GAYA KEPEMIMPINAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL PADA PT. MITRA BALI INDAH (MBI).

(1)

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

dan hidayahnya, sehingga tugas penyusunan skripsi dengan judul :

“Gaya

kepemimpinan sebagai variabel moderating dalam hubungan antara

partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial pada PT. Mitra

Indah Bali (MBI)”

, dapat terselesaikan dengan baik.

Adapun maksud penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi sebagian

persyaratan agar memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada

Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur di

Surabaya.

Sejak adanya ide sampai tahap penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari

sepenuhnya bahwa banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu

penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1.

Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP. selaku Rektor Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya.

2.

Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM. selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya.

3.

Bapak Drs. Ec. Saiful Anwar, M.Si. selaku Pembantu Dekan I Fakultas

Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur


(2)

5.

Bapak Prof. Dr. H. Soeparlan Pranoto, MM, Ak. Selaku Dosen Pembimbing

Utama yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan,

pengarahan, dorongan, dan saran kepada penulis.

6.

Ibu Dra. Ec. Dwi Suhartini, M.Aks. selaku Dosen Pembimbing Pendamping

yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan, pengarahan,

dorongan, dan saran kepada penulis.

7.

Segenap staff pengajar (dosen) serta seluruh karyawan terutama Fakultas

Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Surabaya.

8.

Staff karyawan PT. Mitra Indah Bali (MBI), yang telah membantu dalam

penyediaan data-data yang dibutuhkan penulis sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik.

9.

Orang-orang tercinta bapak, ibu, adik, tante, teman, serta seluruh keluarga

besar di Surabaya, yang telah memberikan dukungan berupa moril maupun

materiil, dan dengan nasehat, doa, serta kasih sayangnya, sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah SWT memberikan Rahmat-Nya atas semua bantuan yang

telah mereka berikan selama penyusunan skripsi ini.


(3)

berbagai pihak yang mengarah kepada kebaikan dan kesempurnaan skripsi ini.

Sebagai penutup penulis mengharapkan skripsi ini dapat memberikan

sumbangan kecil yang berguna bagi masyarakat, almamater, dan ilmu

pengetahuan.

Surabaya,

November

2010


(4)

DAFTAR ISI

...

iv

DAFTAR GAMBAR

...

vii

DAFTAR TABEL

...

viii

DAFTAR LAMPIRAN

...

x

ABSTRAKSI

...

xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...

1

1.2 Rumusan Masalah ...

5

1.3 Tujuan Penelitian ...

5

1.4 Manfaat Penelitian ...

5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu ...

7

2.2 Landasan Teori...

13

2.2.1 Kinerja Manajerial ...

13

2.2.1.1. Pengertian Kinerja Manajerial ...

13

2.2.1.2. Tugas-Tugas Penting yang Dilaksanakan Manajer...

13

2.2.1.3. Tingkat-Tingkat Manajer ...

14

2.2.1.4. Keterampilan-Keterampilan Manajer...

14

2.2.1.5. Kegiatan-Kegiatan Manajerial ...

15

2.2.1.6. Manajer Gagal Mendelegasikan...

16

2.2.1.7. Tujuan dan Pentingnya Penilaian Kinerja...

17

2.2.1.8. Manfaat Penilaian Kinerja...

17

2.2.2 Anggaran ...

18

2.2.2.1. Pengertian Anggaran...

18

2.2.2.2. Fungsi Anggaran ...

20

2.2.2.3. Tujuan Penyusunan Anggaran ...

21

2.2.2.4. Pengertian Partisipasi Penyusunan Anggaran...

21


(5)

2.2.4. Teori yang Melandasi Hubungan Partisipasi Penyusunan

Anggaran dengan Kinerja Manajerial...

26

2.2.5. Teori yang Melandasi Pengaruh Gaya Kepemimpinan

terhadap Hubungan antara Partisipasi Penyusunan Anggaran

dengan Kinerja Manajerial ...

28

2.3. Kerangka Pikir ...

29

2.4. Hipotesis...

31

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel...

32

3.1.1. Definisi Operasional...

32

3.1.2. Pengukuran Variabel...

33

3.2. Teknik Penentuan Sampel...

36

3.2.1. Obyek dan Populasi ...

36

3.2.2. Sampel...

37

3.3. Teknik Pengumpulan Data...

37

3.3.1. Jenis Data ...

37

3.3.2. Pengumpulan Data ...

38

3.4. Uji Validitas, Uji Reliabilitas, dan Uji Normalitas Data...

38

3.4.1. Uji Validitas ...

38

3.4.2. Uji Reliabilitas ...

39

3.4.3. Uji Normalitas Data ...

39

3.5. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ...

40

3.5.1. Uji Asumsi Klasik ...

40

3.5.2. Uji Hipotesis ...

42

3.5.3. Uji Kecocokan Model (Uji F) ...

43

3.5.4. Uji Parsial (Uji t)...

43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


(6)

4.1.4. Manajemen dan Teknologi...

48

4.1.4.1.

Information Technology

... 48

4.1.4.2.

Merchandising ...

49

4.1.4.3.

Human Resources Department

... 51

4.1.4.4.

Marketing ...

51

4.1.4.5. Layanan Konsumen...

52

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ...

53

4.2.1. Distribusi Frekuensi Variabel Partisipasi Penyusunan

Anggaran

(X

1

)... 53

4.2.2. Distribusi Frekuensi Variabel Gaya Kepemimpinan (X

2

) ... 55

4.2.3. Distribusi Frekuensi Variabel Kinerja Manajerial (Y)...

56

4.2.4. Uji Validitas ...

57

4.2.5. Uji Reliabilitas ...

62

4.3. Uji Normalitas...

62

4.4. Uji Regresi Linier Sederhana ...

63

4.5. Analisis Regresi Linier Berganda dengan Metode Nilai Selisih

Mutlak... 65

4.5.1. Asumsi Klasik ...

65

4.5.2. Persamaan Regresi Linier Berganda ...

67

4.6. Uji Hipotesis ...

70

4.7. Pembahasan...

72

4.8. Perbedaan Penelitian Sekarang dengan Penelitian Terdahulu ...

74

4.9. Keterbatasan Penelitian...

76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ...

77

5.2. Saran...

77

DAFTAR PUSTAKA


(7)

Tabel 2.1

:

Perbedaan Antara Penelitian Terdahulu dengan Penelitian

Sekarang...

12

Tabel 4.1

:

Distribusi Frekuensi Variabel Partisipasi Penyusunan

Anggaran...

54

Tabel 4.2

:

Distribusi Frekuensi Variabel Gaya Kepemimpinan ………

55

Tabel 4.3

:

Distribusi Frekuensi Variabel Kinerja Manajerial …………

56

Tabel 4.4

:

Hasil Uji Validitas Variabel Partisipasi Penyusunan

Anggaran (X

1

) Putaran ke-1………..

56

Tabel 4.5

:

Hasil Uji Validitas Variabel Partisipasi Penyusunan

Anggaran (X

1

) Putaran

ke-2………...

58

Tabel 4.6

:

Hasil Uji Validitas Variabel Gaya Kepemimpinan (X

2

)

Putaran ke-1………...

59

Tabel 4.7

:

Hasil Uji Validitas Variabel Gaya Kepemimpinan (X

2

)

Putaran ke-2………...

59

Tabel 4.8

:

Hasil Uji Validitas Variabel Gaya Kepemimpinan (X

2

)

Putaran ke-3………...

60

Tabel 4.9

:

Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Manajerial (Y) Putaran

ke-1………

60

Tabel 4.10

:

Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Manajerial (Y) Putaran

ke-2………

61

Tabel 4.11

:

Hasil Uji Reliabilitas………..

62

Tabel 4.12

:

Hasil Uji Normalitas………..

63

Tabel 4.13

:

Hasil Analisis Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran

Terhadap Kinerja Manajerial……….

63

Tabel 4.14

:

Hasil Uji t………...

65

Tabel 4.15

:

Hasil Uji Multikolinieritas……….

66


(8)

(9)

(10)

Lampiran 2A

:

Output Uji Validitas dan Reliabilitas pada Variabel

Partisipasi Penyusunan Anggaran Putaran ke-1

Lampiran 2B

:

Output Uji Validitas dan Reliabilitas pada Variabel

Partisipasi Penyusunan Anggaran Putaran ke-2

Lampiran 3A

:

Output Uji Validitas dan Reliabilitas pada Variabel Gaya

Kepemimpinan Putaran ke-1

Lampiran 3B

:

Output Uji Validitas dan Reliabilitas pada Variabel Gaya

Kepemimpinan Putaran ke-2

Lampiran 3C

:

Output Uji Validitas dan Reliabilitas pada Variabel Gaya

Kepemimpinan Putaran ke-3

Lampiran 4A

:

Output Uji Validitas dan Reliabilitas pada Variabel Kinerja

Manajerial Putaran ke-1

Lampiran 4B

:

Output Uji Validitas dan Reliabilitas pada Variabel Kinerja

Manajerial Putaran ke-2

Lampiran 5

:

Input Data

Lampiran 6

:

Output Uji Normalitas

Lampiran 7

:

Output Uji Regresi Linier Sederhana

Lampiran 8

:

Output Uji Regresi Linier Berganda dengan Nilai Selisih

Mutlak


(11)

Oleh :

Ryza Hadi Wijaya

ABSTRAK

PT. Mitra Bali Indah adalah anak perusahaan dari PT. Catur Mitra Sejati

Sentosa yang merupakan perusahaan ritel untuk bahan bangunan dan home

furnishing yang modern, praktis dan lengkap. Banyaknya perusahaan ritel saat ini

membuat persaingan usaha menjadi semakin ketat menuntut PT. Mitra Bali Indah

untuk menjual produk bahan bangunan yang berkualitas dengan harga yang

terjangkau kepada konsumen. Pada tahun 2007 terjadi penurunan realisasi

penjualan, kemungkinan disebabkan oleh kurang optimalnya penerapan partisipasi

dalam pembuatan anggaran dan hal ini juga kurang didukung dengan gaya

kepemimpinan yang kondusif. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk

menguji pengaruh antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja

manajerial, dan menguji pengaruh apakah gaya kepemimpinan mampu berperan

sebagai variabel yang memoderasi pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja

manajerial pada PT. Mitra Bali Indah (MBI).

