PENGELOLAAN DIRI MAHASISWA BIDIKMISI ANGKATAN 2011 DALAM TUNTUTAN AKADEMIK JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN.

(1)

i

PENGELOLAAN DIRI MAHASISWA BIDIKMISI ANGKATAN 2011 DALAM TUNTUTAN AKADEMIK PROGAM STUDI BIMBINGAN DAN

KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Retno Triantoro NIM 07104244098

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

v MOTTO

“Jangan hanya berdoa untuk hidup mudah, tetapi berdoalah untuk menjadi tangguh”.


(6)

vi

PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan untuk :

1. Kedua orangtuaku tercinta atas segala ketulusan, kasih sayang dan pengorbanannya.


(7)

vii

PENGELOLAAN DIRI MAHASISWA BIDIKMISI DALAM TUNTUTAN AKADEMIK ANGKATAN 2011 JURUSAN BIMBINGAN DAN

KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

Oleh Retno Triantoro NIM 07104244098

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan bagaimana pengelolaan diri mahasiswa Bidikmisi dalam tuntutan akademik yang terdiri dari 4 aspek yaitu: 1) pendorongan diri, 2) penyusunan diri, 3) pengendalian diri, dan 4) pengembangan diri.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Subyek dalam penelitian ini adalah 3 mahasiswa Bidikmisi dengan kriteria 1) Mahasiswa Bidikmisi angkatan 2011 Prodi Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, 2) mahasiswa penerima beasiswa bidikmisi yang bersedia menjadi subjek penelitian. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Instrumen yang digunakan adalah pedoman wawancara dan pedoman observasi. Uji keabsahan data dilakukan dengan triangulasi metode dan triangulasi sumber. Teknik analisis data yang digunakan yaitu model interaktif yang terdiri dari reduksi data, penyajian data (display data), dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian terhadap ketiga mahasiswa Bidikmisi angkatan 2011 Prodi Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta dalam tuntutan akademiknya tergolong cukup baik. Hal ini ditunjukkan dari keempat aspek yang terdapat pada pengelolaan diri tiga diantaranya dilakukan dengan baik yaitu aspek pendorongan diri, pengendalian diri dan pengembangan diri, sedangkan aspek penyusunan diri kurang dapat dikelola dengan baik. Hal ini dapat dijelaskan dari beberapa aspek sebagai berikut: 1) pendorongan diri, ketiga informan berkeinginan untuk berhasil dan dapat meraih apa yang menjadi cita-citanya, 2) penyusunan diri, dua dari tiga informan kadang-kadang hadir dalam perkuliahan sebelum waktu perkuliahan dimulai, 3) pengendalian diri, ketiga informan menyusun tempat belajar agar nyaman dalam belajar, berdiskusi untuk menyelesaikan permasalahan belajar yang tidak dapat diselesaikan sendiri, menyelesaikan tugas dengan tuntas dan mencari informasi untuk menambah pengetahuan, 4) pengembangan diri, ketiga informan mengikuti paduan suara, catur, melakukan kegiatan belajar kelompok.


(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, ridho dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya usaha yang maksimal, bimbingan serta bantuan baik moril maupun materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada yang terhormat:

1. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberi ijin untuk mengadakan penelitian, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang telah menyetujui judul skripsi ini.

3. Eva Imania Eliasa, M.Pd selaku dosen pembimbing atas waktu dan kesabaran yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak dan Ibu dosen program Bimbingan dan Konseling yang telah memberikan ilmu dan wawasan selama masa studi penulis.

5. Bapak dan Ibu tercinta atas kasih sayang, motivasi dan doa tulus yang tiada terhenti.


(9)

ix

6. Informan dan key informan terimakasih atas waktu dan ketersediaanya memberikan informasi pada penelitian ini.

7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan sumbangan bagi kelancaran penulisan tugas akhir skripsi ini.

Penulis menyadari akan adanya kekurangan yang penulis miliki dalam menyelesaikan penelitian ini, oleh karena itu penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat. Akhir kata kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan.

Yogyakarta, Januari 2015 Penulis


(10)

x DAFTAR ISI

hal

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Identifikasi Masalah ...7

C. Batasan Masalah ...8

D. Rumusan Masalah ...8

E. Tujuan Penelitian ...8

F. Manfaat Penelitian ...8

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengelolaan Diri ...10

1. Pengertian Pengelolaan Diri ...10

2. Aspek-Aspek Pengelolaan Diri ...11

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengelolaan Diri ...13

4. Ciri- Ciri Pengelolaan Diri ...15

B. Penyesuaian Akademik 1. Pengertian Penyesuaian ...16


(11)

xi

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Terhadap Tuntutan

Akademik ...17

C. Bidikmisi 1. Pengertian Bidikmisi ...18

2. Misi Bidikmisi ...19

3. Tujuan Bidikmisi ...19

4. Persyaratan Calon Mahasiswa Bidikmisi ...20

D.Kerangka Pikir ...21

E.Pertanyaan Penelitian ...23

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ...25

B. Langkah-Langkah Penelitian ...26

C. Subjek Penelitian ...27

D. Setting Penelitian ...27

E. Teknik Pengumpulan Data ...28

F. Instrumen Penelitian ...30

G. Teknik Analisis Data ...33

H. Uji Keabsahan Data ...35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 37

1. Deskripsi Setting Penelitian ... 37

2. Deskripsi Informan Penelitian... 37

3. Deskripsi Key Informan Penelitian ... 40

4. Display Data Observasi ... 41

5. Reduksi Data ... 44

B. Pembahasan ... 65

C. Keterbatasan Penelitian ... 71

BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan ... 72


(12)

xii

DAFTAR PUSTAKA ...76


(13)

xiii

DAFTAR TABEL

hal Tabel 1. Pedoman Observasi Pengelolaan Diri Mahasiswa

Bidikmisi dalam Penyesuaian Tuntutan Akademik ... 31

Tabel 2. Pedoman Wawancarara Pengelolaan Diri Mahasiswa Bidikmisi dalam Penyesuaian Tuntutan Akademik ... 32

Tabel 3. Profil Informan ... 37

Tabel 4. Profil Key Informan ... 40

Tabel 5. Display Data Observasi Informan ST (inisisal) ... 41

Tabel 6. Display Data Observasi Informan RN (inisisal) ... 42

Tabel 7. Display Data Observasi Informan AM (inisial) ... 43


(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

hal

Lampiran 1. Reduksi Wawancara ... 79

Lampiran 2. Pedoman Wawancara Key Informan ... 85

Lampiran 3. Dokumentasi ... 87


(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hak bagi setiap warga negara baik yang mampu maupun yang kurang atau tidak mampu dalam ekonominya. Negara memiliki tugas mulia untuk menyediakan pendidikan bagi setiap warga negaranya, khususnya membantu warga negara yang kurang mampu atau tidak memiliki biaya untuk mendapatkan pendidikan. Negara berkewajiban untuk menyediakan pendidikan yang layak bagi warga negaranya, mulai dari Pendidikan Anak usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), yang kemudian dilanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi yakni Perguruan Tinggi.

Indonesia salah satu negara yang masih banyak lulusan pendidikan jenjang menengah yang berprestasi tetapi tidak dapat melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena tidak ada biaya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Sebagai upaya untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah dengan memberikan fasilitas atau memberikan beasiswa pendidikan hingga lulus. Beberapa ketentuan peraturan perundang-undangan yang mendukung pemberian bantuan biaya pendidikan diantaranya:

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab V pasal 12 (1.c), menyebutkan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya. Pasal 12 (1.d), menyebutkan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan biaya


(16)

2

pendidikan bagi mereka yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya (UU RI No. 20 Tahun 2003).

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan, Bagian Kelima, Pasal 27 ayat (1), menyebutkan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai kewenangannya memberi bantuan biaya pendidikan atau beasiswa kepada peserta didik yang orang tua atau walinya kurang mampu membiayai pendidikannya. Pasal 27 ayat (2), menyebutkan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya dapat memberi beasiswa kepada peserta didik yang berprestasi (PP RI No. 48 Tahun 2008).

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, Pasal 53A yang menegaskan bahwa satuan pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangan masing-masing wajib menyediakan beasiswa bagi peserta didik berkewarganegaraan Indonesia yang berprestasi dan wajib mengalokasikan tempat bagi calon peserta didik berkewarganegaraan Indonesia, yang memiliki potensi akademik memadai dan kurang mampu secara ekonomi, paling sedikit 20% (dua puluh persen) dari jumlah keseluruhan peserta didik baru (PP RI No. 66 Tahun 2010). Menurut amanat dari perundang-undangan tersebut pemerintah membuat kebijakan, yaitu melalui pemberian bantuan dana pendidikan bagi mahasiswa yang berprestasi maupun yang kurang mampu secara ekonomi. Tujuan pemberian beasiswa adalah mendukung kemajuan dunia pendidikan. Pemerataan kesempatan belajar bagi mahasiswa yang berprestasi namun kurang atau tidak mampu ekonominya. Mendorong dan mempertahankan semangat belajar mahasiswa sehingga tetap beprestasi dan bergairah dalam menyelesaikan studi.

Tahun 2010 pemerintah melalui Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (DIKTI) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), meluncurkan program bantuan biaya pendidikan yang diperuntukkan bagi mahasiswa yang memiliki kemampuan akademik baik dan ingin melanjutkan


(17)

3

ke PT (Perguruan Tinggi) namun tidak mampu secara ekonomi (Dikti, 2012: 2). Program bantuan tersebut dinamakan Bidikmisi (Biaya Pendidikan Mahasiswa Miskin Berprestasi). Sasaran dari program tersebut adalah mahasiswa yang memiliki kemampuan akademik yang baik namun berasal dari keluarga dengan tingkat ekonomi rendah.

Progam Bidikmisi adalah suatu progam bantuan beaya pendidikan yang diberikan dari pemerintah melalui Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) yang diperuntukkan bagi calon mahasiswa yang memiliki potensi akademik memadai dank rang mampu secara ekonomi. Pada tahun 2010 Ditjen Dikti menyelenggarakan progam bidikmisi bagi 20.000 mahasiswa yang memiliki potensi akademik yang baik namun secara ekonomi kurang mampu di 104 perguruan tinggi negeri. Tahun 2012, beasiswa bidikmisi dikembangkan menjadi 30.000 calon mahasiswa yang hanya diselenggarakan di 87 perguruan tinggi negeri dibawah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Progam Bidikmisi memiliki persyaratan yang harus dimiliki oleh calon mahasiswa Bidikmisi. Persyaratan tersebut meliputi lulusan SMA/ SMK yang lulus pada tahun dibukanya penerimaan mahasiswa Bidikmisi, usia maksimal 21, berasal dari keluarga ekonomi menegah kebawah dan pendidikan orang tua maksimal S1 atau Diploma IV, memiliki niali kadaemik baik yang merupakan rekomendaasi dari kepala sekolah (Dikti, 2013: 12). Persyaratan tersebut wajib dimiliki pada calaon mahasiswa Bidikmisi sebelum dapat mendaftarkan diri sebagi mahasiswa Bidikmisi.


