2. Visualisasi Ilustrasi
Dalam visualisasi ilustrasi ini, penulis mengambil konsep wanita sebagai karakter utamanya dan penggambaran sisi gelap kehidupannya. Visualisasi
ilustrasi ini dijabarkan dalam tiga jenis pendekatan yaitu rough layout, comprehensive layout dan final design.
▪ Rough layout sketsa kasar dilakukan dengan membuat sketsa kasar pada
lembar kerja kosong pada software photoshop CS 5 dengan menggunakan bantuan pen tablet untuk membuat garis - garis sketsa kasarnya.
▪ Comprehensive Layout yaitu membuat line art jadi pada layer kedua diatas
layer sketsa kasar, kemudian setelah mantap layer sketsa dapat dihapus atau di cukup disembunyikan.
▪ Final Design yaitu gambar jadi setelah melalui proses pewarnaan
menggunakan pilihan warna pada software photoshop CS 5 dengan bantuan pen tablet menggunakan teknik block dan dry brush.
Dibawah ini beberapa penjabaran visualisasi ilustrasi : a. Jocker “Single Player”
1 Rough Layout
Gambar 14 : Sketsa kasar ilustrasi Sumber : Dokumentasi Pribadi
2 Comprehensive Layout
Gambar 15 : line art layout Sumber : Dokumentasi Pribadi
3 Final Design
Gambar 16 : ilustrasi sudah mengalami tahap inking full color Sumber : Dokumentasi Pribadi
4 Komposisi Warna Teknik pewarnaan menggunakan block yaitu rata datar, penuh dan dry brush
yaitu teknik gradasi warna tidak dibaurkan tetapi ditumpangkan pada pigmen lain Sanyoto,2010:54-55. Warna pada ilustrasi ini didominasi dengan warna ungu,
warna ungu tua C:60 M:85 Y:55 K:67 yang digunakan sebagai warna background dan line art untuk memberikan kesan dark atau gelap yang
melambangkan watak keangkuhan, kebesaran dan kekayaan. Warna ungu merupakan percampuran dari warna merah dan biru sehingga juga membawa
atribut-atribut dari kedua warna tersebut. Warna merah adalah lambang keberanian, kejantanan. Biru melambangkan aristocratic, keningratan,
kebangsawanan, spiritualis, sehingga ungu adalah warna raja, yang memang digemari raja-raja kuno. Namun ungu juga melambangkan kekejaman arogansi,
duka cita dan keeksotisan Sanyoto, 2010:48. Warna ungu C:55 M:81 Y:53 K:49 dan ungu muda C:36 M:59 Y:44 K:7, C:16 M:23 Y:16 K:0 digunakan untuk
warna kulit untuk memberikan kesan pucat agar dapat mewakili konsep dari cerita ilustrasi tersebut. Warna merah keunguan C:36 M:86 Y:71 K:42, oranye
kemerahan C:25 M:91 Y:88 K:20, oranye C:22 M:70 Y:97 K:9 dan kuning C:1 M:8 Y:60 K:0 merupakan penggambaran warna emas yang diaplikasikan
pada mahkota, hiasan kepala khas jocker dan belati.
Gambar 17 : Palet Warna 5 Deskripsi
Ekspresi jocker tidak jelas, antara tertawa sinis, tertawa lucu, atau licik sekalipun. Dia tahu dia hanya dibutuhkan ketika meraih kemenangan, dia hanya
dimanfaatkan sebagai keuntungan belaka, tidak dilirik ketika semua sudah sesuai. Dia terkadang marah akan itu. Jocker yang lucu, selalu berusaha menghibur
punggawa yang kehilangan temannya. Dia tahu, posisinya tidak abadi. Dia menggunakan waktu yang sebentar itu untuk meninggalkan kesan. Sayangnya
kesan itu tidak berhasil. Seketika perang usai, semua kembali ke kesatuannya masing-masing. Jocker tetap ditumpukan terbawah, sendiri dan tak berarti.
