25
pertimbangan mulai fungsi ekonomis, kepraktisan, dan manfaat yang diperoleh dari penggunaan media visual dijadikan pertimbangan bagi
seorang guru terutama untuk memudahkan dalam fungsi utamanya sebagi seorang pendidik dan pengajar. Pengoptimalan media visual
memberikan dampak psikologis bagi guru, karena ia akan lebih memiliki rasa percaya diri dalam menyampaikan materi atau pesan kepada
peserta didik. Jika dilihat lebih lanjut sebenamya media visual ini sudah tidak asing lagi bagi para guru. Sejak di bangku kuliah mereka sudah
diberikan pengetahuan dan keterampilan dasar pemanfaatan media pembelajaran, sehingga dalam situasi mengajar yang sesungguhnya
guru tinggal mengembangkan atau menciptakan media-media visual baru yang lebih kreatif dan inovatif Maya, 2005.
Penelitian ini mengenai pembelajaran menggunakan media visual, bisa dijelaskan bahwa media visual sebagai proses interaksi siswa
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar menggunakan sebuah media yang berupa gambar dan foto secara dua
dimensi ataupun tiga dimensi serta gambar dan foto yang dapat bergerak atau yang disebut video. Jadi, proses interaksi antara guru dan siswa
menggunakan sebuah media yang memiliki ciri atau berupa sebuah gambar dan foto secara dua dimensi ataupun tiga dimensi serta gambar
dan foto yang dapat bergerak.
6. Media Konvensional
Menurut Abdulhak Sanjaya 1995, media nonelektronik konvensional adalah media yang dapat digunakan tanpa bantuan alat-
alat elektronik seperti media grafis, model, chart, mock-up, specimen dan
26
sebagainya. Karena tidak adanya tuntutan perangkat elektronik yang pada umumnya memerlukan energi listrik, memungkinkan kelompok
media ini dapat digunakan di berbagai daerah yang belum memiliki sumber energi listrik. Salah satu media pembelajaran yang masih berlaku
dan sangat banyak digunakan oleh guru adalah model pembelajaran konvensional. Media pembelajaran sebenarnya perlu dikembangkan lagi
dan perlu untuk diperbaiki dari tahun ke tahun supaya peserta didik menjadi tidak bosan dan tetap memiliki motivasi untuk mengikuti
pembelajaran. Meskipun
demikian, untuk
memperbaiki atau
mengembangkan media pembelajaran konvensional sangatlah susah bagi guru itu sendiri, karena guru harus memiliki kemampuan dan
keterampilan menggunakan media pembelajaran lainnya serta guru sudah terbiasa sejak lama menggunakannya tanpa mengembangkan
sedikit pun. Media grafis dan chart tentunya bukan hal yang asing bagi
seseorang. Ketika seseorang memperhatikan presentasi dari orang lain, seringkali presenter menunjukkan grafis, gambar atau chart untuk
memperjelas pesan yang ingin disampaikannya kepada yang hadir. Namun demikian peranan media ini dalam menyampaikan pesan
terbatas hanya dapat dicerna melalui pengindraan mata. Akibatnya, dalam konteks belajar mengajar tidak banyak menuntut siswa untuk
menggunakan alat indera lainnya. Guru biasanya mengajar dengan berpedoman pada buku teks atau
LKS, dengan mengutamakan metode ceramah dan sangat jarang melakukan tanya jawab. Tes atau evaluasi yang bersifat sumatif dengan
27
maksud untuk mengetahui perkembangan juga jarang dilakukan oleh guru. Di lain pihak siswa harus mengikuti cara belajar yang dipilih oleh
guru tersebut dengan patuh mempelajari urutan yang ditetapkan guru, dan kurang sekali mendapat kesempatan untuk menyatakan pendapat.
Dari uraian di atas, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa kegiatan belajar mengajar yang selama ini kebanyakan dilakukan oleh guru,
dengan guru mengajar secara klasikal yang di dalamnya aktivitas guru mendominasi kelas dengan metode ekspositori, dan siswa hanya
menerima saja apa-apa yang disampaikan oleh guru, begitu pun aktivitas siswa untuk menyampaikan pendapat sangat kurang, sehingga siswa
menjadi pasif dalam belajar, dan belajar siswa kurang bermakna karena lebih banyak hafalan. Dalam hal ini pun media yang dipakai oleh guru
sangat terbatas karena salah satunya guru tidak memiliki kemauan atau kemampuan untuk mengembangkan media. Media yang digunakan
biasanya yang sudah ada atau bantuan dari pemerintah melalui dinas pendidikan setempat. Misalnya hanya sebuah poster atau gambar dari
buku mata pelajaran atau benda diam yang ada di bengkel. Pada penelitian ini media konvensional bersumber belajar pada
suatu lingkungan belajar menggunakan sebuah media yang berupa gambar dan foto secara dua dimensi saja atau foto yang tidak dapat
bergerak. Jadi, proses interaksi antara guru dengan peserta didik menggunakan sebuah media yang memiliki ciri atau berupa sebuah
gambar dan foto secara dua dimensi saja atau foto yang tidak dapat bergerak maupun benda-benda diam.
28
B. Hasil Penelitian yang Relevan