Populasi dari penelitian ini adalah 30 orang yang terdiri dari 1 outlet pusat

(Bali) dan 2 outlet cabang Surabaya (Kedungdoro dan Wiyung), dan analisis yang

digunakan adalah regresi linier berganda dengan nilai selisih mutlak.

Berdasarkan uraian dan analisa data yang telah dikemukakan, maka dapat

disimpulkan bahwa : (1) partisipasi penyusunan anggaran memberikan kontribusi

positif yang nyata terhadap peningkatan kinerja manajerial, sehingga hipotesis

ke-1 teruji kebenarannya. (2) Gaya kepemimpinan bukanlah variabel yang

memoderasi hubungan partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja

manajerial, sehingga hipotesis ke-2 tidak teruji kebenarannya.

Kata Kunci : Partisipasi Penyusunan Anggaran, Gaya Kepemimpinan, Kinerja

Manajerial, Variabel Moderating, Uji Nilai Selisih Mutlak


(12)

1.1. Latar Belakang

Perkembangan dunia usaha yang semakin cepat khususnya pertumbuhan di sektor ekonomi, menuntut perusahaan untuk meningkatkan kinerja dan mengembangkan usahanya agar terus dapat mencapai tujuan perusahaan. Secara umum tujuan perusahaan adalah mengoptimalkan laba dengan mengutamakan kelangsungan hidup perusahaan. Indonesia dengan penduduk sebesar 200 juta jiwa dan dengan pertumbuhan bisnis properti sebesar 5,5 % pertahun, merupakan pasar yang menjanjikan untuk industri bahan bangunan (Mitra 10 Company Profile, 1). Perubahan permintaan konsumen dan semakin tingginya tingkat persaingan pasar, merupakan masalah yang umum dari sebagian besar masalah perusahaan. Agar mampu bersaing, perusahaan harus mampu menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan dan meningkatkan kinerjanya. Salah satu alat bantu untuk mengukur kinerja perusahaan yang dapat digunakan oleh manajer dalam merencanakan kegiatan dan tanggung jawabnya adalah anggaran (Suryani, 2004: 1).

Anggaran adalah suatu rencana terinci yang disusun secara formal dalam ukuran kuantitatif, biasanya dalam satuan uang, untuk menunjukkan perolehan dan penggunaan sumber-sumber organisasi dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun (Halim, 2000).


(13)

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan anggaran yakni bahwa anggaran tersebut harus realistis, luwes dan kontinyu. Realistis artinya tidak terlalu pesimis. Luwes artinya tidak terlalu kaku, mempunyai peluang untuk disesuaikan dengan keadaan yang mungkin berubah. Sedangkan kontinyu, artinya membutuhkan perhatian secara terus-menerus, dan tidak merupakan suatu usaha yang insidentil. (Adisaputro dan Asri, 1992: 8)

Keterlibatan manajer dalam menyusun anggaran sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan penyusunan anggaran. Partisipasi dalam penyusunan anggaran merupakan suatu pendekatan efektif terhadap peningkatan kinerja manajerial (Suryani, 2004: 2).

Partisipasi penyusunan anggaran merupakan pendekatan manajerial yang umumnya dinilai dapat meningkatkan kinerja manajerial. Para bawahan yang merasa aspirasinya dihargai dan mempunyai pengaruh pada anggaran yang disusun akan lebih mempunyai tanggung jawab dan konsekuensi moral untuk menigkatkan kinerja (Suryani: 2004: 2).

Menurut Siswanto (1992: 236) yang dimaksud kepemimpinan adalah kemampuan yang dimiliki oleh seorang tenaga kerja untuk meyakinkan orang lain sehingga orang yang bersangkutan dapat dikerahkan secara maksimal untuk melaksanakan tugas pokok.

Kinerja manajerial adalah kinerja para individu (manajer) dalam kegiatan-kegiatan manajerial yang meliputi perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pengaturan atau perwakilan.


(14)

PT. MITRA BALI INDAH (MBI) adalah anak perusahaan dari PT. CATUR MITRA SEJATI SENTOSA (CMSS), yang merupakan perusahaan ritel untuk bahan bangunan dan home furnishing yang modern, praktis dan lengkap. Banyaknya perusahaan ritel saat ini membuat persaingan usaha menjadi semakin ketat menuntut PT. Mitra Bali Indah untuk menjual produk bahan bangunan yang berkualitas dengan harga yang terjangkau kepada konsumen.

Tabel 1.1 : Data Realisasi Penjualan Tahun 2007 dan 2008

Tahun Anggaran Realisasi Selisih Prosentase 2007

2008

33,421,865,000 35,872,936,000

27,985,246,000 28,600,891,000

(5,436,619,000) (7,272,045,000)

83,73% 79,73% Sumber : Bagian Keuangan PT. Mitra Indah Bali cabang Surabaya

Dapat dilihat bahwa terjadi penurunan realisasi penjualan untuk tahun 2007 sebesar 83,73 % dan tahun 2008 sebesar 79,73 %. Tidak terpenuhinya realisasi penjualan, kemungkinan disebabkan oleh kurang optimalnya penerapan partisipasi dalam pembuatan anggaran dan hal ini juga kurang didukung dengan gaya kepemimpinan yang kondusif. Oleh karena itu perusahaan memerlukan adanya partisipasi penyusunan anggaran dan gaya kepemimpinan yang sesuai dalam perusahaan agar menghasilkan kinerja yang lebih baik lagi dalam pencapaian target penjualan.

Tuntutan perusahaan terhadap kinerja manajer yang baik adalah untuk menjaga kelangsungan operasional perusahaan. Kinerja yang baik dapat dilihat dari realisasi anggaran perusahaan yang telah ditentukan pada awal


(15)

periode dengan hasil yang dicapai selama periode tersebut. Untuk itu ada beberapa faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya kinerja manajer suatu perusahaan. Dalam penelitian ini gaya kepemimpinan digunakan untuk mengukur hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial.

Alasan dipilihnya partisipasi penyusunan anggaran dan gaya kepemimpinan :

1. Dengan adanya partisipasi penyusunan anggaran dapat mendorong para manajer untuk mengidentifikasi tujuan dan target yang ditetapkan oleh perusahaan serta didukung dengan pemahaman yang cukup baik untuk menangani tindakan yang harus diambil, guna mencapai hasil yang lebih baik.

2. Gaya kepemimpinan yang baik dapat mendorong manajer untuk melakukan tugas mereka dengan baik, benar dan penuh tanggung jawab.

Berdasarkan latar belakang diatas, dilakukan penelitian dengan judul “Gaya Kepemimpinan sebagai Variabel Moderating dalam Hubungan antara Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Kinerja Manajerial pada PT. Mitra Bali Indah (MBI)”.

Alasan digunakannya gaya kepemimpinan sebagai variabel moderating adalah untuk menguji apakah gaya kepemimpinan yang berfungsi sebagai variabel moderating dapat mempengaruhi hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial.


(16)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka diperoleh suatu rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada PT. Mitra Bali Indah (MBI)?

2. Apakah partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial yang dimoderatori oleh gaya kepemimpinan pada PT. Mitra Bali Indah (MBI)?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini berdasarkan rumusan masalah adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dan menguji pengaruh antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial pada PT. Mitra Bali Indah (MBI).

2. Untuk mengetahui dan menguji pengaruh apakah gaya kepemimpinan mampu berperan sebagai variabel yang memoderasi pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial pada PT. Mitra Bali Indah (MBI).

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitan ini diharapkan mempunyai manfaat ganda, disamping bermanfaat secara teoritis, juga mempunyai manfaat praktis. Adapun manfaat penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :


(17)

a. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan informasi ilmiah yang bermanfaat untuk pertimbangan dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan agar lebih produktif, efektif dan efisien.

b. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi universitas agar dapat menambah kumpulan khasanah bacaan ilmiah bagi perpustakaan universitas sehingga memberikan informasi bagi pihak lain yang mengadakan penelitian lebih lanjut.

c. Bagi Peneliti Lain

Sebagai sarana untuk menerapkan dan mengimplikasikan teori-teori yang telah diperoleh selama masa studi maupun dari sumber lain sehingga dapat bermanfaat bagi pihak lain yang memerlukan.