(18)

4

Penerima Bidikmisi tentunya sangat beruntung, namun juga memiliki tangggung jawab besar terhadap kemajuan bangsa. Terlepas dari itu semua, calon penerima Bidikmisi akan menghadapi persaingan yang ketat untuk mendapatkan Beasiswa Bidikmisi. Selain itu, kenyataan kampus yang berbeda jauh dengan masa sekolah membuat mahasiswa kelabakan. Keterbengkelaian kuliah dapat saja terjadi, namun sebenarnya tidak ada kata terlambat lulus bagi mahasiswa yang sudah terlanjur menerima Bidikmisi. Berdasarkan pada aturan Ditjen Dikti, beasiswa Bidikmisi hanya diberikan kepada mahasiswa pada semester 1-8. Apabila sampai semester 8 mahasiswa tersebut belum lulus, pembiayaan studi harus ditanggung sendiri oleh mahasiswa yang bersangkutan.

Mahasiswa Bidikmisi memiliki berbagai tantangan yang harus mereka jalani diantaranya adalah mahasiswa bidikmisi harus dapat mencapai IPK minimal 3,01. Selain itu mahasiswa bidikmisi juga memiliki batas penerimaan beasiswa yang diberikan pemerintah. Penerimaan beasiswa sebesar Rp 6.000.000 yang diberikan pada setiap semeseter akan dihentikan jika mahasiswa Bidikmisi menempeuh kuliah lebih dari delapan semester atau mahasiswa tersebut mengabil cuti kuliah.

Beasiswa yang diberikan pemerintah bukan untuk memenuhi kebutuhan pribadi mahasiswa bidikmisi. Beasiswa sebesar Rp 2.400.000 diserahkan kepada perguruan tinggi setiap semesternya digunakan untuk pembiayaan administrasi perkulihan sedangkan beasiswa sebesar Rp 3.600.000 diberikan kepada mahasiswa bidikmisi digunakan untuk memenuhi kebutuhan penunjang perkuliahan mahasiswa bidikmisi. Berdasarkan jumlah beasiswa yang


(19)

5

diberikan oleh pemerintah kepada mahasiswa bidikmisi, harus dapat dikelola oleh mahasiswa bidikmisi dengan baik, dalam hal ini mahasiswa bidikmisi menggunakan uang beasiswa untuk keperluan yang menunjang perkulihan, bukan hanya untuk memenuhi kesenangan mahasiswa bidikmisi semata.

Merujuk pada peraturan Ditjen Dikti tersebut mahasiswa penerima Bidikmisi dihadapkan pada situasi kehidupan dan belajar yang kompleks, syarat dengan tugas, beban, dan tantangan. Mahasiswa yang usianya baru memasuki masa dewasa awal berada pada satu fase perkembangan yang rentan dengan permasalahan dan tekanan. Sesuai dengan pendapat Rita Eka Izzaty dkk (2008: 156) mengungkapkan bahwa salah satu karakteristik dewasa dini yaitu usia banyak masalah. Masalah-masalah tersebut mungkin disebabkan oleh persoalan-persoalan yang terjadi ketika masa remaja kemudian berlanjut pada usia dewasa awal. Mahasiswa merupakan individu yang berada pada kelompok usia remaja akhir dan dewasa awal (Dede Rohmat Hidayat, 2011: 1). Dede Rahmat Hidayat (2011: 12-14) mengemukakan bahwa masalah-masalah mahasiswa meliputi masalah karir dan pekerjaan, masalah ekonomi dan keuangan, masalah pribadi, masalah pendidikan dan pelajaran, serta masalah keluarga.

Mahasiswa Bidikmisi dihadapkan pada tuntutan akademik, untuk itu mereka membutuhkan pengelolaan diri atau manajemen diri yang baik. Menurut Gie (1996: 95) manajemen diri adalah dimana setelah seseorang menetapkan tujuan hidup bagi dirinya, ia harus mengatur dan mengelola dirinya sebaik-baiknya untuk membawanya kearah tercapainya tujuan hidup


(20)

6

dan itu juga segenap kegiatan dan langkah mengatur dan mengelola dirinya. Mahasiswa Bidikmisi yang mampu mengelola diri dengan baik dapat menghadapi segala tuntutan yang dihadapinya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan sejumlah mahasiswa Bidikmisi angkatan 2011 program studi Bimbingan dan Konseling di lingkungan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, peneliti memperoleh informasi bahwa masalah tuntutan akademik tidak jarang membuat mahasiswa Bidikmisi mengalami tekanan, misalnya mereka merasa tertekan dengan adanya tuntutan untuk selalu aktif dalam kegiatan akademik maupun organisasi kampus, serta dituntut untuk selalu berprestasi. Mereka kewalahan untuk mengatur waktu, bahkan diantaranya hampir tidak memliki waktu untuk bermain. Peneliti menilai bahwa berbagai tekanan akibat tuntutan-tuntutan baik dalam diri, lingkungan keluarga, maupun lingkungan kampus dikarenakan mereka kurang mampu mengelola diri dengan baik.

Banyaknya tuntutan yang harus dilaksanakan oleh mahasiswa bidikmisi memebuat beberapa kendala yang sering menjadi penghambat mahasiswa bidikmisi untuk dapat menyelesaikan perkuliahannya dengan tepat waktu. Permasalahan yang sering dijumpai mahasiswa bidikmisi ini harus segera diselesaikan atau dicarikan solusinya. Salah satu solusi untuk menyelesaikan permalsahan tersebut adalah mengelola diri dengan baik. Adanya pengelolaan diri yang baik, mahasiswa bidikmisi diharapkan dapat menyelsaikan permasalahan yang sering muncul sehingga mahasiswa bidikmisi dapat menyelesaikan perkuliahan tepat waktu.


(21)

7

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Nur Syamsul Hidayati Solichan (2010) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen diri adalah faktor waktu, keluarga, dan kondisi ekonomi. Manajemen diri sangat penting bagi setiap orang terutama mahasiswa, karena manajemen diri dapat mengarahakan seseorang agar mampu berpikir terus-menerus.

Berdasarkan uraian mengenai permasalahan di atas, ditambah dengan wawancara sejumlah narasumber maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang pengelolaan diri mahasiswa bidikmisi dalam penyesuaian tuntutan akademik.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Banyak lulusan pendidikan jenjang menengah yang berprestasi tetapi tidak dapat melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

2. Calon penerima Bidikmisi menghadapi persaingan yang ketat untuk mendapatkan Beasiswa Bidikmisi.

3. Kenyataan kampus yang berbeda jauh dengan masa sekolah membuat mahasiswa kelabakan.

4. Masalah tuntutan akademik tidak jarang membuat mahasiswa Bidikmisi mengalami tekanan.

5. Mahasiswa Bidikmisi kewalahan untuk mengatur waktu


(22)

8 C.Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dipaparkan, maka peneliti hanya akan memfokuskan penelitian pada pengelolaan diri mahasiswa bidik misi dalam tuntutan akademik.

D.Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Pengelolaan Diri Mahasiswa Bidik Misi dalam Tuntutan Akademik?”

E.Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana pengelolaan diri mahasiswa bidik misi dalam tuntutan akademik.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan manfaat sebagai berikut : 1.Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat untuk mengembangkan ilmu bimbingan dan konseling untuk memahami pengelolaan diri pada mahasiswa dalam memenuhi tugas akademik.

2. Secara Praktis

a. Bagi Fakultas dan Universitas, menghasilkan referensi tindak lanjut dalam pembinaan mahasiswa Bidikmisi yang ada

b. Bagi mahasiswa Bidikmisi, mendorong mahasiswa Bidikmisi agar meraih prestasi dan mempertahankannya, serta membantu untuk


(23)

9

mengelola diri dalam menyesuaikan tuntutan akademik yang dihadapinya.


(24)

10 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A.Pengelolaan Diri

1. Pengertian Pengelolaan Diri

Menurut Komalasari dkk (2011:160) mengemukakan self management (pengelolaan diri) adalah prosedur dimana individu mengatur perilakunya sendiri. Sedangkan menurut Gie (2000:77) menyatakan self management berarti mendorong diri sendiri untuk maju, mengatur semua unsur kemampuan pribadi, mengendalikan kemampuan untuk mencapai hal-hal yang baik, dan mengembangkan berbagai segi kehidupan pribadi agar lebih sempurna. Selanjutnya Dian Novita Astriyani (2010:13) menyatakan bahwa: Self Management merupakan suatu kemampuan untuk mengatur bergbagai unsur di dalam diri individu seperti pikiran, perasaan, dan perilaku, selain itu Self Management juga bermanfaat untuk merapikan diri individu seperti pikiran, perasaan, perilaku individu dan juga lingkungan sekitarnya lebih memahami apa yang menjadi prioritas, tidak membedakan dirinya dengan orang lain. Menetapkan tujuan yang ingin dicapai dengan menyusun berbagai cara atau langkah demi mencapai apa yang menjadi harapan dan belajar mengontrol diri untuk merubah pikiran dan perilaku menjadi lebih baik dan efektif.

Berdasarkan beberapa pengertian pengelolaan diri di atas dapat disimpulkan bahwa pengelolaan diri terjadi karena adanya suatu usaha dari individu untuk memotivasi diri, mengelola semua unsur yang ada di dalam dirinya, berusaha untuk memperoleh apa yang ingin dicapai serta mengembangkan pribadinya agar menjadi lebih baik. Ketika individu dapat mengelola semua unsur dalam dirinya maka dapat dikatakan individu tersebut telah memiliki kemampuan pengelolaan diri.


