3 60 dari nilai jual objek pajak untuk agunan berupa tanah,
bangunan, dan rumah bersertifikat hak milik SHM atau hak guna bangunan SHGB, hak pakai tanpa tanggungan;
4 50 dari nilai jual objek pajak untuk agunan berupa tanah dengan
bukti kepemilikan berupa Surat Girik Letter C yang dilampiri surat pemberitahuan pajak terutang SPPT terakhir;
5 50 dari nilai pasar untuk agunan berupa kendaraan bermotor yang
disertai bukti kepemilikan dan diikat sesuai ketentuan yang berlaku. PPAP dapat dihitung dengan rumus:
PPAP = Perhitungan: Rasio PPAP × 1 maksimal 100
Tabel II.4 Hasil Penilaian PPAP menurut Ketentuan Bank Indonesia
Kategori Hasil Penilaian
Sehat Cukup Sehat
Kurang Sehat Tidak Sehat
≥ 81,00 ≥ 66,00 - 81,00
≥ 51,00 - 66,00 51,00
Sumber: SK DIR BI No 30 12 KEP DIR; PBI No 8 19 PBI 2006
B. Pembahasan
Cara mengukur tingkat kesehatan bank berdasar kinerja kredit didasarkan pada Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Surat Keputusan
Dirjen BI No. 30 12 KEP DIR, Surat Edaran Bank Indonesia SE BI No. 30 3 UPPB, dan Peraturan Bank Indonesia PBI No. 8 19 PBI 2006
yang mengatur tentang Kualitas Aktiva Produktif dan Pembentukan Penyisihan Aktiva Produktif Bank Perkreditan Rakyat.
Dalam penelitian ini, penilaian tingkat kesehatan PD BPR Bank Salatiga berdasarkan kinerja kredit menggunakan beberapa rasio LDR, NPL,
KAP, dan PPAP yang didasarkan pada neraca dan rekapitulasi nominatif kredit dari PD BPR Bank Salatiga tahun 2007 sampai dengan tahun 2011.
1. Loan to Deposit Ratio LDR
LDR merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara jumlah kredit yang diberikan dengan dana yang
diterima oleh bank. Dengan analisis rasio ini PD BPR Bank Salatiga akan mengetahui seberapa besar efisiensi penggunaan dana yang diterima oleh
bank untuk membiayai permohonan kredit oleh debitur. Rasio LDR yang digunakan penulis dalam mengukur tingkat
kesehatan bank ditinjau dari aspek likuiditas akan menjelaskan tentang kesehatan rasio LDR tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 serta trend
pertumbuhan tingkat kesehatan LDR. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana ketergantungan PD BPR Bank
Salatiga terhadap penarikan kembali kredit yang telah diberikan untuk membayar kembali kewajiban kepada para deposannya. Berdasarkan data
yang diperoleh, LDR PD BPR Bank Salatiga selama tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 ditunjukan dengan tabel di bawah ini.
Tabel II.5 Perhitungan
Loan to Deposit Rate LDR PD BPR Bank Salatiga Tahun 2007-2011
Tahun Kredit yang
Diberikan Dana yang Diterima
LDR Predikat a
b c
d e
2007 Rp38.288.155.000,00
Rp75.317.356.000,00 50,
84 Sehat
2008 Rp41.830.046.068,00
Rp77.671.135.192,00 53,
86 Sehat
2009 Rp58.950.539.000,00
Rp4.032.769.500,00 62,
69 Sehat
2010 Rp79.294.647.000,00
Rp106.805.429.000,00 74,
24 Sehat
2011 Rp86.713.286.000,00
Rp98.896.502.000,00 87,
68 Sehat
Sumber: Data sekunder yang telah diolah Keterangan:
LDR: Kredit yang Diberikan÷ Dana yang Diterima×100
Tabel II.6 Rekapitulasi Perhitungan Tingkat Kesehatan LDR PD BPR Bank
Salatiga Tahun 2007-2011
Tahun LDR
Tingkat Kesehatan LDR
NK Murni
NK Limit
Predikat 2007
50,84 0,00
256,64 100
Sehat 2008
53,86 5,94
244,56 100
Sehat 2009
62,69 16,39
209,24 100
Sehat 2010
74,42 18,71
162,32 100
Sehat 2011
87,68 17,82
109,28 100
Sehat Rata
65,90 11,77
196,41 100
Sehat Sumber: Data sekunder yang telah diolah
Keterangan: a.
