Latar Belakang KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penyuluhan pertanian adalah sistem pendidikan di luar sekolah non formal yang diberikan kepada petani dan keluarganya agar berubah perilakunya untuk bertani lebih baik better farming, berusahatani lebih baik better bussines, hidup lebih sejahtera better living, dan bermasyarakat lebih baik better community serta menjaga kelestarian lingkungannya better environment Departemen Pertanian, 2009. Penyuluh pertanian menitikberatkan pandangannya pada orang-orang masyarakat yang terlibat dalam kehidupan di bidang pertanian. Dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian sasaran yang ingin dicapainya juga berupa peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap petani sehingga mereka akan mampu untuk mandiri dan meningkatnya kesejahteraan petani melalui peningkatan produktivitas usahataninya yang pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan mereka dan dengan peningkatan pendapatan ini maka kehidupan petani akan lebih sejahtera Suhardiyono, 1992. Kegiatan penyuluh pertanian berjalan dengan baik apabila terjadi kerjasama dan komunikasi yang baik antara petani dan penyuluh. Petani umumnya sudah mempunyai banyak pengalaman berusahatani sehingga sikapnya terhadap ide baru adalah menanti dulu atau harus terlebih dahulu dibuktikan. Dengan demikian penyuluh harus lebih memahami materi dan cara atau metode dalam kegiatan sehingga materi dapat sampai kepada petani dengan baik. Universitas Sumatera Utara Kegiatan penyuluh pertanian dapat berjalan dengan tidak baik walaupun sudah diketahui memiliki tujuan yang baik. Hal ini disebabkan ketidaksesuaian informasi atau materi yang disampaikan oleh penyuluh kepada petani dalam kondisi lokal, terutama petani-petani yang memiliki sumber daya yang rendah, pelaksanaan kegiatan penyuluhan yang tidak sesuai dengan jadwal, PPL yang seakan-akan memerintah, petani tersinggung karena merasa dianggap tidak mampu. Apabila demikian petani akan cenderung bersikap negatif atau kurang respon akan kegiatan penyuluhan pertanian Sudaryanto, et al. 2002. Menurut Wiriaatmadja 1990, bahwa mengenal sifat-sifat atau ciri-ciri petani, bahasa, dan istilah yang sering digunakan, cara berpikir, tingkat pendidikan petani, dan kebutuhan dalam usahatani serta memiliki teknik komunikasi yang sesuai akan membantu penyuluh dalam terlaksananya penyuluh pertanian dengan baik. Pembangunan pertanian dalam era globalisasi saat ini telah mengalami banyak perubahan dimana pembangunan yang selama ini terkesan berdiri sendiri, selanjutnya lebih mencerminkan keterkaitan yang erat dengan sektor lainnya. Berdasarkan hal tersebut, salah satu strategi dasar yang ditempuh dalam pembangunan pertanian adalah penerapan pendekatan sosial ekonomi dengan memanfaatkan secara optimal sumber daya pertanian dalam suatu kawasan ekosistem melalui penyuluh pertanian. Keterkaitan dan keterpaduan strategi tersebut dalam pelaksanaan pembangunan pertanian yang berdaya saing tinggi, baik di pasar domestik maupun internasional Sudaryanto, et al. 2002. Sejalan dengan lajunya perkembangan dan arus reformasi yang terus bergulir, penyuluh pertanian juga mengalami perubahan yang cukup berarti. Universitas Sumatera Utara Perubahan ini sangat dirasakan oleh penyuluhan pertanian dari waktu ke waktu yang ditandai dengan kebijaksanaan yang ada. Dalam proses perubahannya tidak jarang membuat para penyuluh pertanian mengalami kemunduran atau stagnasi jalan di tempat dalam kegiatannya di lapangan bahkan ada yang sampai tidak jalan. Hal ini semestinya tidak perlu terjadi. Akan tetapi, tidak dapat dipungkiri bahwa perubahan itu mempunyai dampak psikologis bagi penyuluh pertanian. Penyuluh pertanian sebagai ujung tombak selalu menjadi sasaran manakala berbicara mengenai kegiatan pertanian di lapangan. Di sisi lain, selain dampak psikologis tersebut para penyuluh pertanian merasa belum menemukan wadah bernaung yang dapat memayungi dan memberi motivasi mereka dalam melaksanakan tugas dengan baik Sudaryanto, et al. 2002. Penyuluh pertanian memiliki peran yang sangat penting dalam peningkatan produksi pertanian di Kecamatan Pantai Cemin, terlihat dari aktifnya kegiatan penyuluhan di Kecamatan Pantai Cermin. Penyuluh di Kabupaten Serdang Bedagai beberapa kali melakukan studi banding ke WKPP penyuluh di daerah lain, sehingga mendapatkan banyak masukan dan saling berbagi pengalaman. Aktifnya kegiatan penyuluhan di Kabupaten Serdang Bedagai, khususnya di Kecamatan Pantai Cermin ini menjadi faktor pendorong untuk dilakukannya penelitian mengenai pengaruh karakteristik sosial ekonomi penyuluh dengan tingkat keberhasilan pelaksanaan tugas pokok penyuluh pertanian di Kecamatan Pantai Cermin Ekstensia, 1999. Universitas Sumatera Utara

1.2. Identifikasi Masalah