Umur adalah salah satu faktor yang berkaitan erat dengan kemampuan kerja dalam melaksanakan kegiatan penyuluh, umur dapat dijadikan tolak ukur
dalam melihat aktifitas seseorang dalam bekerja bilamana dalam kondisi umur yang masih produktif maka kemungkinan besar seseorang dapat bekerja dengan
baik dan maksimal Hasyim, 2006.
b. Tingkat pendidikan
Pendidikan sangat berpengaruh dengan perilaku seorang PPL. Tetapi apabila ini terlalu ditekankan, maka hal ini akan dapat menyebabkan kesulitan
dikemudian harinya. Karena seorang penyuluh yang memiliki pendidikan yang tinggi belum tentu memiliki kemampuan menyuluh yang baik.
Suhardiyono, 1992. Penempatan seorang penyuluh sangat di tentukan oleh pendidikan yang
dimilikinya, pendidikan juga sangat berpengaruh pada perilaku seorang PPL. Tetapi jika didalam memilih penyuluh ini terlalu ditekankan pada kualitas
akademis, maka hal ini akan dapat menyebabkan kesulitan dikemudian hari karena seorang penyuluh yang memiliki pendidikan yang tinggi belum tentu
memiliki kemampuan menyuluh yang baik Suhardiyono, 1992.
c. Lama menjadi penyuluh
Orang-orang yang lamaberpengalaman pada suatu pekerjaan akan memiliki kemampuan yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang tingkat
senioritasnya lebih rendah Suhardiyono, 1992. Penyuluh yang sudah lama menjadi penyuluh akan lebih mudah
menerapkan inovasi dari pada penyuluh pemula atau penyuluh baru. Penyuluh
Universitas Sumatera Utara
yang sudah lama menjadi penyuluh lebih mudah menerapkan anjuran penyuluhan demikian juga dengan penerapan teknologi Soekartawi, 1999.
Jika penyuluh mempunyai pengalaman yang relatif berhasil dalam melakukan penyuluhan, biasanya mempunyai pengetahuan, sikap dan
keterampilan yang lebih baik dibandingkan dengan penyuluh yang kurang berpengalaman Lubis, 2000.
2. Faktor ekonomi a. Jumlah tanggungan keluarga
Semakin besar jumlah tanggungan keluarga maka akan semakin besar pula tuntutan kebutuhan keuangan rumah tangga. Kegagalan penyuluh dalam
penyuluhan pertanian akan berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan keluarga Soekartawi, 1988.
Jumlah tanggungan keluarga sering menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk menerima inovasi. Konsekuensi penerimaan
inovasi akan berpengaruh terhadap sistem keluarga, dimulai dari anak-anak, istri dan anggota keluarga lainnya. Semakin besar jumlah anggota keluarga akan
semakin besar pula tuntutan kebutuhan keuangan rumah tangga. Kegagalan penyuluh dalam penyuluhan pertanian akan berpengaruh terhadap pemenuhan
kebutuhan keluarga Soekartawi, 1988. Jumlah tanggungan keluarga adalah salah satu faktor yang perlu
diperhatikan dalam menentukan pendapatan dalam memenuhi kebutuhannya. Banyaknya jumlah tanggungan keluarga akan mendorong penyuluh untuk
melakukan banyak aktifitas terutama dalam mencari dan menambah pendapatan keluarganya Hasyim, 2006.
Universitas Sumatera Utara
b. Total pendapatan
Meningkatnya pendapatan maka pengeluaran untuk keperluan rumah tangga pun akan ikut meningkat. Menurunnya pendapatan akan menurunkan pula
pengeluaran untuk konsumsi dan modal Tohir, 1991. Semakin besarnya pendapatan yang diterima penyuluh maka semakin baik
pula kinerja kerja penyuluh dalam melaksanakan tugasnya Soekartawi, 1988.
c. Jarak tempat tinggal penyuluh dengan WKPP tempat bertugas
Tempat tinggal penyuluh yang terlalu jauh dengan WKPP tempat penyuluh bertugas bisa menjadi penyebab penyuluh tidak mengetahui masalah-
masalah yang dihadapi petani, karena petani tidak bisa menceritakan masalahnya kepada penyuluh. Selain itu, penyuluh juga akan mengeluarkan biaya yang lebih
besar jika jarak tempat tinggal penyuluh dengan WKPP tempat penyuluh bertugas terlalu jauh, dan dapat menyebabkan keterlambatan hadir penyuluh.