(25)

11 2. Aspek-Aspek Pengelolaan Diri

Menurut Gie (2000:78-80) menyatakan ada sekurang-kurangnya 4 aspek bentuk perbuatan self management:

a. Pendorongan Diri (Self Motivation)

Pendorongan diri adalah dorongan batin dalam diri seseorang yang merangsangnya sehingga mau melakukan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan yang di dambakan.

b. Penyusunan Diri (Self Organization)

Penyusunan diri adalah pengaturan sebaik-baiknya terhadap pikiran, tenaga, waktu, tempat, benda, dan semua sumber daya lainnya dalam kehidupan seseorang.

c. Pengendalian Diri (Self Control)

Pengendalian diri adalah perbuatan manusia membina tekad untuk mendisiplinkan kemauan, memacu semangat mengikis keseganan, dan mengarahkan tenaga untuk benar-benar melaksanakan apa yang harus dikerjakan.

d. Pengembangan Diri (Self Deveplopment)

Pengembangan diri adalah perbuatan menyempurnakan atau meningkatkan diri sendiri dalam berbagai hal. Pengembangan diri yang lengkap dan penuh mencakup segenap sumber daya dalam diri seseorang, yaitu:

1) Kecerdasan pikiran 2) Watak kepribadian


(26)

12

3) Rasa kemasyarakatan

4) Memelihara kesehatan jasmani dan rohani

Menurut Goleman (Rinanda, 2006: 13) individu yang mempunyai kemampuan pengelolaan diri akan mampu mengelola emosi dan impuls yang merusak secara efektif, ada empat aspek kemampuan pengelolaan diri yaitu:

a. Kehati-hatian

Individu yang mempunyai sifat kehati-hatian dalam bertindak akan dapt diandalkan dan bertanggung jawab dalam memenuhi kewajiban.

b. Mampu menyesuaikan diri

Individu yang mempunyai kemampuan menyesuaikan diri dapat bersikap fleksibel menghadapi tantangan dan perubahan yang ada di lingkungan. c. Sifat dapat dipercaya

Individu yang mempunyai sifat dapat dipercaya akan mampu menunjukkan kejujuran dan integritas.

d. Inovasi

Individu yang mempunyai kemampuan individu mudah menerima dan terbuka terhadap gagasan, pendekatan, dan informasi baru.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan aspek-aspek dalam pengelolaan diri meliputi pendorongan diri, pengendalian diri, penyusunan diri, pengembangan diri, kehati-hatian, mampu menyesuaikan diri, sifat dapat dipercaya, dan inovasi. Seorang individu yang memiliki aspek-aspek tersebut akan memiliki pengelolaan diri yang baik.


(27)

13

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengelolaan Diri

Menurut Ahmad Abdul Jawwad (2007:25-36) terdapat 5 faktor yang dapat mempengaruhi pengelolaan diri, yaitu:

a. Perhatian Terhadap Waktu

Kemampuan pengelolaan diri dipengaruhi oleh waktu dengan tujuan agar segala yang ingin dikerjakan dapat berjalan secara teratur dan lancar seperti yang diinginkan.

b. Kondisi Sosial

Kondisi sosial dapat mempengaruhi pengelolaan diri sesorang, kondisi sosial yang baik dan sehat membuat hubungan sosial dengan sesama terbentuk dan berkembang dengan serasi.

c. Tingkat Kondisi Ekonomi

Pengelolaan diri dipengaruhi kondisi ekonomi, berkenaan dengan berbagai urusan memenuhi segala kebutuhan demi tercapainya tujuan yang diinginkan. Individu dengan pengelolaan diri yang baik akan dapat mengatur segala keperluannya, mengutamakan suatu hal yang penting atau prioritas terlebih dahulu.

d. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan mempengaruhi pemahaman individu pada pentingnya pengelolaan diri dalam kehidupannya.


(28)

14

e. Lingkungan Sekitar

Lingkungan menjadi faktor terbentuknya pengelolaan diri, seperti terbentuknya pola piker, perbuatan, dan pengalaman yang terbentuk dari lingkungan tempat tinggalnya.

Menurut Pedler dan Boydell (Makhfud, 2011:32-33) pengelolaan diri dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

a. Kesehatan (health)

Kondisi fisik maupun psikis mempengaruhi seseorang dalam mengarahakan aktivitas kehidupan. Kondisi kesehatan individu baik akan mewujudkan keseimbangan pada diri individu, sehingga akan mempermudah individu dalam penyesuaian diri.

b. Keterampilan/keahlian (skill)

Keterampilan atau keahlian yang dimliki seorang individu menggambarkan kualitas individu tersebut. Individu dapat memutuskan untuk menjadi orang yang memiliki beberapa keahlian atau hanya satu keahlian saja. Pilihan tertentu yang dilakukan oleh individu selanjutnya akan mempengaruhi cara ia mewujudkan tujuan hidupnya.

c. Aktivitas (action)

Aktivitas disini dimaksudkan seberapa jauh individu mampu menyelesaikan aktivitas hidupnya dengan baik.individu yang mampu mengembangkan aktivitas hidupnya adalah individu yang memiliki kepekaan terhadap berbagai alternatif atau cara pandang dan memliki


(29)

15

imajinasi yang tinggi, sehingga aktivitasnya dapat meberikan manfaat bagi dirinya sendiri maupun orang lain.

d. Identitas diri (identify)

Identitas diri merupakan suatu hal yang sangat penting bagi individu dalam kehidupannya karena menyangkut gambaran khas yang dimilikinya. Pengetahuan, pemahaman, dan penilaian individu terhadap keadaan dirinya akan mempengaruhi cara-caranya bertindak.

Berdasarkan uraian faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan diri meliputi perhatian terhadap waktu, kondisi sosial, tingkat kondisi ekonomi, tingkat pendidikan, lingkungan sekitar, kesehatan, keterampilan, aktivitas, dan identitas diri. Fakor-faktor tersebut satu dan lainnya saling terkait .

4. Ciri-Ciri Pengelolaan Diri

Ciri-ciri individu yang memiliki pengelolaan diri yang tinggi, secara lebih jelas dikemukakan oleh Kanfer (Makhfud, 2011:41) yaitu:

a. Menentukan sasaran

Menentukan sasaran, target tingkah laku, prestasi yang hendak yang ingin dicapai merupakan langkah pertama dari program pengelolaan diri. b. Memonitor diri sendiri

Memonitor diri sendiri merupakan komponen yang penting dalam pengelolaan diri, bentuk aplikasi ini bisa dengan mencatat atau membuat grafik data yang biasa dilihat oleh individu yang bersangkutan.


(30)

16

c. Mengevaluasi diri sendiri

Individu yang bersangkutan mengevaluasi perkembangan dari rencana hidupnya, apakah targetnya tercapai, apakah batas waktunya terpenuhi, apakah konsekuensi yang diperoleh sudah ditetapkan.

d. Penguatan diri

Penguatan diri disini merupakan menghargai diri secara positif.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan ciri-ciri orang yang memiliki pengelolaan diri yang tinggi yaitu: menentukan sasaran, memonitor diri sendiri, mengevaluasi diri sendiri, dan penguatan diri. Ciri-ciri satu dengan yang alain saling melengkapi, sehingga Ciri-ciri yang terbaik adalah kombinasi dari beberapa ciri sehingga menjadi kesatuan pengelolaan diri.

B.Penyesuaian Akademik 1. Pengertian Penyesuaian

Schneiders (Agustiani, 2006:146) menyatakan penyesuaian merupakan suatu proses mencakup respon-respon mental dan tingkah laku yang merupakan usaha individu untuk bereaksi terhadap tuntutan dalam diri maupun situasi eksternal yang dihadapinya. Menurut Siti Sundari (2005:39) menyatakan bahwa:

“Penyesuaian yang dilakukan manusia sepanjang hayat, karena pada

dasarnya manusia ingin mempertahankan eksistensinya, sejak lahir berusaha memenuhi kebutuhannya, yaitu kebutuhan fisik, psikis, dan sosial. Pemenuhan kebutuhan itu karena adanya dorongan-dorongan yang mengharapkan pemuasan, bila pemuasan tercapai maka individu


(31)

17

2. Karakteristik Penyesuaian Terhadap Tuntutan Akademik

Menurut Lawton (Nancy Wijaya, 2004:16-17) menjelaskan beberapa karakteristik dari penyesuaian terhadap tuntutan akademik yaitu

a. Bertanggung jawab dalam hal yang berhubungan dengan tugas-tugas akademik.

b. Mampu mengatasi masalah terhadap tuntutan akademik. c. Belajar dari pengalaman yang berhubungan dengan akademik. d. Memiliki prinsip terhadap tuntutan- tuntutan akademik. e. Mampu mengendalikan terhadap tugas-tugas akademik.

f. Yakin terhadap tugas-tugas akademik yang dilakukan atau dikerjakan. g. Memiliki prioritas pada hal yang harus dikerjakan terlebih dahulu. h. Memiliki kepuasaan pribadi terhadap tuntutan- tuntutan akademik.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Terhadap Tuntutan Akademik

Menurut Sunarto dan A. Hartono (2008:229) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penyesuaian terhadap tuntutan- tuntutan akademik antara lain:

a. Kondisi-kondisi fisik

b. Perkembangan dan kematangan c. Penentu psikologis

d. Kondisi lingkungan e. Penentu kultural


(32)

18 C.Bidikmisi

1. Pengertian Bidikmisi

Bidikmisi (Beasiswa Pendidikan Mahasiswa Miskin) adalah program pemerintah yang didasarkan pada

a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan;

c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan;

d. Program Kabinet Indonesia Bersatu II tahun 2009-2014;

e. Peraturan Menteri Nomor 34 Tahun 2006 tentang Penghargaan bagi Siswa Berprestasi;

f. Peraturan Menteri Nomor 34 Tahun 2010 tentang Pola Penerimaan Mahasiswa Baru Program Sarjana pada Perguruan Tinggi yang Diselenggarakan oleh Pemerintah;

g. Peraturan Menteri Nomor 30 Tahun 2010 tentang pemberian bantuan biaya pendidikan kepada peserta didik yang orang tua atau walinya tidak mampu membiayai pendidikan.

Beasiswa ini ditujukan dan diperuntukkan bagi mahasiswa miskin yang berprestasi, yang benar-benar tidak memiliki kemampuan untuk melanjutkan sekolah ke jenjang perguruan tinggi.


(33)

19 2. Misi Bidikmisi

Penyelenggaraan Program Bantuan Biaya Pendidikan Bidikmisi, mempunyai misi sebagaimana yang tertuang di dalam Panduan Bidikmisi 2013 (Dikti, 2013: 2) yaitu :

a. Menghidupkan harapan bagi masyarakat tidak mampu secara ekonomi dan mempunyai potensi akadeik baik untuk dapat menempuh pendidikan sampai ke jenjang pendidikan tinggi.

b. Menghasilkan sumber daya insani yang mampu berperan dalam memutus mata rantai kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat.

