Analisis PEST Politik, Ekonomi, Sosial dan Teknologi PEST

BAB II TINJAUAN TEORITIS TENTANG ANALISIS POLITIK, EKONOMI,

SOSIAL DAN TEKNOLOGI PEST DAN ASRAMA HAJI

A. Analisis PEST Politik, Ekonomi, Sosial dan Teknologi PEST

1. Pengertian Analisis Politik, Ekonomi, Sosial dan Teknologi PEST Analisis ialah penelusuran peluang atau ancaman sampai kepangkalnya. Hal ini juga melibatkan upaya memilah yang utuh menjadi bagian untuk mengetahui sifat dasar, fungsi dan hubungannya. 1 Sedangkan Politik, Ekonomi, Sosial dan Teknologi PEST merupakan unsur-unsur yang ada dalam lingkungan eksternal. Analisis Lingkungan adalah suatu proses yang digunakan perencanaan strategis untuk memantau sektor lingkungan dalam menentukan peluang atau ancaman terhadap perusahaan. Dan eksternal merupakan faktor-faktor yang berada diluar perusahaan. Adapun pendapat beberapa Ahli tentang Lingkungan Eksternal adalah: 1. Pearce Robinson, “Lingkungan eksternal adalah faktor-faktor diluar kendali perusahaan yang dapat mempengaruhi pilihan arah dan tindakan, struktur organisasi dan proses internal perusahaan.” 2 2. J. David Hunger Thomas L. Wheelen dalam bukunya Manajemen Strategis, menyatakan bahwa sebelum perusahaan dapat memulai 1 Lawrence R. Jauch William F, Glueck,Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan, Jakarta : Erlangga, 1988, Edisi 3, h. 87. 2 PearceRobinson, “Manajemen Strategi” Formulasi, Implementasi Pengendalian Jakarta: Salemba Empat, 2008, Edisi 10, h. 112 15 perumusan strategi, manajemen harus mengamati lingkungan eksternal yaitu untuk mengidentifikasi kesempatan dan ancaman yang mungkin terjadi. 3 3. John M. Bryson dalam bukunya Perencanaan Strategis, menyatakan bahwa Lingkungan Eksternal adalah Lingkungan diluar organisasi yang bertujuan untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi oleh sebuah perusahaan. 4 Dari beberapa definisi yang disebutkan diatas, dapat penulis rangkumkan bahwa lingkungan eksternal adalah lingkungan diluar kendali perusahaan yang dapat mempengaruhi proses internal suatu perusahaan atau organisasi yang bertujuan untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang terjadi. Menurut Prof. Dr. Sondang P. Siagian, MPA dalam bukunya “Manajemen Strategik” mengatakan bahwa pengenalan lingkungan eksternal secara tepat semakin penting karena: a. Jumlah faktor-faktor yang berpengaruh itu tidak pernah konstan melainkan selalu berubah b. Intensitas dampaknya beraneka ragam 3 J. David Hunger Thomas L. Wheelen, Manajemen Strategis, Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2003, h. 113. 4 John M. Bryson, Perencanaan Strategis bagi Organisasi Sosial, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008, Cet. Ke-9, h. 142. c. Ada faktor-faktor eksternal yang merupakan “kejutan” yang tidak dapat diperhitungkan sebelumnya betapa pun cermatnya analisis SWOT dilakukan d. Kondisi eksternal itu berada diluar kemampuan organisasi untuk mengendalikannya. 5 Teori manajemen stratejik mengatakan bahwa faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh tersebut dapat dikategorisasikan pada dua kategori utama, yaitu faktor-faktor eksternal yang “jauh” dan faktor-faktor eksternal yang “dekat”. Pengenalan lingkungan eksternal secara tepat merupakan keharusan mutlak karena disamping sifatnya yang sangat kompleks, juga karena dengan demikian dapat dirumuskan strategi yang memungkinkan organisasi memanfaatkan peluang justru karena adanya faktor-faktor tersebut. Salah satu wujud kemampuan memanfaatkan peluang itu ialah meningkatnya kemampuan organisasi untuk menghadapi suasana persaingan yang dalam kenyataan semakin tajam. Dalam kaitan ini perlu ditekankan bahwa terdapat interelasi