(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian terdahulu yang melatarbelakangi penelitian ini antara lain :

1. Joko Sumarno (2005)

a. Judul : “Pengaruh komitmen organisasi dan gaya kepemimpinan terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial”.

b. Permasalahan :

1) Apakah terdapat hubungan dan pengaruh positif yang signifikan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial.

2) Apakah komitmen organisasi dapat menjadi moderasi hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial.

3) Apakah gaya kepemimpinan dapat menjadi moderasi hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial.

c. Hipotesis :

1) Partisipasi anggaran berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial.

2) Komitmen organisasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial.


(19)

3) Gaya kepemimpinan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial.

d. Kesimpulan :

1) Terdapat pengaruh dan hubungan negatif yang signifikan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial.

2) Pengaruh komitmen organisasi terhadap hubungan kinerja manajerial dan partisipasi anggaran adalah positif dan signifikan. 3) Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap hubungan antara

partisipasi anggaran dan kinerja manajerial adalah tidak signifikan.

2. Slamet Riyadi (2000)

a. Judul : “Motivasi dan Pelimpahan Wewenang sebagai Variabel

Moderating dalam Hubungan antara Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Kinerja Manajerial”.

b. Permasalahan :

Apakah motivasi dan pelimpahan wewenang dalam organisasi yang berfungsi sebagai variabel moderating mempengaruhi hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial. c. Hipotesis :

1) Interaksi antara partisipasi penyusunan anggaran dengan motivasi akan mempengaruhi kinerja manajerial.


(20)

2) Interaksi antara partisipasi penyusunan anggaran dengan pelimpahan wewenang akan mempengaruhi kinerja manajerial. d. Kesimpulan :

1) Motivasi yang dimiliki manajer tidak mempengaruhi hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial.

2) Interaksi antara partisipasi penyusunan anggaran dengan pelimpahan wewenang yang terdesentralisasi secara signifikan mempengaruhi kinerja manajerial.

3. Usman Effendy (2003)

a. Judul : “Pengaruh gaya kepemimpinan dan ketidakpastian

lingkungan terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial pada PT. TRI MEGA BATERINDO SIDOARJO. b. Permasalahan :

1) Apakah partisipasi dalam penyusunan anggaran akan meningkatkan kinerja manajerial.

2) Apakah kesesuaian antara partisipasi penyusunan anggaran dengan faktor kontijensi ketidakpastian lingkungan berpengaruh terhadap kinerja manajerial.

3) Apakah kesesuaian antara partisipasi penyusunan anggaran dengan faktor kontijensi gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja manajerial.


(21)

c. Hipotesis :

1) Partisipasi dalam penyusunan anggaran akan meningkatkan kinerja manajerial.

2) Kesesuaian antara partisipasi penyusunan anggaran dengan faktor kontijensi ketidakpastian lingkungan berpengaruh terhadap kinerja manajerial.

3) Kesesuaian antara partisipasi penyusunan anggaran dengan faktor kontijensi gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja manajerial.

d. Kesimpulan :

1) Partisipasi dalam penyusunan anggaran akan meningkatkan kinerja manajerial sebesar 88,29%.

2) Partisipasi penyusunan anggaran dengan faktor kontijensi ketidakpastian lingkungan tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial.

3) Partisipasi penyusunan anggaran dengan faktor kontijensi gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja manajerial.

4. Irma Suryani (2004)

a. Judul : “Motivasi dan pelimpahan wewenang sebagai variabel

moderating dalam hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial pada PT. GARAM (Persero) SURABAYA”.


(22)

b. Permasalahan :

Apakah motivasi dan derajat pelimpahan wewenang dalam organisasi yang berfungsi sebagai variabel moderating mempengaruhi hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial.

c. Hipotesis :

1) Diduga terdapat hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan motivasi sebagai variabel moderating yang akan mempengaruhi kinerja manajerial.

2) Diduga terdapat hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan pelimpahan wewenang sebagai variabel moderating yang akan mempengaruhi kinerja manajerial.

d. Kesimpulan :

1) Pada hipotesis 1 yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan motivasi sebagai variabel moderating yang akan mempengaruhi kinerja manajerial, yang telah teruji kebenarannya. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil perhitungan hipotesis yang menggunakan uji F, yang menunjukkan bahwa nilai F hitung yang diperoleh sebesar 3,9673 > F tabel sebesar 2,7760 dan uji t yang menunjukkan bahwa nilai t hitung yang diperoleh sebesar 3,1050 > t tabel sebesar 2,0032.


(23)

2) Pada hipotesis 2 yang menyatakan bahwa diduga terdapat hubungan antara partisipasi anggaran dengan motivasi sebagai variabel moderating, yang akan mempengaruhi kinerja manajerial, yang telah teruji kebenarannya. Hal ini dibuktikan dengan hasil perhitungan uji hipotesis yang menggunakan uji F, yang menunjukkan bahwa nilai F hitung yang diperoleh sebesar 14,8732 > F tabel sebesar 2,7760 dan uji t yang menunjukkan bahwa nilai t hitung yang diperoleh sebesar 2,1759 > t tabel sebesar 2,0032.

Tabel 2.1 : Perbedaan Antara Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang

No. Nama Penelitian Judul Variabel

1. Joko Sumarno (2005) “Pengaruh Komitmen Organisasi dan Gaya

Kepemimpinan terhadap Hubungan antara Partisipasi anggaran dan Kinerja Manajerial”

Variabel Bebas (x): 1. Komitmen Organisasi 2. Gaya Kepemimpinan 3. Partisipasi Anggaran Variabel Terikat (y):

1. Kinerja Manajerial 2. Slamet Riyadi (2000) “Motivasi dan Pelimpahan Wewenang sebagai

Variabel Moderating dalam Hubungan antara Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Kinerja Manajerial”

Variabel Bebas (x):

1.Partisipasi Penyusunan Anggaran

2. Motivasi

3. Pelimpahan Wewenang Variabel Terikat (y):

1. Kinerja Manajerial

3. Usman Effendy (2003) “Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan

Ketidakpastian Lingkungan terhadap Hubungan antara Partisipasi Anggaran dengan Kinerja Manajerial pada PT. TRI MEGA BATERINDO SIDOARJO”

Variabel Bebas (x): 1. Partisipasi Anggaran 2. Gaya Kepemimpinan 3.Ketidakpastiaan Lingkungan Variabel Terikat (y):

1. Kinerja Manajerial

4. Irma Suryani (2004) “Motivasi dan Pelimpahan Wewenang sebagai

Variabel Moderating dalam Hubungan antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial pada PT. GARAM (Persero) SURABAYA”

Variabel Bebas (x): 1. Partisipasi Anggaran 2. Motivasi

3. Pelimpahan Wewenang Variabel Terikat (y):

1. Kinerja Manajerial 5. Ryza Hadi Wijaya

(2010)

“Gaya Kepemimpinan sebagai Variabel Moderating dalam Hubungan antara Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Kinerja Manajerial pada PT. MITRA BALI INDAH (MBI)”

Variabel Bebas (x): 1. Partisipasi Penyusunan Anggaran


(24)

2.2. Landasan Teori 2.2.1. Kinerja Manajerial

2.2.1.1. Pengertian Kinerja Manajerial

Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja) atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang. Kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang manajer dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. (Mangkunegara, 2005: 67).

Menurut Sumarno (2005: 591), kinerja manajerial adalah kinerja para individu dalam kegiatan manajerial yang meliputi perencanaan, investigasi, koordinasi, supervisi, pengaturan staf, negosiasi dan representasi.

Menurut Riyadi (2000: 141), kinerja manajerial adalah kinerja manajer dalam kegiatan-kegiatan manajerial yang meliputi perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan staf, negosiasi dan perwakilan atau representasi.

2.2.1.2. Tugas-Tugas Penting yang Dilaksanakan Manajer

Menurut Handoko (1999: 29) tugas-tugas penting yang dilaksanakan manajer dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Manajer bekerja dengan dan melalui orang lain.

b. Manajer memadukan dan mengimbangkan tujuan-tujuan yang saling bertentangan dan menerapkan prioritas-prioritas.


(25)

c. Manajer bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan atas kegiatan-kegiatan yang harus diselesaikan.

d. Manajer harus berfikir secara analitis dan konseptual. e. Manajer adalah seorang mediator.

f. Manajer adalah seorang politis. g. Manajer adalah seorang diplomat.

h. Manajer mengambil keputusan-keputusan sulit.

2.2.1.3. Tingkat-Tingkat Manajer

Menurut Manullang (2004: 18) ada tiga tingkatan manajer yaitu : a. Top Manager atau manajer tertinggi, disebut juga pucuk pimpinan

yang termasuk dalam golongan ini adalah anggota-anggota board of manager (dewan direksi) dan presiden perusahaan.

b. Middle Manager atau manajer menengah, yang termasuk tingkatan ini adalah kepala bagian, kepala divisi dan kepala-kepala seksi.

c. Supervisory Manager atau first line manager (manajer tingkat pertama), yang termasuk dalam golongan ini adalah kepala mandor dan mandor.