Jocker adalah bunglon, jocker juga merupakan pengkhianat. Dia bisa mencuri mahkotamu dan meletakkannya di kepala musuh. Jocker menjadi simbol
kesendirian dari kartu, dia tidak memiliki siapapun, tidak ada pun tidak apa-apa. Namun ketika dia dimanfaatkan jadi keuntungan. Dia juga perlambang kesedihan
yang tersangkal. Ketika kesendirian bukanlah keinginannnya, tapi takdirnya. Sehingga dia tertawa di balik kesedihannya. Sesungguhnya dia kesepian, namun
tak satupun bisa menjadi temannya. b. Fraudstarian
1 Rough Layout
Gambar 18 : Sketsa kasar ilustrasi Sumber : Dokumentasi Pribadi
2 Comprehensive Layout
Gambar 19 : line art layout Sumber : Dokumentasi Pribadi
3 Final Design
Gambar 20 : ilustrasi sudah mengalami tahap inking full color Sumber : Dokumentasi Pribadi
4 Komposisi Warna Warna yang digunakan dalam ilustrasi “Fraudstarian” menggunakan warna
dominan hitam dan keabu-abuan serta bunga warna merah dan efek pancaran sinar yang berwarna oranye. Warna hitam C:75 M:68 Y:67 K:90 merupakan
warna netral karena sangat mudah dijajarkan dengan warna lain. Selain hitam, warna abu-abu C:56 M:62 Y:57 K:34 C:43 M:51 Y:45 K:9 C:26 M:28 Y:25
K:0 juga merupakan warna netral, lambang tidak adanya kehidupan yang spesifik. Abu-abu berasosiasi dengan suasana suram, mendung, ketiadaan sinar
matahari secara langsung Sanyoto, 2010:50 juga berkesan ragu-ragu. Penggunaan warna merah C:35 M:87 Y:72 K:42 dan warna merah keoranyenan
C:25 M:91 Y:87 K:20 sebagai gradasi yang digambar secara asli dari warna bunga mawar dan efek pancaran sinar matahari warna oranye C:22 M:70 Y:98
K:9 yang melambangkan bahaya.
Gambar 21 : Palet Warna 5 Deskripsi
Fraudstarian dari kata fraudster yang berarti penipu dan starian yang berarti bintang. Memandang bintang jauh di langit adalah sesuatu yang menakjubkan
dan menyenangkan. Gemerlap terangnya memancarkan kemegahan dan keindahan yang menghias langit malam. Jauh di atas sana, menggantung indah
dipandang dengan iri. Sama indahnya dengan kehidupan para bintang atau artis papan atas. Terlihat mewah, glamor dan menyenangkan. Disorot ribuan pasang
kamera dan ditatap iri jutaan pasang mata. Kehidupannya dipertontonkan. Kehidupannya telah dijual untuk konsumsi publik. Diarahkan orang - orang
dibalik layar, yang membentuknya dengan sedemikian rupa. Sinar gemerlapnya tak lagi murni. Kerlip sinarnya terpancar penuh kepalsuan. Sinarnya hanyalah
pantulan cahaya yang berasal dari tatapan kagum orang sekitar. Karenanya menjadi seorang bintang terlihat megah dan glamor, namun sejatinya dia
hanyalah seorang manusia kesepian. Topengnya elok dipandang dari kejauhan.
Namun bila kita sanggup menguak topengnya secara personal, sungguhlah mereka wanita - wanita bermata kelam. Kehilangan hasrat akan kebebasan hidup.