antara satu organisasi Perusahaan dengan lingkungan eksternalnya, baik yang jauh maupun yang dekat. Para ahli manajemen membagi lingkungan eksternal dengan beberapa subkategori yang saling terkait. Seperti bagan dibawah ini. 5 Sondang P. Siagian, Manajemen Stratejik, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004, Cet. Ke-5, h. 63. TABEL I LINGKUNGAN EKSTERNAL MENURUT PEARCE ROBINSON Lingkungan Jauh Lingkungan Industri Lingkungan Operasi 1. Ekonomi 1. hambatan masuknya 1. pesaing 2. Sosial pendatang baru 2. kreditor 3. Politik 2. kekuatan pemaso 3. pelanggan 4. Teknologi 3. kekuatan pembeli 4. tenaga kerja PERUSAHAAN 5. Ekologi 4. ketersediaan 5. pemasok barang substitusi 5. persaingan yang kompetitif Sumber : “Manajemen Strategi; Formulasi, Implementasi Pengendalian” Faktor-faktor yang membentuk lingkungan eksternal Eksternal Environment, dapat dibagi menjadi tiga bagian yang saling berhubungan, yaitu: lingkungan jauh Ekonomi, Sosial, Politik, Teknologi dan Ekologi, lingkungan industri Hambatan masuknya pendatang baru, Kekuatan pemasok, Kekuatan pembeli, ketersediaan barang substitusi dan persaingan yang kompetitif dan lingkungan operasi Pesaing, kreditor, pelanggan, tenaga kerja dan pemasok. 6 6 Pearce Robinson, “Manajemen Strategi” Formulasi, Implementasi Pengendalian Jakarta: Salemba Empat, 2008, Edisi 10, h. 112. Lain hal dengan Prof. Dr. Sondang P. Siagian, MPA yang membagi Lingkungan eksternal hanya kepada dua bagian subkategori saja, seperti pada bagan dibawah ini : TABEL II LINGKUNGAN EKSTERNAL MENURUT SONDANG P. SIAGIAN Perusahaan Dampak Lingkungan yang Jauh Dampak Lingkungan yang menyeluruh Dampak Lingkungan yang dekat Dampak Lingkungan yang jauh : Ekonomi Politik Sosial Teknologi Industri Dampak Lingkungan yang dekat: Pesaing Penyandang dana Pasaran tenaga kerja Pemasok Pelanggan Sumber : “Manajemen Stratejik” Dari bagan diatas terlihat bahwa yang tergolong pada faktor-faktor lingkungan eksternal yang “jauh” meliputi faktor-faktor ekonomi, politik, sosial, teknologi dan industri. faktor-faktor eksternal tersebut dikatakan “jauh” karena faktor-faktor tersebut bersumber dari luar organisasi dan biasanya timbul terlepas dari situasi operasional yang dihadapi oleh perusahaan yang bersangkutan, akan tetapi mempunyai dampak pada proses manajerial dan operasional dalam organisasi perusahaan tersebut. 7 Yang perlu diperhatikan dalam kedua bagan tersebut adalah bukan terletak pada pembagian lingkungan eksternalnya tapi lebih kepada pengelompokan lingkungan eksternal “jauh” karena ini yang akan menjadi pokok permasalahan. Kedua para ahli manajemen tersebut meyakini bahwa unsur-unsur Politik, Ekonomi, Sosial dan Teknologi PEST merupakan bagian mutlak yang ada dalam Lingkungan tersebut. Adapun penambahan faktor-faktor lain, seperti Pearce Robinson yang memasukan unsur ekologi dan Prof. Dr. Sondang P. Siagian, MPA yang memasukan unsur industri merupakan sudut pandang dalam menilai seberapa tepat analisis yang mereka lakukan untuk mengatasi ancaman dan memanfaatkan peluang yang datang dari luar perusahaan. Seperti yang ditulis oleh John M. Bryson dalam bukunya Perencanaan Strategis bagi organisasi sosial bahwa organisasi bisa memilih untuk memantau kategori tambahan. Misalnya kategori pendidikan, tetapi akronim itu tidak memberikan peluang potensial yang dihadirkan oleh perubahan lingkungan, sebab perencanaan strategis harus punya kepastian bahwa mereka menghadapi peluang maupun ancaman. 8 Yang perlu diketahui adalah penilaian lingkungan eksternal yang efektif seharusnya memberikan manfaat kepada organisasi. Diantaranya 7 Sondang P. Siagian, Manajemen Stratejik, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004, Cet. Ke-5, h. 64. 