2.2.1.4. Keterampilan-Keterampilan Manajer

Keterampilan-keterampilan manajer yang pada umumnya dibutuhkan untuk menjadi seorang manajer yang efektif yaitu,


(26)

a. Keterampilan konseptual (conceptual skill) adalah kemampuan mental untuk mengkoordinasikan dan mengintegrasikan seluruh kepentingan dan kegiatan organisasi.

b. Keterampilan kemanusiaan (human skill) adalah kemampuan untuk bekerja dengan memahami, memotivasi orang lain, baik secara individu ataupun kelompok.

c. Keterampilan administrative (administrative skill) adalah seluruh keterampilan yang berkaitan dengan perencanaan, pengorganisasian, penyusunan kepegawaian, dan pengawasan.

d. Keterampilan teknik (technical skill) adalah kemampuan untuk menggunakan peralatan-peralatan, dan prosedur-prosedur, teknik-teknik dari suatu bidang tertentu, seperti akuntansi, produk, penjualan, atau pemesanan dan sebagainya.

2.2.1.5. Kegiatan-Kegiatan Manajerial

Menurut Handoko (1999: 31), kegiatan-kegiatan manajer dapat diklarifikasikan ke dalam empat kelompok antara lain :

a. Kegiatan pribadi 1) Pengatur waktu

2) Pengembangan karir pribadi

3) Keterlibatan dalam kehidupan sendiri b. Kegiatan teknis


(27)

2) Pemecahan masalah teknis 3) Pelaksanaan fungsi-fungsi teknis c. Kegiatan administrasi

1) Pemrosesan kertas kerja

2) Penyiapan dan administrasi anggaran 3) Monitoring kebijaksanaan dan prosedur 4) Pemeliharaan stabilitas operasi

d. Kegiatan interaksional 1) Peranan antar pribadi 2) Peranan informasional

3) Peranan pembuatan keputusan

2.2.1.6. Manajer Gagal Mendelegasikan

Delegasi adalah faktor kritis bagi manajemen yang efektif, tetapi banyak manajer gagal mendelegasikan, atau mendelegasikan dengan lemah, karena beberapa alasan. Alasan-alasan tersebut antara lain (Handoko, 1999: 226) :

a. Manajer merasa lebih bila mereka tetap mempertahankan hak pembuatan keputusan.

b. Manajer tidak bersedia menghadapi resiko bahwa bawahan akan melaksanakan wewenangnya dengan salah satu atau gagal.


(28)

d. Manajer merasa bahwa bawahan lebih senang tidak mempunyai hak pembuatan keputusan yang luas.

e. Manajer takut bahwa bawahan akan melaksanakan tugasnya dengan efektif sehingga posisinya sendiri terancam.

f. Atau manajer tidak mempunyai kemampuan manajerial untuk mendelegasikan tugasnya.

2.2.1.7. Tujuan dan Pentingnya Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. (Mulyadi, 2001: 416)

Tujuan informasi kinerja dapat dikelompokkan dalam empat kategori (Schuler dan Susan, 1996: 3), yaitu :

a. Evaluasi yang menekankan perbandingan antar orang.

b. Pengembangan yang menekankan perubahan-perubahan dalam arti seseorang dengan berjalannya waktu.

c. Pemeliharaan sistem

d. Dokumentasi keputusan-keputusan sumber daya manusia.

2.2.1.8. Manfaat Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja dimanfaatkan oleh manajemen untuk (Mulyadi, 2001: 416) :


(29)

a. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian personel-personel secara maksimum.

b. Membantu mengambil keputusan yang berkaitan dengan penghargaan personel seperti promosi, transfer, dan pemberhentian. c. Mengidentifikasikan kebutuhan latihan dan pengembangan personel

dan menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program penelitian. d. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana

atasan mereka menilai kinerja mereka.

e. Menyediakan suatu dasar untuk mendistribusikan penghargaan.

2.2.2. Anggaran

2.2.3.3. Pengertian Anggaran

Pengertian anggaran menurut Nafarin (2004: 12), anggaran merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu.

Menurut Supriyono (2000: 40), anggaran adalah suatu rencana terinci yang disusun secara sistematis dan dinyatakan secara formal dalam ukuran kuantitatif, biasanya dalam satuan uang, untuk menunjukkan perolehan dan penggunaan sumber-sumber suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun.


(30)

aktiva, modal, pendapatan, dan biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan rencana tersebut. Anggaran tersebut menyatakan tujuan yang hendak dicapai oleh suatu organisasi berkenaan dengan sasaran kegiatan usaha maupun keuangan tertentu.

Menurut Adisaputro dan Asri (2003: 6), anggaran adalah suatu pendekatan yang formal dan sistematis daripada pelaksanaan tanggung jawab manajemen didalam perencanaan, koordinasi dan pengawasan.

Dari definisi tersebut dapat diambil intinya yakni :

1. Bahwa anggaran harus bersifat formal artinya bahwa anggaran disusun dengan sengaja dan bersungguh-sungguh dalam bentuk tertulis.

2. Bahwa anggaran harus bersifat sistematis artinya bahwa anggaran disusun dengan berurutan dan berdasarkan suatu logika.

3. Bahwa setiap saat manajer dihadapkan pada suatu tanggung jawab untuk mengambil keputusan, sehingga anggaran merupakan suatu hasil pengambilan keputusan yang berdasar beberapa asumsi tertentu.

4. Bahwa keputusan yang diambil oleh manajer tersebut merupakan pelaksanaan fungsi manajer dari segi perencanaan, koordinasi dan pengawasan.

Dari beberapa pengertian anggaran yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan yaitu anggaran merupakan suatu rencana yang disajikan secara kuantitatif. Biasanya dinyatakan dalam satuan


(31)

uang yang disusun dalam satuan periode waktu tertentu dan dijadikan pedoman untuk melakukan operasi perusahaan selama periode anggaran serta merupakan proyeksi dari hasil operasi perusahaan.

2.2.3.4. Fungsi Anggaran

Menurut Mulyadi (2001: 502), fungsi anggaran adalah sebagai berikut :

1. Anggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan rencana kerja.

2. Anggaran merupakan cetak biru aktivitas yang akan dilaksanakan perusahaan di masa mendatang.

3. Anggaran berfungsi sebagai alat komunikasi intern yang menghubungkan berbagai unit organisasi dalam perusahaan dan menghubungkan manajer bawah dengan manajer atas. 4. Anggaran berfungsi sebagai tolok ukur yang dipakai sebagai

pembanding hasil operasi sesungguhnya.

5. Anggaran berfungsi sebagai alat pengendali yang memungkinkan manajemen menunjukkan bidang yang kuat dan lemah bagi perusahaan.

6. Anggaran berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi dan memotivasi manajer dan karyawan agar senantiasa bertindak


(32)

2.2.3.5. Tujuan Penyusunan Anggaran

Menurut Nafarin (2004: 15), ada beberapa tujuan disusunnya anggaran antara lain :

1. Dapat digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan investasi dana,

2. Dapat memberikan batasan atas jumlah dana yang dicari dan digunakan,

3. Dapat merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana sehingga dapat memudahkan pengawasan,

4. Dapat merasionalkan suber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal,

5. Dapat menyempurnakan rencana yang telah disusun karena dengan anggaran lebih jelas dan nyata terlihat,

6. Dapat menampung dan menganalisa serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan dengan keuangan.

2.2.3.6. Pengertian Partisipasi Penyusunan Anggaran

Dalam pembahasan ini yang dimaksud dengan partisipasi penyusunan anggaran perusahaan dalam hal ini adalah perumusan. Partisipasi adalah suatu keterlibatan mental dan emosional orang-orang dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk memberikan kontribusi kepada tujuan kelompok (Davis N, 1995: 179).


(33)

Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa seorang manajer diharapkan berpartisipasi secara langsung baik tenaga maupun memberikan ide-ide segar dan kreatif dalam suatu kegiatan atau kelompok kerja dan diharapkan mereka bisa bertanggungjawab dari ide-ide yang mereka berikan.

Keuntungan dari kesuksesan dalam partisipasi adalah dapat memberikan suatu pengaruh yang sehat pada kepentingan inisiatif dan moral, dapat menghasilkan rencana yang lebih baik karena adanya kombinasi pengetahuan dari beberapa individu, seluruh tingkat manajemen lebih menyadari bagaimana fungsi kombinasi pengetahuan dari beberapa individu, dapat meningkatkan kerjasama antar bagian.

Penyusunan anggaran adalah proses penentuan peran setiap manajer dalam melaksanakan program atau bagian program. (Supriyono, 2000: 40).

Partisipasi penyusunan anggaran didefinisikan sebagai keterlibatan manajer-manajer pusat pertanggungjawaban dalam penyusunan anggaran (Govindarajan, 2003). Partisipasi penyusunan anggaran memungkinkan para manajer tingkat bawah untuk turut serta dalam pembuatan anggaran. Biasanya, tujuan umum dikomunikasikan ke manajer yang membantu mengembangkan anggaran yang akan memenuhi tujuan-tujuan ini. Anggaran partisipatif mengkomunikasikan rasa bertanggungjawab pada para manajer tingkat bawah dan mendorong


(34)

tujuan anggaran tampaknya akan lebih menjadi tujuan pribadi para manajer, yang menghasilkan kesesuaian tujuan yang lebih besar. Peningkatan tanggung jawab dan tantangan inheren dalam proses tersebut memberikan insentif non-uang yang mengarah pada tingkat kinerja yang lebih tinggi. Dalam anggaran partisipatif, penekanan dilakukan pada pemenuhan tujuan secara umum, bukan pada jenis perusahaan. (Hansen dan Mowen, 2004: 376).