Perhitungan Pertumbuhan Tingkat Kesehatan LDR: Tahun 2008: 53,86-50,84: 50,84 × 100 = 5, 94
Tahun 2009: 62,69-53,86: 53,86 × 100 = 16,39 Tahun 2010: 74,42-62,69: 62,69 × 100 = 18,71
Tahun 2011: 87,68-74,42: 74,42 × 100 = 17,82
b. Perhitungan NK Murni:
c. NK Limit: Maksimal 100 dari NK Murni
Sumber: Data sekunder yang telah diolah Gambar 2.1 Grafik Perkembangan LDR PD BPR Bank Salatiga
Tahun 2007-2011
Bersumber dari perhitungan yang ditunjukkan dalam Tabel II.5 PD BPR Bank Salatiga dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 terus
mengalami kenaikan. Hasil perolehan LDR pada tahun 2007 sebesar 50,84, tahun 2008 sebesar 53,86, tahun 2009 sebesar 62,69, tahun
2010 sebesar 74,42 dan tahun 2011 juga mengalami kenaikan menjadi sebesar 87,68. Kenaikan LDR yang terjadi dari tahun ke tahun tersebut
dikarenakan jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar.
Dari Tabel II.6 terlihat bahwa kondisi kesehatan rasio LDR selama 5 tahun dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 menunjukkan kondisi
sehat, dengan perolehan nilai kredit murni masing-masing pada tahun 2007 sebesar 256,64 angka kredit, tahun 2008 sebesar 244,56 angka kredit,
tahun 2009 sebesar 209,24 angka kredit, tahun 2010 sebesar 162,32 angka kredit, dan tahun 2011 menurun namun masih di atas batas maksimal
menjadi sebesar 109,28 angka kredit.
Kondisi LDR secara umum baik yang ditunjukkan dengan rata-rata nilai kredit limit sebesar 100 angka kredit. Hal ini berarti PD BPR Bank
Salatiga memiliki kemampuan untuk membayar kembali kewajiban kepada para deposannya.
Selama 5 tahun terakhir dari tahun 2007 sampai tahun 2011 pertumbuhan tingkat kesehatan LDR cenderung mengalami kenaikan
dengan rata-rata peningkatan sebesar 11,77. Kenaikan yang terjadi tersebut disebabkan jumlah dana yang diterima meningkat lebih pesat
dibandingkan dengan kredit yang diberikan. 2.
Non Performing Loan NPL Dengan analisis NPL ini PD BPR Bank Salatiga dapat mengukur
dan mengetahui sejauh mana kredit bermasalah yang ada dan keberhasilan PD BPR Bank Salatiga dalam menekan terjadinya kredit bermasalah.
Kredit yang bermasalah dikategorikan dalam kolektibilitas Kurang Lancar KL, Diragukan D, dan Macet M. Salah satu risiko yang muncul akibat
semakin kompleksnya kegiatan perbankan adalah munculnya NPL yang semakin besar. Atau dengan kata lain, semakin besar skala operasi suatu
bank, maka aspek pengawasan semakain menurun, sehingga NPL semakin besar atau risiko kredit semakin besar.
NPL mencerminkan risiko kredit, namun NPL juga menunjukkan kemampuan bank dalam menghasilkan keuntungan melalui penyaluran
kredit.
