Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 1. Fungsi Pajak

Abdul Ajid : Mekanisme Perhitungan Dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pph Pasal 21 Karyawan Pada Rumah Sakit Umum Haji Medan, 2009. USU Repository © 2009 e Untuk memperoleh jumlah PPh Pasal 21 sebulan, jumlah PPh Pasal 21 setahun atas penghasilan sebagaimana dimaksudkan pada huruf a dibagi dengan 12. f Untuk memperoleh jumlah PPh Pasal 21 sebulan atas penghasilan sebagaimana dimaksudkan dalam huruf b, jumlah PPh pasal 21 setahun dibagi dengan banyaknya bulan pegawai yang bersangkutan bekerja. C. Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 C.1. Fungsi Pajak Dalam literatur pajak sering disebutkan bahwa fungsi pajak ada dua yaitu budgeter dan fungsi reguleren. Namun pada perkembangannya fungsi pajak tersebut berkembang dan bertambah yaitu fungsi demokrasi dan fungsi redistribusi. Menurut Richar Burton dan Wirawan B Ilyas  Fungsi Budgeter adalah fungsi yang letaknya di sektor publik yaitu untuk mengumpulkan uang pajak yang sebanyak-banyaknya sesuai dengan Undang-undang yang berlaku pada waktunya akan dipergunakan untuk membiayai pengeluaran Negara.  Fungsi Reguleren adalah pajak yang digunakan sebagai alat mengatur masyarakat baik dibidang ekonomi, sosial, maupun politik dengan tujuan yang tertentu. C.2. Sarana dibidang Pajak Dalam perpajakan ada sarana atau alat bantu yang diperlukan untuk menunjang dari pada pajak itu sendiri antara lain adalah: Abdul Ajid : Mekanisme Perhitungan Dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pph Pasal 21 Karyawan Pada Rumah Sakit Umum Haji Medan, 2009. USU Repository © 2009 1. Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP, adalah Nomor Pokok Wjaib Pajak yang merupakan kartu identitas wajib pajak jika berhubungan dengan pajak. Ada empat fungsi NPWP, yaitu: a Mengetahui identitas NPWP b Guna memenuhi salah satu kewajiban-kewajiban perpajakan. c Guna mendapatkan pelayanan dari instansi tertentu, misalnya Kantor Perbendaharaan Negara, Izin Usaha, kantor migrasi bea dan cukai. d Menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan dalam pengawasan administrasi perpajakan. 2. Surat Pemberitahuan SPT,adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan atau bukan objek pajak, dan atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. 3. Surat Tagihan Pajak STP, adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda. Surat Tagihan Pajak dikeluarkan apabila:  Pajak penghasilan pada tahun berjalan tidak atau kurang bayar.  Dari hasil pemeriksaan Surat Pemberitahuan terdapat kekurangan pembayaran pajak sebagai akibat salah tulis dan atau salah hitung. 4. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar SKPKB,yaitu surat ketetapan yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah Abdul Ajid : Mekanisme Perhitungan Dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pph Pasal 21 Karyawan Pada Rumah Sakit Umum Haji Medan, 2009. USU Repository © 2009 kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi dan besarnya jumlah yang harus dibayar. 5. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan SKPKBT,yaitu surat ketetapan yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan. SKPKBT hanya diterbitkan setelah dikeluarkannya SKPKB, SKPLB, atau SKPN. Disamping itu, syarat diterbitkannya SKPKBT adalah adanya data baru atau data yang belum terungkap pada saat dikeluarkannya SKPKB. SKPKBT dapat dikeluarkan dalam jangka waktu sepuluh tahun setelah saat pajak terutang, berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak atau tahun pajak. Tetapi, apabila setelah lewat jangka waktu sepuluh tahun, wajib Pajak dipidana karena melakukan tindakan pidana dibidang perpajakan, maka SKPKBT tetap dikeluarkan. 6. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar SKPLB,yaitu surat ketetapan yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih besar dari pajak yang terutang atau tidak seharusnya terutang. Dengan SKPLB, Wajib Pajak berhak memperoleh pengembalian atas kelebihan bayar pajak yang telah dilakukan. SKPLB dikeluarkan setelah dilakukan pemeriksaan atas Surat Pemberitahuan Wajib Pajak, baik berupa SPTLB, SPTKB, maupun, SPTN. 7. Surat Ketetapan Pajak Nihil SKPN,yaitu surat ketetapan yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak. Abdul Ajid : Mekanisme Perhitungan Dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pph Pasal 21 Karyawan Pada Rumah Sakit Umum Haji Medan, 2009. USU Repository © 2009 8. Surat Pemberitahuan Pajak Terutang SPPT,yaitu surat keputusan kepala Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan mengenai pajak terutang yang harus dibayar dalam satu tahun pajak. C.3. Sistem Pemungutan Pajak Untuk ketertiban dan kelancaran diperlukan sistem perpajakan yang baik guna menghimpun seluruh dana masyarakat, dan untuk itu Departemen Keuangan dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak melaksanakan sistem perpajakan yaitu: • Official Assessment sistem Sistem ini merupakan sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang kepada pemerintah fiskus untuk menetukan besarnya pajak yang terutang . Ciri-ciri Official Assessment Sistem: a. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak yang terutang berada pada fiskus. b. Wajib Pajak bersifat pasif. c. Untuk pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus. Fiskus berhak menentukan besarnya utang pajak orang pribadi maupun badan dengan mengeluarkan surat ketetapan pajak, yang merupakan bukti timbulnya utang pajak. Jadi dalam sistem ini, wajib pajak bersifat pasif dan menunggu ketetapan fiskus mengenai hutang pajaknya, keadaan ini sering disalah gunakan oleh aparat fiskus untuk mencari keuntungan bagi dri fiskusnya sendiri. Abdul Ajid : Mekanisme Perhitungan Dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pph Pasal 21 Karyawan Pada Rumah Sakit Umum Haji Medan, 2009. USU Repository © 2009 • Self Assessment Sistem Sistem ini merupakan pemungutan pajak yang memberikan wewenang, kepercayaan, tanggung jawab kepada Wajib Pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar. Dalam sistem ini, fiskus hanya berperan untuk mengawasi seperti misalnya melakukan penelitian apakah Surat Pemberitahuan SPT telah diisi dengan lengkap dan semua lampiran sudah disertakan, juga meneliti kebenaran penghitungan dan penulisan. • Withholding Sistem Sistem ini merupakan sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang kepada pihak ketiga untuk memotong atau memungut besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak serta melaporkan pajak yang sudah dipotong atau dipungut tersebut. Misalnya pemberi kerja wajib menghitung dan menetapkan bebrapa Pajak Penghasilan PPh yang harus dipotong atas penghasilan gaji, upah, dan sebagainya yang diterima oleh pegawainya. Lalu pihak ketiga juga harus menyetorkan PPh yang telah dipotong tersebut, kemudian melaporkannya kepada Kantor Pelayanan Pajak. C.4. Pelaporan Pajak Kewajiban pelaporan dilakukan oleh wajib pajak dengan mengambil sendiri dan mengisi Surat Pemberitahuan serta menyampaikannya kepada Kantor Pelayanan Pajak setempat atau Kantor Pelayanan Pajak yang ditetapkan bagi Abdul Ajid : Mekanisme Perhitungan Dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pph Pasal 21 Karyawan Pada Rumah Sakit Umum Haji Medan, 2009. USU Repository © 2009 wajib pajak tertentu. Kantor Pelayanan Pajak tempat melapor adalah kantor dimana wajib pajak yang bersangkutan terdaftar. Pada dasarnya, Surat Pemberitahuan digunakan