8 John M. Bryson, Perencanaan Strategis bagi organisasi sosial, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008, Cet. Ke-10, h. 142. adalah bahwa penilaian itu menghasilkan informasi yang sangat penting bagi kelangsungan dan kemakmuran organisasi. Karena dalam penelitian ini subjek yang diteliti adalah lembaga organisasi sosial pemerintah, maka penulis memakai teori yang berasal dari John M. Bryson dalam bukunya Perencanaan Strategis bagi organisasi sosial : “Tujuan dalam menilai lingkungan eksternal adalah menggali lingkungan diluar organisasi untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi sebuah organisasi__kekuatan dan kecenderungan biasanya dipecah menjadi empat katerogi yaitu politik, ekonomi, sosial dan teknologi. Kadang kala disingkat PEST. 9 2. Unsur-Unsur Analisis Politik, Ekonomi, Sosial dan Teknologi PEST 1. Faktor Politik Salah satu definisi klasik tentang politik mengatakan bahwa politik adalah kiat untuk mengetahui “siapa, dapat apa dan bilamana”. Menggunakan definisi tersebut sebagai titik tolak untuk memahami faktor- faktor politik yang berpengaruh pada pengelolaan suatu bisnis antara lain berarti bahwa para pengambil keputusan stratejik perlu memahami percaturan kekuatan dan pengaruh yang terjadi dalam suatu masyarakat bangsa di lingkungan mana ia bergerak, termasuk percaturan kekuasaan dan kekuatan yang terjadi di kalangan para politisi dan para negarawan. 10 Arah dan stabilitas faktor politik merupakan pertimbangan utama dari manajer dalam merumuskan strategi perusahaan. Faktor politik menentukan parameter-parameter hukum dan aturan dimana perusahaan harus beroperasi. 9 John M. Bryson, Perencanaan Strategis bagi organisasi sosial, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008, Cet. Ke-10, h. 142. 10 Sondang P. Siagian, Manajemen Stratejik, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004, Cet. Ke- 5, h. 71. Batasan politik yang dikenakan pada perusahaan biasanya diberlakukan melalui keputusan perdagangan yang adil, undang-undang anti monopoli, program pajak, aturan upah minimum, kebijakan polusi dan penetapan harga, penambahan administrasi dan berbagai tindakan lain yang ditunjukan untuk melindungi karyawan, konsumen, masyarakat umum dan lingkungan. Karena undang-undang dan peraturan semacam itu biasanya bersifat membatasi, maka kedua hal tersebut cenderung mengurangi potensi laba perusahaan. Namun, beberapa tindakan politik dirancang untuk menguntungkan dan melindungi perusahaan. Tindakan-tindakan ini mencakup undang-undang paten, subsidi pemerintah dan penelitian produk. Dengan demikian, faktor politik dapat membatasi atau menguntungkan perusahaan yang terpengaruh. 2. Faktor Ekonomi Faktor ekonomi berkaitan dengan sifat dan arah perekonomian dimana suatu perusahaan beroperasi. Karena pola konsumsi dipengaruhi oleh kemakmuran relatif dari berbagai segmen pasar, maka setiap perusahaan harus mempertimbangkan tren ekonomi pada segmen yang mempengaruhi industrinya. Baik pada tingkat nasional maupun internasional, manajer harus mempertimbangkan ketersediaan kredit, pendapatan bersih sesudah pajak, dan kecenderungan konsumsi. Suku bunga utama, tingkat inflasi dan tren pertumbuhan produk nasional bruto merupakan faktor-faktor ekonomi lainnya yang harus dipantau. 11 11 Pearce Robinson, “Manajemen Strategi” Formulasi, Implementasi Pengendalian Jakarta: Salemba Empat, 2008, Edisi 10, h. 113. Secara umum, lingkungan ekonomi dinegara maju dan negara sedang berkembang memiliki karakteristik yang berbeda. Berdasarkan pendapatan nasional perkapita yang dapat digunakan sebagai dasar kasar penentuan tingkat pembangunan, karakteristik pokok lingkungan ekonomi negara maju, sedang dan miskin. Menurut Suwarsono Muhammad, faktor ekonomi ini terdiri dari : a. Sumber Daya Alam SDA b. Sumber Daya Manusia SDM c. Modal Domestik d. Cadangan Devisa e. Prasarana Dasar. 