4. Kepemimpinan yang Berorientasi pada Prestasi. Gaya
kepemimpinan ini menetapkan serangkaian tujuan yang menantang para bawahannya untuk berprestasi. Demikian pula pemimpin
memberikan keyakinan kepada mereka bahwa mereka mampu melaksanakan tugas pekerjaan mencapai tujuan secara baik.
Berdasarkan teori diatas, maka peneliti menyimpulkan bahwa dengan menggunakan salah satu dari empat gaya tersebut dan dengan
mempertimbangkan faktor-faktor seperti yang diuraikan tersebut, maka pemimpin berusaha mempengaruhi persepsi bawahannya dan
memotivasikannya, dengan cara mengerahkan mereka pada kejelasan tugas-tugasnya, pencapaian tujuan, kepuasan kerja dan pelaksanaan kerja
yang efektif. Selain itu dengan adanya partisipasi anggaran memberikan kesempatan bagi manajer atas maupun bawah untuk ikut menyusun
anggaran. Pada umumnya, tujuan menyeluruh dari anggaran dikomunikasikan kepada para manajer, yang kemudian membantu
mengembangkan anggaran yang dapat memenuhi tujuan tersebut. Dalam partisipasi anggaran, penekanan dilakukan pada pemenuhan tujuan
secara umum, bukan pada setiap jenis anggaran.
2.3. Kerangka Pikir
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dan landasan teori diatas, maka dapat dibuatkan premis atau teori pendukung dalam penelitian ini,
yang akan dijadikan model penelitian.
Premis 1 : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial. Slamet Riyadi, 2000: 137.
Premis 2 : Partisipasi yang tinggi dalam penyusunan anggaran akan
meningkatkan kinerja manajerial Brownel dan Mc innes, 1998
Premis 3 : Gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajerial. Sumarno, 2005
Premis 4 : Untuk memanfaatkan keinginan dan kemampuan kerja
bawahan mereka yang merupakan bawaan sejak lahir, para manajer hendaknya memberikan suatu iklim yang kondusif
bagi perkembangan pribadi. Dalam hal ini, manajemen partisipatif adalah model yang ideal Thoha, 1992: 241.
Premis 5
: Semakin banyak aktivitas-aktivitas seseorang yang dilakukan dengan orang lain, semakin beraneka ragam
interaksinya dan juga semakin kuat tumbuhnya sentimen mereka. Semakin banyak interaksi di antara orang-orang,
semakin tinggi kemungkinan aktivitas dan sentimen yang ditularkan pada orang lain dan semakin banyak sentimen
seseorang dipahami orang lain, maka semakin banyak kemungkinan-kemungkinan ditularkan aktivitasnya dan
interaksinya Thoha, 1992: 242.
Gambar 2.1 : Bagan kerangka pikir
Regresi Linier Berganda dengan Nilai Selisih Mutlak
2.4. Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan premis-premis yang ada, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
1. Bahwa partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap
kinerja manajerial pada PT. Mitra Bali Indah MBI. 2.
Bahwa partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial yang dimoderatori oleh gaya kepemimpinan pada
PT. Mitra Bali Indah MBI. Partisipasi
Penyusunan Anggaran
X
1
Gaya Kepemimpinan X
2
Kinerja Manajerial
Y
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
3.1.1. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan
kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Nazir, 2003.
Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel, yaitu variabel terikat Y adalah kinerja manajerial, partisipasi penyusunan anggaran sebagai
variabel bebas X
1
dan sebagai variabel moderating adalah gaya kepemimpinan X
2
. Konsep dan definisi operasional setiap variabel dengan hipotesis
yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
a. Variabel Terikat
Kinerja Manajerial Y
Adalah kinerja para individu dalam kegiatan manajerial yang meliputi perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan,
pengaturan staf, negosiasi dan perwakilan.
b. Variabel Bebas