2.2.3. Gaya Kepemimpinan

2.2.3.1. Pengertian Gaya Kepemimpinan

Menurut Handoko (1999: 294) kepemimpinan atau leadership adalah kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang-orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran. Menurut Tjiptono dan Diana (2003: 161) gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan pemimpin dalam berinteraksi dengan bawahannya. Sedangkan gaya kepemimpinan menurut Thoha (2004: 303) adalah norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain.

Menurut Fielder (1999: 495) gaya seorang individu tetap yang merupakan pembawaan dari lahir, karena itu situasilah yang menuntut seorang pemimpin menggunakan gaya kepemimpinannya. ia membagi gaya kepemimpinan dalam berbagai bentuk, yaitu :


(35)

a. Berorientasi hubungan pimpinan dan anggota.

Tingkat kepercayaan, keyakinan dan respek bawahan terhadap pimpinan, dalam hal ini tingkat partisipasi bawahan dalam pembuatan program tinggi.

b. Berorientasi tugas.

Sampai tingkat mana penugasan pekerjaan diprosedurkan. Bawahan ditekankan untuk melakukan tugasnya sesuai prosedur yang ditetapkan atasan, dalam hal ini partisipasi bawahan diabaikan.

2.2.3.2. Jenis-Jenis Teori Kepemimpinan

Menurut Siagian (2002: 83) ada tiga jenis teori kepemimpinan yang melatarbelakangi model gaya kepemimpinan antara lain :

a. Teori Ciri-Ciri

Teori ini meliputi pengetahuan yang luas, kemampuan bertumbuh, berfikir inkuisitif, berfikir analitik, daya ingat yang kuat, kemampuan integrative, kemampuan berkomunikasi, kemampuan mengajar, rasionalitas, obyektifitas, pragmatism, kemampuan menentukan skala prioritas secara tajam, naluri tepat waktu, naluri kohesi organisasional, naluri relevansi yang tinggi, mampu berperan sebagai teladan, pendengar yang baik, bersikap adaptif, luwes, tegas, berani mengambil resiko atas dasar perhitungan yang matang, antisipatif, proaktif, berorientasi ke masa depan, dan mempunyai visi yang jelas.


(36)

b. Teori Keperilakuan

Penekanan teori ini terletak pada pentingnya seorang manajer selaku pejabat pimpinan, mengenali situasi perusahaan yang dipimpinnya bermuara pada pencarian dan penemuan keseimbangan antar orientasi tugas dan manusia.

c. Teori Situasional

Makin banyak teori kepemimpinan yang berusaha mendalami teori situasional membuktikan besarnya hasrat untuk secara ilmiah mendalami hal-hal yang menyangkut efektifitas kepemimpinan dari orang yang mendapat kepercayaan menduduki jabatan professional.

2.2.3.3. Macam-Macam Gaya Kepemimpinan

Menurut Tjiptono dan Diana (2003: 161) ada lima macam gaya kepemimpinan, antara lain :

1. Kepemimpinan Otokratis

Kepemimpinan otokratis disebut juga dengan kepemimpinan diktator atau direktif. Pemimpin dalam mengambil keputusan tanpa berkonsultasi dengan para karyawan yang harus melaksanakannya atau karyawan yang dipengaruhi keputusan tersebut.

2. Kepemimpinan Demokratis

Gaya kepemimpinan ini dikenal dengan istilah kepemimpinan konsultif atau consensus. Pemimpin melibatkan karyawan yang harus melaksanakan keputusan dalam proses pembuatannya.


(37)

3. Kepemimpinan Partisipatif

Kepemimpinan ini dikenal dengan istilah kepemimpinan terbuka, bebas, atau nondirektif. Orang yang menganut pendekatan ini hanya sedikit memegang kendali dalam proses pengambilan keputusan. Ia hanya menyajikan informasi mengenai suatu permasalahan dan memberikan kesempatan kepada anggota tim untuk mengembangkan strategi dan pemecahannya.

4. Kepemimpinan Berorientasi pada Tujuan

Gaya kepemimpinan ini disebut dengan kepemimpinan berdasarkan hasil atau berdasarkan sasaran. Orang yang menganut pendekatan ini meminta anggota tim untuk memusatkan perhatiannya hanya pada tujuan yang ada.

5. Kepemimpinan Situasional

Gaya kepemimpinan ini dikenal dengan kepemimpinan tak tetap (fluid) atau kontigensi. Gaya kepemimpinan ini menerapkan suatu gaya tertentu berdasarkan pertimbangan atas faktor-faktor seperti pemimpin, pengikut, dan situasi (dalam arti struktur tugas, peta kekuasaan, dan dinamika kelompok).

2.2.4. Teori Yang Melandasi Hubungan Partisipasi Penyusunan Anggaran

dengan Kinerja Manajerial


(38)

secara partisipasi disetujui maka karyawan akan menginternalisasikan tujuan yang ditetapkan dan memiliki rasa tanggung jawab pribadi untuk mencapainya, karena mereka ikut terlibat dalam penyusunan anggaran (Milani, 1975).

Untuk memanfaatkan keinginan dan kemampuan kerja bawahan mereka yang merupakan bawaan sejak lahir, para manajer hendaknya memberikan suatu iklim yang kondusif bagi perkembangan pribadi. Dalam hal ini, manajemen partisipatif adalah model yang ideal. (Thoha, 1992: 241).

Semakin banyak aktivitas-aktivitas seseorang yang dilakukan dengan orang lain, semakin beraneka ragam interaksinya dan juga semakin kuat tumbuhnya sentimen mereka. Semakin banyak interaksi di antara orang-orang, semakin tinggi kemungkinan aktivitas dan sentimen yang ditularkan pada orang lain dan semakin banyak sentimen seseorang dipahami orang lain, maka semakin banyak kemungkinan-kemungkinan ditularkan aktivitasnya dan interaksinya. (Thoha, 1992: 242).

Dari beberapa pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa manajer yang dilibatkan dalam penyusunan anggaran akan merasa bertanggung jawab atas tujuan yang ingin dicapai dan hal itu akan meningkatkan kinerja para manajer untuk mencapai tujuan mereka. Iklim yang kondusif juga berperan dalam meningkatkan kinerja manajerial.


(39)

2.2.5. Teori Yang Melandasi Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Hubungan antara Partisipasi Penyusunan Anggaran dengan Kinerja Manajerial

Teori Jalur - Tujuan (Path - Goal Theory) yang dikemukakan oleh Martin Evans dan Robert House berusaha untuk menjelaskan pengaruh perilaku pimpinan terhadap motivasi, kepuasan, dan pelaksanaan pekerjaan bawahannya.

Adapun Path - Goal Theory versi House, memasukan empat tipe atau gaya utama kepemimpinan sebagai berikut :

1. Kepemimpinan Direktif. Tipe ini sama dengan model kepemimpinan yang otokratis dari Lippit dan White. Bawahan tahu senyatanya apa yang diharapkan darinya dan pengarahan yang khusus diberikan oleh pemimpin. Dalam model ini tidak ada partisipasi dari bawahan.

2. Kepemimpinan yang Mendukung (Supportive Leadership). Kepemimpinan model ini mempunyai kesediaan untuk menjelaskan sendiri, bersahabat, mudah didekati, dan mempunyai perhatian kemanusiaan yang murni terhadap para bawahannya. 3. Kepemimpinan Partisipatif. Gaya kepemimpinan ini, pemimpin

berusaha meminta dan mempergunakan saran-saran dari para bawahannya. Namun pengambilan keputusan masih tetap berada padanya.


(40)

4. Kepemimpinan yang Berorientasi pada Prestasi. Gaya kepemimpinan ini menetapkan serangkaian tujuan yang menantang para bawahannya untuk berprestasi. Demikian pula pemimpin memberikan keyakinan kepada mereka bahwa mereka mampu melaksanakan tugas pekerjaan mencapai tujuan secara baik.

Berdasarkan teori diatas, maka peneliti menyimpulkan bahwa dengan menggunakan salah satu dari empat gaya tersebut dan dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti yang diuraikan tersebut, maka pemimpin berusaha mempengaruhi persepsi bawahannya dan memotivasikannya, dengan cara mengerahkan mereka pada kejelasan tugas-tugasnya, pencapaian tujuan, kepuasan kerja dan pelaksanaan kerja yang efektif. Selain itu dengan adanya partisipasi anggaran memberikan kesempatan bagi manajer atas maupun bawah untuk ikut menyusun anggaran. Pada umumnya, tujuan menyeluruh dari anggaran dikomunikasikan kepada para manajer, yang kemudian membantu mengembangkan anggaran yang dapat memenuhi tujuan tersebut. Dalam partisipasi anggaran, penekanan dilakukan pada pemenuhan tujuan secara umum, bukan pada setiap jenis anggaran.

