Identifikasi Masalah Batasan Masalah

7 materi yang bersifat psikomotorik tetapi kelemahannya strategi ini tidak cocok digunakan pada materi yang bersifat teoritis. Dalam praktek berpasangan mempunyai kelebihan diantaranya adalah dapat meningkatkan partisipasi antar peserta didik, interaksi lebih mudah dan lebih banyak kesempatan untuk konstruksi masing-masing pasangan. Sedangkan kekurangannya adalah jika anta pasangan tidak aktif maka akan sedikit ide yang muncul dan jika pasangannya banyak maka akan membutuhkan waktu yang banyak. Penggunaan metode pembelajaran Practice Rehearsal Pairs dalam kompetensi menjahit kemeja pria diharapkan dapat menjadi strategi guru untuk meningkatkan aktivitas dan pemahaman siswa dalam menerima bahan ajar yang diberikan sehingga siswa mendapatkan hasil yang baik. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa dewasa ini banyak dari sekolah-sekolah menengah kejuruan khususnya SMK Negeri 6 Purworejo belum memanfaatkan metode pembelajaran Practice Rehearsal Pairs . Kebanyakan masih menggunakan metode pembelajaran yang monoton, sehingga belum maksimal membantu siswa dalam proses pembelajaran. Menanggapi permasalahan di atas, penyusun bermaksud meneliti pemahaman dan aktivitas siswa dalam pencapaian kompetensi menjahit kemeja pria dengan penerapan metode pembelajaran Practice Rehearsal Pairs di SMK Negeri 6 Purworejo.

B. Identifikasi Masalah

8 Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan diantaranya : 1. Kurangnya pemahaman siswa mengenai belajar kompetensi menjahit kemeja pria. 2. Kurangnya keaktifan siswa dalam bertanya kepada guru 3. Keterbatasan sarana dan prasarana yang belum memadai untuk kelengkapan pelaksanaan pembelajaran kompetensi menjahit kemeja. 4. Metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran kompetensi menjahit kemeja masih cenderung monoton masih menggunakan model pembelajaran konvensional atau ceramah, sehingga diperlukan variasi dalam menerapkan model pembelajaran. 5. Proses pembelajaran menjahit kemeja belum memanfaatkan metode pembelajaran secara optimal sehingga kurang menarik perhatian siswa. 6. Kompetensi siswa pada kompetensi menjahit kemeja pria masih banyak yang belum memenuhi standart KKM, yaitu masih banyaknya siswa yang mencapai nilai kurang dari 75.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan hasil identifikasi masalah di atas, jelaslah kompleks permasalahan yang dapat dikaji dalam penelitian ini. Namun, penelitian ini 9 tidak membahas semua permasalahan di atas, sehingga diperlukan adanya batasan masalah.. Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang dibahas, permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada tindakan untuk peningkatan pemahaman dan aktivitas siswa dalam pencapaian kompetensi menjahit kemeja dengan menggunakan metode pembelajaran Practice- Rehearsal Pairs pada siswa tingkat XI di SMK Negeri 6 Purworejo. Dimana dalam pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan siswa. Materi pembelajaran menjahit kemeja pria meliputi pengepresan lapisan bagian tengah muka, bagian kerah,bagian manset, bagian slit, membuat saku dan memasang saku pada bagan badan muka sebelah kiri, menjahit pas punggung, membuat kerah kemudian memasangkan kerah pada kerung leher, membuat belahan manset pada lengan, memasang lengan dengan badan, menjahit sisi badan sampai ke sisi lengan, membuat manset dan memasangnya diujung lenngan, membuat lubang kancing dan memasang kancing. Materi tersebut sebagian besarnya dilakukan dengan praktek. Dalam penelitian ini materi yang diambil pada saat praktek menjahit kemeja pria dan metode pembelajaran yang digunakan adalah metode pembelajaran Practice- Rehearsal Pair yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan secara penuh dalam susasana belajar dan terbuka dan demokratis. Siswa bukan lagi sebagai objek pembelajaran, namun bisa berperan sebagai tutor bagi teman sebayanya. Metode pembelajaran ini juga menghasilkan peningkatan kemampuan akademik, meningkatkan kemampuan berfikir kritis, 10 membentuk hubungan persahabatan, menimba berbagai informasi, belajar menggunakan sopan santun, meningkatkan aktivitas siswa, memperbaiki sikap terhadap sekolah dan belajar mengurangi tingkah laku yang kurang baik, serta membantu siswa dalam menghargai pokok pikiran orang lain.

D. Rumusan Masalah dan Pemecahannya

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN, SELF EFFICACY, DAN KARAKTER WIRAUSAHA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA PADA SISWAKELAS XI SMK NEGERI 1 PANTAI CERMIN T.P2015/2016.

2 9 32

PERAN SELF EFFICACY DAN KEMATANGAN BERAGAMA TERHADAP Peran Self Efficacy Dan Kematangan Beragama Terhadap Perilaku Menyontek.

0 3 17

PERAN SELF EFFICACY DAN KEMATANGAN BERAGAMA TERHADAP PERILAKU Peran Self Efficacy Dan Kematangan Beragama Terhadap Perilaku Menyontek.

0 2 9

PENGARUH VICARIOUS EXPERIENCE TERHADAP SELF EFFICACY BERWIRAUSAHA PADA SISWA SMK NEGERI 2 SALATIGA Pengaruh Vicarious Experience Terhadap Self Efficacy Berwirausaha Pada Siswa SMK Negeri 2 Salatiga.

0 0 18

Pengaruh Financial Self-Efficacy dan Faktor Sosiodemografi Terhadap Pengelolaan Keuangan Pribadi.

15 42 23

PENGARUH PROFIL WIRAUSAHA SISWA KELAS XI PROGAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN SMK MUMAMADIYAH PRAMBANAN DITINJAU DARI PROFIL WIRAUSAHA SISWA KELAS XI PROGAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN SMK MUMAMADIYAH PRAMBANAN DITINJAU DARI PROFIL WIRAUSAHA SISWA KELAS XI PROG

0 0 173

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA, SOSIO-DEMOGRAFI DAN SELF EFFICACY TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN KETENAGALISTRIKAN SMK NEGERI 3 YOGYAKARTA.

0 0 171

PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR, KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN.

0 2 175

PENGARUH METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP KREATIVITAS SISWA KELAS XI JURUSAN ELEKTRONIKA INDUSTRI DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN.

0 2 130

PENGARUH PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN, SELF EFFICACY, DAN KARAKTER WIRAUSAHA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 DEPOK KABUPATEN SLEMAN.

3 7 200