekonomi
TARIFF = Tarif impor negara tujuan (%)
eit
= Random error
α
= Konstanta
βn
= Parameter yang diduga (n= 1, 2, 3, 4)
i
= Negara
t
= Periode waktu
Selanjutnya, untuk mengurangi kendala heteroskedastisitas maka model
tersebut harus ditransformasikan ke dalam bentuk ln (logaritma natural).
Transformasi dalam bentuk logaritma natural agar model memenuhi uji asumsi

14
klasik dan menghindari model dari bias. Berikut hasil dugaan persamaan
permintaan ekspor spare parts Indonesia yang telah ditransformasikan:
LnNXit = α + β1 LnGDPRINTit + β2 LnRERit + β3 LnPEit + β4 Ln DISTit + β5
TARIFFit + eit
Keterangan:
LnNX
LnGDPRINT
LnRER
LnPE
LnDIST
TARIFF
eit
α
βn
i
t

= Nilai ekspor spare parts Indonesia (%)
= GDP riil negara eksportir dan importir (%)
= Nilai tukar riil negara tujuan terhadap Dollar (%)
= Harga ekspor spare parts Indonesia (%)
= Jarak ekonomi (%)
= Tarif impor negara tujuan (%)
= Random error
= Konstanta
= Parameter yang diduga (n= 1, 2, 3,4)
= Negara
= Periode waktu

Estimasi Model
Pendekatan Kuadrat Terkecil (Pooled Least Square)
PLS merupakan pendekatan model data panel yang paling sederhana,
dimana pada metode ini hanya mengkombinasikan semua data cross section dan
time series lalu dilakukan pendugaan (pooling). Model ini tidak memperhatikan
dimensi waktu maupun individu, sehingga dapat diasumsikan bahwa perilaku
individu tidak berbeda untuk berbagai kurun waktu. Persamaan regresinya dapat
dituliskan seperti di bawah ini
Yit = β0 + β1 Xit + uit
Keterangan:
Yit
= Variabel terikat
Xit
= Variabel bebas
β0
= Intersep
β1
= Slope
u
= Eror
Pada metode ini, model mengasumsikan bahwa nilai intersep masingmasing variabel adalah sama, lalu model ini juga mengasumsikan bahwa slope
koefisien identik untuk semua unit cross section. Ini merupakan asumsi yang
harus dipenuhi, sehingga walaupun metode Pooled Least Square (PLS) cenderung
lebih mudah, model ini mungkin mendistorsi gambaran yang sebenarnya dari
hubungan antara Y dengan X antar unit cross section. Kelemahan pada
pendekatan ini adalah dugaan parameter β akan bias, karena tidak dapat
membedakan observasi yang berbeda dalam waktu yang sama, atau tidak dapat
membedakan observasi yang sama dalam waktu yang berbeda (Firdaus, 2011).
Pendekatan Efek Tetap (Fixed Effect Model)
Model efek tetap merupakan model yang dapat digunakan dengan
mempertimbangkan bahwa variabel-variabel yang dihilangkan dapat

15
mengakibatkan perubahan dalam intersep-intersep cross section dan time series.
Untuk memungkinkan perubahan-perubahan intersep ini, dapat ditambahkan
variabel dummy ke dalam model yang selanjutnya akan diduga dengan model
OLS (Ordinary Least Square) sehingga pendekatan ini dapat dikenal pula dengan
sebutan Least Square Dummy Variable (LSDV).
Pendekatan Efek Acak (Random Effect Model)
Random Effect Model muncul ketika antara efek individu dan regresor
tidak ada korelasi (Firdaus, 2011). Model ini dapat disebut juga dengan error
component model karena pada model ini, parameter yang berbeda antar individu
maupun antar waktu dimasukkan kedalam eror.
Pemilihan Model
Pada data panel terdapat tiga jenis pengujian statistik untuk menentukan
model mana yang paling baik untuk digunakan. Pemilihan model bertujuan untuk
memperoleh dugaan yang efisien.
1.

Chow test
Chow test atau uji F statistics merupakan pengujian statistik yang
bertujuan memilih model fixed effect atau pooled least square untuk pengujian.
Hipotesis dari Chow test yaitu
H0 : Model pooled least square
H1 : Model fixed effect
Jika Chow test signifikan (probability dari Chow < α) berarti tolak H0,
artinya model fixed effect yang digunakan. Sebaliknya, jika Chow test tidak
signifikan (probability dari Chow > α) berarti tidak tolak H0, artinya yang
digunakan adalah model pooled least square yang digunakan.
2.

