Sapi Potong JOKO WIBOWO H3409015

commit to user 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Sapi Potong

Setiap proses penggemukan sapi, pada akhirnya sapi akan menjadi penghasil daging. Sapi sapi yang dipekerjakan sebagai pembajak sawah atau ternak perah yang tidak produktif lagi biasanya akan digemukkan sebagai ternak potong. Umumnya, mutu daging yang berasal dari sapi afkiran ini tidak terlalu baik. Meskipun demikian ada beberapa jenis sapi yang memang khusus dipelihara untuk digemukkan karena karakteristik yang dimilikinya, seperti tingkat pertumbuhannya cepat dan kualitas daging cukup baik. Sapi sapi inilah yang umumnya dijadikan sebagai sapi bakalan, yang dipelihara secara intensif selama beberapa bulan sehingga diperoleh pertambahan berat badan yang ideal untuk dipotong Abidin, 2002. Adapun golongan sapi tersebut diklasifikasikan menjadi tiga kelompok besar sapi yaitu: Bos Sondaicus atau Bos Banteng , sampai sekarang masih dapat ditemui hidup liar di daerah margasatwa yang dilindungi di Pulau Jawa, seperti di Pandanaran dan Ujung Kulon. Bos Indicus atau Sapi Zebu , sampai sekarang mengalami perkembangan di India dan Asia. Bos Taurus atau Sapi Eropa , sampai sekarang mengalami perkembangan di Eropa. Bangsa sapi potong Asia diantaranya adalah : Sapi Bali, Sapi Ongole , Sapi Madura, dan Sapi Brahman . Bangsa sapi potong Eropa diantaranya adalah : Sapi Hereford , Sapi Shorthorn , Sapi Limousin dan Sapi Charolais Murtidjo, 1990. Sapi potong yang berkembang di Indonesia merupakan bangsa sapi tropis, terdiri dari sapi lokal, dan sapi impor Sarwono dan Arianto, 2002. Menurut Sugeng 2002, ciri ciri bangsa sapi tropis yaitu memiliki gelambir, kepala panjang, dahi sempit, ujung telinga runcing, bahu pendek, garis punggung berbentuk cekung, kaki panjang, tubuh relatif kecil, dengan bobot badan 250-650 kg, tahan terhadap suhu tinggi, tahan terhadap caplak. Jenis sapi yang banyak dipelihara peternak Indonesia adalah Ongole , sapi Bali, 4 commit to user 2 sapi Madura, sapi Angus , sapi Brahman , sapi Brangus Brahman Aberdeen Angus, sapi Peranakan Ongole PO dan sapi Simmental Djarijah, 1996 . 1 Sapi Limousin Sapi Limousin kadang disebut juga Sapi Diamond Limousine termasuk Bos Taurus, dikembangkan pertama di Perancis, merupakan tipe sapi pedaging dengan perototan yang lebih baik dibandingkan Sapi Simmental. Secara genetik Sapi Limousin adalah sapi potong yang berasal dari wilayah beriklim dingin, merupakan sapi tipe besar, mempunyai volume rumen yang besar, voluntary intake kemampuan menambah konsumsi di luar kebutuhan yang sebenarnya yang tinggi dan metabolic rate yang cepat, sehingga menuntut tata laksana pemeliharaan lebih teratur. Sapi jenis limousin ini merupakan salah satu yang merajai pasar-pasar sapi di Indonesia dan merupakan sapi primadona untuk penggemukan, karena perkembangan tubuhnya termasuk cepat, bisa sampai 1,1 kghari saat masa pertumbuhannya. 2 Sapi PO Peranakan Ongole Sapi PO singkatan dari Peranakan Ongole, di pasaran juga sering disebut sebagai Sapi Lokal atau Sapi Jawa atau Sapi Putih. Sapi PO ini hasil persilangan antara pejantan sapi Sumba Ongole SO dengan sapi betina Jawa yang berwarna putih. Sapi Ongole Bos Indicus sebenarnya berasal dari India, termasuk tipe sapi pekerja dan pedaging yang disebarkan di Indonesia sebagai sapi Sumba Ongole SO. Warna bulu sapi Ongole sendiri adalah putih abu-abu dengan warna hitam di sekeliling mata, mempunyai gumba dan gelambir yang besar menggelantung, saat mencapai umur dewasa yang jantan mempunyai berat badan kurang dari 600 kg dan yang betina kurang dari 450 kg. Bobot hidup Sapi Peranakan Ongole PO bervariasi mulai 220 kg hingga mencapai sekitar 600 kg. Saat ini Sapi PO yang murni mulai sulit ditemukan, karena telah banyak disilangkan dengan sapi Brahman. Oleh