Pembahasan VIDIA AYU SATYANOVI F3309123

3 60 dari nilai jual objek pajak untuk agunan berupa tanah, bangunan, dan rumah bersertifikat hak milik SHM atau hak guna bangunan SHGB, hak pakai tanpa tanggungan; 4 50 dari nilai jual objek pajak untuk agunan berupa tanah dengan bukti kepemilikan berupa Surat Girik Letter C yang dilampiri surat pemberitahuan pajak terutang SPPT terakhir; 5 50 dari nilai pasar untuk agunan berupa kendaraan bermotor yang disertai bukti kepemilikan dan diikat sesuai ketentuan yang berlaku. PPAP dapat dihitung dengan rumus: PPAP = Perhitungan: Rasio PPAP × 1 maksimal 100 Tabel II.4 Hasil Penilaian PPAP menurut Ketentuan Bank Indonesia Kategori Hasil Penilaian Sehat Cukup Sehat Kurang Sehat Tidak Sehat ≥ 81,00 ≥ 66,00 - 81,00 ≥ 51,00 - 66,00 51,00 Sumber: SK DIR BI No 30 12 KEP DIR; PBI No 8 19 PBI 2006

B. Pembahasan

Cara mengukur tingkat kesehatan bank berdasar kinerja kredit didasarkan pada Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Surat Keputusan Dirjen BI No. 30 12 KEP DIR, Surat Edaran Bank Indonesia SE BI No. 30 3 UPPB, dan Peraturan Bank Indonesia PBI No. 8 19 PBI 2006 yang mengatur tentang Kualitas Aktiva Produktif dan Pembentukan Penyisihan Aktiva Produktif Bank Perkreditan Rakyat. Dalam penelitian ini, penilaian tingkat kesehatan PD BPR Bank Salatiga berdasarkan kinerja kredit menggunakan beberapa rasio LDR, NPL, KAP, dan PPAP yang didasarkan pada neraca dan rekapitulasi nominatif kredit dari PD BPR Bank Salatiga tahun 2007 sampai dengan tahun 2011. 1. Loan to Deposit Ratio LDR LDR merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara jumlah kredit yang diberikan dengan dana yang diterima oleh bank. Dengan analisis rasio ini PD BPR Bank Salatiga akan mengetahui seberapa besar efisiensi penggunaan dana yang diterima oleh bank untuk membiayai permohonan kredit oleh debitur. Rasio LDR yang digunakan penulis dalam mengukur tingkat kesehatan bank ditinjau dari aspek likuiditas akan menjelaskan tentang kesehatan rasio LDR tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 serta trend pertumbuhan tingkat kesehatan LDR. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana ketergantungan PD BPR Bank Salatiga terhadap penarikan kembali kredit yang telah diberikan untuk membayar kembali kewajiban kepada para deposannya. Berdasarkan data yang diperoleh, LDR PD BPR Bank Salatiga selama tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 ditunjukan dengan tabel di bawah ini. Tabel II.5 Perhitungan Loan to Deposit Rate LDR PD BPR Bank Salatiga Tahun 2007-2011 Tahun Kredit yang Diberikan Dana yang Diterima LDR Predikat a b c d e 2007 Rp38.288.155.000,00 Rp75.317.356.000,00 50, 84 Sehat 2008 Rp41.830.046.068,00 Rp77.671.135.192,00 53, 86 Sehat 2009 Rp58.950.539.000,00 Rp4.032.769.500,00 62, 69 Sehat 2010 Rp79.294.647.000,00 Rp106.805.429.000,00 74, 24 Sehat 2011 Rp86.713.286.000,00 Rp98.896.502.000,00 87, 68 Sehat Sumber: Data sekunder yang telah diolah Keterangan: LDR: Kredit yang Diberikan÷ Dana yang Diterima×100 Tabel II.6 Rekapitulasi Perhitungan Tingkat Kesehatan LDR PD BPR Bank Salatiga Tahun 2007-2011 Tahun LDR Tingkat Kesehatan LDR NK Murni NK Limit Predikat 