bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan; 4 menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, serta kematangan emosional dan sosial; 5 menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi
pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa; 6 menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan
intelektual manusia Indonesia. Ruang lingkup pembelajaran Bahasa Indonesia dibagi menjadi dua, yaitu
kegiatan berbahasa dan bersastra. Kegiatan berbahasa tersebut meliputi empat aspek, diantaranya mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
Dari keempat aspek tersebut yang perlu mendapatkan perhatian khusus ialah aspek membaca dan menulis. Hal tersebut sesuai dengan yang tertuang
dalam PP No 19 pasal 26 Ayat 3 bahwa “Kompetensi lulusan untuk mata pelajaran bahasa menekankan pada kemampuan membaca dan menulis yang
sesuai dengan jenjang pendidikan.” Kemudian, pada Pasal 21 Ayat 2 diatur pula bahwa “Perencanaan proses pembelajaran dilakukan dengan mengembangkan
budaya membaca dan menulis.” Suryaman, 2012: 36. Oleh karena itu, pembelajaran membaca dan menulis mendapatkan porsi yang lebih banyak dalam
pembelajaran bahasa Indonesia.
2. Konsep Dasar Menulis
Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini penulis haruslah terampil memanfaatkan grafologi, struktur
bahasa dan kosakata Tarigan, 2008: 4. Aktivitas menulis dikatakan produktif karena menghasilkan produk berupa tulisan. Sedangkan ekspresif yaitu penulis
dapat mengekspresikan segala pikiran maupun perasaannya melalui tulisan. Nurjamal 2011: 69 menyebutkan bahwa menulis sebagai sebuah
keterampilan berbahasa adalah kemampuan seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pikiran-pikirannya kepada orang atau pihak lain dengan
media tulisan. Hal senada juga diungkapkan oleh Keraf via Pujiono, 2012: 53 yang berpendapat bahwa kegiatan menulis adalah untuk mengungkapkan fakta-
fakta, gagasan, sikap, pikiran, argumen, perasaan dengan jelas dan efektif kepada pembaca.
Akhadiah 1997: 9 memberikan definisi menulis antara lain sebagai berikut. Pertama, menulis suatu bentuk komunikasi. Kedua, proses pemikiran
yang dimulai dengan pemikiran tentang gagasan yang akan disampaikan. Ketiga, bentuk komunikasi yang berbeda dengan bercakap-cakap dalam tulisan tidak
terdapat ekspresi wajah, gerakan fisik, situasi yang menyertai percakapan. Keempat, ragam komunikasi yang dilengkapi dengan alat-alat penjelas serta
aturan ejaan dan tanda baca. Kelima, bentuk komunikasi untuk menyampaikan gagasan penulis kepada khalayak pembaca yang dibatasi gerak, tempat, dan
waktu. Berdasarkan pengertian yang diberikan para ahli tersebut dapat
disimpulkan bahwa menulis merupakan suatu bentuk komunikasi dengan mengemukakan fakta-fakta, gagasan, pikiran, perasaan, sikap, argumen melalui
media tulisan. Keterampilan menulis tidak dapat diperoleh secara instan,
mengingat keterampilan menulis merupakan sebuah proses. Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktik
yang banyak dan teratur. Pada pembelajaran bahasa Indonesia Kurikulum 2013 untuk SMA Kelas
XI dalam satu tahun ajaran terdapat lima jenis teks yang diajarkan. Berikut merupakan jenis teks yang telah ditetapkan sebagai capaian kompetensi siswa
Kelas XI SMA. a
Teks cerpen Cerita pendek atau yang lebih sering disebut dengan cerpen merupakan
salah satu jenis fiksi yang paling banyak digemari. Cerpen adalah kisah pendek kehidupan tokoh dalam satu waktu, satu tempat, dan satu situasi. Cerpen hanya
memiliki satu arti, satu krisis, dan satu efek untuk pembacanya Sumardjo, 1997:184. Pendapat yang hampir sama juga diberikan oleh Edgar Allan Poe,
sastrawan Amerika yang mengatakan bahwa cerpen adalah cerita yang dibaca dalam sekali duduk, kira-kira berkisar antara dua jam, hal yang tidak dapat
dilakukan untuk novel Wardani, 2009: 16. Menurut Nurgiyantoro 2010: 10 tidak ada aturan mengenai ukuran
panjang pendek cerpen, tidak ada kesepakatan antara para pengarang dan para ahli. Walaupun sama-sama pendek panjang cerpen bervariasi. Ada cerpen yang
pendek, berkisar antara 500 kata, ada cerpen dengan panjang sedang, dan ada cerpen panjang yang terdiri dari puluhan ribu kata.