2.3. Kerangka Pikir

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dan landasan teori diatas, maka dapat dibuatkan premis atau teori pendukung dalam penelitian ini, yang akan dijadikan model penelitian.


(41)

Premis 1 : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial. (Slamet Riyadi, 2000: 137).

Premis 2 : Partisipasi yang tinggi dalam penyusunan anggaran akan meningkatkan kinerja manajerial (Brownel dan Mc innes, 1998)

Premis 3 : Gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial. (Sumarno, 2005)

Premis 4 : Untuk memanfaatkan keinginan dan kemampuan kerja bawahan mereka yang merupakan bawaan sejak lahir, para manajer hendaknya memberikan suatu iklim yang kondusif bagi perkembangan pribadi. Dalam hal ini, manajemen partisipatif adalah model yang ideal (Thoha, 1992: 241). Premis 5 : Semakin banyak aktivitas-aktivitas seseorang yang

dilakukan dengan orang lain, semakin beraneka ragam interaksinya dan juga semakin kuat tumbuhnya sentimen mereka. Semakin banyak interaksi di antara orang-orang, semakin tinggi kemungkinan aktivitas dan sentimen yang ditularkan pada orang lain dan semakin banyak sentimen seseorang dipahami orang lain, maka semakin banyak kemungkinan-kemungkinan ditularkan aktivitasnya dan


(42)

Gambar 2.1 : Bagan kerangka pikir

Regresi Linier Berganda dengan Nilai Selisih Mutlak

2.4. Hipotesis

Berdasarkan landasan teori dan premis-premis yang ada, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

1. Bahwa partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada PT. Mitra Bali Indah (MBI).

2. Bahwa partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial yang dimoderatori oleh gaya kepemimpinan pada PT. Mitra Bali Indah (MBI).

Partisipasi Penyusunan Anggaran

(X1)

Gaya Kepemimpinan (X2)

Kinerja Manajerial


(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

3.1.1. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. (Nazir, 2003).

Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel, yaitu variabel terikat (Y) adalah kinerja manajerial, partisipasi penyusunan anggaran sebagai variabel bebas (X1) dan sebagai variabel moderating adalah gaya

kepemimpinan (X2).

Konsep dan definisi operasional setiap variabel dengan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

a. Variabel Terikat

Kinerja Manajerial (Y)

Adalah kinerja para individu dalam kegiatan manajerial yang meliputi perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pengaturan staf, negosiasi dan perwakilan.


(44)

b. Variabel Bebas

1. Partisipasi Penyusunan Anggaran (X1)

Adalah tingkat seberapa jauh keterlibatan dan pengaruh individu (manajer) dalam proses penyusunan anggaran.

2. Gaya kepemimpinan (X2)

Adalah ciri khas yang dipunyai pemimpin dalam memberikan motivasi dan semangat kepada bawahannya, serta sekaligus memberikan keputusan atau kebijakan yang baik dalam suatu organisasi.

3.1.2. Pengukuran Variabel 1. Kinerja Manajerial (Y)

Variabel ini diukur dengan instrumen kuesioner yang dikembangkan oleh Isma Coryanata dengan 9 item pertanyaan yang secara garis besarnya terdiri dari :

1. Keterlibatan: berhubungan dengan keterlibatan responden terhadap penyusunan anggaran.

2. Kontinuitas: berhubungan dengan kontinuitas / seringnya responden dalam menyusun anggaran.

3. Pengaruh: berhubungan dengan pengaruh responden terhadap anggaran.

Variabel ini menggunakan skala interval dengan teknik semantic differential. Skala ini tersusun dalam garis kontinum yang jawabannya


(45)

sangat positif dibagian kanan garis dan jawabannya yang sangat negatif terletak dibagian kiri atau sebaliknya (Sumarsono, 2003: 25).

1 7

Sangat tidak setuju Sangat setuju

Jawaban yang cenderung ke skor 1 menunjukkan bahwa sangat tidak setuju atas pernyataan yang diberikan, yang artinya bahwa kinerja manajer dibawah rata-rata. Sedangkan jawaban yang cenderung ke skor 7 menunjukkan bahwa sangat setuju atas pernyataan yang diberikan, yang artinya kinerja manajer sudah baik.

2. Partisipasi Penyusunan Anggaran (X1)

Variabel ini diukur dengan instrumen kuesioner yang dikembangkan oleh Isma Coryanata dengan 6 item pertanyaan yang secara garis besarnya terdiri dari :

1. Kepercayaan: berhubungan dengan kepercayaan, kedekatan, dan saling menghargai antara atasan dengan bawahannya.

2. Komunikasi: berhubungan dengan komunikasi antara atasan dan bawahannya.

3. Pengorganisasian: berhubungan dengan pembangunan pola dan pengorganisasian di dalam lingkungan kerja.

Variabel ini menggunakan skala interval dengan teknik semantic differential. Skala ini tersusun dalam garis kontinum yang jawabannya sangat positif dibagian kanan garis dan jawabannya yang sangat


(46)

1 7 Sangat tidak setuju Sangat setuju

Jawaban yang cenderung ke skor 1 menunjukkan bahwa sangat tidak setuju atas pernyataan yang diberikan, yang artinya bahwa para manajer kurang dilibatkan dalam penyusunan anggaran. Sedangkan jawaban yang cenderung ke skor 7 menunjukkan bahwa sangat setuju atas pernyataan yang diberikan, yang artinya bahwa para manajer sangat dilibatkan dalam penyusunan anggaran perusahaan.

3. Gaya kepemimpinan (X2)

Variabel ini diukur dengan instrumen kuesioner yang dikembangkan oleh Fleishman et. al. dengan 6 item pertanyaan yang secara garis besarnya terdiri dari :

1. Peran serta: berhubungan dengan peran serta responden dalam perencanaan, investigasi, pengkoordinasian pengevaluasian, pengawasan, pemilihan staf, negosiasi, dan dalam menghadiri pertemuan.

2. Penilaian: berhubungan dengan seringnya responden melakukan penilaian kinerja.

Variabel ini menggunakan skala interval dengan teknik semantic differential. Skala ini tersusun dalam garis kontinum yang jawabannya sangat positif dibagian kanan garis dan jawabannya yang sangat negatif terletak dibagian kiri atau sebaliknya (Sumarsono, 2003: 25).


(47)

1 7 Sangat tidak setuju Sangat setuju

Jawaban yang cenderung ke skor 1 menunjukkan bahwa sangat tidak setuju atas pernyataan yang diberikan, yang artinya bahwa gaya kepemimpinan dari para manajer kurang bagus. Sedangkan jawaban yang cenderung ke skor 7 menunjukkan bahwa sangat setuju atas pernyataan yang diberikan, yang artinya bahwa gaya kepemimpinan dari para manajer sudah bagus.

3.2. Teknik Penentuan Sampel

3.2.1. Obyek dan Populasi

Populasi merupakan kelompok subyek atau obyek yang memiliki ciri-ciri atau karakteristik-karakteristik tertentu yang berbeda dengan kelompok subyek atau obyek yang lain dan kelompok tersebut akan dikenai generalisasi dari hasil penelitian (Sumarsono, 2004: 44)

Obyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah PT. Mitra Bali Indah (MBI) yang terdiri dari 1 (satu) outlet pusat (Bali) dan 2 (dua) outlet cabang (outlet kedungdoro dan outlet wiyung). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah top, middle, dan lower management yang semuanya berjumlah 30 orang, yang terdiri dari 1 outlet pusat (Bali) dan 2 outlet cabang Surabaya (Kedungdoro dan Wiyung).


(48)

3.2.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari sebuah populasi yang mempunyai ciri dan karakteristik yang sama dengan populasi tersebut (Sumarsono, 2004: 44). Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode sampling jenuh / sensus yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2003 : 96). Hal ini dikarenakan jumlah populasi relatif kecil yaitu kurang dari 30 orang (Sugiyono, 2003 : 96).

3.3. Teknik Pengumpulan Data

3.3.1. Jenis Data

Dalam penelitian ini, data yang diperlukan adalah data primer yaitu data yang diambil langsung dari angket yang diisi oleh responden. Hasil pengukuran data yang bersifat langsung dari sumber data ini selanjutnya akan menjadi dasar analisis data untuk keperluan pengujian hipotesis penelitian pada variabel bebas dan variabel terikat sebelumnya (Nazir, 1999: 212).

Sumber data diperoleh dari PT. Mitra Bali Indah (MBI) dimana data yang diambil dari hasil kuesioner yang dibagikan. Dikarenakan adanya lokasi sumber data yang berada diluar kota, maka kuesioner dibagikan dengan cara mail survey, yang artinya data akan dikirimkan melalui pos.


(49)

3.3.2. Pengumpulan Data

Dalam rangka pengumpulan data primer, menggunakan beberapa metode sebagai berikut :

a. Observasi

Menggunakan pengamatan secara langsung kepada obyek yang diteliti guna mencocokkan hasil dari wawancara sehingga mendapatkan keyakinan terhadap kebenaran data.

b. Wawancara atau Interview

Mengadakan wawancara baik pimpinan maupun staf perusahaan untuk mendapatkan data yang diperlukan guna menunjang serta mempermudah penulisan tentang masalah yang diteliti dalam penelitian.

c. Kuesioner

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti berdasarkan daftar yang telah disiapkan.