25
Tabel II. 7 Tabel Perhitungan Non Performing Loan NPL PD. BPR Bank Salatiga Tahun 2007-2011
Tahun Kredit yg
diberikan Rp Kolektibilitas dalam Rupiah
NPL PREDIKAT
Lancar Kurang Lancar
Diragukan Macet
2007 38.288.155.000
35.038.155.000 1.295.000.000
1.027.500.000 927.500.000
8,49 Cukup Sehat
2008 41.830.046.068
39.280.046.068 1.250.000.000
628.000.000 672.000.000
6,10 Cukup Sehat
2009 58.950.539.000
55.552.145.125 493.239.940
282.370.450 2.622.783.485
5,76 Cukup Sehat
2010 79.294.647.000
76.077.554.000 1.477.190.000
510.973.000 1.228.930.000
4,06 Sehat
2011 86.713.286.000
83.266.946.000 905.818.000
891.776.000 1.648.746.000
3,97 Sehat
Rata- rata
61.015.334.614 57.842.969.239
1.084.249.588 668.123.890
1.419.991.897 5,68
Cukup Sehat
Sumber : Data Sekunder yang telah diolah
Keterangan: Perhitungan NPL =
51
52
Tabel II.8 Rekapitulasi Perhitungan Tingkat Pertumbuhan
Non Performing Loan NPL PD BPR Bank Salatiga Tahun 2007-2011
Tahun NPL
Naik Turun NPL 2007
8,49 0,00
2008 6,10
-28,15 2009
5,76 -5,57
2010 4,06
-29,51 2011
3,97 -2,22
Rata-rata 5,68
-13,09 Sumber: Data sekunder yang telah diolah
Keterangan : Perhitungan Pertumbuhan Tingkat Kesehatan NPL:
Tahun 2008: 6,10 - 8,49 ÷ 8,49× 100 = - 28,15 Tahun 2009: 5,76 - 6,10 ÷ 6,10 × 100 = -5,57
Tahun 2010: 4,06 - 5,76 ÷ 5,76 × 100 = -29,51 Tahun 2011: 3,97 -4,06÷ 4,06 × 100 = -2,22
Sumber: Data sekunder yang telah diolah Gambar 2.2 Grafik Perkembangan NPL PD BPR Bank Salatiga
Tahun 2007-2011
Bersumber dari perhitungan yang ditunjukkan dalam Tabel II.7 di atas dapat dilihat bahwa dari tahun ke tahun NPL PD BPR Bank Salatiga
mengalami penurunan, dari tahun 2007 sebesar 8,49, tahun 2008 sebesar 52
6,10, tahun 2009 sebesar 5,76, tahun 2010 sebesar 4,06 dan tahun 2011 menjadi sebesar 3,97. Meskipun mengalami penurunan, kondisi
kesehatan NPL selama 5 tahun terakhir menunjukkan kondisi cukup sehat dengan NPL rata-rata sebesar 5,68.
Dari Tabel II.8 dan Grafik 2.1 di atas dapat dilihat bahwa selama 5 tahun terakhir pertumbuhan tingkat NPL PD BPR Bank Salatiga
cenderung mengalami penurunan dengan rata-rata sebesar 13,09. Dengan adanya penurunan ini menunjukkan bahwa PD BPR Bank Salatiga
mampu menekan terjadinya kredit bermasalah. 3.
Kualitas Aktiva Produktif KAP Rasio ini digunakan oleh PD BPR Bank Salatiga untuk
menganalisis kinerja dan kelangsungan usaha, yang dipengaruhi oleh kualitas penyediaan dana pada aktiva produktif. Hal ini dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui kemampuan dan persentase kerugian yang terjadi pada PD BPR Bank Salatiga dari jumlah aktiva produktif yang telah
ditanamkan baik dalam bentuk kredit maupun bentuk penanaman dana lainnya dalam usaha untuk meningkatkan keuntungan.
Penulis menggunakan rasio KAP karena kualitas aktiva produktif menunjukkan produktivitas pengelolaan bank, karena menjadi sumber
penghasilan utama bagi BPR, namun juga memiliki risiko yang paling tinggi diatara faktor-faktor lainnya. Penilaian KAP ini didasarkan pada
penggolongan kolektibilitas Lancar, Kurang Lancar, Diragukan, atau Macet.
Tabel II.9 Perhitungan Rasio KAP PD BPR Bank Salatiga Tahun 2007-2011
Tahun Jml AP yg
Diklasifikasikan Jumlah AP
Rasio KAP
NK Murni
Predikat 2007
Rp2.345.625.000,00 Rp38.288.155.000,00 6,13
109,13 SEHAT
2008 Rp1.768.000.000,00 Rp41.830.046.068,00
4,23 121,80
SEHAT 2009
Rp2.021.078.034,00 Rp58.950.539.000,00 3,43
127,13 SEHAT
2010 Rp2.350.754.750,00 Rp83.392.148.000,00
2,82 131,20
SEHAT 2011
Rp2.770.487.000,00 Rp90.092.585.000,00 3,08
129,47 SEHAT
Rata Rp2.251.188.957,00
Rp62.510.694.614 3,94
123,75 SEHAT
Sumber: Data sekunder yang telah diolah Keterangan:
a. AP: Aktiva Produktif
b. Rasio KAP: Jumlah Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan ÷ Jumlah
Aktiva Produktif×100 c.