Lupa bahwa seharusnya kitalah yang menikmati hidup, bukan sebaliknya. Namun kita semua tahu bahwa sebuah bintang, terbentuk dari ribuan tekanan yang
membentuknya, mengarahkannya dan mengikisnya. Menarik dan mendorongnya ke berbagai arah tanpa terkecuali. Hingga kemudian pilihan hidupnya hanyalah
dua. Apabila dia cukup kuat, dia akan terus hidup, utuh, dengan sisa-sisa cahaya yang dia miliki bersembunyi dengan topeng yang dia ciptakan. Bila cukup
beruntung, kelak topeng itu akan retak dan lepas. Dan beberapa yang sudah terjangkit, pada akhirnya akan bersinar sekejap, terang membutakan, lalu hancur,
redup dan kemudian menghilang. c. Wind Runner
1 Rough Layout
Gambar 22 : Sketsa kasar ilustrasi Sumber : Dokumentasi Pribadi
2 Comprehensive Layout
Gambar 23 : line art layout Sumber : Dokumentasi Pribadi
3 Final Design
Gambar 24 : ilustrasi sudah mengalami tahap inking full color Sumber : Dokumentasi Pribadi
4 Komposisi Warna Warna dominan secara visual terlihat yaitu coklat dan merah. Coklat tua
C:63 M:71 Y:66 K:78 digunakan sebagai background dan line art pada ilustrasi agar terlihat menyatu. Warna pada objek kuda dan rambut pada kuda dan rambut
si gadis dibuat sama untuk menyampaikan visualisasi dari konsep cerita yaitu perpaduan warna ungu tua keabu-abuan dan warna ungu muda kusam C:56
M:65 Y:57 K:38C:37 M:59 Y:44 K:8. Warna kulit menggunakan warna yang sama dengan pewarnaan kudan dan rambut sebagai warna tergelapnya sedangkan
warna cerah ada 3 yaitu C:19 M:30 Y:36 K:0C:1 M:5 Y:5 K:0C:0 M:1 Y:0 K:0 sebagai center of interest dari ilustrasi. Warna merah pada pakaian C:27
M:92 Y:78 K:2 dan warna merah pada bibir C:37 M:81 Y:82 K:49C:24 M:75 Y:63 K:9C:8 M:66 Y:41 K:0 melambangkan kekuatan, kecepatan, enerjik,
semangat, gairah, marah, berani, bahaya, agresif, sifat berkuasa dan lambang perang.
Gambar 25 : Palet Warna
5 Deskripsi Wanita yang memiliki dasar kelembutan, kadang disalah artikan menjadi
sesuatu yang lemah, lamban dan tak berdaya. Pemikiran klise yang kadang membahayakan sekaligus menjebak. Sesungguhnya wanita adalah lambang
kekuatan sejati. Berbeda dengan kaum pria, para wanita memiliki kekuatan yang menghipnotis, dan menggerakkan. Dia tak perlu mengotori tangannya sendiri
untuk melakukan sesuatu. Dengan kekuatan seperti itulah beberapa wanita memiliki hasrat menguasai dunia. Ambisi yang besar dan didukung dengan
kemampuannya mengendalikan, dia berlari mengejar tujuannya. Ambisi membuatnya terus berlari. Ambisi membuat kekuatannya semakin
hebat. Tak sadar bahwa dia lah yang sudah dikendalikan ambisi. Membuatnya melakukan banyak cara untuk semakin dekat dengan ambisinya. Dia bukan lagi
dirinya. Dia mulai berubah, menjadi satu dengan ambisinya. Tak bisa diurai, karena dia bukan lagi dua melainkan satu. Sungguh dia sebenarnya sudah pasrah,
membiarkan ambisi menuntunnya. Jatuh atau terus berderap ke depan. d. Motion Potion
1 Rough Layout
Gambar 26 : Sketsa kasar ilustrasi Sumber : Dokumentasi Pribadi
2 Comprehensive Layout
Gambar 27 : line art layout Sumber : Dokumentasi Pribadi
1 Final Design
Gambar 28 : ilustrasi sudah mengalami tahap inking full color Sumber : Dokumentasi Pribadi
2 Komposisi Warna Warna dominan secara visual terlihat yaitu coklat dan merah. Coklat tua
C:63 M:71 Y:66 K:78 digunakan sebagai background dan line art pada ilustrasi agar terlihat menyatu. Serta warna coklat muda yang senada pada keranjang yang
berasosiasi dengan warna tanah atau netral C:57 M:71 Y:61 K:58C:39 M:66 Y:51 K:17C:26 M:37 Y:42 K:1. Warna merah C:32 M:94 Y:92 K:43
digunakan sebagai jubah karena warna ini bersifat menaklukan, ekspansif dan dominan berkuasa juga populer di kalangan wanita Sanyoto, 2010:47. Warna
kulit menggunakan gradasi warna coklat keunguan hingga warna tercerah yang menghasilkan warna kulit pucat C:7 M:10 Y:10 K:0. Warna bibir menggunakan
warna merah dan merah muda C:26 M:83 Y:74 K:18C:14 M:74 Y:53 K:1 melambangkan kekuatan, kecepatan, enerjik, semangat, gairah, marah, berani,
bahaya, dan agresif.
