3. Kepemimpinan Partisipatif
Kepemimpinan ini dikenal dengan istilah kepemimpinan terbuka, bebas, atau nondirektif. Orang yang menganut pendekatan ini hanya
sedikit memegang kendali dalam proses pengambilan keputusan. Ia hanya menyajikan informasi mengenai suatu permasalahan dan
memberikan kesempatan kepada anggota tim untuk mengembangkan strategi dan pemecahannya.
4. Kepemimpinan Berorientasi pada Tujuan
Gaya kepemimpinan ini disebut dengan kepemimpinan berdasarkan hasil atau berdasarkan sasaran. Orang yang menganut pendekatan ini
meminta anggota tim untuk memusatkan perhatiannya hanya pada tujuan yang ada.
5. Kepemimpinan Situasional
Gaya kepemimpinan ini dikenal dengan kepemimpinan tak tetap fluid atau kontigensi. Gaya kepemimpinan ini menerapkan suatu
gaya tertentu berdasarkan pertimbangan atas faktor-faktor seperti pemimpin, pengikut, dan situasi dalam arti struktur tugas, peta
kekuasaan, dan dinamika kelompok.
2.2.4. Teori Yang Melandasi Hubungan Partisipasi Penyusunan Anggaran
dengan Kinerja Manajerial
Penyusunan anggaran secara partisipatif diharapkan dapat meningkatkan kinerja manajer, yaitu ketika suatu tujuan dirancang dan
secara partisipasi disetujui maka karyawan akan menginternalisasikan tujuan yang ditetapkan dan memiliki rasa tanggung jawab pribadi untuk
mencapainya, karena mereka ikut terlibat dalam penyusunan anggaran Milani, 1975.
Untuk memanfaatkan keinginan dan kemampuan kerja bawahan mereka yang merupakan bawaan sejak lahir, para manajer hendaknya
memberikan suatu iklim yang kondusif bagi perkembangan pribadi. Dalam hal ini, manajemen partisipatif adalah model yang ideal. Thoha,
1992: 241. Semakin banyak aktivitas-aktivitas seseorang yang dilakukan
dengan orang lain, semakin beraneka ragam interaksinya dan juga semakin kuat tumbuhnya sentimen mereka. Semakin banyak interaksi di
antara orang-orang, semakin tinggi kemungkinan aktivitas dan sentimen yang ditularkan pada orang lain dan semakin banyak sentimen seseorang
dipahami orang lain, maka semakin banyak kemungkinan-kemungkinan ditularkan aktivitasnya dan interaksinya. Thoha, 1992: 242.
Dari beberapa pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa manajer yang dilibatkan dalam penyusunan anggaran akan merasa bertanggung
jawab atas tujuan yang ingin dicapai dan hal itu akan meningkatkan kinerja para manajer untuk mencapai tujuan mereka. Iklim yang
kondusif juga berperan dalam meningkatkan kinerja manajerial.
2.2.5. Teori Yang Melandasi Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap
Hubungan antara Partisipasi Penyusunan Anggaran dengan Kinerja Manajerial
Teori Jalur - Tujuan Path - Goal Theory yang dikemukakan
oleh Martin Evans dan Robert House berusaha untuk menjelaskan pengaruh perilaku pimpinan terhadap motivasi, kepuasan, dan
pelaksanaan pekerjaan bawahannya.
Adapun Path - Goal Theory versi House, memasukan empat tipe
atau gaya utama kepemimpinan sebagai berikut : 1.
Kepemimpinan Direktif. Tipe ini sama dengan model kepemimpinan yang otokratis dari Lippit dan White. Bawahan tahu
senyatanya apa yang diharapkan darinya dan pengarahan yang khusus diberikan oleh pemimpin. Dalam model ini tidak ada
partisipasi dari bawahan. 2.
Kepemimpinan yang Mendukung Supportive Leadership. Kepemimpinan model ini mempunyai kesediaan untuk
menjelaskan sendiri, bersahabat, mudah didekati, dan mempunyai perhatian kemanusiaan yang murni terhadap para bawahannya.
3. Kepemimpinan Partisipatif. Gaya kepemimpinan ini, pemimpin
berusaha meminta dan mempergunakan saran-saran dari para bawahannya. Namun pengambilan keputusan masih tetap berada
padanya.
4. Kepemimpinan yang Berorientasi pada Prestasi. Gaya
kepemimpinan ini menetapkan serangkaian tujuan yang menantang para bawahannya untuk berprestasi. Demikian pula pemimpin
memberikan keyakinan kepada mereka bahwa mereka mampu melaksanakan tugas pekerjaan mencapai tujuan secara baik.
Berdasarkan teori diatas, maka peneliti menyimpulkan bahwa dengan menggunakan salah satu dari empat gaya tersebut dan dengan
mempertimbangkan faktor-faktor seperti yang diuraikan tersebut, maka pemimpin berusaha mempengaruhi persepsi bawahannya dan
memotivasikannya, dengan cara mengerahkan mereka pada kejelasan tugas-tugasnya, pencapaian tujuan, kepuasan kerja dan pelaksanaan kerja
yang efektif. Selain itu dengan adanya partisipasi anggaran memberikan kesempatan bagi manajer atas maupun bawah untuk ikut menyusun
anggaran. Pada umumnya, tujuan menyeluruh dari anggaran dikomunikasikan kepada para manajer, yang kemudian membantu
mengembangkan anggaran yang dapat memenuhi tujuan tersebut. Dalam partisipasi anggaran, penekanan dilakukan pada pemenuhan tujuan
secara umum, bukan pada setiap jenis anggaran.
2.3. Kerangka Pikir
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dan landasan teori diatas, maka dapat dibuatkan premis atau teori pendukung dalam penelitian ini,
yang akan dijadikan model penelitian.