12 3. Faktor Sosial Faktor sosial yang mempengaruhi suatu perusahaan meliputi kepercayaan, nilai, sikap, opini dan gaya hidup masyarakat dalam lingkungan eksternal perusahaan, yang berkembang dari kondisi budaya, ekologi, demografi, agama, pendidikan dan etnis. 13 Dalam berbagai interaksi yang terjadi antara satu perusahaan dengan aneka ragam kelompok masyarakat yang dilayaninya, pentingnya dampak faktor-faktor sosial sangat penting pula disadari oleh para pengambil keputusan stratejik. Berbagai faktor seperti keyakinan, system nilai yang dianut, sikap, opini dan bahkan gaya hidup harus dikenali secara tepat. 12 Suwarsono Muhammad, Manajemen Stratejik, Konsep dan Kasus Edisi Ketiga, Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2004, Cet. Ke-2, h. 29-35. 13 Pearce Robinson, “Manajemen Strategi” Formulasi, Implementasi Pengendalian Jakarta: Salemba Empat, 2008, Edisi 10, h. 113. Pengenalan demikian tidak mudah karena kenyataan menunjukan bahwa faktor-faktor tersebut selalu berubah, ada kalanya dengan intensitas yang sangat tinggi. Disamping itu para anggota masyarakat dengan siapa perusahaan melakukan interaksi tersebut tidak pernah “konsisten” dalam prilakunya. Dikatakan demikian karena faktor-faktor tersebut tumbuh sebagai akibat kondisi keagamaan, pendidikan, kultur, moral, etika, ekologikal dan demografikal yang juga selalu mengalami pergeseran, baik yang mengarah pada “kondisi lebih kuat”, tetapi juga mungkin kearah yang “lebih lemah”. 14 Salah satu perubahan sosial mendasar selama beberapa tahun belakangan ini adalah masuknya sejumlah besar wanita kepasar tenaga kerja. Hal ini tidak saja mempengaruhi kebijakan perekrutan dan kompensasi serta kapabilitas dari sumberdaya para perusahaan yang merekrut; melainkan juga menciptakan atau memperbesar permintaan akan berbagai jenis produk dan jasa yang diperlukan karena ketidakhadiran para wanita tersebut di rumah. Perusahaan yang mengantisipasi atau bereaksi cepat terhadap perubahan sosial ini menawarkan produk dan jasa, seperti makanan siap saji, oven micoweve, dan pusat penitipan anak. 15 Perubahan sosial mendasar yang kedua adalah tumbuhnya minat konsumen dan karyawan terhadap masalah kualitas hidup. Bukti-bukti mengenai perubahan ini terlihat dalam negosiasi kontrak baru-baru ini. Selain tuntutan tradisional seperti kenaikan gaji, para pekerja juga menuntut manfaat 14 Sondang P. Siagian, Manajemen Stratejik, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004, Cet. Ke- 5, h. 73. 15 Pearce Robinson, “Manajemen Strategi” Formulasi, Implementasi Pengendalian Jakarta: Salemba Empat, 2008, Edisi 10, h. 114. lain seperti cuti, jam kerja yang lebih fleksibel atau empat hari kerja dalam seminggu, kompensasi cuti yang dapat diambil sekaligus, dan peluang untuk mengikuti pelatihan. Perubahan sosial mendasar yang ketiga adalah perubahan distribusi usia dari populasi. Untuk kepentingan analisis dan perumusan kebijaksanaan stratejik, faktor demografi dapat disoroti dari sudut pengelompokan para anggota masyarakat pada tiga kelompok utama, yaitu kelompok yang belum produktif karena masih muda dan pada umumnya masih duduk di bangku sekolah, kelompok produktif yaitu mereka yang memasuki pasaran kerja dan kelompok yang tidak lagi produktif karena telah lanjut usia. 16 4. Faktor Teknologi Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini berkembang demikian pesatnya sehingga dapat dikatakan bahwa umat manusia belum pernah