Pengujian Validitas Instrumen Pengujian Reliabilitas Instrumen

commit to user 3. Untuk memperoleh kejelasan dan kepastian apakah hubungan tersebut berarti meyakinkansignifikan.

2.2.6. Koefisien dan Arah Korelasi

Tinggi-rendah, kuat-lemah atau besar-kecilnya suatu korelasi dapat diketahui dengan melihat besar kecilnya suatu angka koefisien yang disebut angka indeks korelasi atau coeffisient of correlation, yang disimbolkan dengan ρ baca Rho, untuk populasi atau r untuk sampel. Angka korelasi berkisar antara 0 sampai dengan ± 1,00 artinya paling tinggi ± 1,00 dan paling rendah 0. Apabila angka indek korelasi bertanda + maka korelasi tersebut positif dan arah korelasi satu arah, sedangkan apabila angka indek korelasi -, maka korelasi tersebut negatif dan arah korelasi berlawanan arah; serta apabila angka indek korelasi sama dengan 0, maka hal ini menunjukkan tidak ada korelasi Muhidin dan Abdurahman, 2009.

2.2.7. Pengujian Alat Pengumpulan Data

Pengujian instrumen alat ukur yang akan digunakan dapat dibedakan menjadi dua hal yaitu : pengujian validitas dan reliabilitas. Pentingnya pengujian validitas dan reliabilitas ini, berkaitan dengan proses pengukuran yang cenderung keliru Muhidin dan Abdurahman, 2009.

2.2.7.1. Pengujian Validitas Instrumen

Suatu instrumen pengukuran dikatakan valid jika instrumen dapat mengukur sesuatu dengan tepat apa yang hendak diukur. Ada dua jenis validitas untuk instrumen penelitian, yaitu validitas logis logical validity dan validitas empirik empirical validity Arikunto, 1993. Validitas logis adalah validitas yang berdasarkan penalaran, sedangkan validitas empirik adalah validitas yang dinyatakan berdasarkan pengalaman. Untuk penelitian ini digunakan analisa butir, untuk menguji validitas setiap butir, skor skor-skor yang ada pada tiap butir dikorelasikan dengan skor total. Sedangkan rumus yang digunakan adalah uji Korelasi Product Moment, seperti pada rumus 2.2. dibawah berikut: ...........................2.2. commit to user Dengan: rxy= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y N = jumlah responden ΣX = jumlah skor butir soal ΣY = jumlah skor total ΣXY = jumlah perkalian skor butir soal ΣX2 = jumlah kuadrat skor butir soal ΣY2 = jumlah kuadrat skor total Kemudian hasil rxy hit dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi 5. Jika didapatkan harga rxy hit r tabel, maka butir instrumen dikatakan valid, akan tetapi sebaliknya jika harga rxy hit r tabel, maka dikatakan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid Arikunto 1998 : 146.

2.2.7.2. Pengujian Reliabilitas Instrumen

Suatu instrumen dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten dan cermat akurat. Jadi uji reliabilitas instrumen dilakukan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya Muhidin dan Abdurahman, 2009. Untuk mengetahui reliabilitas instrumen dilakukan dengan rumus alpha, karena instrumen dalam penelitian ini berbentuk angket dan skornya berupa rentangan antara 1 sampai 5 dan uji validitas menggunakan item total. Untuk menerangkan bahwa untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian maka menggunakan rumus Alpha seperti pada Rumus 2.3. berikut: Dengan: r11 = Reliabilitas Instrumen n = Banyaknya butir soal Σα b2 = Jumlah varian butir2 1 σ = Varian total Arikunto 1998: 192-193 Untuk memperoleh varians butir dicari terlebih dahulu setiap butir, kemudian dijumlahkan. Rumus yang digunakan untuk mencari varians seperti pada Rumus 2.4. berikut: ....................................................2.3. commit to user Dengan: α = Varians butir X = Jumlah skor N = Jumlah responden

2.2.7.3. Pengujian Signifikansi Koefisien Korelasi