karena itu sapi PO sering diartikan sebagai sapi lokal berwarna putih keabu-abuan, commit to user 3 berkelasa dan gelambir. Sesuai dengan induk persilangannya, maka Sapi PO terkenal sebagai sapi pedaging dan sapi pekerja, mempunyai kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap perbedaan kondisi lingkungan, memiliki tenaga yang kuat dan aktivitas reproduksi induknya cepat kembali normal setelah beranak, jantannya memiliki kualitas semen yang baik. Keunggulan sapi PO ini antara lain : Tahan terhadap panas, tahan terhadap ekto dan endoparasit; Pertumbuhan relatif cepat walau pun adaptasi terhadap pakan kurang; persentase karkas dan kualitas daging baik. 3 Sapi Simmental METAL Sapi Simmental di kalangan peternak populer dengan nama Sapi Metal, dan sebagian peternak atau pedagang sapi kadang salah kaprah dengan menyebutnya sapi limousin, bahkan ada yang menyebut sapi Brahman. Sapi Simmental juga termasuk Bos Taurus, berasal dari daerah Simme di negara Switzerland Swiss, namun sekarang berkembang lebih cepat di benua Amerika, serta di Australia dan Selandia Baru New Zealand. Sapi ini merupakan tipe sapi perah dan pedaging. Sapi jantan dewasanya mampu mencapai berat badan 1150 kg sedang betina dewasanya 800 kg. Secara genetik, sapi Simmental adalah sapi potong yang berasal dari wilayah beriklim dingin, merupakan sapi tipe besar, mempunyai volume rumen yang besar, voluntary intake kemampuan menambah konsumsi diluar kebutuhan yang sebenarnya yang tinggi dan metabolic rate yang cepat, sehingga menuntut tata laksana pemeliharaan yang lebih teratur. Menurut Murtijo 1990 penilaian terhadap keadaan individual sapi potong pada prinsipnya didasarkan pada umur, bentuk tubuh, luas tubuh, pertambahan bobot badan dan temperamen, serta dianjurkan pula mengetahui sejarah yang berkaitan dengan penyakit. Namun, secara praktis pada umumnya penilaian individual sapi dilakukan dengan mengamati bentuk luar sapi seperti bentuk tubuh normal, ukuran normal dari bagian bagian tubuh, dan organ kelamin. Prioritas utama untuk memilih sapi commit to user 4 bakalan adalah berbadan kurus, berumur muda sapi dara dan sepasang giginya telah tanggal Sarwono dan Arianto, 2002. Menurut Santosa 2002 sapi yang paling baik digemukan adalah sapi jantan, karena pertambahan bobot hariannya yang tinggi. B. Pakan Sapi Potong Bahan pakan adalah segala sesuatu yang diberikan kepada ternak yang sebagian atau keseluruhannnya dapat dicerna tetapi tidak mengganggu kesehatan ternak tersebut. Contoh pakan hijauan rumput, daun-daunan, limbah pertanian jerami padi, jerami jagung, jerami kedelai, pucuk tebu, leguminosa daun Lamtoro, Gliricida, Kaliandra, Turi, dan Kacang- kacangan limbah industri pertanian dedak, bekatul, pollard, onggok, bungkilbungkilan dan lain lain Anonimous, 2001. Pada dasarnya sumber pakan sapi dapat disediakan dalam bentuk hijauan dan konsentrat yang terpenting adalah pakan yang memenuhi kebutuhan protein, karbohidrat, lemak dan vitamin serta mineral Sarwono, 2002. Secara alamiah pakan utama ternak sapi adalah hijauan yang dapat berupa rumput alam atau lapangan, rumput unggul, leguminosa, limbah pertanian serta tanaman hijauan lainnya. 1 Hijauan Dalam pemilihan hijauan pakan ternak harus diperhatikan disukai ternak atau tidak, mengandung toxin racun atau tidak yang dapat membahayakan perkembangan bagi ternak yang mengkonsumsi. Namun,permasalahan yang ada bahwa hijauan di daerah tropis mempunyai kualitas yang kurang baik sehingga untuk memenuhi kebutuhan nutrien perlu ditambah dengan pemberian pakan konsentrat Siregar, 1996. a Rumput Raja Rumput gajah merupakan sejenis tanaman padang rumput tropis asli Afrika. Rumput gajah mempunyai ciri-ciri yaitu: tumbuh tegak membentuk rumpun, batang tebal dan keras, daunnya relatif besar dan tahan lindungan