Gambar 29 : Palet Warna 3 Deskripsi
Emosi adalah sesuatu yang berusaha digambarkan disini sebagai benda cair
yang mudah larut dan beraroma tajam. Karena emosi hakikatnya tak berbentuk dan mudah diciptakan. Apabila mungkin, pencitraan sebuah emosi sesungguhnya
sangatlah cocok untuk digambarkan sebagai cairan atau larutan. Emosi yang diciptakan kemudian masuk dan meresap melalui indera yang kita miliki menuju
otak dan mempengaruhinya. Emosi yang kemudian luruh, masuk dan mengontrol tubuh. Mengambil alih
fungsi otak dan melumpuhkannya. Seakan ia merenggut kemampuan otak untuk berpikir jernih. Dia masuk dan menyelubungi kita dengan amarah, kesedihan,
atau kebahagiaan. Membuat tubuh bergerak di luar kontrol kendali. Itulah mengapa emosi seseorang sangat mudah dibaca dari gerak, tatap mata dan
intonasi suara. Apabila kemudian emosi yang larut ini sudah memberi efeknya, aromanya
akan tersebar ke udara sekelilingnya. Membuat suasana disekitarnya berubah tekanan. Perubahan hawa inilah yang kemudian berefek bukan hanya pada si
pribadi namun juga mempengaruhi orang sekitarnya. e. Chamber of Thorn
1 Rough Layout
Gambar 30 : Sketsa kasar ilustrasi Sumber : Dokumentasi Pribadi
2 Comprehensive Layout
Gambar 31 : line art layout Sumber : Dokumentasi Pribadi
3 Final Design
Gambar 32 : ilustrasi sudah mengalami tahap inking full color Sumber : Dokumentasi Pribadi
4 Komposisi warna Penggunaan warna senada antara akar-akar, ranting pohon, background dan
kulit dimaksudkan agar gambar terlihat seirama, selain itu juga memberi efek menyatu antara kulit dan akar pohon C: 56 M:62 Y:57 K:34C:43 M:51 Y:45
K:9C:26 M:28 Y:25 K:0C:9 M:16 Y:11 K:0. Warna hitam C:75 M:68 Y:67 K:90 digunakan sebagai line art dan tone terendah untuk memperkuat kesan
mendalam ide cerita ilustrasi. Warna merah C:30 M:94 Y:84 K:33 digunakan sebagai warna asal sedangkan warna merah muda C:30 M:64 Y:49 K:7C:22
M:40 Y:30 K:0 digunakan sebagai highlight. Warna ungu C:56 M:82 Y:50 K:46 pada warna burung digradasi dengan warna merah sebagai tone tergelap dan
warna terang termuda sebagai efek lightness.
Gambar 33 : Palet Warna
5 Deskripsi Chamber atau ruangan atau kamar memiliki fungsi khusus sesuai dengan
penamaannya. Chamber of thorn atau kamar berduri merupakan penggambaran satu dari beberapa kisah klasik kehidupan sosial para wanita. Bagi wanita, kamar
adalah tempat yang menyimpan banyak rahasia mereka. Kamar para wanita adalah salah satu tempat paling sarat dengan emosi. Kamar para wanita
menyimpan banyak memori akan isak tangus diam-diam si wanita, senyum bahagianya, tatapan merindunya atau bahkan jeritan teredam para wanita.