3. Tujuan Bidikmisi

Adapun tujuan dari penyelenggaraan Program Bantuan Biaya Pendidikan sesuai dengan Panduan Bidikmisi 2013 (Dikti, 2013: 2), yaitu: a. Meningkatkan motivasi belajar dan prestasi calon Mahasiswa, khususnya

mereka yang menghadapi kendala ekonomi;

b. Meningkatkan akses dan kesempatan belajar di perguruan tinggi bagi peserta

c. didik yang tidak mampu secara ekonomi dan berpotensi akademik baik; d. Menjamin keberlangsungan studi mahasiswa sampai selesai tepat waktu; e. Meningkatkan prestasi mahasiswa, baik pada bidang kurikuler,

ko-kurikuler maupun ekstra ko-kurikuler.

f. Menimbulkan dampak bagi mahasiswa dan calon mahasiswa lain untuk selalu meningkatkan prestasi dan kompetitif;


(34)

20

g. Melahirkan lulusan yang mandiri, produktif dan memiliki kepedulian sosial, sehingga mampu berperan dalam upaya penutusan mata rantai kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat.

4. Persyaratan Calon Mahasiswa Bidikmisi

Persyaratan yang harus dimiliki, sebelum menjadi mahasiswa Bidikmisi adalah sebagai berikut :

a. Siswa SMA/SMK/MA/MAK atau bentuk lain yang sederajat;

b. Lulusan yang bukan penerima Bidikmisi dan tidak bertentangan dengan ketentuan penerimaan mahasiswa baru di masing-masing perguruan tinggi;

c. Usia paling tinggi pada saat itu adalah 21 tahun; d. Tidak mampu secara ekonomi sebagai berikut:

1) Pendapatan kotor gabungan orang tua/wali (suami istri) sebesar-besarnya Rp. 3000.000 per bulan. Pendapatan yang dimaksud meliputi seluruh penghasilan yang diperoleh. Untuk pekerjaan non formal/informal pendapatan yang dimaksud adalah rata-rata penghasilan per bulan dalam satu tahun terakhir.

2) Pendapatan kotor gabungan orang tua/wali dibagi jumlah anggota keluarga sebesar-besarnya Rp. 750.000,00 setiap bulannya;

3) Pendidikan orang tua/wali setinggi-tingginya S1 (Strata 1) atau D4 (Diploma 4).


(35)

21

5) Pendaftar difasilitasi untuk memilih salah satu diantara PTN atau PTS dengan ketentuan:

a) PTN dengan pilihan seleksi masuk: b) Seleksi Masuk PTN (SNMPTN)

c) Seleksi Bersama masik Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) d) Seleksi Mandiri 1 (satu) PTN

e) PTS dengan pilihan seleksi masuk 1 (satu) PTS.

D.Kerangka Pikir

Individu senantiasa menghadapi berbagai tuntutan baik dari dalam diri maupun tuntutan yang berasal dari luar. Tuntutan dapat menjadi penyebab timbulnya masalah jika individu tidak dapat memenuhinya. Mahasiswa merupakan individu yang rentan terhadap permasalahan, ketika masuk dalam dunia kuliah, mereka menghadapi berbagai perubahan, mulai dari perubahan karena perbedaan sifat pendidikan Sekolah Menengah Atas dan Perguruan Tinggi, perbedaan dalam hubungan sosial, pemilihan bidang studi atau jurusan. Permasalahan tersebut dialami juga oleh mahasiswa Bidikmisi.

Mahasiswa Bidikmisi memiliki tantangan tersendiri dalam hidupnya, mahasiswa Bidikmisi memiliki permasalahan yang berkaitan dengan berbagai tuntutan baik dari lingkungan keluarga, lingkungan sosial maupun lingkungan akademik. Mahasiswa Bidikmisi memiliki masalah keluarga yang dipicu oleh faktor ekonomi yang tidak memperoleh biaya hidup dari orang tua, orang tua meninggal serta hubungan keluarga tidak harmonis. Hal tersebut secara tidak langsung menimbulkan masalah dalam bidang akademik.


(36)

22

Masalah tuntutan akademik merupakan salah satu hal yang membuat mahasiswa Bidikmisi mengalami tekanan. Penyesuaian terhadap tuntutan akademik merupakan respon-respon mental dan tingkah laku yang merupakan usaha individu untuk bereaksi terhadap jenis tuntutan-tuntutan akademik baik itu dalam diri sendiri dan tugas formal yang berhubungan dengan tugas akademik. Mahasiswa Bidikmisi dituntut mampu membagi waktu untuk belajar dan berorganisasi, memiliki keyakinan untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam setiap mata kuliah yang dibebankan serta memiliki prioritas pada tugas-tugas mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu. Mahasiswa Bidikmisi juga dituntut untuk mampu menyelesaikan semua mata kuliah yang dibebankan dengan nilai IPK tinggi sehingga dinyatakan lulus dalam kurun 8 semester. Mahasiswa Bidikmisi juga harus belajar membiasakan diri dengan padatnya jadwal perkuliahan dan organisasi. Berbagai tekanan akibat tuntutan-tuntutan yang dialami oleh mahasiswa Bidikmisi baik dalam diri, lingkungan keluarga, maupun lingkungan kampus menimbulkan permasalahan-permasalahan yang baru bagi mereka yang belum terungkap dan tergambarkan dengan jelas, sehingga perlu diidentifikasi lebih jauh permasalahan mereka dari berbagai aspek misal aspek pribadi, keluarga, ekonomi, karir, kesehatan dan lain-lain.

Pengelolaan diri sangat dibutuhkan agar mahasiswa Bidikmisi dapat menyesuaikan dirinya dalam tuntutan akademik, dengan pengelolaan diri yang baik mahasiswa Bidikmisi memiliki kemampuan untuk mengatur berbagai unsur di dalam diri individu seperti pikiran, perasaan, dan perilaku.


(37)

23

Pengelolaan diri juga bermanfaat untuk merapikan diri individu seperti pikiran, perasaan, perilaku individu dan juga lingkungan sekitarnya lebih memahami apa yang menjadi prioritas, tidak membedakan dirinya dengan orang lain. Menetapkan tujuan yang ingin dicapai dengan menyusun berbagai cara atau langkah demi mencapai apa yang menjadi harapan dan belajar mengontrol diri untuk merubah pikiran dan perilaku menjadi lebih baik dan efektif.

Pengelolaan diri mahasiswa dapat terlihat dari kemampuannya dalam mengelola segala bentuk impuls yang dapat merusak, hal tersebut diperoleh dengan dengan memenuhi beberapa aspek seperti pendorongan diri yaitu dorongan batin dalam diri yang dapat merangsang sehingga mau melakukan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan yang di dambakan, penyusunan diri yaitu pengaturan sebaik-baiknya terhadap pikiran, tenaga, waktu, tempat, benda, dan semua sumber daya lainnya dalam kehidupan seseorang, pengendalian diri yaitu perbuatan manusia membina tekad untuk mendisiplinkan kemauan, memacu semangat mengikis keseganan, dan mengarahkan tenaga untuk benar-benar melaksanakan apa yang harus dikerjakan, dan pengembangan diri yaitu perbuatan menyempurnakan atau meningkatkan diri sendiri dalam berbagai hal.


(38)

24 E.Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan teori dan kerangka pikir di atas, pertanyaan yang akan dijawab pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pendorongan diri pada mahasiswa penerima Bidikmisi Prodi Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2011?

2. Bagaimana penyusunan diri pada mahasiswa penerima Bidikmisi Prodi Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2011?

3. Bagaimana pengendalian diri pada mahasiswa penerima Bidikmisi Prodi Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2011?

4. Bagaimana pengembangan diri pada mahasiswa penerima Bidikmisi Prodi Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2011?


(39)

25 BAB III

METODE PENELITIAN

A.Pendekatan Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif. Sugiyono (2011: 9) menyebutkan bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme (memandang realitas sosial sebagai sesuatu yang utuh, kompleks, dinamis, penuh makna, dan bersifat interaktif), digunakan untuk meneliti kondisi objek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan datanya dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis datanya bersifat induktif dan hasil penelitiannya lebih menekankan makna. Moleong (2010: 7) menjelaskan bahwa pemanfaatan penelitian kualitatif dapat digunakan untuk meneliti latar belakang terjadinya fenomena yang sampai sekarang belum banyak diketahui secara lebih mendalam, menemukan pandangan-pandangan baru, dan untuk memahami isu-isu secara mendalam tentang situasi dan kenyataan yang dihadapi seseorang. Dalam mengumpulkan, mengungkapkan berbagai masalah dan tujuan yang hendak dicapai maka, penelitian ini dilakukan dengan pendekatan studi deskriptif kualitatif. Menurut Sugiyono (2011: 15) bahwa penelitian kualitatif deskriptif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme yang biasanya digunkan untuk meneliti kondisi obejektif yang alamiah dimana peneliti berperan sebagi instrumen kunci.


(40)

26 B.Langkah-Langkah Penelitian

Dalam mewujudkan pelaksanaan penelitian yang baik, terarah dan sistematis, maka peneliti akan membagi proses pelaksanaan penelitian ke dalam tahapan-tahapan penelitian. Moleong (2010: 127-148) menguraikan ada tiga tahapan dalam pelaksanaan penelitian yaitu sebagai berikut:

1. Tahap Pra Lapangan

Pada tahap ini, peneliti mengadakan survei pendahuluan. Selama proses survei ini peneliti melakukan penjajagan lapangan terhadap latar penelitian, mencari data dan informasi tentang mahasiswa Bidikmisi angkatan 2011 Prodi Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. Selain itu peneliti juga melakukan penyusunan rancangan penelitian yang meliputi garis besar metode penelitian yang digunakan dalam proses penelitian nantinya.

2. Tahap Pekerjaan Lapangan

Pada tahap ini, peneliti memahami latar belakang penelitian, mempersiapkan diri memasuki lapangan guna berperan serta dalam rangka proses pengumpulan data.

3. Tahap Analisis Data

Peneliti melakukan proses analisis data kualitatif sampai pada interpretasi data-data yang telah diperoleh sebelumnya. Selain itu peneliti juga menempuh proses triangulasi data.


(41)

27 C.Subjek Penelitian

Sugiyono (2011: 218) menjelaskan bahwa dalam penelitian kualitatif, teknik sampel yang sering digunakan adalah purposive. Purposive adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi Progam Studi Bimbingan Dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Univesitas Negeri Yogyakarta angkatan 2011 berjumlah 11 orang. Berdsarkan jumlah mahasiswa bidikmisi angkatan 2011 diambil 3 mahasiswa bidikmisi sebagai subejk penelitian yang diambil secara purposive sampling. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah mahasiswa Bidikmisi yang mengalami kesulitan pengelolaan diri dalam penyesuaian tuntutan akademik. Melihat keterbatasan penelitian, maka subjek yang digunakan tidak keseluruhan mahasiswa penerima Bidikmisi melainkan berdasarkan pertimbangan dan karakteristik tertentu. Karakteristik mahasiswa tersebut adalah sebagai berikut:

1. Mahasiswa penerima Bidikmisi pada Prodi Bimbingan dan Konseling Faklutas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta Angkatan 2011. 2. Mahasiswa penerima Bidikmisi yang bersedia menjadi subjek penelitian.

