Gejala-gejala stres TINGKAT STRES AKADEMIK PADA MAHASISWA BIDIKMISI DAN NON BIDIKMISI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVESITAS NEGERI YOGYAKARTA.

17 hubungan antara tuntutan pekerjaan dengan kebebasan mengambil keputusan. Teori transaksional memfokuskan pada aspek kognitif dan afektif dalam berinteraksi dengan lingkungan, serta gaya “coping“ yang dilakukan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa konsep stres terdiri dari 3 variabel ialah variabel stimulus, variable respon dan variabel interaktif. Variabel stimulus yaitu tekanan berasal dari luar maupun dalam yang menggangu kesehatan. Variabel respon mengembangkan bentuk reaksi manusia terhadap stressor yang dinamakan GAS meliputi tahap alarm, resistance dan exhaustion. Variable interaktif meliputi dua teori adalah teori interaksional dan teori transaksional.

4. Gejala-gejala stres

Menurut Robbins Sentot Imam Wahjono,2010:107 ada beberapa aspek yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat stres yaitu berupa gejala, meliputi : a. Gejala fisiologis, yang terkait dengan aspek kesehatan dan medis yang dilihat dari perubahan metabolisme, meningkatnya detak jantung dan pernafasan, meningkatnya tekanan darah,menimbulkan sakit kepala dan lain-lain. b. Gejala psikologis, dilihat dari ketidak puasan, ketegangan, kecemasan, mudah marah, kebosanan dan lain-lain. 18 c. Gejala perilaku, dilihat dari perubahan produktivitas, absensi, meningkatkan konsumsi rokok dan alkohol, dan lain-lain. Pendapat lain menurut Yekti Mumpuni dan Ari Wulandari 2010 stres pada individu akan mengalami beberapa gejala umum, dengan ditandai dengan 4 gejala stres yaitu : a. Physical sign of stress Stres fisik Banyak tanda fisik stres yang dapat dikenali pada umumnya yaitu berupa sakit yang tidak biasa. Sakit ini terjadi secara temporer pada saat stres. Namun jika stres berlangsung lama, tidak ditangani secara serius, dan penderita tidak menjaga kesehatan akan menjadi penyakit yang menetap. Gejala stres diantaranya : keluar keringat secara berlebih, kaku dibagian dada, leher, dagu, dan punggung bagian belakang, sakit kepala, diare, sembelit, gagapkesulitan berbicara, gampang sakit, tubuh terasa lemah, gangguan tidur, sendi kaku, kesulitan bernafas, berkeringat dingin pada tangan, dan lain-lain. b. Emotional sign of stress Stres emosi Orang yang mengalami stres pasti secara emosi tidak stabil. Orang yang mengalami stres dapat dikenali dengan tanda-tanda sebagai berikut : mudah marah, kecemasan, menyendiri, tidak punya inisiatif, tidak memiliki gairah, mudah menangis, selalu bermimpi buruk, tidak sabaran, perubahan pola makan dan lain- lain. 19 c. Cognitive sign of stress Stres kognitif Tindakan kognitif stres meliputi hasil dari proses penilaian dan kemampuan control individu. Sebagai contohnya adalah : pelupa, kekhawatiran berlebih, tidak berkembang, visinya kabur, pengambilan keputusan sering salah, tidak memiliki keberanian menghadapi hidup, kurang kreatif, kurang konsentrasi, kurang produktif dan lain-lain. d. Behavioural sign of stress Stres Perilaku Orang yang mengalami stres biasanya dicirikan dengan perilaku yang tidak seperti biasa negatif, seperti : tidak perduli, tidak senang makan, pendirian tidak tetap suka berubah-ubah, kekhawatiran berlebihan, mencari kesalahan orang lain, melanggar norma, dan melakukan penundaan pekerjaan. Berdasarkan kedua pendapat yang telah dipaparkan, pendapat yang diungkapkan oleh Robbins hanya mengungkap gejala fisiologis, gejala psikologis, dan gejala perilaku. Sedangkan bentuk- bentuk gejala umum yang di kemukakan oleh Yekti Mumpuni dan Ari Wulandari menambahakan gejala stress kognitif, sehingga gejala stres yang digunakan dalam penelitian ini adalah gejala stres fisik, gejala stres emosi, gejala stres kognitif dan gejala stres perilaku. 20

5. Dampak Stres