NK Murni: 22,5– Rasio KAP ÷ 0,15 Tabel II.9 di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2007 PD BPR
Bank Salatiga mempunyai kualitas aktiva produktif sebesar 6,13, pada tahun 2008 hingga tahun 2010 mengalami penurunan kualitas aktiva
produktif masing-masing menjadi sebesar 4,23 pada tahun 2008, 3,43 pada tahun 2009, dan 2,82 pada tahun 2010, sedangkan pada tahun 2011
mengalami kenaikan dengan perolehan rasio KAP sebesar 3,08. Hasil perhitungan rasio KAP yang mangalami penurunan pada tahun 2008
sampai dengan tahun 2010 tersebut disebabkan oleh kenaikan aktiva produktif dan kenaikan aktiva produktif yang diklasifikasikan. Pada tahun
2011 perolehan KAP naik dari tahun sebelumnya yang disebabkan oleh kenaikan yang terjadi pada aktiva produktif dan aktiva produktif yang
diklasifikasikan namun tidak signifikan. Selama 5 tahun terakhir 2007-2011 menunjukkan hasil yang
memuaskan yakni rasio kualitas produktif dengan angka rata-rata sebesar
3,94 dengan capaian nilai rata-rata kredit murni sebesar 123,75 angka kredit.
Tabel II.10 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Rasio KAP PD BPR Bank Salatiga
Tahun 2007-2011
Tahun Rasio
KAP NK Murni
KAP NK Limit Predikat
2007 6,13
109,13 0,00
100 SEHAT
2008 4,23
121,80 -31,00
100 SEHAT
2009 3,43
127,13 -18,91
100 SEHAT
2010 2,82
131,20 -17,78
100 SEHAT
2011 3,08
129,47 9,22
100 SEHAT
Rata 3,94
123,75 -11,69
100 SEHAT
Sumber: Data sekunder yang telah diolah Keterangan:
a. Perhitungan Tingkat Kesehatan KAP:
Tahun 2008 = 4,23-6,13 ÷ 6,13 × 100 = -31,00
Tahun 2009 = 3,43-4,23 ÷ 4,23 × 100 = -18,91
Tahun 2010 = 2,82-3,43 ÷ 3,43 × 100 = -17,78
Tahun 2011 = 3,08-2,82 ÷ 2,82 × 100 = 9,22 b.
NK Limit: Maksimal 100
Sumber: Data sekunder yang telah diolah
Gambar 2.3 Grafik Perkembangan Rasio KAP PD BPR Bank Salatiga Tahun 2007-2011
Dari Tabel II.10 dan Grafik di atas menunjukkan kondisi kesehatan bank berdasarkan perhitungan rasio Kualitas Aktiva Produktif KAP PD
BPR Bank Salatiga dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 dalam kondisi sehat. Dilihat dari pertumbuhan tingkat kesehatan rasio KAP dari
tahun 2007 sampai dengan tahun 2011, tingkat kesehatan berdasarkan rasio KAP dari tahun ke tahun mengalami penurunan rata-rata sebesar
11,69 . 4.
Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif PPAP Rasio ini digunakan oleh PD BPR Bank Salatiga untuk mengukur
pemenuhan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif PPAP yang telah dibentuk oleh bank terhadap Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif
yang wajib dibentuk oleh bank PPAWD. PPAP yang diperhitungkan telah disesuaikan dengan Peraturan Bank Indonesia No. 8 19 PBI 2006
tentang Kualitas Aktiva Produktif dan Pembentukan PPAP
Tabel II.11 Perhitungan Rasio PPAP PD BPR Bank Salatiga Tahun 2007-2011
Thn PPAP yang Telah
Dibentuk PPAP WD
Rasio PPAP
NK Murni
Predikat 2007
Rp986.426.000,00 Rp1.075.207.575,00
91,74 91,74
SEHAT 2008
Rp543.711.427,00 Rp764.911.330,00
71,08 71,08
CUKUP SEHAT
2009 Rp503.353.000,00
Rp931.742.822,00 54,02
54,02 KURANG
SEHAT 2010
Rp1.027.606.000,00 Rp1.412.957.675,00 72,73
72,73 CUKUP
SEHAT 2011
Rp1.510.957.000,00 Rp1.795.816.925,00 84,14
84,14 SEHAT
Rata Rp914.410.685,00
Rp1.196.127.265,00 74,74
74,74 CUKUP
SEHAT Sumber: Data sekunder yang telah diolah
Keterangan: a.
