seperti magnesium, hipoglikemia reaktif, alergi hormon, toksin haid,serta faktor- faktor evolusi dan genetik.
Menurut Simanjuntak dalam Prawiroharjo 2005, faktor kejiwaan, masalah dalam keluarga, masalah sosial dan lain-lain juga memegang peranan penting. Yang
lebih mudah menderita PMS adalah wanita yang lebih peka terhadap perubahan hormonal dalam siklus haid dan terhadap faktor-faktor psikologis.
Berbagai faktor gaya hidup tampaknya menjadikan gejala-gejala lebih buruk, termasuk stres, kurangnya kegiatan fisik dan diet yang mengandung gula, karbohidrat
yang diolah, garam, lemak, alkohol dan kafein yang tinggi Health Media Nutrition Series, 1996.
2.2.3 Gejala Premenstrual Syndrome PMS
Lebih dari 150 gejala telah dihubungkan dengan premenstrual syndrome PMS, namun urutan serta kombinasi dari gejala-gejala dapat berbeda-beda diantara
para wanita. Jenis dan kuatnya gejala juga dapat berbeda-beda setiap bulan dan dapat mencerminkan perubahan-perubahan gaya hidup atau stres Health Media Nutrition
Series, 1996. Gejala utama termasuk sakit kepala, keletihan, sakit pinggang, pembesaran
dan nyeri pada payudara, dan perasaan begah pada abdomen. Irritabilitas umum, perubahan suasana hati, ketakutan akan kehilangan kontrol, makan sangat berlebihan
dan menangis tiba-tiba dapat juga terjadi. Gejala-gejala sangat beragam dari satu
wanita ke wanita lainnya dan dari satu siklus ke siklus berikutnya pada wanita yang sama Brunner Suddarth, 2001.
Menurut Hacker et. al. 2001, gejala-gejala yang paling banyak ditemukan pada PMS adalah perasaan bengkak, kenaikan berat badan, hilangnya efisiensi, sukar
konsentrasi, kelelahan, perubahan suasana hati, depresi, termasuk gangguan tidur insomnia.
Scott et. al. 2002 membagi gejala-gejala PMS berdasarkan fungsi yang terganggu. Gangguan psikologik berupa irritabilitas, ketidakseimbangan emosional,
cemas, depresi dan perasaan bermusuhan. Gangguan kognitif dapat berupa ketidakmampuan berkonsentrasi dan bingung. Gangguan somatik berupa mastalgia
nyeri tekan pada payudara, kembug, sakit kepala, kelelahan dan insomnia serta gangguan perilaku sosial berupa kecanduan karbohidrat dan membantah.
Rayburn 2001, mengklasifikasikan gejala-gejala PMS berdasarkan gangguan pada fungsi fisik dan emosional. Klasifikasinya dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 2.1 Gejala-gejala premanstrual syndrome
Gejala fisik Gejala emosional
a. Perut kembung
b. Nyeri payudara
c. Sakit kepala
d. Kejang atau bengkak pada
kaki e.
Nyeri panggul f.
Hilang koordinasi g.
Nafsu makan bertambah a.
Depresi b.
Cemas c.
Suka menangis d.
Sifat agresif
atau pemberontakan
e. Pelupa
f. Tidak bisa tidur
g. Merasa tegang
h. Hidung tersumbat
i. Perubahan defekasi
j. Tumbuh jerawat
k. Sakit pinggul
l. Suka makan manis atau
asin m.
Palpitasi n.
Peka suara atau cahaya o.
Rasa gatal pada kulit p.
Kepanasan h.
Irritabilitas i.
Rasa bermusuhan j.
Suka marah k.
Paranoid l.
Perubahan dorongan seksual m.
Konsentrasi berkurang n.
Merasa tidak aman o.
Pikiran bunuh diri p.
Keinginan menyendiri q.
Perasaan bersalah r.
Kelemahan Sumber : dikutip dari Rayburn et.al., 2001, halaman 287
2.2.4 Penanganan Sindroma PremenstrualPMS