untuk melaporkan dan mempertanggung jawabkan jumlah pajak yang terutang untuk suatu tahun atau masa pajak. Ada dua macam Surat Pemberitahuan, yaitu Surat Pemberitahuan Masa SPM dan Surat Pemberitahuan Tahunan SPT. Surat Pemberitahuan Masa adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu masa pajak, sedangkan Surat Pemberitahuan Tahunan untuk suatu tahun pajak atau bagian tahun pajak. Secara garis besar, pelaporan pajak dapat diikhtisarkan sebagai berikut:  Wajib Pajak wajib mengisi Surat Pemberitahuan ayat 1  Surat Pemberitahuan diambil sendiri oleh Wajib Pajak ayat 2  Batas waktu penyampaian ayat3 o Surat Pemberitahuan Masa ,20 hari setelah akhir masa pajak. o Surat Pemberitahuan Tahunan, 3 bulan setelah akhir tahun pajak.  Wajib Pajak dapat memperpanjang jangka waktu penyampaian SPT pajak penghasilan sebagaimana dimaksudkan dalam ayat 3 paling lama 6 bulan ayat 4.  Permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat 4 diajukan secara tertulis disertai Surat Penyataan mengenai penghitungan sementara pajak terutang dalam satu tahun pajak dan bukti pelunasan kekurangan pembayaran pajak yang terutang ayat 5.  Apabila Surat Pemberitahuan tidak disampaikan sesuai batas waktu sebagaimana dimaksudkan dalam ayat 3 atau batas waktu perpanjangan Abdul Ajid : Mekanisme Perhitungan Dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pph Pasal 21 Karyawan Pada Rumah Sakit Umum Haji Medan, 2009. USU Repository © 2009 penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan sebagaimana dimaksudkan dalam ayat 4, diterbitkan surat teguran ayat 5A.  Surat Pemberitahuan harus dilampirkan keterangan dan dokumen yang dapat berupa antara lain surat kuasa, surat keterangan tentang perkawinan dengan pisah harta dan penghasilan, dokumen yang berkenaan dengan impor atau ekspor dan Surat Setoran Pajak ayat 6  Surat Pemberitahuan dianggap tidak disampaikan apabila tidak ditandatangani sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 atau tidak sepenuhnya dilampiri keterangan dan atau dokumen sebagaimana dimaksudkan dalam ayat 6 ayat 7. Wajib Pajak yang telah melakukan pelunasan PPh, baik PPh yang terutang atas dirinya sendiri atau yang telah dipungut atau dipotong, juga mempunyai kewajiban untuk melaporkan PPh yang telah dilunasinya sesuai dengan batasan waktu yang telah ditentukan. Pelaporan pajak sesuai waktu yang telah ditentukan. Namun demikian, apabila batas waktu pelaporan pajak jatuh pada hari libur maka batas tersebut diajukan pada hari berikutnya yang bukan merupakan hari libur. Abdul Ajid : Mekanisme Perhitungan Dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pph Pasal 21 Karyawan Pada Rumah Sakit Umum Haji Medan, 2009. USU Repository © 2009

BAB III METODE PENELITIAN

Untuk memperoleh data maupun informasi yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian sebagai berikut :

1. Jadwal dan Lokasi Penelitian

Penelitian dimulai oleh penulis pada bulan November 2007 sampai dengan selesai. Lokasi penelitian pada RSU Haji Medan..

2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang yang digunakan adalah desain penelitian yang terstruktur yaitu dengan membandingkan data yang ada dengan fakta yang ada sehingga hasil penelitian memberikan informasi yang benar dan tepat.

3. Jenis Data

1. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh dan dikumpulkan dengan cara melakukan penelitian langsung pada RSU Haji Medan melalui wawancara dengan beberapa pihak yang ditunjuk RSU Haji Medan untuk memotong pajak penghasilan pasal 21, guna mendapatkan data yang diperlukan yang berkaitan dengan masalah penelitian. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari laporan dan data perusahaan sepaerti SPT dan SSP, buku-buku, tulisan, serta surat Edaran