Penamaan chamber of thorn disini adalah penggambaran dari sisi terdalam lubuk hatinya. Ketika seorang wanita pernah membiarkan seseorang spesial
masuk ke dalam hatinya, memberikan tempat di dalam hatinya namun kemudian ditinggalkan, maka tumbuhlah semak berduri dalam hatinya, tumbuh
mengelilingi kamarnya. Menguncinya didalam, dalam ketakutan dan rasa ragu. Ketika kemudian banyak yang datang mengetuk pintu hatinya, mengajaknya
bercengkerama, megajaknya keluar dari kamar gelapnya, dia tak berdaya. Dia terus terikat dengan duri yang tumbuh dari masa lalunya. Keraguan dan
ketakutannya menghalanginya untuk maju dan pergi. Tak jarang melukai mereka yang berusaha menariknya keluar. Dia diam dan terikat. Sesekali terhibur dengan
beberapa jiwa yang menghampiri. Namun hatinya kosong dan berhias duri.
f. Protecterror 1 Rough Layout
Gambar 34 : Sketsa kasar ilustrasi Sumber : Dokumentasi Pribadi
2 Comprehensive Layout
Gambar 35 : line art layout Sumber : Dokumentasi Pribadi
3 Final Design
Gambar 36 : ilustrasi sudah mengalami tahap inking full color Sumber : Dokumentasi Pribadi
4 Komposisi Warna Penggunaan warna senada antara background dan objek agar gambar terlihat
seirama. Warna-warna yang digunakan sama dengan ilustrasi “Chamber of Thorn”yaitu warna pakaian, kulit dan background menggunakan warna kulit
pucat C: 56 M:62 Y:57 K:34C:43 M:51 Y:45 K:9C:26 M:28 Y:25 K:0C:9 M:16 Y:11 K:0. Warna hitam C:75 M:68 Y:67 K:90 digunakan sebagai line art
dan tone terendah untuk memperkuat kesan mendalam ide cerita ilustrasi dan sebagai efek shadow pada pakaian. Warna merah C:30 M:94 Y:84 K:33 pada
rambut digunakan sebagai warna asal sedangkan warna merah muda C:30 M:64 Y:49 K:7 digunakan sebagai highlight. Warna pada bunga diberi warna lebih
kusam karena warna rambut sudah cerah.
Gambar 37 : Palet Warna 5 Deskripsi
Protecterror diambil dari gabungan dua kata yang berseberangan sifat. Dimana protect berarti melindungi dan terror berarti mengganggu atau
mengancam. Pada hakikatnya wanita sebagai sumber perlindungan sekaligus ancaman yang sungguh berbahaya. Wanita sebagai sumber perlindungan ialah
hasrat alami yang dimiliki oleh seorang wanita dalam melindungi kekasih hatinnya, orang-orang yang dia sayangi. Dimana apabila orang-orang yang dia
sayangi terusik kenyamanannya atau keberadaannya maka sesungguhnya terror atau ancaman yang berbahaya bisa muncul dari sosok para wanita. Kelembutan
hatinya menjadi salah satu sumber kekuatan yang membuatnya memiliki kekuatan besar dalam melindungi orang- orang yang dia kasihi.
g. Hands of Destiny 1 Rough Layout
Gambar 38 : Sketsa kasar ilustrasi Sumber : Dokumentasi Pribadi
2 Comprehensive Layout
Gambar 39 : line art layout Sumber : Dokumentasi Pribadi
3 Final Design
Gambar 40 : ilustrasi sudah mengalami tahap inking full color Sumber : Dokumentasi Pribadi
4 Komposisi Warna Penggunaan warna senada antara objek satu dengan objek yang lain agar
gambar terlihat seirama dan menyatu menjadi kesatuan yang dinamis. Warna-warna yang digunakan hampir sama dengan ilustrasi “Chamber of Thorn”
dan “Protector” yaitu warna kulit si gadis, kulit ular dan tengkorak menggunakan warna kulit pucat yang juga bisa diterapkan untuk warna tengkorak C: 56 M:62
Y:57 K:34C:43 M:51 Y:45 K:9C:26 M:28 Y:25 K:0C:9 M:16 Y:11 K:0. Warna hitam C:75 M:68 Y:67 K:90 digunakan sebagai line art dan background
untuk memperkuat kesan dark dari ide cerita ilustrasi dan sebagai efek transparan pada topeng. Warna merah C:30 M:94 Y:84 K:33 pada digunakan sebagai warna
asal sedangkan warna merah muda C:30 M:64 Y:49 K:7 digunakan sebagai highlight.