Rasio PPAP: Jumlah PPAP yang telah dibentuk ÷ Jumlah PPAPWD × 100
b. NK Murni: rasio PPAP × 1
Tabel II.12 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Tingkat Kesehatan Rasio PPAP PD
BPR Bank Salatiga Tahun 2007-2011
Thn Rasio PPAP
NK Murni
Pert. Tkt Kesehatan PPAP
NK Limit
Predikat 2007
91,74 91,74
0,00 0,00
SEHAT 2008
71,08 71,08
-22,52 71,08
CUKUP SEHAT
2009 54,02
54,02 -24,00
54,02 KURANG
SEHAT 2010
72,73 72,73
34,64 72,73
CUKUP SEHAT
2011 84,14
84,14 15,69
84,14 SEHAT
Rata 74,74
74,74 0,76
56,39 CUKUP
SEHAT Sumber: Data sekunder yang telah diolah
Keterangan: a.
Perhitungan Pertumbuhan Tingkat Kesehatan PPAP: Tahun 2008: 71,08-91,74÷91,74×100=-22,52
Tahun 2009: 54,02-71,08÷71,08×100= -24,00 Tahun 2010: 72,73-54,02÷54,02×100= 34,64
Tahun 2011: 84,14-72,73÷72,73×100= 15,69
b. NK Murni: Rasio PPAP × 1
Sumber: Data sekunder yang telah diolah Gambar 2.4 Grafik Perkembangan Rasio PPAP PD BPR Bank
Salatiga Tahun 2007-2011
Berdasarkan Lampiran V, Tabel II.11, Tabel II.12, dan Grafik pada Gambar 2.3 di atas dapat dilihat bahwa pada tahun
2007 PD BPR Bank Salatiga mempunyai PPAP sebesar 91,74, pada tahun-tahun berikutnya mengalami penurunan PPAP sebesar
71,08 pada tahun 2008 dan 54,02 pada tahun 2009. Penurunan yang terjadi tersebut disebabkan oleh turunnya PPAP yang telah
dibentuk dan naiknya PPAPWD. Pada tahun 2010 mengalami kenaikan dengan hasil perhitungan PPAP sebesar 72,73 dan
tahun 2011 juga mengalami kenaikan dengan hasil perhitungan PPAP sebesar 84,14. Kenaikan yang terjadi tersebut disebabkan
oleh naiknya PPAP yang telah dibentuk dan naiknya PPAPWD. Selama tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 kondisi
kesehatan PD BPR Bank Salatiga berdasarkan rasio PPAP dalam kondisi cukup sehat. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata nilai
kredit murni selama 5 tahun terakhir 2007-2011 sebesar 74,74 dengan pertumbuhan tingkat kesehatan rasio PPAP yang
mengalami kenaikan sebesar 0,76 .
59
BAB III TEMUAN
Berikut ini hasil rangkuman dari perhitungan analisis tingkat kesehatan bank berdasarkan kinerja kredit dengan rasio Loan to Deposit Rate LDR, Non
Performing Loan NPL, Kualitas Aktiva Produktif KAP, dan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif PPAP pada PD BPR Bank Salatiga untuk periode
2007-2011.
Tabel III.1 Rangkuman Hasil Perhitungan Rasio LDR, NPL, KAP, dan PPAP PD BPR
Bank Salatiga Periode 2007-2011
Keterangan Tahun
Rata- rata
Predika t
2007 2008
2009 2010
2011 Rasio LDR 50,84
53,86 62,69
74,42 87,68
65,90 SEHAT
Rasio NPL 8,49
6,10 5,76
4,06 3,97
5,68 CUKU
P SEHAT
Rasio KAP 6,13
4,23 3,43
2,82 3,08
3,94 SEHAT Rasio
PPAP 91,74
71,08 54,02
72,73 84,14
74,74 CUKU
P SEHAT
Sumber: Data sekunder yang telah diolah
A. Ditinjau dari Rasio Loan to Deposit Rate LDR