Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
c. Selanjutnya pada Arcview, dengan Model Builder data yang disimpan
dalam bentuk file DEM tersebut dikonversikan ke grid. Setelah dikonversikan, data tersebut di reclassification sesuai dengan kelas
ketinggian yang telah ditentukan sehingga diperoleh peta ketinggian. 4.2. Pembuatan Peta Kelerengan
Pembuatan peta kelerengan sama dengan pembuatan peta ketinggian yang dilakukan dengan menggunakan Model Builder di Arcview. Peta kelerengan
diperoleh dari DEM melalui proses Terrain Slope yang kemudian dikelaskan berdasarkan kelas kemiringan lereng .
5. Overlay
Pembuatan overlay NDVI dan ketinggian dilakukan untuk mendapatkan peta dengan mengoverlay-kan peta ketinggian tempat dan kelerengan dengan peta
kerapatan vegetasi yang ada di kawasan. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kerapatan di beberapa kelas ketinggian dan kelas kelerengan berdasarkan
kelas NDVI yang telah ditentukan. Operasi yang digunakan adalah intersect two themes.
6. Analisis Hubungan Ketinggian dan Kelerengan dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi.
Data yang diperoleh dibuat dalam bentuk tabulasi. Tabel 2. Hubungan Ketinggian Tempat dan Kerapatan Vegetasi
No Kelas Ketinggian m
Kelas Kelerengan Skor
NDVI Nilai Tengah
1. 2.
dst..
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
Uji Korelasi
Korelasi adalah salah satu analisis statistik yang dipakai untuk menunjukkan hubungan linier antara dua variabel atau lebih. Dalam korelasi
terdapat data penyebab atau yang mempengaruhi disebut variabel bebas dan data akibat atau yang dipengaruhi disebut variabel terikat. Istilah untuk variabel bebas
disebut dengan independen yang biasanya dilambangkan dengan huruf X atau Xi. Sedangkan istilah variabel terikat disebut juga dependen yang biasanya
dilambangkan dengan Y atau Yi. Korelasi yang digunakan adalah koefisien korelasi Pearson yang akan menunjukkan ada atau tidaknya hubungan yang jelas
antara variabel satu dengan variabel lainnya. Besarnya angka korelasi disebut koefisien korelasi dinyatakan dalam lambang r. Kuatnya hubungan antar variabel
dinyatakan dengan besarnya koefisien korelasi. Koefisien korelasi memiliki nilai antara -1 sampai +1. Untuk r +1 disebut hubungannya positif sempurna artinya
hubungan antara dua variabel tersebut sangat kuat dan jika r -1 disebut hubungannya negatif sempurna artinya variabel-variabel tersebut tidak ada
hubungan sama sekali. Hubungan antara variabel dapat dilihat melalui angka koefisien korelasi.
Kuatnya hubungan antara variabel yang dinyatakan dengan angka korelasi dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Interpretasi dari Nilai r Interval Koefisien
Tingkat Hubungan Tidak berkolerasi
0,01-0,20 Kolerasi sangat rendah
0,21-0,40 Kolerasi rendah
0,41-0,60 Kolerasi agak rendah
0,61-0,80 Kolerasi cukup rendah
0,81-0,99 Kolerasi tinggi
1 Kolerasi sangat tinggi
Usman dan Akbar, 2006
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
Dalam hal ini analisis korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan antara ketinggian tempat dan kelerrengan dengan tingkat kerapatan vegetasi.
Analisis korelasi ini dihitung dengan menggunakan dua variabel, dimana nilai variabel terikatnya adalah nilai NDVI dan variabel bebasnya adalah ketinggian
tempat m dan kelerengan . Persamaan Uji Korelasi Pearson:
r = n ∑XiYi – ∑Xi ∑Yi
√{n ∑Xi
2
– ∑Xi
2
} {n ∑Yi
2
– ∑Yi
2
} Keterangan:
r = koefisien korelasi n = banyaknya pengamatan
Xi = nilai variabel untuk NDVI Yi = nilai variabel untuk ketinggian tempatkelerengan
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
Kerangka Pemikiran
Pengumpulan Data
Digital Elevation Model DEM
Citra Landsat ETM 7+
Peta KetinggianPeta Kelerengan
Overlay
Data Tabulasi Peta NDVI
Uji Korelasi
Hubungan Ketinggian dan Kelerengan dengan NDVI
NDVI KetinggianKelerengan
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
Kawasan Ekosistem Leuser
Kawasan Ekosistem Leuser KEL pertama kali diperkenalkan melalui Surat Keputusan SK Menteri Kehutanan No.227Kpts-II1995 tahun 1995 yang
kemudian dikuatkan dengan Keputusan Presiden Keppres No.33 Tahun 1998. Kawasan Ekosistem Leuser merupakan bentang alam yang terletak antara
Danau Laut Tawar di Propinsi Aceh dan danau Toba di Propinsi Sumatera Utara. Ada 11 kabupaten yang tercakup di dalamnya yaitu, Aceh Tenggara, Aceh
Selatan, Aceh Utara, Aceh Timur, Aceh Barat, Aceh Singkil, Aceh Tengah, Aceh Tenggara, Deli Serdang, Langkat, Tanah Karo, dan Dairi.
Luas keseluruhannya mencapai lebih kurang 2,5 juta hektar. Kawasan ini terletak pada posisi geografis 2,25
- 4,95 Lintang Utara dan 96,35
– 98,55 Bujur Timur dengan curah hujan rata-rata 2.544 mm per tahun dan suhu hariannya
rata-rata 26 Celsius pada siang hari dan 21
pada malam hari. Kawasan Ekosistem Leuser terdiri dari Taman Nasional Gunung Leuser, Suaka
Margasatwa, Hutan Lindung, Cagar Alam, dan lain-lain Sumaterautara.com, 2005.
Resort Tangkahan dan Cinta Raja 1. Letak kawasan dan Aksesibilitas
Tangkahan dan cinta raja merupakan sebuah kawasan diperbatasan Taman Nasional Gunung Leuser di sisi Sumatera Utara. Secara geografis kawasan
Tangkahan berada pada LU 03 41’01”, BT 98
4’28,2”. Sedangkan secara administrasi kawasan Tangkahan dan cinta raja termasuk kedalam Desa Namo
Zeihan El Aqsar : Hubungan Ketinggian Dan Kelerengan Dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan Sistem Informasi Geografis Di Taman Nasional Gunung Leuser, 2009.
Sialang dan Desa Sei.Serdang ,Kecamatan Batang Serangan, Kabupaten Langkat, Propinsi Sumatera Utara.
2. Suhu dan kelembapan udara