Selulosa Kristal Rendah Analisa Fourier Transfor Infrared FTIR

lainnya. Penggunaan asam fosfat telah dianggap metode sederhana dalam pembuatan selulosa. Asam fosfat adalah asam khusus yang dapat membentuk dimer, oligomer bahkan polimer. Ortofosfat merupakan hasil reaksi dari fosfat pentoksida dengan air. Asam ortofosfat sesuai dengan 72,4 kandungan P 2 O 5

2.4 Alpha Selulosa

. Hidrolisis selulosa dengan asam fosfat meliputi dua proses yaitu esterifikasi antara gugus hidroksi dari selulosa menjadi selulosa fosfat dan pembentukan ikatan hidrogen diantara group hidroksi dari rantai selulosa. α-selulosa merupakan selulosa yang mempunyai kualitas paling tinggi murni. Material yang mengandung α-selulosa 92 memenuhi syarat untuk digunakan sebagai bahan baku utama pembuatan propelan dan atau bahan peledak, sedangkan selulosa kualitas dibawahnya digunakan sebagai bahan baku pada industri kertas dan industri tekstil. Selulosa merupakan komponen tanaman yang terbesar dan merupakan komponen penting yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan kertas dan merupakan polimer linear dengan berat molekul tinggi yang tersusun seluruhnya atas ß-D-glukosa dan dapat memenuhi fungsinya sebagai komponen struktur utama dinding sel tumbuhan karena sifat-sifat kimia dan fisiknya maupun struktur molekulnya Fengel, 1995. Menurut Sjostrom 1995, selulosa merupakan homopolisakarida yang tersusun atas unit ß-D-glukopironosa yang terikat satu sama lain dengan ikatan glikosida.

2.5 Selulosa Kristal Rendah

Selulosa kristalinitas rendah LCC adalah bahan yang memiliki tingkat substansial berkurang kristalinitas, biasanya berkisar antara 15 dan 45. LCC dapat disiapkan baik oleh mesin pemisah dari sumber selulosa penggilingan kering atau basah atau dari reaksi kimia antara asam selulosa dan mineral terkonsentrasi misalnya 37-42 asam klorida pekat pada suhu 50 o C, 65-75 Universitas Sumatera Utara asam sulfat pada suhu 35 – 45 o C selama 10 menit, dan campuran asam klorida dan sulfat atau asam fosfat pada suhu 50 o C Doelker, 1987. Dibandingkan dengan selulosa asli dan diregenerasi, kristalinitas selulosa rendah menunjukkan peningkatan dispersi dalam air, meningkatkan kompaktibilitas dengan bahan seperti pati, protein, dan lipid dan berguna sebagai exipient dalam penyusunan tablet dan produk panganan Blaschek, 1990. Tabel 2.4 Beberapa Sifat Fisikokimia AC-CC dan LCC- UJI CC AC-CC dan LCC-CC Organoleptik Tidak berbau, putih dan hambar Identifikasi Warna ungu-biru titrasi iodin dengan ZnCl 2 Kotoran Organik Warna merah dengan phloroglucinol yang diasamkan Pati dan Dextrin Warna biru warna coklat kemerahan dengan larutan iodine pH 8,4 AC-CC dan 7,6 LCC-CC Kelarutan dalam larutan amoniak dari tetrammine tembaga Lengkap dan tidak ada residu Air – Substansi larutan 0.2 Total abu 2,4 0,14 AC-CC dan 0,9 0,08 LCC- CC Mikroskop Partikel berserat, bentuk tidak teratur yang campuran partikel primer dan agregat AC- CC lebih banyak serat seperti di alam dan sebagian besar partikel primer LCC-CC Tabel 2.5 Sifat Serbuk dari AC-CC dan LCC-CC Parameter AC-CC LCC-CC Densitas gmL 0,34 0,08 0,41 0,01 Porositas 81,7 77,3 Indeks Hausner index 1,42 1,41 Indeks Compressibilitas 29,41 29,27 Kapasitas Hidrasi 4,47 0,07 2,66 0,01 Kapasitas Swelling 70,1 3,57 35,76 0,03 Diameter rata rata partikel µm 196,4 149,3 Universitas Sumatera Utara

2.6 Analisa Fourier Transfor Infrared FTIR

Instrumen yang digunakan untuk mengukur resapan radiasi infra merah pada berbagai panjang gelombang disebut spektrometer inframerah. Pancaran inframerah umumnya mengacu pada bagian spektrum elektromagnet yang terletak diantara daerah tampak dan daerah gelombang mikro. Pancaran inframerah yang kerapatannya kurang dari pada 100 cm -1

2.7 Analisa Thermogravimetri TGA