Pembentukan Populasi Baru Model FRBFNN dengan Optimasi Algoritma Genetika

85 0,012 untuk anak 2. Pada interval [1, 18] dibangkitkan nilai acak, dan diperoleh nilai 7 untuk anak 1 dan 18 untuk anak 2. Sehingga gen ke-7 pada anak 1 dan gen ke-18 pada anak 2 akan dimutasi dengan mengganti nilai gen tersebut dengan nilai acak. Dengan bantuan MATLAB R2010a diperoleh nilai acak untuk gen ke-7 pada anak ke 1 adalah 0,772 dan gen ke 18 pada anak ke 2 adalah 1,005. Sehingga individu anak yang terbentuk adalah : gen yang ditebalkan merupakan gen yang sudah dimutasi Anak 1 -0,2897 0,5056 0,2019 -0,1308 -0,7775 0,4251 0,772 -0,5146 -0,7772 0,0459 1,1465 0,5644 0,3242 0,1629 0,6632 0,1061 -0,3034 0,0046 Anak 2 2,0664 -0,2988 1,247 0,0673 0,9964 0,3466 -0,2759 -0,9059 2,0943 -0,0856 0,716 1,22 1,2294 0,6069 1,0673 0,6192 -0,4363 1,005

8. Pembentukan Populasi Baru

Setelah langkah-langkah diatas dilakukan, selanjutnya adalah membentuk populasi di generasi selanjutnya. Individu terbaik dengan nilai fitness tertinggi pada populasi awal dibawa ke langkah selanjutnya, proses ini dinamakan proses elitisme. Prosedur pembentukan populasi berikutnya terdapat pada Lampiran 11 di halaman 129. Populasi akhir yang dihasilkan terdapat pada Lampiran 13 di halaman 138. 86 Berikut hasil percobaan yang dilakukan: Tabel 3.5.7 Hasil percobaan algoritma genetika Percobaan ke Ukuran populasi Jumlah generasi Nilai fitness 1 10 100 0.101619 2 18 100 0.107144 3 20 100 0.089431 4 30 100 0.099598 5 40 100 0.102676 6 50 100 0.104838 7 60 100 0.104221 8 70 100 0.101967 9 80 100 0.1038 10 90 100 0.103109 11 100 100 0.101522 Grafik hasil percobaan dengan MATLAB R2010a dapat dilihat pada Gambar 3.4.1 berikut Gambar 3.5.1 Grafik hasil optimasi algoritma genetika 87

9. Model FRBFNN dengan Optimasi Algoritma Genetika

Pada algoritma Genetika, tingkat konvergensi keoptimalan algoritma ditentukan menggunakan nilai fitness. Berikut adalah hasil perhitungan MAPE dari data training dan testing hasil optimasi dengan algoritma Genetika pada Tabel 3.6.1 Tabel 3.6.1 Nilai MAPE hasil optimasi algoritma genetika MAPE Cluster Training Testing 2 9,8848 12,0161 3 10,1093 15,4676 4 10,8707 13,6946 5 9,3765 8,2723 6 10,5835 13,7875 7 10,5666 10,2361 8 11,3509 11,9208 9 13,7529 10,4815 10 17,0626 9,8419 Dari model yang diuji, terlihat bahwa model FRBFFN hasil optimasi algoritma genetika menghasilkan nilai MAPE dan MSE yang lebih kecil untuk data training dan data testing. Tabel 3.6.2 menunjukkan nilai MAPE terbaik dari model FRBFNN dengan optimasi algoritma genetika dengan kombinasi data training dan data testing yang berbeda. 88 Tabel 3.6.2 Nilai MAPE perbandingan data training dan data testing Data Training MAPE sebelum optimasi MAPE sesudah optimasi Training Testing Training Testing 90 14.5858 9.7998 10.5059 9.8178 75 10.8621 9.4009 9.3765 8.2723 60 14.8347 24.6358 9.8885 23.7453 50 10.3003 22.6424 9.9735 20.8828 Berdasarkan Tabel 3.6.2, model FRBFNN dengan optimasi algoritma genetika terbaik diperoleh pada data training 75 dengan 11 input dan 5 neuron pada lapisan tersembunyi. Bobot hasil optimasi algoritma genetika yaitu 3.6.1 Langkah selanjutnya adalah pengecekan error pada model tersebut. Plot ACF dan PACF dari residual data training ditunjukkan pada Gambar 3.6.2 dan 3.6.3 berikut: 22 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 1,0 0,8 0,6 0,4 0,2 0,0 -0,2 -0,4 -0,6 -0,8 -1,0 Lag P a rt ia l A u to c o rr e la ti o n Partial Autocorrelation Function for error_train with 5 significance limits for the partial autocorrelations Gambar 3.6.2 Plot ACF residual data training hasil optimasi 89 22 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 1,0 0,8 0,6 0,4 0,2 0,0 -0,2 -0,4 -0,6 -0,8 -1,0 Lag P a rt ia l A u to c o rr e la ti o n Partial Autocorrelation Function for error_train with 5 significance limits for the partial autocorrelations Gambar 3.6.3 Plot PACF resiual data training hasil optimasi 8 7 6 5 4 3 2 1 1,0 0,8 0,6 0,4 0,2 0,0 -0,2 -0,4 -0,6 -0,8 -1,0 Lag A u to c o rr e la ti o n Autocorrelation Function for error_test with 5 significance limits for the autocorrelations Gambar 3.6.4 Plot ACF resiual data testing hasil optimasi 8 7 6 5 4 3 2 1 1,0 0,8 0,6 0,4 0,2 0,0 -0,2 -0,4 -0,6 -0,8 -1,0 Lag P a rt ia l A u to c o rr e la ti o n Partial Autocorrelation Function for error_test with 5 significance limits for the partial autocorrelations Gambar 3.6.5 Plot PACF resiual data testing hasil optimasi 90 Dari plot di atas menunjukkan bahwa tidak ada lag yang melebihi garis kepercayaan. Dengan kata lain tidak ada lag yang signifikan yang artinya error bersifat acak atau white noise terpenuhi. Oleh karena itu, model FRBFNN dengan arsitektur jaringan 5 neuron pada lapisan tersembunyi dan input dapat digunakan untuk meramalkan banyak kedatangan wisman melalui Pintu Masuk Great Batam di Kepulauan Riau. Berikut plot data aktual dan hasil peramalan kedatangan wisman melalui Pintu Masuk Great Batam di Kepulauan Riau untuk data training dan testing 90 81 72 63 54 45 36 27 18 9 1 150000 140000 130000 120000 110000 100000 90000 80000 70000 60000 Index D a ta train_ramal train_asli Variable Time Series Plot of train_ramal; train_asli Gambar 3.6.6 Plot data akual dan hasil peramalan data training hasil optimasi 30 27 24 21 18 15 12 9 6 3 180000 170000 160000 150000 140000 130000 120000 110000 100000 Index D a ta test_ramal test_asli Variable Time Series Plot of test_ramal; test_asli Gambar 3.6.7 Plot data aktual dan hasil peramalan data testing hasil optimasi 91

F. Prediksi Kedatangan Wisman di Pintu Masuk Great Batam Kepulauan