2007 50,84 0,00 256,64 100 Sehat 2008 53,86 5,94 244,56 100 Sehat 2009 62,69 16,39 209,24 100 Sehat 2010 74,42 18,71 162,32 100 Sehat 2011 87,68 17,82 109,28 100 Sehat Rata 65,90 11,77 196,41 100 Sehat Sumber: Data sekunder yang telah diolah Keterangan: a. Perhitungan Pertumbuhan Tingkat Kesehatan LDR: Tahun 2008: 53,86-50,84: 50,84 × 100 = 5, 94 Tahun 2009: 62,69-53,86: 53,86 × 100 = 16,39 Tahun 2010: 74,42-62,69: 62,69 × 100 = 18,71 Tahun 2011: 87,68-74,42: 74,42 × 100 = 17,82 b. Perhitungan NK Murni: c. NK Limit: Maksimal 100 dari NK Murni Sumber: Data sekunder yang telah diolah Gambar 2.1 Grafik Perkembangan LDR PD BPR Bank Salatiga Tahun 2007-2011 Bersumber dari perhitungan yang ditunjukkan dalam Tabel II.5 PD BPR Bank Salatiga dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 terus mengalami kenaikan. Hasil perolehan LDR pada tahun 2007 sebesar 50,84, tahun 2008 sebesar 53,86, tahun 2009 sebesar 62,69, tahun 2010 sebesar 74,42 dan tahun 2011 juga mengalami kenaikan menjadi sebesar 87,68. Kenaikan LDR yang terjadi dari tahun ke tahun tersebut dikarenakan jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar. Dari Tabel II.6 terlihat bahwa kondisi kesehatan rasio LDR selama 5 tahun dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 menunjukkan kondisi sehat, dengan perolehan nilai kredit murni masing-masing pada tahun 2007 sebesar 256,64 angka kredit, tahun 2008 sebesar 244,56 angka kredit, tahun 2009 sebesar 209,24 angka kredit, tahun 2010 sebesar 162,32 angka kredit, dan tahun 2011 menurun namun masih di atas batas maksimal menjadi sebesar 109,28 angka kredit. Kondisi LDR secara umum baik yang ditunjukkan dengan rata-rata nilai kredit limit sebesar 100 angka kredit. Hal ini berarti PD BPR Bank Salatiga memiliki kemampuan untuk membayar kembali kewajiban kepada para deposannya. Selama 5 tahun terakhir dari tahun 2007 sampai tahun 2011 pertumbuhan tingkat kesehatan LDR cenderung mengalami kenaikan dengan rata-rata peningkatan sebesar 11,77. Kenaikan yang terjadi tersebut disebabkan jumlah dana yang diterima meningkat lebih pesat dibandingkan dengan kredit yang diberikan. 2. Non Performing Loan NPL Dengan analisis NPL ini PD BPR Bank Salatiga dapat mengukur dan mengetahui sejauh mana kredit bermasalah yang ada dan keberhasilan PD BPR Bank Salatiga dalam menekan terjadinya kredit bermasalah. Kredit yang bermasalah dikategorikan dalam kolektibilitas Kurang Lancar KL, Diragukan D, dan Macet M. Salah satu risiko yang muncul akibat semakin kompleksnya kegiatan perbankan adalah munculnya NPL yang semakin besar. Atau dengan kata lain, semakin besar skala operasi suatu bank, maka aspek pengawasan semakain menurun, sehingga NPL semakin besar atau risiko kredit semakin besar. NPL mencerminkan risiko kredit, namun NPL juga menunjukkan kemampuan bank dalam menghasilkan keuntungan melalui penyaluran kredit. 