Universitas Sumatera Utara
2.3. Penelitian Terdahulu
Untuk mengetahui penelitian yang dilakukan terlepas dari plagiat originalnya maka dilakukan pemetaan mapping terhadap penelitian yang sudah
dilakukan. Penelitian terdahulu yang diperoleh dari berbagai sumber disajikan pada satu Tabel yang menggambarkan nomor, nama peneliti, judul penelitian,
perumusan masalah, variabel pengamatan, metode analisis dan kesimpulan. Hasil riset terdahulu yang relevan dengan riset, dilakukan menjadi bahan
pertimbangan untuk membuat rancangan penelitian, baik pada aspek metode, rancangan model analisis yang dapat memperkaya metode yang ada maupun
model analisis yang ada. Berdasarkan pemetaan penelitian terdahulu akan memberikan gambaran keunikan riset yang dilakukan dan menyebabkan keaslian
riset yang dilakukan. Gambaran pemetaan penelitian terdahulu yang sudah dilakukan dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti
Judul Penelitian Perumusan Masalah
Variabel Pengamatan Metode Analisis
Kesimpulan 1 Lisa Khalida,
2009. Pengaruh
Karakteristik Sosial Ekonomi
Penyuluh Dengan Pelaksanaan Tugas
Pokok Penyuluh Pertanian
Studi Kasus di
BPP Medan Krio Kecamatan
Sunggal Kabupaten
Deli Serdang Provinsi
Sumatera Utara
1.
Bagaimana gambaran umum
penyuluhan pertanian di
daerah penelitian
2.
Bagaimana tingkat keberhasilan
pelaksanaan tugas pokok penyuluh
pertanian di daerah penelitian
3. Apakah terdapat
hubungan antara karakteristik sosial
ekonomi penyuluh umur, tingkat
pendidikan, lama menjadi
penyuluh, jumlah tanggungan
keluarga, total pendapatan, jarak
tempat tinggal penyuluh dengan
WKPP tempat bertugas terhadap
keberhasilan tugas pokok penyuluh.
Seluruh penyuluh
pertanian lapangan yang ditugaskan di BPP
Medan Krio Kecamatan Sunggal.
1. Masalah pertama
dianalisis secara deskriptif
2. Masalah kedua
dianalisis secara deskriptif
3. Analisis data
untuk masalah ketiga
atau hipotesis pertama
digunakan metode
pemberian skor
4. Hipotesis kedua
diuji dengan Metode Korelasi
Rank Korelation Methode dari
Spearman, kemudian diuji
dengan uji t. 1.
Tugas pokok penyuluh pertanian
di BPP Medan Krio sudah
terlaksana dengan baik karena lebih
dari 75 tugas pokok telah
terlaksana
2. Tidak
terdapat pengaruh antara
umur, lama pendidikan, jumlah
tanggungan, total pendapatan, jarak
tempat tinggal penyuluh dengan
WKPP tempat bertugas
dengan keberhasilan
pelaksanaan tugas pokok penyuluh,
tetapi terdapat pengaruh antara
lama menjadi
penyuluh dengan keberhasilan
pelaksanaan tugas pokok penyuluh.
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan Tabel 2.1.
