Rumusan Masalah Pertanyaan Penelitian Ruang Lingkup Penelitian Siklus endometrium

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan terhadap 68 wanita usia produktif di Aceh Besar tahun 2008, didapatkan bahwa sebanyak 28 orang 41,18 mengalami gejala Premenstrual Syndrome PMS yang dirasakan berada dalam kategori sedang Linda, 2008

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan data di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan yang bermakna antara karakteristik wanita usia produktif dengan premenstrual syndrome PMS di Poli Obstetri dan Gynekology BPK - RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh”

1.3 Pertanyaan Penelitian

Bagaimana gambaran antara karakteristik wanita usia produktif dengan premenstrual syndrome PMS di Poli Obstetri dan Gynekology BPK - RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh”.

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Mengidentifikasi hubungan antara karakteristik wanita usia produktif dengan premenstrual syndrome PMS di Poli Obstetri dan Gynekology BPK - RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh”.

1.4.2 Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi hubungan antara umur wanita usia produktif dengan premenstrual syndrome PMS di Poli Obstetri dan Gynekology BPK - RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. b. Mengidentifikasi hubungan antara pendidikan wanita usia produktif dengan premenstrual syndrome PMS di Poli Obstetri dan Gynekology BPK - RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. c. Mengidentifikasi hubungan antara pendapatan wanita usia produktif dengan premenstrual syndrome PMS di Poli Obstetri dan Gynekology BPK - RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. d. Mengidentifikasi hubungan antara pekerjaan wanita usia produktif dengan premenstrual syndrome PMS di Poli Obstetri dan Gynekology BPK - RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. e. Mengidentifikasi hubungan antara status perkawinan wanita usia produktif dengan premenstrual syndrome PMS di Poli Obstetri dan Gynekology BPK - RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Praktis

Sebagai sumber informasi bagi masyarakat terutama wanita usia repoduktif yang mengalami premenstrual syndrome PMS.

1.5.2 Manfaat Teoritis

a. Bagi peneliti sendiri, dapat menambah wawasan, pengetahuan serta pemahaman tentang hubungan karakteristik wanita usia produktif dengan premenstrual syndrome PMS di Poli Obstetri dan Gynekology BPK - RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. b. Bagi institusi pendidikan, sebagai bahan masukan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan tentang premenstrual syndrome PMS pada wanita dengan karakteristik yang berbeda. c. Bagi profesi kedokteran secara luas, sebagai bahan kajian informasi dalam mengkaji, menganalisa, mendiagnosa dan memberikan perawatan pada wanita yang mengalami premenstrual syndrome PMS. d. Bagi wanita usia produktif, sebagai bahan masukan agar wanita dapat mengenal gejala-gejala premenstrual syndrome PMS serta dapat menanggulanginya.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Mengingat luasnya permasalahan, maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian yaitu membahas tentang hubungan karakteristik wanita usia produktif dengan premenstrual syndrome PMS pada wanita usia reproduktiv yang mengunjungi Poli Obstetri dan Gynekology BPK - RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh, berdasarkan Umur, Pendidikan, Pendapatan, Pekerjaan, dan Status Perkawinan. BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1. Konsep Menstruasi

2.1.1 Pengertian

Menurut Bobak 2004, menstruasi adalah perdarahan periodik pada uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi. Hari pertama keluarnya darah menstruasi ditetapkan sebagai hari pertama siklus endometrium. Lama rata-rata aliran menstruasi adalah lima hari dengan rentang tiga sampai enam hari dan jumlah darah rata-rata yang hilang ialah 50 ml rentang 20 sampai 80 ml, namun hal ini sangat bervariasi. Siklus menstruasi mempersiapkan uterus untuk kehamilan. Bila tidak terjadi kehamilan, terjadi menstruasi. Usia wanita, status fisik dan emosi wanita serta lingkungan mempengaruhi pengaturan siklus menstruasi. Fungsi menstruasi normal merupakan hasil interaksi antara hipotalamus, hipofisis, dan ovarium dengan perubahan-perubahan terkait pada jaringan sasaran pada saluran reproduksi normal. Ovarium memainkan peranan penting dalam proses ini, karena tampaknya bertanggung jawab dalam pengaturan perubahan-perubahan siklik maupun lama siklus menstruasi Greenspan et al., 1998.

2.1.2 Siklus Menstruasi

Menurut Bobak 2004, Siklus menstruasi merupakan rangkaian peristiwa yang secara kompleks saling mempengaruhi dan terjadi secara simultan. Adapun rangkaian dari terjadinya menstruasi adalah sebagai berikut :

a. Siklus endometrium

Menurut Hamilton 1995 dan Bobak 2004, Siklus menstruasi endometrium terdiri dari empat fase, yaitu : 1 Fase menstruasi 2 Pada fase ini, endometrium terlepas dari dinding uterus dengan disertai pendarahan dan lapisan yang masih utuh hanya stratum basale. Rata-rata fase ini berlangsung selama lima hari rentang tiga sampai enam hari. Pada awal fase menstruasi kadar estrogen, progesteron, LH Luteinizing Hormon menurun atau pada kadar terendahnya selama siklus dan kadar FSH Folikel Stimulating Hormon baru mulai meningkat. 3 Fase proliferasi 4 Fase proliferasi merupakan periode pertumbuhan cepat yang berlangsung sejak sekitar hari kelima ovulasi, misalnya hari ke-10 siklus 24 hari, hari ke-15 siklus 28 hari, hari ke-18 siklus 32 hari. Permukaan endometrium secara lengkap kembali normal dalam sekitar empat hari atau menjelang perdarahan berhenti. Sejak saat ini, terjadi penebalan 8-10 kali lipat, yang berakhir saat ovulasi. Fase proliferasi tergantung pada stimulasi estrogen yang berasal dari folikel ovarium. 5 Fase sekresiluteal 6 Fase sekresi berlangsung sejak hari ovulasi sampai sekitar tiga hari sebelum periode menstruasi berikutnya. Pada akhir fase sekresi, endometrium sekretorius yang matang dengan sempurna mencapai ketebalan seperti beludru yang tebal dan halus. Endometrium menjadi kaya dengan darah dan sekresi kelenjar. 7 Fase iskemipremenstrual 8 Implantasi atau nidasi ovum yang dibuahi terjadi sekitar 7 sampai 10 hari setelah ovulasi. Apabila tidak terjadi pembuahan dan implantasi, korpus luteum yang mensekresi estrogen dan progesteron menyusut. Seiring penyusutan kadar estrogen dan progesteron yang cepat, arteri spiral menjadi spasme, sehingga suplai darah ke endometrium fungsional terhenti dan terjadi nekrosis. Lapisan fungsional terpisah dari lapisan basal dan perdarahan menstruasi dimulai.

b. Siklus hipotalamus-hipofisis