sedang, hidup pada tanah subur yang tidak commit to user 5 terlalu liat pada pH 6,5 serta kurang tahan terhadap genangan air Anonimous, 1992. Sifat-sifat rumput gajah antara lain: dapat tumbuh dan beradaptasi pada berbagai macam tanah, membutuhkan hari dengan waktu siang yang pendek, memiliki fotoperiode kritis antara 12-13 jam, tidak tahan hidup di daerah hujan yang terus menerus, dan kecambahnya sedikit dan lambat sehingga banyak ditanam secara vegetatif Anonimous, 2005. Keunggulan rumput gajah antara lain: mampu beradaptasi diberbagai macam tanah, merupakan tumbuhan parenial, produksinya tinggi, nilai gizinya tinggi dan tingkat pertumbuhannya tinggi. Produksi hijauan di kebun rumput baik itu rumput gajah ataupun rumput raja bila melebihi atau melewati umur potong akan mengurangi kualitas hijauan tesebut, untuk mengoptimalkan produksi dan menjaga kualitas, pemotongan dilakukan harus tepat waktu. Umur potong rumput yang optimal pada 7 minggu atau 50 hari Anonimous, 2007. Kandungan nutrien rumput gajah terdiri atas: bahan kering BK 19,9; protein kasar PK 10,2; lemak kasar LK 1,6; serat kasar SK 34,2; abu 11,7; dan bahan ekstrak tanpa nitrogen BETN 42,3 Rukmana, 2005. b Jerami Padi Jerami padi merupakan salah satu limbah pertanian yang dapat digunakan sebagai makanan ternak terutama sapi dan kerbau dan dangat mudah diperoleh pada musim kemarau Promma, 1987. Namun dalam pemanfaatannya beberapa kendala perlu dipertimbangkan termasuk diantaranya adalah kandungan protein kasar yang rendah, serat kasar tinggi dan kandungan mineralnya yang tidak seimbang Komar, 1984. Devendra 1982 melaporkan, bahwa kandungan beberapa varietas jerami padi rata-rata protein kasarnya berkisar 3 sampai 5, serat kasar 26 sampai 32, abu 11 sampai 19 dan Gross energinya adalah 14,1 sampai 16,2 MJkg. Ruminansia yang imbangan jerami commit to user 6 padi tinggi dalam makanannya, akan menghasilkan pertambahan bobot badan yang rendah dan rendahnya jumlah makanan yang dapat dikonsumsi, dimana disebabkan oleh rendahnya kecernaan dan terbatasnya protein, mineral serta vitamin yang dapat dikonsumsi dari jerami padi, namun hal ini dapat diatasi dengan suplemen zat-zat gizi juga dengan perlakuan urea pada jerami padi dapat memecahkan problema tersebut karena dapat menambah kandungan protein kasar jerami padi, palabilitas dan kecernaannya serta kegunaannya Doye et al., 1986. Untuk meningkatkan pemanfaatan jerami padi dalam produksi ternak, perlu diadakan perlakuan secara fisik, khemis dan biologis ataupun kombinasinya, namun perlakuan khemis lebih banyak digunakan dibanding dengan perlakuan perlakuan lainnya Soejono et al., 1988. 2 Ransum Ransum adalah satu atau campuran beberapa jenis bahan pakan yang disusun sedemikian rupa sehingga mampu memenuhi kebutuhan ternak selama 24 jam. Ransum yang diberikan pada sapi sapi yang digemukan tergantung pada sistem penggemukan yang digunakan. Penggemukan sapi dengan sistem pasture hanya terdiri dari hijauan yang diperoleh dengan melepas sapi sapi untuk meruput di padang penggembalaan. Demikian pula dengan sistem kereman yang terdapat dibeberapa daerah di Indonesia, ada diantaranya yang hanya memberikan hijauan saja tanpa pakan tambahan berupa konsentrat Siregar, 2003. Pakan suplemen merupakan bahan yang mengandung jasad renik mikroba hidup yang sengaja ditambahkan dalam pakan sapi atau ruminansia lainya. Dengan diberikan sedikit pakan tambahan, kebutuhan pakan persatuan ternak dapat dikurangi. Apabila setiap hari ternak membutuhkan 10 sampai 11 kg bahan kering BK untuk menaikkan 1 kg berat badan maka, penggunaan pakan tambahan mampu mengurangi jumlah pakan Sarwono, 2002. commit to user 7 a Jagung Jagung dalam sistematika tanaman termasuk dalam golongan Spermatophyta , kelas Monocotyledon, ordo Graminae, familia