untuk memadamkan kebakaran maka harus dilakukan
pemutusan reaksi tersebut. Pada APAR pemadaman api tersebut juga prosesnya sama, yaitu menghilangkan salah satu
unsur untuk terjadinya kebakaran. Proses tersebut dapat dilakukan dengan menghilangkan panas dari pembakaran
bahan bakar, menghilangkan atau memindahkan oksigen atau dengan memberhentikan reaksi kimia.
Mengingat kemampuan daya padam dari APAR sangat terbatas, maka penggunaanya pada tahap awal saja, yaitu pada
5 menit pertama terjadinya kebakaran. Namun demikian tindakan pemadaman pada tahap 5 menit pertamasangatlah
menentukan. Mengenai cara penggunaan APAR adalah dimulai daripangkal api yang paling tipis, yaitu dibelakang arah angin
atau disamping kirikanan api dasar-dasar penanggulangan
kebakaran. Adapun cara kerjanya adalah ketika handle dari
APAR ditekan, ada tekanan ke dalam tabung yang memaksa agent bahan pemadam yang ada di dalam tabung melewati
pipapemindah dan keluar melalui mulut pancar dan memadamkan api
B. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang di buat tentang Modul Sistem Pemadam Kebakaran untuk Mata pelajaran K3 di SMK Darunnajah Banjarmangu dapat diperkuat dengan
beberapa referensi pendukung berupa penelitian yang relevan. Adapun penelitian yang relevan adalah sebagai berikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Anifah Nurul 2011 yang berjudul
“Pengembangan Modul Pembelajaran Untuk Pencapaian Kompetensi Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Pada Program Keaahlian Tata Busana
Di SMK N 4 Surakarta”. Hasil dari penelitian ini yaitu berupa: 1 modul pembelajaran Kesehatan dan Keselamatan Kerja K3 yang
telah dikembangkan dengan menambah materi pada Sub kompetensi mengikuti prosedur tempat kerja dan memberikan umpan balik
tentang K3, 2 modul pembelajaran K3, yang telah teruji berkualitas menurut ahli media, ahli materi dan guru Mata Diklat K3 menyatakan
modul layak sehingga dapat digunakan sebagai media dalam membantu proses pembelajaran K3. Kualitas modul menurut siswa, siswa dapat
memahami dan menyatakan modul baik digunakan dalam proses belajar mengajar pada Mata Diklat K3, 3 pencapaian hasil belajar siswa
menggunakan modul pembelajaran Kesehatan dan Keselamatan Kerja dengan nilai rata-rata 70 dari jumlah siswa 35 dengan ketuntasan
belajar yang dicapai adalah 100 yaitu dalam kategori sagat baik, sehingga modul pembelajaran Kesehatan dan Keselamatan Kerja efektif
untuk pembelajaran siswa Kelas X Program Keahlian Tata Busana di SMK N 4 Surakarta.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Astuti Rohmiatun 2013 yang berjudul “Pengembangan Modul Pelaksanaan Prosedur Kesehatan, Keselamatan
Kerja Dan Lingkungan Hidup Di Laboratorium Busana SMK Ma’arif 2 Piyungan”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1 pengembangan
modul Pelaksanaan Prosedur Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan Hidup di Laboratorium Busana SMK Ma’arif 2 Piyungan
menggunakan 5 tahap pengembangan yaitu: a tahap analisis produk, b pengembangan produk awal, c validasi ahli dan revisi, d uji coba
kelompok kecil, e uji coba kelompok besar dan produk akhir. 2
kelayakan modul pelaksanaan prosedur kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan hidup di laboratorium busana SMK Ma’arif 2 Piyungan
diperoleh dari hasil uji coba kelompok kecil dan uji besar. Dari hasil pengujian kelompok kecil menunjukkan nilai berada antara 390 ≤ S ≤
480 dengan skor rata-rata 90 76,7. Sedangkan pada uji coba skala besar oleh 27 siswa menunjukkan nilai berada antara 2110 ≤ S ≤
2592 dengan skor rata-rata 88,7 69,75. Dari data yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa modul dinyatakan “sangat layak”
digunakan sebagai media pembelajaran. 3. Penelitian
yang dilakukan
oleh Ariyani
Septi 2012 yang
berjudul “Peningkatan Minat Belajar Keselamatan, Kesehatan Kerja Dan Lingkungan Hidup K3lh Melalui Modul Pembelajaran Untuk Siswa
Kelas X Di SMK Karya Rini Yhi Kowani Yogyakarta”. Hasil penelitian ini Minat belajar siswa dalam mata pelajaran K3LH dengan Modul
Pembelajaran di SMK Karya Rini YHI Kowani Yogyakarta tergolong dalam kategori tinggi. Artinya siswa kelas X SMK Karya Rini YHI
Kowani Yogyakarta dalam pembelajaran K3LH sudah mempunyai ketertarikan, perhatian, rasa senang, dan termotivasi untuk belajar lebih
dalam karena merasa pelajaran tersebut memiliki manfaat sesuai dengan kebutuhan untuk mengetahui cara hidup yang sehat dan aman.
C. Keranga Pikir