D.Setting Penelitian

Setting dalam penelitian ini diperoleh dari kesepakatan antara peneliti dan subjek. Waktu dan tempat yang telah disepakati oleh subjek untuk melakukan wawancara yaitu di rumah kontrakan atau kost mahasiswa tersebut tinggal. Hal ini diharapkan dapat memudahkan peneliti dalam mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan.


(42)

28 E.Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, sumber, dan cara. Dilihat dari sumber datanya, pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, sedangkan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Bila dilihat dari cara pengumpulan data, dapat dilakukan dengan observasi, wawancara, dokumentasi, dan gabungan dari ketiganya.

Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting), sumber data primer, dan teknik pengumpulan datanya lebih banyak pada observasi, wawancara mendalam (in depth interview), dan dokumentasi. Penelitian mengenai pengelolaan diri mahasiswa Bidikmisi dalam penyesuaian tuntutan akademik ini menggunakan teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara mendalam (in depth interview), dokumentasi, dan gabungan (triangulasi).

1. Wawancara

Menurut Esterberg (Sugiyono, 2011: 317), wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide dengan cara tanya jawab, sehingga dapat dikonsentrasikan makna dalam suatu topik tertentu.

Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tersruktur. Wawancara tersetruktur (Sugiyono, 2011: 318) adalah wawancara yang sesuai dengan pedoman penelitian.Wawancara terstruktur digunakan karena peneliti dapat mengetahui tentang informasi apa yang


(43)

29

akan diperoleh dengan terarah. Dalam penelitian ini telah disiapkan instrumen penelitian yang berupa pedoman wawancara yang berisi daftar pertanyaan-pertanyaan tertulis. Pedoman yang yang digunakan hanya secara garis besar permasalahan yang akan ditanyakan (Sugiyono, 2011: 320). Dalam penelitian ini, wawancara akan dilakukan secara berulang-ulang dengan ketiga subjek.

2. Observasi

Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Ketika melakukan observasi, peneliti belajar tentang perilaku dan makna yang terkandung dari perilaku tersebut (Marshall dalam Sugiyono, 2011: 310)

Sementara itu menurut Suharsimi Arikunto (2006: 133) observasi atau pengamatan adalah kegiatan yang meliputi pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera.

Dalam penelitian ini, peneliti memilih jenis observasi nonpartisipan. Observasi nonpartisipan berarti peneliti tidak terlibat dalam kegiatan sehari-hari dan hanya sebagai pengamat independen (Sugiyono, 2011: 204). Selanjutnya, observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

a. Observasi non sistematis, observasi yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak menggunakan instrumen pengamatan.

b. Observasi sistematis, observasi yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan.

Untuk menghindari kebingungan pemfokusan pencarian data dilapangan, maka dalam penelitian ini observasi yang dilakukan adalah


(44)

30

observasi sistematis dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan. Ketika melaksanakan observasi, peneliti dibantu oleh observan lain untuk meminimalisir kekurangan dalam penelitian serta memperoleh hasil data yang lengkap.

3. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data menggunakan dokumen merupakan teknik pengumpulan data menggunakan catatan peristiwa yang sudah berlalu (Sugiyono, 2011: 329). Menurut Sugiyono (2011 : 329), studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode wawancara dalam penelitian kualitatif. Instrumen yang digunakan untuk dokumentasi adalah beberapa alat dokumentasi seperti kamera digital dan handphone yang digunakan dalam mengabadikan wawancara dengan narasumber terkait. Alat perekam seperti kamera digital dan handphone digunakan untuk menghasilkan foto yang menunjang hasil penelitian. Alat dokumentasi tersebut memiliki peranan penting sebagai pelengkap dan pendukung hasil penelitian serta mendukung pengambilan data yang relevan.

F. Instrumen Penelitian

Penelitian deskripstif kualitatif pada awalnya belum memaparkan permasalahan dengan jelas dan pasti, sehingga yang menjadi instrumen dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Namun, setelah masalah yang dipelajari telah jelas dan pasti, maka dapat dikembangkan suatu instrumen penelitian sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi dan membandingkan data yang dilakukan melalui observasi dan wawancara. Instrumen penelitian


(45)

31

juga digunakan sebagai alat yang digunakan untuk mengukur fenomena sosial yang sedang diteliti. Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan untuk membantu pengumpulan data meliputi: pedoman observasi dan pedoman wawancara.

1. Pedoman Observasi

Instrumen yang disiapkan sebelum melakukan observasi adalah membuat pedoman observasi. Dalam penelitian ini, pedoman observasi yang digunakan berupa catatan lapangan yang berkaitan dengan aspek-aspek yang akan diamati, yaitu pengelolaan diri mahasiswa Bidikmisi dalam penyesuaian tuntutan akademik. Adapun kisi-kisi pedoman observasi tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Pedoman Observasi Pengelolaan Diri Mahasiswa Bidikmisi dalam Penyesuaian Tuntutan Akademik

No. Aspek Hal yang Diamati

1. Pendorongan Diri

a. Fokus saat mengikuti kuliah

b. Membuat catatan saat dosen menyampaikan materi

c. Mempelajari kembali materi yang disampaikan dosen

d. Mencari referensi yang berkaitan dengan materi kuliah

Penyusunan Diri a. Datang kuliah tepat waktu

b. Melakukan kegiatan sesuai prioritas

c. Mengerjakan dan mengumpulkan tugas tepat waktu

Pengendalian Diri

a. Mengatur tempat belajar

b. Menyelesaikan tugas dengan tuntas c. Rajin membaca buku di perpustakaan d. Belajar secara mandiri

Pengembangan Diri

a. Terlibat aktif dalam kegiatan kampus b. Membentuk kelompok belajar

c. Mencari informasi terkait dengan masalah belajar


(46)

32 2. Pedoman Wawancara

Dalam kegiatan wawancara, setiap subjek diberi pertanyaan yang sama, dan peneliti mencatat hasilnya. Patton (Moleong, 2010: 192) memberikan enam jenis pertanyaan dan setiap pertanyaan yang diajukan akan terkait dengan salah satu pertanyaan lainnya. Jenis pertanyaan tersebut yaitu pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman atau perilaku, pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat, pertanyaan yang berkaitan dengan perasaan, pertanyaan tentang pengetahuan, pertanyaan yang berkaitan dengan indera, dan pertanyaan yang berkaitan dengan latar belakang subjek.

Pedoman wawancara dalam penelitian ini berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai fenomena pengelolaan diri mahasiswa Bidikmisi dalam penyesuaian tuntutan akademik secara garis besar, yang kemudian akan dikembangkan untuk mendapatkan gambaran dan pemaparan subjek mengenai gejala fenomena tersebut. Adapun pedoman wawancara tersebut sebagai berikut:

Tabel 2. Pedoman Wawancara Pengelolaan Diri Mahasiswa Bidikmisi dalam Penyesuaian Tuntutan Akademik

No. Aspek Pertanyaan

1. Pendorongan Diri

a. Apakah anda memiliki keinginan untuk berhasil?

b. Apa yang anda lakukan untuk mewujudkan keinginan itu? Bisa diceritakan!

2. Penyusunan Diri

a. Apa anda selalu datang kuliah tepat waktu? b. Apakah anda melakukan kegiatan sesuai

prioritas yang telah anda buat? Bisa dijelaskan!


(47)

33

mengumpulkan tugas tepat waktu? 3. Pengendalian

Diri

a. Apa anda mempunyai tempat untuk belajar khusus? Bisa diceritakan!

b. Apa yang anda lakukan saat mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas kuliah? c. Apakah anda selalu menyelesaikan tugas

dengan tuntas?

d. Apakah anda sering membaca buku di perpustakaan?

e. Buku bacaan apa yang anda baca saat di perpustakaan?

4. Pengembangan Diri

a. Apakah anda terlibat aktif dalam kegiatan kampus? Bisa diceritakan!

b. Apakah anda mempunyai kelompok belajar?

c. Kegiatan apa yang anda lakukan dengan kelompok belajar anda? Bisa diceritakan!

G.Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi, dengan cara mengelompokkan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, menyusun pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh peneliti (Sugiyono, 2011: 244).

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada konsep Miles dan Huberman (dalam Sugiyono 2011: 246) yaitu analisis datanya dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus menerus sampai tuntas. Teknik ini mengklasifikasikan analisis data dalam tiga langkah, yaitu:


(48)

34 1. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting. Mencari tema dan polanya. Dengan demikian, data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.

Dalam penelitian ini, peneliti dalam mereduksi data memfokuskan pada fenomena pengelolaan diri mahasiswa Bidikmisi dalam penyesuaian tuntutan akademik yang terjadi pada remaja akhir yang masih berstatus mahasiswa di pada Prodi Bimbingan dan Konseling Faklutas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.

2. Penyajian Data (Data Display)

Setelah mereduksi data, langkah selanjutnya yang ditempuh adalah menyajikan data. Menurut konsep Miles dan Huberman, penyajian data dalam penelitian kualitatif disajikan dalam bentuk teks yang bersifat naratif (menguraikan dan menjelaskan). Selain itu, penyajian data juga dapat dilengkapi dengan menyajikan grafik, matrik, network (jejaring kerja), dan chart. Dengan menyajikan data, maka akan memudahkan peneliti untuk memahami fenomena yang terjadi, dan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.

3. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing)

Kesimpulan yang dapat ditarik dalam penelitian kualitatif berupa gambaran suatu objek atau variabel penelitian yang sebelumnya masih


(49)

35

belum jelas, setelah diteliti maka akan menjadi lebih jelas. Dalam penelitian ini, objek atau variabel penelitian yang akan ditarik kesimpulannya adalah pengelolaan diri mahasiswa Bidikmisi dalam penyesuaian tuntutan akademik.

H.Uji Keabsahan Data

Untuk menguji keabsahan data yang diperoleh sehingga benar-benar sesuai dengan tujuan dan maksud penelitian, maka peneliti menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut (Moleong, 2010: 330).

Uji keabsahan data dilakukan peneliti dengan cara pengecekan kebenaran suatu data dengan data yang diperoleh dari sumber lain, agar data tersebut dapat dipercaya maka data yang diperoleh itu tidak hanya dicari dari satu sumber saja. Sugiyono (2011: 273) menyebutkan bahwa ada tiga macam teknik triangulasi yaitu triangulasi sumber, triangulasi metode dan triangulasi waktu.