Gambar 41 : Palet Warna 5 Deskripsi
Dunia yang berusaha digambarkan disini ialah dunia yang tak terbatas pada sekilas pandangan mata awam biasa. Melainkan juga dunia undercover atau dunia
kelam yang terselubung. Dimana acapkali berbagai hal tabu tumbuh subur didalamnya. Sama seperti jamur yang tumbuh dalam lingkungan gelap dan
lembab. Salah satu fenomena sosial yang apabila kita kuak sesungguhnya banyak
terjadi di berbagai kalangan sosial. Memandang dunia dari sisi gelap sesungguhnya lebih jelas dan terlihat terang. Karena kita berada diluar pusat
cahaya yang memungkinkan kita lihat dunia dengan sejelas-jelasnya. Mampu membedakan dunia secara gamblang tanpa ikut larut dalam gemerlapnya.
Dunia yang ditinggali oleh orang-orang normal yang hidup ditengah cahaya, tentu akan sangat sulit untuk bisa melihat sisi gelap dunia. Hanya apabila kita
berusaha sedikit memicingkan mata dan menajamkan penglihatan, akan terlihat
sekelebat bayangan pekat di kegelapan itu. Mereka yang tinggal di kegelapan, seringkali lebih mengerti dan paham akan makna hidup yang sesungguhnya.
Karena di dalam pekatnya hitam, warna yang kau pakai tidaklah berarti. Semua sama di dalam kegelapan. Yang membedakan hanyalah caramu berbicara dan ke
arah mana sorot matamu memandang. h. Black Widow
1 Rough Layout
Gambar 42 : Sketsa kasar ilustrasi Sumber : Dokumentasi Pribadi
2 Comprehensive Layout
Gambar 43 : line art layout Sumber : Dokumentasi Pribadi
3 Final Design
Gambar 44 : ilustrasi sudah mengalami tahap inking full color Sumber : Dokumentasi Pribadi
4 Komposisi Warna Diantara ilustrasi yang lainnya, warna yang digunakan pada ilustrasi ini
paling sedikit dan paling sederhana diluar unsur teknik pembuatannya. Pada ilustrasi ini warna hitam C:75 M:68 Y:67 K:90 merupakan warna utamanya
yang digambarkan pada gaun dan bulu-bulu angsa hitam. Warna kulit menggunakan dua warna abu-abu C:45 M:37 Y:38 K:2C:12 M:9 Y:11 K:0
sebagai kesan gelap terangnya. Warna merah C:35 M:87 Y:72 K:41 menjadi center of interest yang melambangkan agresif, gairah, berani dan panas. Namun
warna oranye C:25 M:91 Y:86 K:19 sebagai efek lightness pada warna merah ini juga dapat melambangkan bahaya.
Gambar 45 : Palet Warna 5 Deskripsi
Sosoknya yang hitam, bernoda merah menunjukkan sisi gelap identitas hidupnya. Widow atau janda adalah sebutan yang mulai akrab di masyarakat
modern kota metropop yang beranjak nakal. Pandangan miring selalu melekat pada sosok mereka. Entah corak apa yang mereka gunakan, masyarakat selalu
mencorengnya dengan tinta merah. Mendadak status widow atau janda menjadi plakat atau semacam penanda sangsi sosial masyarakat bagi para wanita yang tak
lagi bersuami. Mencoreng mereka dengan tinta merah yang tentu saja bukan sebuah nilai yang baik. Memberi mereka penghakiman, seakan sebutan janda
menjadi sebuah fenomena penurunan tahta seorang istri menjadi mantan istri. Seperti seorang ratu yang turun tahta karena rajanya sudah tidak ada lagi.