3.4. Uji Validitas, Uji Reliabilitas, dan Uji Normalitas Data 3.4.1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat pengukur itu (kuesioner) mengukur apa yang diinginkan. Suatu instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang diinginkan dan mampu mengungkapkan secara tepat variabel-variabel yang diteliti.


(50)

dengan menggunakan Corrected Item-Total Correlation (CITC) atau korelasi item dengan total. Suatu pengukuran dapat dikatakan valid apabila memiliki koefisien korelasi (r) ≥ 0,30 (Sugiyono, 2005: 124).

3.4.2. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas adalah pengujian yang dimaksudkan untuk menunjukkan sifat suatu alat ukur dalam pengertian apakah alat ukur yang digunakan cukup akurat, stabil atau konsisten dalam mengukur apa yang ingin diukur. Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, hasil penelitian yang reliabel bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Suatu konstrak atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan Cronbach Alpha ≥ 0,60 (Ghozali, 2005: 41).

3.4.3. Uji Normalitas Data

Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan berbagai metode, diantaranya metode Kolmogorov Smirnov (Sumarsono, 2004: 40). Dalam penelitian ini metode Kolmogorov Smirnov merupakan pedoman dalam pengambilan keputusan apakah sebuah data mengikuti distribusi normal adalah :


(51)

- Probabilitas < 0,05 maka distribusinya adalah tidak normal - Probabilitas > 0,05 maka distribusinya adalah normal

3.5. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.5.1. Uji Asumsi Klasik

Persamaan regresi harus bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), artinya pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t tidak boleh bias. Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE maka harus dipenuhi diantaranya tiga asumsi dasar.

Tiga asumsi dasar yang tidak boleh dilanggar oleh regresi linier berganda yaitu :

1. Tidak boleh ada autokorelasi 2. Tidak boleh ada multikolinieritas 3. Tidak boleh ada heteroskedastisitas

Apabila salah satu dari ketiga asumsi dasar tersebut dilanggar, maka persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE, sehingga pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t menjadi bias. 1. Autokorelasi

Pengujian Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier berganda ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem


(52)

autokorelasi, model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2001: 61).

Pendektesian autokorelasi dalam penelitian ini tidak dilakukan karena data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang tidak berdasarkan waktu urut (time series). (Santoso, 2000: 216).

2. Multikolinieritas

Pengujian Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan korelasi antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Batas nilai non multikolinieritas yaitu VIF ≤ 10, maka hal ini dikatakan dalam model regresi ini tidak terdapat multikolinieritas (Ghozali, 2001: 57).

3. Heteroskedastisitas

Pengujian Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidak ada heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan uji Rank Spearman yaitu dengan membandingkan antara residual dengan seluruh variabel bebas. Menurut Ghozali (2001: 57) deteksi adanya heteroskedastisitas adalah :


(53)

- Nilai probabilitas > 0,05 berarti bebas dari heteroskedastisitas - Nilai probabilitas < 0,05 berarti terkena heteroskedastisitas

3.5.2. Uji Hipotesis

Menurut Ghozali (2002: 93), ada tiga cara untuk menguji regresi dengan variabel moderating, salah satunya adalah Uji nilai selisih mutlak. Sesuai dengan tujuan usulan penelitian ini, maka digunakan analisa regresi linier sederhana untuk menjawab hipotesis kesatu dan regresi linier berganda dengan nilai selisih mutlak untuk menjawab hipotesis kedua. Y = 0 + X1 + e

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3│X1-X2│ + e

(Ghozali, 2002: 97)

Keterangan :

X1 = Partisipasi penyusunan anggaran

X2 = Gaya kepemimpinan

│X1-X2│ = Nilai selisih mutlak antara X1 dan X2

Y = Kinerja manajerial a = Konstanta

b = Koefisien regresi e = Faktor pengganggu


(54)

3.5.3. Uji Kecocokan Model (Uji F)

Untuk menguji cocok atau tidaknya model regresi yang dihasilkan untuk mengetahui pengaruh variabel partisipasi penyusunan anggaran (X1), gaya kepemimpinan (X2) serta interaksi terhadap kinerja manajerial

(Y) digunakan uji F, dengan prosedur sebagai berikut : 1. Menentukan rumusan hipotesis statistik :

H0 : β1 = β2 = β3 = 0 (Model regresi yang dihasilkan tidak cocok untuk

mengetahui pengaruh X1, X2 dan │X1-X2│terhadap Y).

H1 : β1 = β2 = β3 ≠ 0 (Model regresi yang dihasilkan cocok untuk

mengetahui pengaruh X1, X2 dan│X1-X2│terhadap Y).

2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi 0,05 3. Kriteria pengujian sebagai berikut :

a. Apabila nilai probabilitas ≥ 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak.

b. Apabila nilai probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima.

3.5.4. Uji Parsial (Uji t)

Untuk menguji signifikansi tidaknya pengaruh variabel X1, X2 dan

│X1-X2│secara parsial terhadap Y digunakan uji t, dengan prosedur

sebagai berikut:

1. Menentukan rumusan hipotesis statistik :

H0 = β1, β2, β3 = 0 (secara parsial variabel bebas tidak berpengaruh


(55)

H1 = β1, β2, β3 ≠ 0 (secara parsial variabel bebas berpengaruh terhadap

variabel terikat)

2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi 0,05 3. Kriteria pengujian sebagai berikut :

a. Apabila nilai probabilitas ≥ 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak.


(56)

DAFTAR PUSTAKA

Adam, Indrawijaya, 2000, Perilaku Organisasi, Penerbit Sinar Baru Algensia,

Bandung.

Adisaputro, Gunawan dan Marwan Asri, 2003, Anggaran Perusahaan, Jilid I,

Edisi Ketiga, Penerbit BPFE, Jogjakarta.

Anonim, 2003, Pedoman Penyusunan Usulan Penelitian dan Skripsi, Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Anthony, Govindarajan, 2003, Sistem Pengendalian Manajemen, Buku Dua,

Salemba Empat, Jakarta.

Ghozali, Imam, 2001, Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS,

Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Halim, Tjahjono, Husein, 2000, Sistem Pengendalian Manajemen, Edisi Revisi,

Cetakan Pertama, Penerbit Akademi manajemen Perusahaan YKPN.

Handoko T. Hani, 1992, Manajemen, Edisi Kedua, Penerbit BPFE, Jogjakarta.

Hansen, Don. R dan Maryanne M. Mowen, 2004, Akuntansi Manajemen, Jilid I,

Edisi Keempat, Terjemahan Ancella A. Hermawan, Penerbit Erlangga,

Jakarta.

Keith, Davis, 1995, Perilaku Organisasi, Jilid I, Edisi 7, Terjemahan staf editor,

Penerbit Erlangga.


(57)

Mangkunegara, Prabu, Anwar, 2005, Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Mulyadi dan Jhoni Setyawan, 2001, Sistem Perencanaan dan Pengendalian

Manajemen, Edisi Kedua, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Nafarin, Mohammad, 2004, Pengganggaran Perusahaan, Edisi Pertama, Penerbit

Salemba Empat, Jakarta.

Nazir, Mohammad, 2003, Metode Penelitian, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.

Santoso, Singgih, 2001,

Buku Latihan SPSS Statistik Parametik,

Penerbit PT.

Elex Media Komputindo, Jakarta

Shim, K. Jae dan Siegel, G. Joe, 2001, Budgeting, Terjemahan Julius Mulyadi,

SE, dan Neneng Natalia, SE, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Sudjana, 2002, Teknik Analisis Regresi dan Korelasi Bagi Para Peneliti, Penerbit

Tarsito, Bandung.

Sugiyono, 2005, Metode Penelitian Bisnis, Penerbit CV. Alfabeta, Bandung.

Sumarsono, 2004, Metode Penelitian Akuntansi : Beserta Contoh Interpretasi

Hasil Pengolahan Data, Edisi Revisi, Surabaya.

Supriyono, 2000, Sistem Pengendalian Manajemen, Edisi Pertama, Penerbit

BPFE, Jogjakarta.

Thoha, Miftah, 1992, Perilaku Organisasi, Penerbit PT. Rajagrafindo Persada,

Jakarta.


(58)

Tjiptono, F. dan Diana, A, 2003, Total Quality Manajemen, Yogyakarta.

Jurnal :

Riadi, Eko, 2006, Motivasi sebagai Variabel Moderating dalam Hubungan antara

Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Kinerja Manajer pada PT. PELITA

GUNATAMA PERSADA SURABAYA, Jurnal Ilmu-Ilmu Ekonomi, Vol. 6,

No. 1, Maret 2006.

Riyadi, Slamet, 2000, Motivasi dan Pelimpahan Wewenang sebagai Variabel

Moderating dalam Hubungan antara Partisipasi Penyusunan Anggaran

dan Kinerja Manajerial, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 3, No. 2,

Juli 2000.