Jenis triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Triangulasi Metode

Triangulasi metode atau teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama tetapi dengan teknik yang berbeda. Penelitian ini menggunakan tiga jenis metode atau teknik dalam mengumpulkan data atau informasi yaitu observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Fungsi penggunaan ketiga metode tersebut adalah data yang didapat saling


(50)

36

melengkapi sehingga data akhir yang diperoleh sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian.

2. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Dalam penelitian ini, triangulasi sumber berarti membandingkan dan mengecek kebenaran data yang diperoleh dari subjek dengan data yang diperoleh dari key informan. Key informan dalam penelitian ini adalah teman-teman yang dekat dengan subjek.


(51)

37 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Hasil Penelitian

1. Deskripsi Setting Penelitian

Setting dalam penelitian ini diperoleh dari kesepakatan antara peneliti dan subjek. Waktu dan tempat yang telah disepakati oleh subjek untuk melakukan wawancara yaitu di rumah kontrakan atau kost mahasiswa tersebut tinggal. Hal ini diharapkan dapat memudahkan peneliti dalam mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan.

2. Deskripsi Informan Penelitian

Dalam penelitian ini informasi bersumber pada tiga mahasiswa bidikmisi dan satu key informan dari masing-masing informan. Dalam penelitian ini yang menjadi key informan adalah teman dekat informan yang mengenal dekat dengan informan. Nama informan dan key informan yang digunakan oleh peneliti adalah inisial, hal ini bertujuan untuk menghormati dan menjaga kerahasiaan identitas, juga bertujuan agar informan dan key informan bersedia untuk lebih terbuka dalam menjawab pertanyaan sehingga tujuan penelitian yang ingin dicapai dapat tercapai dengan baik. Tabel 3. Profil Informan

No Keterangan Informan 1 Informan 2 Informan 3

1 Nama ST (inisial) RN (inisial) AM (inisial)

2 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Perempuan

3 Usia 23 Tahun 22 Tahun 23

4 Pendidikan SMA SMA SMA

5 Agama Islam Islam Islam

6 Alamat Niten RT 04

Trirenggo, Bantul, Yogyakarta

Desa Kedung Banteng RT 01 RW 01, Tanggulangi, Sidoarjo

Ciamis, jawa barat


(52)

38

Ketiga informan adalah mahasiswa bidikmisi. Berikut deskripsi profil informan berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh peneliti :

a. Informan ST (inisial)

ST adalah seorang mahasiswa bidik misi angkatan 2011. Saat ini ST merupakan mahasiswa aktif semester 7. Selain melakukan kegiatan perkuliahan ST juga aktif dalam unit kegiatan mahasiswa (UKM). ST mengikuti UKM paduan suara mahasiswa (PSM). Saat ini ST sedang dalam proses penyelesaian skripsi. IPK ST pada saat ini adalah 3,5.

Hambatan yang dialami ST dalam proses penyelesaian skripsi adalah susahnya menjaga komunikasi dengan subyek penelitian, kurang maksimal atau bersungguh - sungguh dalam mengerjakan skripsi dan pernah ganti judul.

b. Informan RN (inisial)

RN adalah seorang mahasiswa bidik misi angkatan 2011. Saat ini RN merupakan mahasiswa aktif semester 7. Selain melakukan kegiatan perkuliahan RN aktif dalam unit kegiatan mahasiswa (UKM). RN mengikuti UKM Catur dan Penelitian. Keanggotaan di UKM catur cukup aktif, pernah juga menjabat sebagai staff kaderisasi tahun 2011-2012 dan wakil ketua tahun 2012-2013. Prestasi RN dibidang catur baru menjuarai catur beregu putri tahun 2013 dengan peringkat III se-DIY-Jateng. Untuk UKM penelitian RN hanya menjadi anggota bukan pengurus, akan tetapi RN aktif dalam lomba kepenulisan baik tingkat provinsi, nasional


(53)

39

maupun internasional (essay, karya tulis, maupun riset untuk di International Conffernce). Kegiatan pelatihan atau seminar juga RN tekuni, baik penyelenggaranya di UNY atau diluar. RN juga merupakan asisten lab BK FIP UNY. Saat ini RN sedang dalam penyelesaian skripsi. IPK yang dicapai RN pada saat ini adalah 3,81.

Selama pengerjaan skripsi RN hampir tidak mengalami hambatan, hal itu dibuktikan RN telah selesai mengerjakan tukas akhir skripsinya. c. Informan AM (inisial)

AM adalah seorang mahasiswa bidik misi angkatan 2011. Saat ini AM merupakan mahasiswa aktif semester 7.AM pada saat ini tidak aktif dalam kegiatan UKM kampus maupun jurusan. AM aktif menjadi anggota UKM hanya pada semester sebelumnya. Kegiatan lain yang dilakukan AM adalah, AM memiliki kelompok belajar yang kegiatannya meliputi mengeejakan tugas kuliah atau berdiskusi hal-hal tentang perkuliahan. Saat ini AM sedang dalam pengerjaan skripsi. IPK yang dicapai AM saat ini adalah 3,5.

Hambatan yang dialami AM dalam penyelesaian skripsinya adalah kurang greget atau maksimal dalam mengerjakan skripsi, penyusunan skripsi yang sering salah dan surat ijin penelitian yang lama sampai 1 minggu lebih, hal ini dikarenakan informasi yang diterima AM tidak akurat membuat AM menunda-nunda penelitiannya.


(54)

40 3. Deskripsi Key Informan

Tabel 4. Profil Key Informan

No Keterangan Informan ST Informan RN Informan AM

1 Nama RZ NK AN

2 Jenis kelamin Perempuan Perempuan perempuan

3 Usia 22 Tahun 22 Tahun 22 Tahun

4 Alamat Jl. Ambon 164 RT 01 RW 02 Wonokriyo, Gombong, Kebumen

Tawangsari, Pengasihan, Kulon Progo

Desa Sumber Bening RT !16 RW05,

Balairejo, Madiun, Jawa Timur

5 Pekerjaan Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa

6 Hubungan Teman dekat Teman dekat Teman dekat a. Key Informan RZ

Key informan ST adalah RZ seorang perempuan yang berusia 22 tahun. RZ merupakan teman dekat ST. Menurut RZ, ST adalah anak yang gampang bergaul, sederhana namun memiliki prestasi yang biasa-biasa saja di sekolahnya. RZ mengatakan bahwa ST memiliki motivasi belajar yang kurang dan sering tidak masuk sekolah, sehingga prestasi belajar ST di sekolah biasa-biasa saja.

b. Key Informan NK

Key informan RN adalah NK seorang perempuan yang berusia 22 tahun. NK merupakan teman dekat RN sekaligus teman satu kelas RN. NK mengenal RN semenjak semester satu Menurut NK, RN adalah anak yang rajin, memiliki tanggung jawab terhadap tugas-tugasnya. Selain itu menurut NK, RN rajin mengikuti perkuliahan dan RN ulet dalam mencari informasi-informasi yang dibutuhkan dalam perkuliahan.


(55)

41

c. Key Informan AN

Key informan AM adalah AN seorang perempuan yang berusia 23 tahun. AN merupakan mahasiswi jurusan BK FIP UNY. AN adalah teman dekat AM sekaligus teman satu kelas AM. AN mengenal AM sejak semester pertama. Menurut AN, AM termasuk mahasiswi yang memiliki keuletan yang tinggi. Selain itu menurut AN, AM termasuk mahasiswi yang fokus terhadap tugas-tugas perkuliahannya.

B.Display data observasi 1. Informan ST (inisial)

Tabel 5. Display data Informan ST

No Aspek Hal yang Diamati Keterangan

1. Pendorongan Diri

a. Fokus saat mengikuti kuliah

Subjek terlihat fokus saat mengikuti perkuliahan b. Membuat catatan saat

dosen menyampaikan materi

Terkadang mencatat materi yang

disampaikan dosen c. Mempelajari kembali

materi yang disampaikan dosen Mendiskusikan dengan temannya ketika perkuliahan selesai

d. Mencari referensi yang berkaitan dengan materi kuliah Sering menggunakan waktu untuk keperpustakaan 2. Penyusunan

Diri

a. Datang kuliah tepat waktu

Kadang-kadang

b. Melakukan kegiatan sesuai prioritas

Kadang-kadang

c. Mengerjakan dan mengumpulkan tugas tepat waktu

Yang terpenting mengumpulkan tepat waktu 3. Pengendalian

Diri

a. Mengatur tempat belajar

Yang terpenting suasana sepi b. Menyelesaikan tugas

dengan tuntas

Menyelesaikan tugas walau kadang


(56)

42

kurang puas dengan hasilnya

c. Rajin membaca buku di perpustakaan

Meluangkan waktu walau sebentar untuk membaca di perpustakaan d. Belajar secara mandiri Terkadang belajar

dengan teman jika menemukan kesulitan 4. Pengembangan

Diri

a. Terlibat aktif dalam kegiatan kampus

Mengikuti PSM b. Membentuk kelompok

belajar

Kelompok belajar dengan 7 temannya c. Mencari informasi

terkait dengan masalah belajar

Melalui internet atau buku-buku

2. Informan RN (inisial)

Tabel 6. Display Data Informan RN

No Aspek Hal yang Diamati Keterangan

1. Pendorongan Diri

a. Fokus saat mengikuti kuliah

Subjek terlihat fokus saat mengikuti perkuliahan b. Membuat catatan saat

dosen menyampaikan materi

Jarang mencatat

c. Mempelajari kembali materi yang

disampaikan dosen

Mendiskusikan dengan kelompok belajarnya

d. Mencari referensi yang berkaitan dengan materi kuliah

Terkadang jika meminjam buku 2. Penyusunan Diri a. Datang kuliah tepat

waktu

Sering datang tepat waktu

b. Melakukan kegiatan sesuai prioritas

Membuat jadwal kegiatan

c. Mengerjakan dan mengumpulkan tugas tepat waktu

Mengumpulkan tepat waktu 3. Pengendalian

Diri

a. Mengatur tempat belajar

Menata kamar kos dengan rapi b. Menyelesaikan tugas Berusaha


(57)

43

dengan tuntas menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya c. Rajin membaca buku di

perpustakaan

Jarang, hanya meminjam buku yang diperlukan d. Belajar secara mandiri Belajar sendiri, jika

menemukan kesulitan langsung bertanya kepada sumber yang dianggap mampu menjawab pertanyaan. 4. Pengembangan