Dipandang sebelah mata dan dianggap tak berharga. Sindiran miring masyarakat menjadi teman hidup sehari-hari. Seperti seekor angsa putih yang kemudian
tenggelam dalam danau kesedihan. Mengubahnya menjadi angsa hitam, berhias gincu merah. Masih sama cantiknya sudah dianggap berbeda.
i. She Licky 1 Rough Layout
Gambar 46 : Sketsa kasar ilustrasi Sumber : Dokumentasi Pribadi
2 Comprehensive Layout
Gambar 47 : line art layout Sumber : Dokumentasi Pribadi
3 Final Design
Gambar 48 : ilustrasi sudah mengalami tahap inking full color Sumber : Dokumentasi Pribadi
4 Komposisi Warna Warna pada ilustrasi ini menggunakan warna dominan merah. Yaitu warna
merah tua untuk line art dan sedikit lebih muda pada warna rambut dan bibir C:33 M:86 Y:74 K:38C:19 M:88 Y:64 K:6. Highlight pada warna rambut juga
digunakan sebagai tone gelap pada warna kulit dan efek lightness pada warna bibir C:8 M:71 Y:50 K:0C:11 M:48 Y:36 K:0C:13 M:32 Y:21 K:0. Sedikit
berbeda, warna ular dominan dengan warna ungu muda C:24 M:32 Y:29 K:0 juga digunakan pada bunga. Warna kulit menggunakan warna natural kulit C:2
M:17 Y:28 K:0 dan C:0 M:5 Y:10 K:0.
Gambar 49 : Palet Warna 5 Deskripsi
Karena tiga hal yang disegani di dunia ini adalah harta, tahta dan wanita, maka wanita dianggap sama mahal, berbahaya dan liciknya dengan kepopuleran
tahta. Dianggap sama beracun dan memabukkannya dengan keangkuhan tahta. Namun wanita berbeda. Dia hidup, hangat dan bernafas. Dia tumbuh,
berkembang dan berevolusi. Untuk mendapatkan mereka, rumus dan ilmu taktis bahkan angkat tangan dan menyerah. Karena wanita adalah sesuatu yang
menjebak. Dia bisa datang bersama harta dan tahta. Atau dia bisa datangkan harta dan tahta. Wanita tidak memiliki kajian ilmu pasti. Mendapatkan mereka
membutuhkan insting dan keahlian tertentu. Mereka di sanding satu anak tangga dengan keberuntungan. Karena wanita sama licinnya dengan udara, sama
berbahayanya dengan ular, dan sama menawannya dengan permata. Apakah dia dewi keberuntunganmu ataukah ular yang siap menghancurkanmu.
j. Time Prisoner 1 Rough Layout
Gambar 50 : Sketsa kasar ilustrasi Sumber : Dokumentasi Pribadi
2 Comprehensive Layout
Gambar 51 : line art layout Sumber : Dokumentasi Pribadi
3 Final Design
Gambar 52 : ilustrasi sudah mengalami tahap inking full color Sumber : Dokumentasi Pribadi
4 Komposisi Warna Penggunaan warna pada ilustrasi ini hampir sama dengan ilustrasi “She
Licky” tetapi disini warna ungu C:31 M:78 Y:51 K:12C:30 M:53 Y:39 K:2C:13 M:32 Y:21 K:0 lebih dominan digunakan. Walaupun secara
keseluruhan nampak warna ungu menyatu dengan beberapan warna merah muda C:19 M:88 Y:64 K:6C:8 M:71 Y:50 K:0 lainnya. Sama halnya dengan ilustrasi
lain. Warna line art menggunakan tone paling gelap yaitu merah tua C:33 M:86 Y:74 K:38. Sedangkan warna kulit menggunakan natural kulit pada umumnya
C:2 M:17 Y:28 K:0C:0 M:5 Y:10 K:0. Agar tampak menjadi suatu kesatuan yang serasi dan dinamis, warna tone gelap pada kulit digunakan sebagai
background.
Gambar 53 : Palet Warna 5 Deskripsi
Terpenjara dalam sosok wanita bukanlah hal yang mudah. Sudah hal yang wajar untuk para wanita memiliki banyak musuh bahkan sebelum dia lahir.