Susilowati, Endah, 2004, Analisis Pengawasan Intern, Gaya Kepemimpinan dan

Persepsi Bawahan terhadap Perilaku Atasan untuk Meningkatkan Kinerja

Manajerial pada PT. TELKOM DIVRE V SURABAYA, Jurnal Penelitian

Ilmu Ekonomi, Vol. 4, No. 1, Maret 2004.

Sumarno, Joko, 2005, Pengaruh Komitmen Organisasi dan Gaya Kepemimpinan

terhadap Hubungan antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial.

Skripsi :

Effendy, Usman, 2003, Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Ketidakpastian

Lingkungan terhadap Hubungan antara Partisipasi Anggaran dengan

Kinerja Manajerial pada PT. TRI MEGA BATERINDO SIDOARJO.

Suryani, Irma, 2004, Motivasi dan Pelimpahan Wewenang sebagai Variabel

Moderating dalam Hubungan antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja

Manajerial pada PT. GARAM (Persero) SURABAYA.


(1)

- Nilai probabilitas > 0,05 berarti bebas dari heteroskedastisitas - Nilai probabilitas < 0,05 berarti terkena heteroskedastisitas

3.5.2. Uji Hipotesis

Menurut Ghozali (2002: 93), ada tiga cara untuk menguji regresi dengan variabel moderating, salah satunya adalah Uji nilai selisih mutlak. Sesuai dengan tujuan usulan penelitian ini, maka digunakan analisa regresi linier sederhana untuk menjawab hipotesis kesatu dan regresi linier berganda dengan nilai selisih mutlak untuk menjawab hipotesis kedua.

Y = 0 + X1 + e

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3│X1-X2│ + e

(Ghozali, 2002: 97)

Keterangan :

X1 = Partisipasi penyusunan anggaran

X2 = Gaya kepemimpinan

│X1-X2│ = Nilai selisih mutlak antara X1 dan X2

Y = Kinerja manajerial

a = Konstanta

b = Koefisien regresi e = Faktor pengganggu


(2)

3.5.3. Uji Kecocokan Model (Uji F)

Untuk menguji cocok atau tidaknya model regresi yang dihasilkan untuk mengetahui pengaruh variabel partisipasi penyusunan anggaran (X1), gaya kepemimpinan (X2) serta interaksi terhadap kinerja manajerial

(Y) digunakan uji F, dengan prosedur sebagai berikut : 1. Menentukan rumusan hipotesis statistik :

H0 : β1 = β2 = β3 = 0 (Model regresi yang dihasilkan tidak cocok untuk

mengetahui pengaruh X1, X2 dan │X1-X2│terhadap Y).

H1 : β1 = β2 = β3 ≠ 0 (Model regresi yang dihasilkan cocok untuk

mengetahui pengaruh X1, X2 dan│X1-X2│terhadap Y).

2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi 0,05 3. Kriteria pengujian sebagai berikut :

a. Apabila nilai probabilitas ≥ 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak.

b. Apabila nilai probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima.

3.5.4. Uji Parsial (Uji t)

Untuk menguji signifikansi tidaknya pengaruh variabel X1, X2 dan

│X1-X2│secara parsial terhadap Y digunakan uji t, dengan prosedur

sebagai berikut:

1. Menentukan rumusan hipotesis statistik :

H0 = β1, β2, β3 = 0 (secara parsial variabel bebas tidak berpengaruh


(3)

H1 = β1, β2, β3 ≠ 0 (secara parsial variabel bebas berpengaruh terhadap

variabel terikat)

2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi 0,05 3. Kriteria pengujian sebagai berikut :

a. Apabila nilai probabilitas ≥ 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Adam, Indrawijaya, 2000, Perilaku Organisasi, Penerbit Sinar Baru Algensia,

Bandung.

Adisaputro, Gunawan dan Marwan Asri, 2003, Anggaran Perusahaan, Jilid I,

Edisi Ketiga, Penerbit BPFE, Jogjakarta.

Anonim, 2003, Pedoman Penyusunan Usulan Penelitian dan Skripsi, Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Anthony, Govindarajan, 2003, Sistem Pengendalian Manajemen, Buku Dua,

Salemba Empat, Jakarta.

Ghozali, Imam, 2001, Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS,

Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Halim, Tjahjono, Husein, 2000, Sistem Pengendalian Manajemen, Edisi Revisi,

Cetakan Pertama, Penerbit Akademi manajemen Perusahaan YKPN.

Handoko T. Hani, 1992, Manajemen, Edisi Kedua, Penerbit BPFE, Jogjakarta.

Hansen, Don. R dan Maryanne M. Mowen, 2004, Akuntansi Manajemen, Jilid I,

Edisi Keempat, Terjemahan Ancella A. Hermawan, Penerbit Erlangga,

Jakarta.

Keith, Davis, 1995, Perilaku Organisasi, Jilid I, Edisi 7, Terjemahan staf editor,

Penerbit Erlangga.


(5)

Mangkunegara, Prabu, Anwar, 2005, Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Mulyadi dan Jhoni Setyawan, 2001, Sistem Perencanaan dan Pengendalian

Manajemen, Edisi Kedua, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Nafarin, Mohammad, 2004, Pengganggaran Perusahaan, Edisi Pertama, Penerbit

Salemba Empat, Jakarta.

Nazir, Mohammad, 2003, Metode Penelitian, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.

Santoso, Singgih, 2001,

Buku Latihan SPSS Statistik Parametik,

Penerbit PT.

Elex Media Komputindo, Jakarta

Shim, K. Jae dan Siegel, G. Joe, 2001, Budgeting, Terjemahan Julius Mulyadi,

SE, dan Neneng Natalia, SE, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Sudjana, 2002, Teknik Analisis Regresi dan Korelasi Bagi Para Peneliti, Penerbit

Tarsito, Bandung.

Sugiyono, 2005, Metode Penelitian Bisnis, Penerbit CV. Alfabeta, Bandung.

Sumarsono, 2004, Metode Penelitian Akuntansi : Beserta Contoh Interpretasi

Hasil Pengolahan Data, Edisi Revisi, Surabaya.

Supriyono, 2000, Sistem Pengendalian Manajemen, Edisi Pertama, Penerbit

BPFE, Jogjakarta.

Thoha, Miftah, 1992, Perilaku Organisasi, Penerbit PT. Rajagrafindo Persada,

Jakarta.


(6)

Tjiptono, F. dan Diana, A, 2003, Total Quality Manajemen, Yogyakarta.

Jurnal :

Riadi, Eko, 2006, Motivasi sebagai Variabel Moderating dalam Hubungan antara

Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Kinerja Manajer pada PT. PELITA

GUNATAMA PERSADA SURABAYA, Jurnal Ilmu-Ilmu Ekonomi, Vol. 6,

No. 1, Maret 2006.

Riyadi, Slamet, 2000, Motivasi dan Pelimpahan Wewenang sebagai Variabel

Moderating dalam Hubungan antara Partisipasi Penyusunan Anggaran

dan Kinerja Manajerial, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 3, No. 2,

Juli 2000.

Susilowati, Endah, 2004, Analisis Pengawasan Intern, Gaya Kepemimpinan dan

Persepsi Bawahan terhadap Perilaku Atasan untuk Meningkatkan Kinerja

Manajerial pada PT. TELKOM DIVRE V SURABAYA, Jurnal Penelitian

Ilmu Ekonomi, Vol. 4, No. 1, Maret 2004.

Sumarno, Joko, 2005, Pengaruh Komitmen Organisasi dan Gaya Kepemimpinan

terhadap Hubungan antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial.

Skripsi :

Effendy, Usman, 2003, Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Ketidakpastian

Lingkungan terhadap Hubungan antara Partisipasi Anggaran dengan

Kinerja Manajerial pada PT. TRI MEGA BATERINDO SIDOARJO.

Suryani, Irma, 2004, Motivasi dan Pelimpahan Wewenang sebagai Variabel

Moderating dalam Hubungan antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja

Manajerial pada PT. GARAM (Persero) SURABAYA.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Komitmen Organisasi, Gaya Kepemimpinan, Motivasi Dan Perilaku Etis Sebagai Variabel Moderating Teriiadap Hubungan Antara Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Kinerja Manajerial

0 2 131

DESENTRALISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL

0 4 23

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN GAYA KEPEMIMPINAN DAN Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Gaya Kepemimpinan Dan Motivasi Sebagai Variabel Moderating (Survey di Perusahaan

0 1 15

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN GAYA KEPEMIMPINAN DAN Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Gaya Kepemimpinan Dan Motivasi Sebagai Variabel Moderating (Survey di Perusahaan

0 1 18

DESENTRALISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL (Studi Kasus Pada Rumah Sakit di Wilayah Surakarta).

0 0 9

DESENTRALISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL (Studi Empiris pada Universitas Swasta di Surakarta).

0 0 9

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL APARAT PEMERINTAH DAERAH: GAYA Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Aparat Pemerintah Daerah: Gaya Kepemimpinan Sebagai Variabel Moderating.

0 1 16

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial dengan Komitmen Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Sebagai Variabel Moderating.

1 10 33

ASPP05. DESENTRALISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL

0 0 27

KATA PENGANTAR - GAYA KEPEMIMPINAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL PADA PT. MITRA BALI INDAH (MBI)

0 0 17