Graminaceae , genus Zea. Nama latin jagung adalah Zea mays L. Jagung merupakan tanaman penting kedua setelah padi dan hampir terdapat di seluruh kepulauan di Indonesia. Tanaman jagung relatif mudah dibudidayakan dan dapat tumbuh di semua jenis tanah kecuali tanah liat dan pasir. Berdasarkan warna bijinya, jagung dibedakan menjadi dua macam yaitu jagung kuning dan jagung putih. Kedua jagung ini mempunyai nilai gizi yang relatif sama Anonimous, 2010. Menurut Doye et al. 1986, berdasarkan bentuk bijinya kernel jagung dibedakan menjadi enam jenis yaitu: Flour corn atau soft corn yaitu jagung yang hampir seluruh endospermanya berisi pati yang lunak dan mudah dibuat tepung. Flint corn yaitu jagung yang mempunyai biji dengan warna bersinar, tebal dan keras horny starch . Zat tepung yang lunak sedikit dan letaknya di tengah. Jagung ini banyak digunakan untuk pakan ternak. Pop corn yaitu jagung yang memiliki kernel kecil dan keras seperti jenis flint dengan kandungan pati yang lebih sedikit. Sweet corn yaitu jagung yang mengandung sedikit pati dengan endosperma berwarna bening, mempunyai kandungan gula yang tinggi sehingga terasa manis. Pod corn yaitu jagung hias dengan kernel tertutup. Dent corn yaitu jagung yang bijinya seperti gigi kuda terjadi akibat pengerutan lapisan bertepung saat biji mengering. Jagung yang banyak ditanam di Indonesia adalah tipe mutiara flint dan semi mutiara semiflint Suprapto dan Marzuki 2005. Menurut Muchtadi dan Sugiyono 1989 diacu dalam Juniawati 2008 jenis jagung semiflint semi mutiara lebih mudah dibuat tepung dibandingkan tepung mutiara. Hal ini disebabkan jagung semi mutiara mengandung endosperma lunak yang lebih banyak commit to user 8 dibandingkan endosperma kerasnya. Endosperma keras terdiri dari sel-sel yang lebih kecil dan tersusun rapat, sedangkan endosperma lunak susunan sel-selnya tidak serapat bagian keras. Jagung NK 33 merupakan jagung hibrida yang memiliki bentuk biji semi mutiara. Potensi hasil jagung NK 33 sebesar 12 ton per hektar jagung pipil kering. Biji jagung dapat dibagi menjadi empat bagian yaitu kulit pericarp , endosperma, lembaga germ , dan tudung pangkal tip cap , b Singkong Singkong atau ubi kayu merupakan tanaman pangan dan perdagangan cash crop . Sebagai tanaman perdagangan, ubi kayu menghasilkan gaplek, tepung ubi kayu, etanol, gula cair, sorbitol, monosodium glutamat, dan tepung aromatik. Ubi kayu dapat menghidupi berbagai industri hulu dan hilir. Sebagai tanaman pangan, ubi kayu merupakan sumber karbohidrat bagi sekitar 500 juta manusia di dunia. Di Indonesia, tanaman ini menempati urutan ketiga setelah padi dan jagung sebagai sumber karbohidrat, ubi kayu merupakan penghasil kalori terbesar dibandingkan dengan tanaman lain seperti jagung, beras, sorgum, gandum. Indonesia adalah penghasil ubi kayu urutan keempat terbesar di dunia setelah Nigeria, Brasil, dan Thailand. Namun pasar ubi kayu dunia dikuasai oleh Thailand dan Vietnam. Dalam sistematika tanaman, ubi kayu termasuk kelas Dicotyledoneae . Ubi kayu masuk dalam famili Euphorbiaceae yang mempunyai 7.200 spesies beberapa di antaranya mempunyai nilai komersial, seperti karet Hevea brasiliensis , jarak Ricinus comunis dan Jatropha curcas , umbi-umbian Manihot,spp, dan tanaman hias Euphorbia spp, Klasifikasi tanaman ubi kayu adalah sebagai berikut : Kelas : Dicotyledoneae Sub kelas : Arhichlamydeae Ordo : Euphorbiales Famili : Euphorbiaceae Sub famili : Manihotae Genus : Manihot Spesies : Manihot esculenta commit to user 9 Crantz Manihot esculenta Crantz mempunyai nama lain Manihot utilissima dan Manihot alpi Anonimous, 2010. c Bekatul Bekatul adalah bagian terluar dari bagian bulir yang terbungkus oleh sekam. Bulir adalah buah sekaligus biji berbagai tumbuhan serealia sejati, seperti padi, gandum dan jelai. Istilah