25 Tabel II. 7 Tabel Perhitungan Non Performing Loan NPL PD. BPR Bank Salatiga Tahun 2007-2011 Tahun Kredit yg diberikan Rp Kolektibilitas dalam Rupiah NPL PREDIKAT Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet 2007 38.288.155.000 35.038.155.000 1.295.000.000 1.027.500.000 927.500.000 8,49 Cukup Sehat 2008 41.830.046.068 39.280.046.068 1.250.000.000 628.000.000 672.000.000 6,10 Cukup Sehat 2009 58.950.539.000 55.552.145.125 493.239.940 282.370.450 2.622.783.485 5,76 Cukup Sehat 2010 79.294.647.000 76.077.554.000 1.477.190.000 510.973.000 1.228.930.000 4,06 Sehat 2011 86.713.286.000 83.266.946.000 905.818.000 891.776.000 1.648.746.000 3,97 Sehat Rata- rata 61.015.334.614 57.842.969.239 1.084.249.588 668.123.890 1.419.991.897 5,68 Cukup Sehat Sumber : Data Sekunder yang telah diolah Keterangan: Perhitungan NPL = 51 52 Tabel II.8 Rekapitulasi Perhitungan Tingkat Pertumbuhan Non Performing Loan NPL PD BPR Bank Salatiga Tahun 2007-2011 Tahun NPL Naik Turun NPL 2007 8,49 0,00 2008 6,10 -28,15 2009 5,76 -5,57 2010 4,06 -29,51 2011 3,97 -2,22 Rata-rata 5,68 -13,09 Sumber: Data sekunder yang telah diolah Keterangan : Perhitungan Pertumbuhan Tingkat Kesehatan NPL: Tahun 2008: 6,10 - 8,49 ÷ 8,49× 100 = - 28,15 Tahun 2009: 5,76 - 6,10 ÷ 6,10 × 100 = -5,57 Tahun 2010: 4,06 - 5,76 ÷ 5,76 × 100 = -29,51 Tahun 2011: 3,97 -4,06÷ 4,06 × 100 = -2,22 Sumber: Data sekunder yang telah diolah Gambar 2.2 Grafik Perkembangan NPL PD BPR Bank Salatiga Tahun 2007-2011 Bersumber dari perhitungan yang ditunjukkan dalam Tabel II.7 di atas dapat dilihat bahwa dari tahun ke tahun NPL PD BPR Bank Salatiga mengalami penurunan, dari tahun 2007 sebesar 8,49, tahun 2008 sebesar 52 6,10, tahun 2009 sebesar 5,76, tahun 2010 sebesar 4,06 dan tahun 2011 menjadi sebesar 3,97. Meskipun mengalami penurunan, kondisi kesehatan NPL selama 5 tahun terakhir menunjukkan kondisi cukup sehat dengan NPL rata-rata sebesar 5,68. Dari Tabel II.8 dan Grafik 2.1 di atas dapat dilihat bahwa selama 5 tahun terakhir pertumbuhan tingkat NPL PD BPR Bank Salatiga cenderung mengalami penurunan dengan rata-rata sebesar 13,09. Dengan adanya penurunan ini menunjukkan bahwa PD BPR Bank Salatiga mampu menekan terjadinya kredit bermasalah. 3. Kualitas Aktiva Produktif KAP Rasio ini digunakan oleh PD BPR Bank Salatiga untuk menganalisis kinerja dan kelangsungan usaha, yang dipengaruhi oleh kualitas penyediaan dana pada aktiva produktif. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan dan persentase kerugian yang terjadi pada PD BPR Bank Salatiga dari jumlah aktiva produktif yang telah ditanamkan baik dalam bentuk kredit maupun bentuk penanaman dana lainnya dalam usaha untuk meningkatkan keuntungan. Penulis menggunakan rasio KAP karena kualitas aktiva produktif menunjukkan produktivitas pengelolaan bank, karena menjadi sumber penghasilan utama bagi BPR, namun juga memiliki risiko yang paling tinggi diatara faktor-faktor lainnya. Penilaian KAP ini didasarkan pada penggolongan kolektibilitas Lancar, Kurang Lancar, Diragukan, atau Macet. Tabel II.9 Perhitungan Rasio KAP PD BPR Bank Salatiga Tahun 2007-2011 Tahun Jml AP yg Diklasifikasikan Jumlah AP Rasio KAP NK Murni Predikat 2007 Rp2.345.625.000,00 Rp38.288.155.000,00 6,13 109,13 SEHAT 2008 Rp1.768.000.000,00 Rp41.830.046.068,00 4,23 121,80 SEHAT 2009 Rp2.021.078.034,00 Rp58.950.539.000,00 3,43 127,13 SEHAT 2010 Rp2.350.754.750,00 Rp83.392.148.000,00 2,82 131,20 SEHAT 2011 Rp2.770.487.000,00 Rp90.092.585.000,00 3,08 