Hausman Test
Hausman test merupakan sebuah uji yang digunakan untuk
membandingkan model apa yang akan digunakan, model fixed effect atau model
random effect. Model fixed effect adalah suatu model yang mengandung unsur
trade off, yaitu hilangnya unsur derajat bebas dengan memasukkan variabel
dummy. Selanjutnya, model random effect adalah suatu model yang
memperhatikan ketiadaan pelanggaran asumsi dari setiap komponen galat.
Hipotesis dari Hausman test yaitu
H0: Model random effect
H1: Model fixed effect
Jika Hausman test signifikan (probability dari Hausman < α) berarti tolak
H0, artinya model fixed effect yang digunakan. Sebaliknya, jika Hausman test
tidak signifikan (probability dari Hausman > α) berarti tidak tolak H0, artinya
yang digunakan adalah model random effect yang digunakan.
LM Test atau The Breusch - Pagan LM Test
LM Test atau The Breusch - Pagan LM Test merupakan suatu uji statistik
yang digunakan sebagai pertimbangan statistik untuk memilih model Random
Effect Model atau Pooled Least Square. Hipotesis dari The Breusch – Pagan LM
test yaitu
H0: Pooled Least Square

3.

16
H1: Random Effect Model
The Breusch – Pagan merumuskan dasar penolakan terhadap H0 dengan
menggunakan statistik LM yang mengikuti distribusi Chi-Squared. Jika nilai
statistik LM hasil perhitungan lebih besar dari X2-tabel maka cukup bukti untuk
melakukan penolakan pada H0 sehingga model yang digunakan adalah model
random effect, begitu pula sebaliknya.
Uji Kesesuaian Model
a. Uji Heteroskedastisitas
Salah satu asumsi penting dalam model ekonomi klasik adalah nilai varian
dari variabel bebas yang konstan disebut homoskedastisitas. Apabila asumsi ini
tidak terpenuhi, maka nilai varian dari variabel bebas tidak lagi bersifat konstan
disebut heteroskedastisitas. Pengujian masalah heteroskedastisitas dilakukan
dengan menggunakan uji White Heteroskedasticity Test. Sebelum dilakukan
pengujian dibuat hipotesis sebagai berikut:
H0 : Homoskedastisitas
H1 : Heteroskedastisitas
Pengujian dilakukan dengan melihat Probability Obs* R-squared.Apabila
nilai Probability Obs* R-squared lebih kecil dari taraf nyata berarti terdapat
heteroskedastisitas pada model atau menolak hipotesis H0. Apabila nilai
Probability Obs* R-squared lebih besar dari taraf nyata berarti tidak ada gejala
heteroskedastisitas pada model atau menerima hipotesis H0.
b.

Uji Multikolinearitas
Multikolinieritas merupakan hubungan linier yang kuat antar variabel
independen dalam persamaan regresi berganda. Multikolinearitas terjadi apabila
terdapat hubungan linier antar variabel independen. Menurut Gujarati (1999)
adanya multikolinieritas ditandai dengan beberapa hal berikut ini:
1. Tanda koefisien tidak sesuai dengan yang diharapkan.
2. Nilai R2 tinggi, tetapi tetapi banyak variabel yang tidak signifikan.
3. Matrix korelasi antar variabel tinggi (rij > 0,8).
4. R2 < rij menunjukkan bahwa terjadi multikoliniearitas.
Dampak adanya multikolinieritas adalah koefisien kuadrat terkecil tidak
dapat ditentukan serta varian dan kovarian dari koefisien tidak terhingga.
Multikolinearitas dapat diatasi dengan cara menghilangkan variabel yang tidak
signifikan, mentransformasikan data, dan menambah variabel.
c.

Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah error term mendekati
distribusi normal atau tidak. Penggunaan uji normalitas error term menggunakan
uji Jarque Bera dengan hipotesis
H0 : α = 0, error term terdistribusi normal
H1 : α ≠ 0, error term tidak terdistribusi normal
Hasil hipotesis dikatakan tolak H0 apabila nilai Jarque Bera < α atau
probabilitas (pvalue) < α. Sebaliknya, hasil hipotesis dikatakan tidak tolak H0
apabila Jarque Bera < α atau probabilitas (p-value) > α. Kenormalan data
diperlukan dalam analisis regresi berganda karena metode ini merupakan salah
satu metode analisis parametrik. Normalitas diketahui melalui sebaran regresi

17
yang merata disetiap nilai. Tidak tolak H0 mengindikasikan bahwa data yang
dianalisis tersebar normal.
d.

Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah korelasi antara anggota serangkaian observasi yang
diurutkan menurut waktu dan ruang (Gujarati, 1999). Masalah autokorelasi
umumnya tejadi pada data time series. Dampak dari adanya autokorelasi yaitu
meskipun estimatornya tidak bias dan masih konsisten hasil pendugaan atau
peramalan tidak efisien. Selain itu uji pada hipotesis menjadi tidak valid karena
standar eror menjadi bias dan tidak konsisten. Kerangka identifikasi autokorelasi
disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2 Kerangka Identifikasi Autokorelasi
Nilai DW
Hasil
4-dl < DW < 4
Tolak H0, autokorelasi negatif
4-dl < DW < 4-dl
Hasil tidak dapat ditentukan
2 < DW < 4-du
Terima H0, tidak ada autokorelasi
du < DW < 2
Terima H0, tidak ada autokorelasi
dl < DW < du
Hasil tidak dapat ditentukan
0 < DW < dl
Autokorelasi positif
Sumber: Gujarati, 1999

HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Spare Parts Indonesia
Pada tahun 2013, menurut data UN COMTRADE, nilai ekspor komoditi
spare parts yang tergolong dalam kelompok HS 8708 atau komponen dan
aksesoris kendaraan bermotor mencapai US$ 1.42 milyar. Ekspor komoditi
komponen dan aksesoris kendaraan bermotor berkontribusi sebesar 31.04% dari
total ekspor produk otomotif.
Menurut Kementerian Perdagangan, produk spare part Indonesia yang
diekspor dalam kategori HS 8708 berdasarkan klasifikasi dari UN COMTRADE
disajikan pada Tabel 3. Pemerintah Indonesia terus berupaya mengembangkan
industri komponen otomotif (spare parts) melalui kebijakan dan investasi karena
Indonesia merupakan salah satu negara berpotensi bagi pengembangan industri
spare parts. Salah satu kebijakan langsung yang mendukung perkembangan
industri spare parts Indonesia adalah peraturan Menteri Keuangan Nomor
107/PMK/011/2011 tentang pengecualian tarif impor barang dan bahan baku
untuk memproduksi spare parts kendaraan bermotor tahun anggaran 2011.
Selanjutnya, investasi untuk industri spare parts kendaraan bermotor Indonesia
tersebar di lima provinsi Indonesia seperti ditampilkan pada Tabel 4.

18
Tabel 3 Produk ekspor spare part Indonesia kategori HS 8708
Kode
HS

Nama Produk

Kode
HS

Nama Produk

870810

Bumpers and parts for
motor vehicles

870860

Nondriving axles and parts for
motor vehicles

870821

Other parts and accessories
of bodies : Safety seat belts

870870

Road wheels including parts and
accessories for motor vehicles

870880

Suspension shock absorbers for
motor vehicles

870891

Radiators for motor vehicles
Silencers and exhaust pipes for
motor vehicles

870829
870831

Parts and accessories of
bodies nes for motor
vehicles
Mounted brake linings for
motor vehicles

870839

Brakes and servo-brakes
and parts for motor vehicles

870892

870840

Tansmissions for motor
vehicles (Gear boxes)

870893

870850

Drive axles with differential
for motor vehicles

870894

Clutches and parts for motor
vehicles
Steering wheels,steering columns
and steering boxes for motor
vehicles

Sumber: UN COMTRADE, 2015

Secara umum, industri spare parts Indonesia dibagi menjadi beberapa
kategori. Berdasarkan pangsa pasarnya industri spare parts Indonesia dibagi
menjadi dua, yaitu industri yang memasok Original Equipment Market (OEM)
dan industri yang memasok Replacement Market (REM). Industri yang memasok
Replacement Market dikelompokkan dalam dua kategori, yakni genuine parts dan
non genuine parts. Penjualan spare parts dilakukan u