bekatul terutama digunakan pada padi. Asal-usul bekatul secara anatomi adalah lapisan aleuron dan sebagian perikarp yang terikut. Aleuron adalah lapisan sel terluar yang kaya gizi dari endospermium, sementara perikarp adalah bagian terdalam dari sekam. Bekatul padi dapat dilihat pada beras yang diperoleh dari penumbukan. Proses pemisahan bekatul dari bagian beras lainnya dikenal sebagai penyosohan polishing untuk memperpanjang masa penyimpanan beras, sekaligus memutihkannya. Kandungan gizi bekatul dikenal luas sejak ditemukannya vitamin B1 tiamin dari beras yang belum disosoh, yang bila dikonsumsi terbukti menekan frekuensi penyakit beri-beri oleh Dr. Eijkman. Kandungan gizi lainnya adalah serat pangan, pati, protein, lemakminyak serta mineral d Tetes tebu Molases adalah hasil samping yang berasal dari pembuatan gula tebu Saccharum officinarum L. Tetes tebu berupa cairan kental dan diperoleh dari tahap pemisahan Kristal gula. Molases tidak dapat lagi dibentuk menjadi sukrosa namun masih mengandung gula dengan kadar tinggi 50-60, asam amino dan mineral. Tingginya kandungan gula dalam molase sangat potensial dimanfaatkan sebagai bahan baku bioetanol Anonimous, 2010. Molase masih mengandung kadar gula yang cukup untuk dapat menghasilkan etanol dengan proses fermentasi, biasanya pH molases berkisar antara 5,5 sampai 6,5. Molase yang masih mengandung kadar gula sekitar 10 sampai 18 telah memberikan hasil yang memuaskan dalam pembuatan etanol Anonimous, 2010. commit to user 10 Tebu Saccharum officinarum L. kedudukannya dalam ilmu taksonomi tmbuhan adalah : Tebu Saccharum officinarum L. Klasifikasi tanaman ubi kayu adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantea , Subkingdom: Tracheobionta , SuperDivisi : Spermatophyta , Divis : Magnoliophyta , Kelas : Liliopsida , Sub kelas : Commelinidae , Ordo : Poales , Famili : Poaceae , Genus : Saccharum , Spesies : Saccharum officinarum . Pemberian pakan yang baik untuk memenuhi beberapa kebutuhan ternak sebagai berikut: Kebutuhan hidup pokok, yaitu kebutuhan pakan yang mutlak dibutuhkan dalam jumlah minimal. Pada hakekatnya kebutuhan hidup pokok adalah kebutuhan sejumlah minimal nutrien untuk menjaga keseimbangan dan mempertahankan kondisi tubuh ternak. Kebutuhan tersebut digunakan untuk bernapas, bergerak, dan pencernaan makanan. Kebutuhan untuk pertumbuhan, yaitu kebutuhan pakan yang diperlukan ternak sapi untuk proses pembentukan jaringan tubuh dan menambah bobot badan. Kebutuhan untuk reproduksi, yaitu kebutuhan pakan yang diperlukan ternak sapi untuk proses reproduksi, misalnya kebuntingan. Untuk kebutuhan nutrien sapi potong dalam praktek penyusunan diperlukan pedoman standar berdasarkan bobot badan dan pertambahan bobot badan Murtidjo, 1990. Kualitas jumlah pakan dan cara-cara pemberiannya sangat mempengaruhi kemampuan produksi sapi pedaging. Untuk mempercepat penggemukan, selain dari rumput, ternak perlu juga diberi pakan penguat berupa konsentrat yang merupakan campuran berbagai bahan pakan umbi umbian, sisa hasil pertanian, sisa hasil pabrik dan lain lain yang mempunyai nilai nutrien cukup dan mudah dicerna Setiadi, 2001. Pemberian pakan dimaksudkan agar sapi dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sekaligus untuk pertumbuhan dan reproduksi. Pada umumnya setiap sapi membutuhkan pakan berupa hijauan. Sapi dalam masa pertumbuhan, sedang menyusui dan digunakan sebagai tenaga kerja memerlukan pakan yang memadai baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya Djarijah, 1996. Dalam menyusun ransum harus diusahakan commit to user 11 agar kandungan nutrien di dalam ransum sesuai dengan nutrien yang dibutuhkan ternak untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok, pertumbuhan dan bereproduksi Santosa, 2002.

C. Manajemen Pemberian Pakan