129,47 SEHAT Rata Rp2.251.188.957,00 Rp62.510.694.614 3,94 123,75 SEHAT Sumber: Data sekunder yang telah diolah Keterangan: a. AP: Aktiva Produktif b. Rasio KAP: Jumlah Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan ÷ Jumlah Aktiva Produktif×100 c. NK Murni: 22,5– Rasio KAP ÷ 0,15 Tabel II.9 di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2007 PD BPR Bank Salatiga mempunyai kualitas aktiva produktif sebesar 6,13, pada tahun 2008 hingga tahun 2010 mengalami penurunan kualitas aktiva produktif masing-masing menjadi sebesar 4,23 pada tahun 2008, 3,43 pada tahun 2009, dan 2,82 pada tahun 2010, sedangkan pada tahun 2011 mengalami kenaikan dengan perolehan rasio KAP sebesar 3,08. Hasil perhitungan rasio KAP yang mangalami penurunan pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 tersebut disebabkan oleh kenaikan aktiva produktif dan kenaikan aktiva produktif yang diklasifikasikan. Pada tahun 2011 perolehan KAP naik dari tahun sebelumnya yang disebabkan oleh kenaikan yang terjadi pada aktiva produktif dan aktiva produktif yang diklasifikasikan namun tidak signifikan. Selama 5 tahun terakhir 2007-2011 menunjukkan hasil yang memuaskan yakni rasio kualitas produktif dengan angka rata-rata sebesar 3,94 dengan capaian nilai rata-rata kredit murni sebesar 123,75 angka kredit. Tabel II.10 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Rasio KAP PD BPR Bank Salatiga Tahun 2007-2011 Tahun Rasio KAP NK Murni KAP NK Limit Predikat 2007 6,13 109,13 0,00 100 SEHAT 2008 4,23 121,80 -31,00 100 SEHAT 2009 3,43 127,13 -18,91 100 SEHAT 2010 2,82 131,20 -17,78 100 SEHAT 2011 3,08 129,47 9,22 100 SEHAT Rata 3,94 123,75 -11,69 100 SEHAT Sumber: Data sekunder yang telah diolah Keterangan: a. Perhitungan Tingkat Kesehatan KAP: Tahun 2008 = 4,23-6,13 ÷ 6,13 × 100 = -31,00 Tahun 2009 = 3,43-4,23 ÷ 4,23 × 100 = -18,91 Tahun 2010 = 2,82-3,43 ÷ 3,43 × 100 = -17,78 Tahun 2011 = 3,08-2,82 ÷ 2,82 × 100 = 9,22 b. NK Limit: Maksimal 100 Sumber: Data sekunder yang telah diolah Gambar 2.3 Grafik Perkembangan Rasio KAP PD BPR Bank Salatiga Tahun 2007-2011 Dari Tabel II.10 dan Grafik di atas menunjukkan kondisi kesehatan bank berdasarkan perhitungan rasio Kualitas Aktiva Produktif KAP PD BPR Bank Salatiga dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 dalam kondisi sehat. Dilihat dari pertumbuhan tingkat kesehatan rasio KAP dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011, tingkat kesehatan berdasarkan rasio KAP dari tahun ke tahun mengalami penurunan rata-rata sebesar 11,69 . 4. Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif PPAP Rasio ini digunakan oleh PD BPR Bank Salatiga untuk mengukur pemenuhan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif PPAP yang telah dibentuk oleh bank terhadap Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang wajib dibentuk oleh bank PPAWD. PPAP yang diperhitungkan telah disesuaikan dengan Peraturan Bank Indonesia No. 8 19 PBI 2006 tentang Kualitas Aktiva Produktif dan Pembentukan PPAP Tabel II.11 Perhitungan Rasio PPAP PD BPR Bank Salatiga Tahun 2007-2011 Thn PPAP yang Telah Dibentuk PPAP WD Rasio PPAP NK Murni Predikat 2007 Rp986.426.000,00 Rp1.075.207.575,00 