No Nama Peneliti
Judul Penelitian Perumusan Masalah
Variabel Pengamatan
Metode Analisis Kesimpulan
2 Abdul Qalik, 2011. Hubungan Karakteristik
Sosial Ekonomi Penyuluh
Dengan Tingkat Keberhasilan
Pelaksanaan Tugas Pokok
Penyuluh Pertanian Studi
Kasus di
Kecamatan Perbaungan
Kabupaten Serdang
Bedagai Provinsi
Sumatera Utara
1. Bagaimana pelaksanaan tugas pokok penyuluh
pertanian di daerah
penelitian 2. Bagaimana karakteristik
sosial ekonomi penyuluh di lokasi penelitian
3. Bagaimana tingkat keberhasilan pelaksanaan
tugas pokok penyuluh pertanian di daerah
penelitian
4. Apakah terdapat hubungan antara karakteristik sosial
ekonomi penyuluh umur, tingkat pendidikan, lama
menjadi penyuluh, jumlah tanggungan keluarga, total
pendapatan, jarak tempat tinggal penyuluh dengan
WKPP tempat bertugas terhadap keberhasilan tugas
pokok penyuluh. Seluruh penyuluh
pertanian lapangan yang ditugaskan di
Kecamatan Pantai Cermin.
1. Masalah kedua
dianalisis secara deskriptif
2. Analisis data
untuk masalah ketiga atau
hipotesis pertama digunakan metode
pemberian skor
3. Hipotesis kedua
diuji dengan Metode Korelasi
Rank Korelation Methode dari
Spearman, kemudian diuji
dengan uji t. 1.
Karakteristik sosial ekonomi penyuluh
di Kecamatan Perbaungan
tergolong baik
2. Pelaksanaan tugas
pokok penyuluh pertanian di
Kecamatan Perbauangan
berjalan dengan baik, sesuai
dengan tugas pokok yang ada
3. Tingkat
keberhasilan pelaksanaan tugas
pokok pertanian di Kecamatan
Perbauangan 89, atau dalam kriteria
tinggi
4. Terdapat hubungan
antara lama menjadi penyuluh
dengan tingkat keberhasilan
pelaksanaan tugas pokok penyuluh
pertanian.
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan Tabel 2.1.
No Nama Peneliti
Judul Penelitian Perumusan Masalah
Variabel Pengamatan Metode Analisis
Kesimpulan 3 Muhammad
Arsyad, 2011. Kontribusi
Penyuluhan Terhadap
Peningkatan Produksi dan
Pendapatan Petani Kasus Petani
Padi di Kabupaten Luwu Utara.
1. Untuk menganalisis
kontribusi penyuluhan
terhadap peningkatan
produksi
dan pendapatan petani
padi di Kabupaten Luwu Utara
2. Untuk menganalisis variabel apa saja
yang berpengaruh terhadap
peningkatan produksi dan
pendapatan petani padi di Kabupaten
Luwu Utara. Seluruh penyuluh pada
4 kecamatan sentra tanaman padi yakni
Kecamatan Bone-Bone 19 penyuluh, Sukamaju
25 penyuluh, Masamba 16 penyuluh dan
Sabbang 21 penyuluh. 1.
Metode yang digunakan adalah
kuantitatif dengan analisis regresi
linier berganda, dengan
rumus
sebagai berikut: Y = b0
+ b1X1 + b2X2 + b3X3 + bnXn
+ … + e
2. Untuk
memperoleh gambaran
mengenai pelaksanaan
penyuluhan di Kabupaten Luwu
Utara akan diuraikan secara
deskriptif. 1.
Kontribusi penyuluhan
berpengaruh nyata terhadap
peningkatan produksi dan
pendapatan petani padi
2. Variabel
pendidikan, pengalaman
berusahatani, kontak dengan
penyuluh, jumlah tanggungan
keluarga, luas lahan dan biaya
usahatani memberi kontribusi positif,
sedangkan variabel umur petani
berkonstribusi negatif terhadap
produksi dan pendapatan yang
berindikasi adanya petani yang telah
berkurang produktivitasnya.
Universitas Sumatera Utara
2.4. Kerangka Konseptual