Diri

a. Terlibat aktif dalam kegiatan kampus

mengikuti UKM catur dan penelitian b. Membentuk kelompok

belajar

Tidak punya kelompok belajar khusu

c. Mencari informasi terkait dengan masalah belajar

Melalui internet atau buku-buku

3. Informan AM (inisial)

Tabel 7. Display Data Informan AM

No Aspek Hal yang Diamati Keterangan

1. Pendorongan Diri

a. Fokus saat mengikuti kuliah

Subjek terlihat fokus saat mengikuti perkuliahan b. Membuat catatan saat

dosen menyampaikan materi

Sering mencatat materi yang

disampaikan dosen c. Mempelajari kembali

materi yang

disampaikan dosen

Mempelajari kempabli sepulang kuliah, baik sendiri maupun dengan teman kuliahnya d. Mencari referensi yang

berkaitan dengan materi kuliah

Browsing internet dan membaca buku 2. Penyusunan

Diri

a. Datang kuliah tepat waktu

Kadang-kadang b. Melakukan kegiatan Kadang-kadang


(58)

44

sesuai prioritas c. Mengerjakan dan

mengumpulkan tugas tepat waktu

Kadang-kadang

3. Pengendalian Diri

a. Mengatur tempat belajar Membuat suasana kamar kos menjadi nyaman

b. Menyelesaikan tugas dengan tuntas

Menyelesaikan tugas dengan tuntas dan maksimal c. Rajin membaca buku di

perpustakaan

Jika diperlukan d. Belajar secara mandiri Kadang dengan

teman lainnya 4. Pengembangan

Diri

a. Terlibat aktif dalam kegiatan kampus

Mulai jarang b. Membentuk kelompok

belajar

Memiliki kelompok belajar

c. Mencari informasi terkait dengan masalah belajar

Melalui internet atau buku-buku

C.Reduksi data

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi selama penelitian yang dilakukan oleh peneliti, berikut hasil penelitian dari ketiga informan mengenai problematika mahasiswa bidik misi angkatan 2011 jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta:

1. Gambaran Pengelolaan Diri Mahasiswa Bidikmisi dalam Penyesuaian Tuntutan Akademik

Gambaran pengelolaan diri mahasiswa bidikmisi dalam penyesuaian tuntutan akademik yang berasal dari diri individu pada ketiga informan berbeda-beda. Gambaran pengelolaan diri mahasiswa bidikmisi dalam penyesuaian tuntutan akademik yang berasal dari diri individu dapat terlihat dari adanya dorongan dari diri sendiri, penyususnan diri, pengendalian diri,


(59)

45

dan pengembangan diri. Berikut hasil wawancara mengenai gambaran pengelolaan diri mahasiswa bidikmisi dalam penyesuaian tuntutan akademik:

a. Informan ST (inisial)

1) Pendorongan Diri

Gambaran pengelolaan diri mahasiswa bidikmisi dalam penyesuaian tuntutan akademik dapat dilihat dari ada tidaknya pendorongan diri sendiri untuk melakukan kegiatan. Pendorongan diri sendiri dapat dilihat dari keinginan informan untuk berhasil dan bagaimana cara informan untuk mewujudkan keinginan itu. Informasi tentang adanya hasrat dan keinginan berhasil yang mempengaruhi pengendalian diri informan ST yaitu mengungkapkan bahwa ST mempunyai keinginan untuk berhasil baik dalam akademiknya maupun karirnya nanti. Berikut pengungkapan ST ketika wawancara:

“Keinginan untuk berhasil pasti ada mas, untuk mencapai itu

saya kebanyakan usaha sendiri, belajar mencapai keinginan yang diharpakan secara mandiri, tapi kalu mulai beingung saya mencari bantuan teman mas..”(28 Januari 2015)

Keinginan ST untuk berhasil diiringi dengan usaha yang keras. Hal ini terlihat dari usaha ST untuk selalu datang perkuliahan tepat waktu, memprioritaskan kegiatan yang penting dan berusaha mengerjakan tugas dengan maksimal. Usaha yang dilakukan ST tersebut sejalan dengan penjelasan yang diberikan RZ ketika wawancara. Berikut penjelasan yang diberikan RZ ketika wawancara berlangsung:


(60)

46

“Dia memiliki keinginan yang kuat mas, banyak cara yang

dilakuakn dia agar tujuannya dapat tercapai, seperti berusaha datang perkuliahan sebelum perkuliahan dimulai, selain itu dia juga sharing dengan teman-temanya mengenai permasalahn

yang tidak bisa dia selesaikan ”(30 Januari 2015)

Berdasarkan uraian informasi tersebut, ST memiliki dorongan diri terhadap diri sendiri sangat kuat. Hal ini dikarenakan ST menginginkan suatu keberhasilan yang telah direncanakan ST. Berbagai cara dilakukan ST agar keberhasilan itu dapat digapainya kelak.

2) Penyusunan Diri

Keinginan ST untuk berhasil dapat dilihat dari penyusunan diri yang dimiliki ST. Penyusunan diri yang dimaksudkan adalah cara ST untuk mencapai keberhasilan yang diinginkan. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan dan key informan didapatkan penyusunan diri yang dimiliki ST cukup bagus. Hal ini dapat dilihat dari usaha yang dilakukan ST untuk meraih keberhasilannya. Usaha yang dilakukan oleh ST meliputi berusaha untuk datang tepat waktu dalam perkuliahan, mempriorotaskan kegiatan yang berkontribusi dengan keberhasilan ST dan selalu bertanggung jawab menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik. Hal ini dijelaskan oleh RZ yang merupakan teman dekat ST. Berikut ini adalah penjelasan yang diberikan RZ mengenai penyusunan diri ST:

“Dia termasuk orang yang rajin dan ulet mas, apapun caranya

agar dia berhasil, dia lakukan, tapi yang positif lho mas, ya seperti datang perkuliahan tepat waktu, kalau dosen baru


(61)

47

menjelaskan materi ST sering fokus mas, walau kadang juga

bercanda dengan teman sebelahnya…”(28 Januari 2015)

Berdasarkan penjelasan tersebut, sejalan dengan penjelasan yang diberikan oleh ST sendiri. Berikut adalah penjelsan yang diberika oleh ST tentang penyusunan dirinya sendiri:

“Saya berusaha untuk bisa berhasil, saya mulai dari hal yang

terkecil mas, seperti kalau saya berangkat kuliah ya sebisa mungkin sebelum dosennya datang, selain itu, saya mencoba memprioritaskan akademik dari pada hal-hal yang saya senangi,

ya walau terkadang dilemma juga mas…”( 30 januari 2015)

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penyusunan diri yang dimiliki ST tergolong baik. ST berusaha agar keberhasilan yang diinginkannya dapat dicapainya dengan cara berusaha dengan keras.

3) Pengendalian Diri

Pengendalian diri adalah perbuatan manusia membina tekad untuk mendisiplinkan kemauan, memacu semangat mengikis keseganan, dan mengarahkan tenaga untuk benar-benar melaksanakan apa yang harus dikerjakan. Pengendalian diri ST meliputi membuat kondisi belajar senyaman mungkin, mencari pertolongan untuk membantu penyelesaian tugas yang dianggap kurang dikuasainya, mencari informasi yang dibutuhkan baik dari membaca buku maupun internet dan berusaha menyelesaikan tugas tepat pada waktunya. Usaha yang dilakukan ST tersebut dijelaskan oleh ST sendiri ketika wawancara berlangsung. Berikut ini adalah hasil wawancara dengan ST mengenai pengendalian diri ST:


(62)

48

“Saya kalau belajar yang terpenting suasana sepi mas, biar saya

lebih fokus dalam belajar. Kalau pas nemuin kesulitan dalam belajar saya biasanya kerjasama dengan temen-temen mas,

walaupun hanya sekedar sharing aja…”(28 Januari 2015).

Penjelasan yang disampaikan ST diperjelas dan diperkuat dengan pernyataan yang disampaikan oleh RZ ketika wawancara. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai pengendalian diri ST yang disampaikan RZ:

“Dia akhir-akhir ini sering keperpus mas, biasanya cari-cari bahan untuk mneyelasaikan tugasnya, atau ya cuma sekedar

membaca saja…selain itu kalau ada tugas dia berusaha

menyelasaikannya mas, setau saya dia juga gak ada permasalahan dengan dosen terkait tuga-tugas yang diberikan

dosennya.”(30 Januari 2015)

Berdasarkan uraian informasi mengenai pengendalian diri ST tersebut dapat disimpulkan bahwa ST membuat kondisi belajar senyaman mungkin, mencari pertolongan untuk membantu penyelesaian tugas yang dianggap kurang dikuasainya, mencari informasi yang dibutuhkan baik dari membaca buku maupun internet dan berusaha menyelesaikan tugas tepat pada waktunya. Hal ini dilakukan ST untuk mencapai sebuah keberhasilan yang diinginkannya.

4) Pengembangan Diri

Pengembangan diri adalah perbuatan menyempurnakan atau meningkatkan diri sendiri dalam berbagai hal. Pengembangan diri ST dapat dilihat dari aktivitas ST untuk mengikuti kegiatan dikampus seperti mengikuti unit kegitan mahasiswa (UKM) atau membentuk


(63)

49

keolompok belajar. Berikut penjelasan yang disampaikan ST ketika wawancara berlangsung:

“Karena saya suka nyanyi mas, saya ikut UKM PSM mas

paduan suara kampus, kadang ikut lomba-lomba paduan suara

juga.”(28 Januari 2015)

Usaha mengembangkan diri ST juga ikut dalam kelompok belajar yang tidak sengaja terbentuk. Hal ini dilakukan untuk sharing tentang perkuliahan, mengerjakan tugas atau sekedar bermain dengan teman-temannya. Hal tersebut disampaikan oleh RZ yang juga sebagai teman kelompok belajar ST. berikut adalah penjelasan yang diberikan RZ:

“ST punya kelompok belajar mas, ya termasuk saya juga ikut di

dalamnya, awalnya sih cuma sering ngumpul barenga aja, tapi lama-kelamaan jadi kelompok belajar mas… kadang kalau pas ngumpul gitu sharing-sharing mas tentang kuliah ya kadang

sambil nongkrong aja mas .”(30 Januari 2015)

Berdasarkan penjelasan tersebut, kegiatan pengembangan diri yang dilakukan ST merupakan salah satu perwujudan yang dilakukan ST untuk mengembangkan diri. Salain itu pengembangan diri juga dilakukan untuk mengatasi permasalahan belajar yang dialami ST serta untuk menambah wawasan dan pengetahuan diri.

b. Informan RN (inisial)

1) Pendorongan Diri

Gambaran pengelolaan diri mahasiswa bidikmisi dalam penyesuaian tuntutan akademik dapat dilihat dari ada tidaknya pendorongan diri sendiri untuk melakukan kegiatan. Pendorongan diri


(64)

