18
DIAGRAM PROSES PERENCANAAN, PENGANGGARAN DAN EVALUASI TERPADU Januari-April
Mei-Agustus September-Desember
KEMENTERIAN PERENCANAAN
KEMENTERIAN KEUANGAN
KEMENTERIAN NEGARA
LEMBAGA
PROSES PERENCANAAN
PENGANGGARAN DAN EVALUASI
TERPADU
SEB Prioritas Program dan
Indikasi Pagu
Rancang an
Renja Renstra
KL
Tahap I Penyusunan
Konsep Kerangka
Kerja Konsep
Dokumen Pelaksanaan
Anggaran Rancangan
KEPRES tentang
Rincian APBN
Lampiran RAPBN
Himpunan RKA-KL
Perencanaan Konsistensi
dengan Prioritas Anggaran
Penelaahan Konsistensi dengan RKP
Dokumen Pelaksanaan
Anggaran
Tahap II Penyusunan
Rencana Kegiatan
dan Anggaran
RKA KL
RKP SE PAGU
Sementara
Pagu De¸ ni
tif Pengesahan
Tahap III Pertemuan
Koordinasi Tahap III
Pertemuan Koordinasi
Diagram 3.2. Siklus Perencanaan dan Penganggaran
Sumber: Kementerian Keuangan
Menurut PMK Nomor 104PMK.022010, pendekatan penganggaran dapat meliputi pendekatan penganggaran terpadu, Penganggaran Berbasis Kinerja PBK dan Kerangka
Pengeluaran Jangka Menengah KPJM. Khusus dalam panduan PPRG yang digunakan adalah pendekatan PBK.
3.3. Penganggaran Berbasis Kinerja
Penganggaran Berbasis Kinerja PBK merupakan suatu pendekatan dalam sistem penganggaran yang memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dengan keluaran
outputs dan hasil outcomes yang diharapkan, serta memperhatikan e¸ siensi dalam pencapaian hasil dan keluaran tersebut.
Indikator kinerja yang digunakan dalam penerapan PBK dapat dibagi dalam: 1. Input indicator yang dimaksudkan untuk melaporkan jumlah sumber daya yang
digunakan untuk menjalankan suatu kegiatan atau program; 2. Output indicator, dimaksudkan melaporkan unit barangjasa yang dihasilkan suatu
kegiatan atau program.
PANDUAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN YANG RESPONSIF GENDER
19
Diagram 3.3. Struktur Anggaran dalam Penerapan PBK
Sumber: PMK Nomor 104PMK.022010
3. Outcomeeffectiveness indicator, dimaksudkan untuk melaporkan hasil termasuk kualitas pelayanan.
Dalam struktur penganggaran yang berbasis kinerja, harus terdapat keterkaitan yang jelas antara kebijakan perencanaan sesuai dengan hirarki struktur organisasi pemerintahan
dengan alokasi anggaran untuk menghasilkan output yang dilaksanakan oleh unit pengeluaran spending unit pada tingkat satker. Dalam hal ini, perumusan indikator
kinerja yang menggambarkan tanda-tanda keberhasilan suatu programkegiatan yang telah dilaksanakan beserta output dan outcome yang dihasilkan, menjadi sangat penting.
Indikator ini akan dijadikan alat ukur keberhasilan suatu programkegiatan. Penerapan PBK tersebut akan mempengaruhi struktur anggaran yang digunakan oleh KL.
Diagram 3.3. menunjukkan struktur Anggaran yang baru dalam penerapan PBK. Struktur anggaran tersebut memperlihatkan keterkaitan antara perencanaan dan penganggaran
yang mere¼ eksikan keselarasan antara formulasi kebijakan dengan pelaksanaan kebijakan tersebut. Suatu kegiatan dapat menghasilkan lebih dari satu output, sementara untuk
pencapaian setiap output, perlu dirinci komponen input secara berjenjang. Selanjutnya dapat dihitung kebutuhan belanja dari masing-masing tahapan.
PROGRAM KEGIATAN
STRUKTUR ANGGARAN
OUTPUT OUTPUT
KEGIATAN OUTCOME
INDIKATOR KINERJA UTAMA
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
PROSES PENCAPAIAN
OUTPUT SUB OUTPUT
KOMPONEN
SUB KOMPONEN DETIL BELANJA
20
3.4. Pengintegrasian Aspek Gender Dalam Perencanaan dan Penganggaran di Lingkungan
Kementerian Keuangan
Perencanaan responsif gender merupakan suatu upaya pengintegrasian aspek gender dalam proses penyusunan rencana di Kementerian Keuangan untuk menjawab isu-isu
atau permasalahan gender. Dalam perencanaan yang responsif gender, perencanaan dilakukan dengan memasukkan perbedaan-perbedaan pengalaman, aspirasi, kebutuhan
dan permasalahan perempuan dan laki-laki dalam proses penyusunannya. Sementara Penganggaran responsif gender adalah suatu proses pembuatan anggaran yang
memperhatikan kebutuhan perempuan dan laki-laki yang tujuannya untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender.
Implementasi Pengarusutamaan Gender PUG dalam penyusunan anggaran dikenal dengan Anggaran Responsif Gender ARG. Integrasi ARG dalam dokumen RKA-KL telah
dimulai pada Tahun Anggaran 2010 untuk 7 tujuh KL sebagai uji coba pilot project, yakni Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian
Kesehatan, Kementerian Pertanian, Kementerian Keuangan, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Bappenas, dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak. Penerapan ARG tersebut di atas merupakan strategi untuk mengurangi kesenjangan partisipasi dalam pengambilan keputusan dan pemanfaatan
hasil pembangunan antara perempuan dan laki-laki. Pengintegrasian aspek gender ke dalam perencanaan dan penganggaran yang
berbasis kinerja merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan. Aspek gender bisa diintegrasikan di dalam setiap tahapan perencanaan dalam berbagai bentuk. Dalam
diagram 3.4. terlihat aspek gender terintegrasi dalam bentuk: 1. Pada
tahap identi¸ kasi potensi dan kebutuhan, aspek gender masuk dalam bentuk
analisis situasianalisis gender. 2. Pada perencanaan anggaran, maka formulasi kebijakan dilakukan dengan
memperhatikan gender. 3. Implementasi anggaran dilaksanakan dengan memperhatikan partisipasi laki-laki
dan perempuan. 4. Kegiatan monitoring dan evaluasi menggunakan berbagai indikator yang sensitif
gender.