91,74 91,74 SEHAT 2008 Rp543.711.427,00 Rp764.911.330,00 71,08 71,08 CUKUP SEHAT 2009 Rp503.353.000,00 Rp931.742.822,00 54,02 54,02 KURANG SEHAT 2010 Rp1.027.606.000,00 Rp1.412.957.675,00 72,73 72,73 CUKUP SEHAT 2011 Rp1.510.957.000,00 Rp1.795.816.925,00 84,14 84,14 SEHAT Rata Rp914.410.685,00 Rp1.196.127.265,00 74,74 74,74 CUKUP SEHAT Sumber: Data sekunder yang telah diolah Keterangan: a. Rasio PPAP: Jumlah PPAP yang telah dibentuk ÷ Jumlah PPAPWD × 100 b. NK Murni: rasio PPAP × 1 Tabel II.12 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Tingkat Kesehatan Rasio PPAP PD BPR Bank Salatiga Tahun 2007-2011 Thn Rasio PPAP NK Murni Pert. Tkt Kesehatan PPAP NK Limit Predikat 2007 91,74 91,74 0,00 0,00 SEHAT 2008 71,08 71,08 -22,52 71,08 CUKUP SEHAT 2009 54,02 54,02 -24,00 54,02 KURANG SEHAT 2010 72,73 72,73 34,64 72,73 CUKUP SEHAT 2011 84,14 84,14 15,69 84,14 SEHAT Rata 74,74 74,74 0,76 56,39 CUKUP SEHAT Sumber: Data sekunder yang telah diolah Keterangan: a. Perhitungan Pertumbuhan Tingkat Kesehatan PPAP: Tahun 2008: 71,08-91,74÷91,74×100=-22,52 Tahun 2009: 54,02-71,08÷71,08×100= -24,00 Tahun 2010: 72,73-54,02÷54,02×100= 34,64 Tahun 2011: 84,14-72,73÷72,73×100= 15,69 b. NK Murni: Rasio PPAP × 1 Sumber: Data sekunder yang telah diolah Gambar 2.4 Grafik Perkembangan Rasio PPAP PD BPR Bank Salatiga Tahun 2007-2011 Berdasarkan Lampiran V, Tabel II.11, Tabel II.12, dan Grafik pada Gambar 2.3 di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2007 PD BPR Bank Salatiga mempunyai PPAP sebesar 91,74, pada tahun-tahun berikutnya mengalami penurunan PPAP sebesar 71,08 pada tahun 2008 dan 54,02 pada tahun 2009. Penurunan yang terjadi tersebut disebabkan oleh turunnya PPAP yang telah dibentuk dan naiknya PPAPWD. Pada tahun 2010 mengalami kenaikan dengan hasil perhitungan PPAP sebesar 72,73 dan tahun 2011 juga mengalami kenaikan dengan hasil perhitungan PPAP sebesar 84,14. Kenaikan yang terjadi tersebut disebabkan oleh naiknya PPAP yang telah dibentuk dan naiknya PPAPWD. Selama tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 kondisi kesehatan PD BPR Bank Salatiga berdasarkan rasio PPAP dalam kondisi cukup sehat. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata nilai kredit murni selama 5 tahun terakhir 2007-2011 sebesar 74,74 dengan pertumbuhan tingkat kesehatan rasio PPAP yang mengalami kenaikan sebesar 0,76 . 59 BAB III TEMUAN Berikut ini hasil rangkuman dari perhitungan analisis tingkat kesehatan bank berdasarkan kinerja kredit dengan rasio Loan to Deposit Rate LDR, Non Performing Loan NPL, Kualitas Aktiva Produktif KAP, dan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif PPAP pada PD BPR Bank Salatiga untuk periode 2007-2011. Tabel III.1 Rangkuman Hasil Perhitungan Rasio LDR, NPL, KAP, dan PPAP PD BPR Bank Salatiga Periode 2007-2011 Keterangan Tahun Rata- rata Predika t 2007 2008 2009 2010 2011 Rasio LDR 50,84 53,86 62,69 74,42 87,68 65,90 SEHAT Rasio NPL 8,49 6,10 5,76 4,06 3,97 5,68 CUKU P SEHAT Rasio KAP 6,13 4,23 3,43 2,82 3,08 3,94 SEHAT Rasio PPAP 91,74 71,08 54,02 72,73 84,14 74,74 CUKU P SEHAT Sumber: Data sekunder yang telah diolah

A. Ditinjau dari Rasio Loan to Deposit Rate LDR