Siklus hipotalamus-hipofisis Hormon-hormon yang dihasilkan gonadotropin hipofisis meliputi :

ketebalan seperti beludru yang tebal dan halus. Endometrium menjadi kaya dengan darah dan sekresi kelenjar. 7 Fase iskemipremenstrual 8 Implantasi atau nidasi ovum yang dibuahi terjadi sekitar 7 sampai 10 hari setelah ovulasi. Apabila tidak terjadi pembuahan dan implantasi, korpus luteum yang mensekresi estrogen dan progesteron menyusut. Seiring penyusutan kadar estrogen dan progesteron yang cepat, arteri spiral menjadi spasme, sehingga suplai darah ke endometrium fungsional terhenti dan terjadi nekrosis. Lapisan fungsional terpisah dari lapisan basal dan perdarahan menstruasi dimulai.

b. Siklus hipotalamus-hipofisis

Menjelang akhir siklus menstruasi yang normal, kadar estrogen dan progesteron darah menurun. Kadar hormon ovarium yang rendah dalam darah ini menstimulasi hipotalamus untuk mensekresi gonadotropin realising hormone Gn- RH. Sebaliknya, Gn-RH menstimulasi sekresi folikel stimulating hormone FSH. FSH menstimulasi perkembangan folikel de graaf ovarium dan produksi estrogennya. Kadar estrogen mulai menurun dan Gn-RH hipotalamus memicu hipofisis anterior untuk mengeluarkan lutenizing hormone LH. LH mencapai puncak pada sekitar hari ke-13 atau ke-14 dari siklus 28 hari. Apabila tidak terjadi fertilisasi dan implantasi ovum pada masa ini, korpus luteum menyusut, oleh karena itu kadar estrogen dan progesteron menurun, maka terjadi menstruasi Bobak, 2004.

c. Siklus ovarium

Folikel primer primitif berisi oosit yang tidak matur sel primordial. Sebelum ovulasi, satu sampai 30 folikel mulai matur didalam ovarium dibawah pengaruh FSH dan estrogen. Lonjakan LH sebelum terjadi ovulasi mempengaruhi folikel yang terpilih. Didalam folikel yang terpilih, oosit matur dan terjadi ovulasi, folikel yang kosong memulai berformasi menjadi korpus luteum. Korpus luteum mencapai puncak aktivitas fungsional 8 hari setelah ovulasi, mensekresi baik hormon estrogen maupun progesteron. Apabila tidak terjadi implantasi, korpus luteum berkurang dan kadar hormon menurun. Sehingga lapisan fungsional endometrium tidak dapat bertahan dan akhirnya luruh Bobak, 2004. Rangkaian peristiwa terjadinya menstruasi dapat dilihat pada gambar dibawah ini : Gambar 2.1 Skema siklus menstruasi ; hipofisis-hipotalamus, ovarium dan endometrium Siklus Hipofisis hipotalamus Hormon Hipofisis Hipotalamus Posterior LH FSH Siklus Ovarium Hormon Ovarium Folikel primer Siklus endometrium Fase Sekresi Fase Iskemik Menstruasi Menstruasi Fase Prolifeterasi Lapisan fungsional Lapisan basal Hari 1 5 10 14 28 5 1 Fase luteal Fase folikular Luteinizing Hormane Folicle-Stimulating Hormone Estrogen Ovulasi Telur Folikel Grazi Korpus Luteum Progesteron sejumlah kecil estrogen Korpus luteum yang berdegenerasi Anterior Kelenjer hipofisis Sumber : dikutip dari Bobak 2004, halaman 47

2.1.3 Aspek Hormonal Dalam Siklus Menstruasi

Mamalia, khususnya manusia, siklus reproduksinya melibatkan berbagai organ, yaitu uterus, ovarium, vagina, dan mammae yang berlangsung dalam waktu tertentu atau adanya sinkronisasi, maka hal ini dimungkinkan adanya pengaturan, koordinasi yang disebut hormon. Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, yang langsung dialirkan dalam peredaran darah dan mempengaruhi organ tertentu yang disebut organ target Syahrum et al., 1994. Hormon-hormon yang berhubungan dengan siklus menstruasi ialah :

a. Hormon-hormon yang dihasilkan gonadotropin hipofisis meliputi :

1. Luteinizing Hormon LH LH dihasilkan oleh sel-sel asidofilik afinitas terhadap asam, bersama dengan FSH berfungsi mematangkan folikel dan sel telur, merangsang terjadinya ovulasi, pembentukan korpus luteum, serta sintesis steroid seks. Folikel yang melepaskan ovum selama ovulasi disebut korpus rubrum yang disusun oleh sel-sel lutein dan disebut korpus luteum Syahrum et. al., 1994 dan Greenspan et. al., 1998. 2. Folikel Stimulating Hormon FSH FSH dihasilkan oleh sel-sel basofilik afinitas terhadap basa. Hormon ini mempengaruhi ovarium sehingga dapat berkembang dan berfungsi pada saat pubertas. FSH mengembangkan folikel primer yang mengandung oosit primer dan keadaan padat solid tersebut menjadi folikel yang menghasilkan estrogen Syahrum et. al., 1994 dan Greenspan et. al., 1998. 3. Prolaktin Releasing Hormon PRH Secara pilogenetis, prolaktin adalah suatu hormon yang sangat tua serta memiliki susunan yang sama dengan hormon pertumbuhan Growth hormone, Somatogotropic hormone, thyroid stmulating hormone, Somatotropin. Secara sinergis dengan estradia, prolaktin mempengaruhi payudara dan laktasi, serta berperan pada pembentukan dan fungsi korpus luteum Syahrum et. al., 1994.

b. Steroid ovarium