Musuh terberat wanita adalah sang waktu. Sang waktu adalah satu-satunya musuh yang berhasil menangkap dan memenjarakan wanita dalam penjara tak
berengsel. Penjara sang waktu sungguhlah sempit namun tidak terbatas. Sang waktu mengejar namun tak mengekang. Waktu menjadi momok terbesar dalam
kehidupan para wanita. Memberi mereka peraturan tak tertulis yang wajib dihafalkan setiap dari mereka. Karena waktu datang diikuti dengan angin
perubahan. Membawa pergi kecantikan fisik para wanita. Waktu memberikan wanita kesempatan untuk menjadi ratu dunia. Namun sang waktu juga yang kelak
akan menurunkan mereka dari tahtanya. Membuat alur hidup wanita terbatas dan terbaca. Beberapa bisa membeli sang waktu dengan harga yang cukup mahal,
beberapa hidup berdampingan dengannya. Berdamai dengan waktu dan membiarkan sang waktu membawa apa yang harus dia bawa pergi. Karena sang
waktu sendirilah sosok sejati kecantikan yang abadi. k. Mermaidian
1 Rough Layout
Gambar 54 : Sketsa kasar ilustrasi Sumber : Dokumentasi Pribadi
2 Comprehensive Layout
Gambar 55 : line art layout Sumber : Dokumentasi Pribadi
3 Final Design
Gambar 56 : ilustrasi sudah mengalami tahap inking full color Sumber : Dokumentasi Pribadi
4 Komposisi Warna Warna ungu dijadikan sebagai warna dominan pada ilustrasi ini. Warna ungu
tua C:55 M:82 Y:52 K:49C:36 M:59 Y:43 K:7 hingga ungu muda C:16 M:23 Y:16 K:0C:7 M:11 Y:8 K:0 saling ditumpangkan menjadi gradasi. Warna ungu
paling tua C:67 M:80 Y:58 K:77 mendekati hitam digunakan sebagai line art dan berfungsi juga sebagai gradasi warna tergelap. Warna ungu tua digunakan
pada pewarnaan ombak dan ekor putri duyung. Warna kulit menggunakan warna ungu muda dengan menggunakan teknik menumpangkan warna lain dengan
warna lainnya untuk menghasilkan efek gradasi. Center of interest dari gambar ini adalah kendi yang diberi warna berbeda yaitu warna oranye C:22 M:70 Y:98
K:9 dan merah C:35 M:87 Y:72 K:42C:25 M:91 Y:87 K:20 yang juga digunakan pada pewarnaan rambut dan bibir.
Gambar 57 : Palet Warna 5 Deskripsi
Mermaid atau duyung adalah salah satu makhluk mitos yang merupakan
penggabungan dari sosok ikan dengan perempuan. Dia makhluk mitos yang disebut-sebut memiliki aura kecantikan yang sanggup membuat para pelaut
terpesona dan mengarahkan mereka ke sarang para duyung yang mana kemudian mereka menjadi umpan makanan bagi mereka.
Diluar kisah mereka yang menakutkan, beberapa mitos tentang kehidupan cinta mereka sangatlah indah. Konon, apabila seorang duyung jatuh cinta kepada
manusia maka cintanya adalah hakiki dan mutlak. Cintanya berada diambang garis tipis antara kebahagiaan atau kematian. Jika cintanya terbalas, dia akan
berubah menjadi manusia dan hidup bahagia namun apabila cintanya terabaikan maka dia berubah menjadi buih dan lenyap ditelan lautan. Dalam beberapa kisah
yang sudah dibukukan, seorang duyung yang jatuh cinta bisa menjadi sangat ceroboh dan tidak berpikir panjang. Mungkin ini lah bukti bahwa dia hanya
setengah manusia. Dia rela memberikan apapun dan melakukan apapun demi orang yang dia cintai. Tanpa memikirkan resiko yang dia terima. Dia makhluk
kegelapan yang murni dan secemerlang kilau lautan.
3. Visualisasi Pada Media