50

sendiri dapat dilihat dari keinginan informan untuk berhasil dan bagaimana cara informan untuk mewujudkan keinginan itu. Informasi tentang adanya hasrat dan keinginan berhasil yang mempengaruhi pengendalian diri informan RN yaitu mengungkapkan bahwa RN mempunyai keinginan untuk berhasil baik dalam akademiknya maupun karirnya nanti. Berikut pengungkapan RN ketika wawancara:

“Pasti. Saya memiliki banyak impian. Dan sukses adalah hal yang perlu diperjuangkan. Walaupun saya bidik misi bukan berarti kuliah nyantai atau kurang serius dalam kuliah, tetapi memang saya memiliki banyak keinginan misalnya setelah lulus S1 saya ingin melanjutkan program master di luar negeri, menjadi dosen bahkan bisa sekolah S3...”(28 Januari 2015) Keinginan RN untuk berhasil diiringi dengan usaha yang keras. Hal ini terlihat dari usaha RN untuk selalu datang perkuliahan tepat waktu, memprioritaskan kegiatan yang penting dan berusaha mengerjakan tugas dengan maksimal. Usaha yang dilakukan RN tersebut sejalan dengan penjelasan yang diberikan NK ketika wawancara. Berikut penejelasan yang diberikan NK ketika wawancara berlangsung:

“Iya mas, dia berusaha keras untuk mencapai keinginannya, dia juga termasuk rajin kuliah mas ”(30 Januari 2015)

Usaha lain yang dilakukan RN untuk mewujudkan keinginnannya juga dilakuan. Berikut penjelasan RN mengenai usaha yang dilakukan untuk mewujudkan keinginan RN:

“Saya membiasakan diri untuk membuat bucket check list, list semua harapan selama setahun. Hal itu sudah saya lakukan sejak SMA. Hasilnya alhamdulillah tercheck list semua. Saya


(65)

51

memiliki keyakinan bahwa tulisan impian dan harapan itu jika ditulis dan ditempel di dinding memiliki kekuatan dan keajaiban, sehingga memotivasi selalu untuk berkembang dan semangat dalam meraihnya. Tidak hanya tahunan, saya memiliki target mingguan dan harian (aktivitas atau keinginan dalam sehari itu apa saja ya saya tulis! Ya misalnya aktivitas dari bangun pagi – sampai tidur lagi, target – target itu saya tulis rutin).” ( 28 Januari 2015)

Berdasarkan uraian informasi tersebut, RN memiliki dorongan diri terhadap diri sendiri sangat kuat. Hal ini dikarenakan RN menginginkan suatu keberhasilan yang telah direncanakan RN.

2) Penyusunan Diri

Keinginan RN untuk berhasil dapat dilihat dari penyususnan diri yang dimiliki RN. penyusunan diri yang dimaksudkan adalah cara RN untuk mencapai keberhasilan yang diinginkan. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan dan key informan didapatkan penyusunan diri yang dimiliki RN cukup bagus. Hal ini dapat dilihat dari usaha yang dilakukan RN untuk meraih keberhasilannya. Usaha yang dilkauakn oleh RN meliputi berusaha untuk datang tepat waktu dalam perkuliahan, memprioritaskan kegiatan yang berkontribusi dengan keberhasilan RN dan selalu bertanggung jawab menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik. Hal ini dijelaskan oleh NK yang merupakan teman dekat RN. berikut ini adalah penjelasan yang diberikan NK mengenai penyusunan diri RN:

“Dia rajin mas orangnya, kalau kuliah aja dia datang sebelum

kuliah dimulai, dia juga sering mencari tempat duduk paling depan.tapi setauku penah juga dai telat, kalau gak salah penah g masuk tanpa keterangan mas, tapi hanya sesekali…”(30 Januari 2015)


(66)

52

Berdasarkan penjelasan tersebut, sejalan dengan penjelasan yang diberikan oleh RN sendiri. Berikut adalah penjelsan yang diberika oleh RN tentang penyusunan dirinya sendiri:

“Saya selalu berusaha datang tepat waktu (10 menit sebelum perkuliahan berlangsung). Tapi saya juga pernah datang beberapa kali terlambat karena ada sesuatu misalnya lupa jadwal, lama menunggu teman, antri print atau sedang ada kegiatan. Tapi saya semenjak saya kuliah ini saya baru bolos 1 kali.”( 28 Januari 2015)

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penyusunan diri yang dimiliki RN tergolong baik. RN berusaha agar keberhasilan yang diinginkannya dapat dicapainya dengan cara memulai disiplin dari hal yang terkecil.

3) Pengendalian Diri

Pengendalian diri adalah perbuatan manusia membina tekad untuk mendisiplinkan kemauan, memacu semangat mengikis keseganan, dan mengarahkan tenaga untuk benar-benar melaksanakan apa yang harus dikerjakan. Pengendalian diri RN meliputi membuat kondisi belajar senyaman mungkin, bertanya langsung kepada dosen jika ada hal yang kurang dipahaminya baik saat kuliah ataupun diluar kuliah, mencari informasi yang dibutuhkan baik dari membaca buku maupun internet atau kakak tingkat dan berusaha menyelesaikan tugas tepat pada waktunya. Usaha yang dilakukan RN tersebut dijelaskan oleh RN sendiri ketika wawancara berlangsung. Berikut ini adalah hasil wawancara dengan RN mengenai pengendalian diri RN:


(67)

53

“Saya tipe orang yang percaya diri, jadi saya pede saja untuk bertanya jika tidak paham. Kalau nggak pahamnya dikelas saya tanya langsung ke dosen baik saat kuliah/kuliah berakhir dan atau via sms atau email. Saya selalu berinteraksi dengan kakak tingkat, jadi jika saya kurang memahami saya langsung bertanya kepadanya atau belajar terkait copy file kakak tingkat. Tapi saya juga sering belajar atau bertanya lewat membaca dibuku atau internet.”( 28 Januari 2015).

Penjelasan yang disampaikan RN diperjelas dan diperkuat dengan pernyataan yang disampaikan oleh NK ketika wawancara. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai pengendalian diri RN yang disampaikan NK:

“Kalau rajin, emang rajin mas apa lagi kalau membaca, tapi dia

lebih sering membaca dikosnya dari pada diperpustakaan, selain itu dia juga sering bertanya langsung mengenai hal yang kurang dipahamiya,kadang dengan dosen, kakak tingkatnya, kadang juga dengan teman-temannya, tergantung tingkat kesulitannya

paling…..”(30 Januari 2015)

Pernyataan yang disampaikan oleh NK sejalan dengan penjelasan yang disampaikan oleh RN mengenai pencarian informasi untuk untuk memperjelas materi perkuliahannya. Berikut hasil wawancara dengan RN:

“Kadang – kadang. Referensi buku saya cukup banyak, dan saya rajin download e-book atau jurnal. Jadi ke perpustakaan hanya meminjam saja. Untuk membaca justru belum pernah. Biasanya saya mencari informasi Terkait kuliah misalnya konseling, psikologi perkembangan, research atau hal – hal yang berkaitan dengan pengembangan diri atau psikologi..”( 30 Januari 2015) Pernyataan tentang pencarian informasi untuk memperjelas materi yang disampaikan oleh dosen, RN juga mencari informasi untuk menyelesaikan tugasnya. RN berusaha secara optimal untuk menyelesaikan semua tugas-tugasnya dengan baik. Hal ini


(68)

54

disampaikan RN ketika wawancara berlangsung. Berikut adalah penjelasan yang disampaikan RN:

“Saya berusaha begitu. Saya memiliki prinsip bahwa

everything must be perfect”, jadi apapun saya kerjakan seoptimal mungkin. Saya cukup idealis dalam hal tugas. Saya sudah terlatih detail dan cermat oleh salah satu dosen. Jadi apapun tugasnya diusahakan tuntas, rapi, dan tepat jawabannya.( 28 Januari 2015)

Berdasarkan uraian informasi mengenai pengendalian diri RN tersebut dapat disimpulkan bahwa RN membuat kodnsisi belajar senyaman mungkin, bertanya untuk membantu hal yang dianggap kurang dikuasinya, mencari informasi yang dibutuhkan baik dari membaca buku maupun interner dan berusaha menyelesaiakan tugas tepat pada waktunya. Hal ini dilakuakn RN untuk mencapai sebuah keberhasilan yang diinginkannya. RN juga berusaha dengan keras untuk menyelesaikan tugas-tugasnya, karena menurut RN “everything must be perfect”.

4) Pengembangan Diri

Pengembangan diri adalah perbuatan menyempurnakan atau meningkatkan diri sendiri dalam berbagai hal. Pengembangan diri RN dapat dilihat dari aktivitas RN untuk mengikuti kegiatan dikampus seperti mengikuti unit kegiatan mahasiswa (UKM). Selain itu RN juga sering mengikuti pelatihan seminar dan juga sebagi asisten lab BK FIP UNY. Berikut penjelasan yang disampaikan RN ketika wawancara berlangsung:


(1)

90


(2)

91


(3)

92


(4)

93


(5)

94

LAMPIRAN 4


(6)

Dokumen yang terkait

TINGKAT KOMUNIKASI INTERPERSONAL MAHASISWA JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ANGKATAN TAHUN 2011, 2012 DAN 2013

2 27 149

KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK RESTRUKTURISASI KOGNITIF DALAM MEREDUKSI STRES AKADEMIK MAHASISWA : Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Mahasiswa Semester 2 Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan Tahun Akademik

5 42 65

Kemampuan Manajemen Diri Mahasiswa Jurusan Bimbingan Dan Konseling Di Universitas Negeri Semarang Skripsi, Fakultas ilmu pendidikan, Universitas Negeri Semarang.

0 0 1

Upaya Mengembangkan Empati Mahasiswa dengan Memanfaatkan Media Bimbingan (Penelitian pada Mahasiswa Angkatan 2005 Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang Tahun Akademik 2005/2006).

0 0 2

AKULTURASI PSIKOLOGIS PADA MAHASISWA PENDATANG TERHADAP BUDAYA YOGYAKARTA JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING ANGKATAN TAHUN 2012 FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA.

4 46 294

TINGKAT STRES AKADEMIK PADA MAHASISWA BIDIKMISI DAN NON BIDIKMISI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVESITAS NEGERI YOGYAKARTA.

2 10 120

RESILIENSI MAHASISWA BIDIKMISI : STUDI KASUS TERHADAP MAHASISWA BIDIKMISI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA.

0 9 310

PRESTASI BELAJAR MAHASISWA BIDIKMISI ANGKATAN 2011 FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA.

0 0 130

TINGKAT ALTRUISME MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (Studi Angkatan Tahun 2013,2014 dan 2015) -

0 0 56

PERBEDAAN SELF REGULATED LEARNING PADA MAHASISWA BIDIKMISI DAN NON BIDIKMISI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNNES

2 3 39