mengalami perkembangan secepat itu, perkembangan yang amat pesat itu berakibat antara lain pada “lahirnya” berbagai ilmu baru dan aneka ragam temuan dan terobosan terjadi dalam bidang teknologi. Berbagai temuan dan terobosan tersebut sudah sedemikian rupa sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada lagi segi-segi dan proses pengelolaan bisnis yang tidak “disentuh” oleh teknologi tersebut. Dikatakan demikian karena ternyata bahwa berbagai temuan dan terobosan dibidang perangkat keras dibarengi pula oleh perkembangan dibidang perangkat lunak yang mendukung aplikasinya yang makin beraneka ragam oleh para “pekerja pengetahuan”. 16 Sondang P. Siagian, Manajemen Stratejik, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004, Cet. Ke- 5, h. 78. Banyak ditemukan berbagai penemuan baru pada berbagai bidang yang dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi akan terlihat secara transparan efek ekonominya. Juga memiliki implikasi manajerial yang signifikan pada berbagai manajemen fungsional, khususnya manajemen pemasaran, sumber daya manusia dan operasi. Proses produksi akan mengalami proses pencanggihan. Sekalipun masih ada persoalan etika, revolusi biologi berjalan terus dengan percepatan yang semakin meninggi. Demikian pula berbagai hal baru yang terjadi dalam bidang elektonika, telekomunikasi dan biomaterial. 17 Apa yang baru saja diuraikan tersebut dijumpai di negara maju, yang memiliki dan adan tenaga ahli yang cukup. Di banyak negara yang sedang berkembang, revolusi teknologi belum terjadi. Paling tidak masih berada dalam tahap yang amat dini. Penelitian dasar belum banyak dilakukan karena memerlukan dana yang besar dan bersifat jangka panjang. Skala prioritas masih diletakan pada penelitian terapan yang hasil akhirnya segera dapat diketahui. Industri di Negara yang sedang berkembang pada umumnya belum menggunakan teknologi canggih, terkecuali paa beberapa industri besar dan modern. Biasanya juga terpusat pasa sektor ekonomi tertentu. Teknologi tersebut merupakan hasil penelitian dan pengembangan domestik, tetapi berasal dasri luar negeri. Langkah modal, tenaga kerja terlatih, prasarana dasar berpengaruh terhadap derajat perkembang teknologi yang tersedia. Oleh karena itu setiap pengambil keputusan stratejik mutlak perlu memahami perkembangan teknologikal yang sudah, sedang dan akan terjadi 17 Suwarsono Muhammad, Manajemen Stratejik: Konsep dan Kasus, Edisi Ketiga, Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2004, Cet. Ke-2, h. 36. karena dengan demikian ia mengetahui untuk segi dan proses bisnis yang mana teknologi tertentu akan diterapkan. 3. Tujuan Analisis Politik, Ekonomi, Sosial dan Teknologi PEST Dalam buku Manajemen Stratejik Konsep dan Kasus, Suwarsono Muhammad mengistilahkan lain lingkungan eksternal dengan sebutan analisis lingkungan bisnis. Analisis ini dimaksudkan untuk mencoba mengidentifikasi peluang oportunities bisnis yang perlu dengan segera mendapatkan perhatian eksekutif, dan disaat yang sama diarahkan untuk mengetahui ancaman threat bisnis yang perlu mendapatkan antisipasi. Untuk keperluan dimaksud, pertama analisis ini berusaha untuk mengidentifikasi sejumlah variabel pokok yang berada diluar kendali perusahaan yang diperkirakan memiliki pengaruh nyata. Dengan demikian, analisis ini hanya berusaha mengumpulkan dan menganalisis sejumlah variabel secara terbatas finite. Hendaknya tidak sampai terjerumus untuk berusaha menganalisis sebanyak mungkin variabel infinite. 18 Analisis lingkungan bisnis berusaha mengetahui implikasi manajerial managerial implication yang ditimbulkan baik langsung maupun tidak langsung dari berbagai faktor eksternal yang telah diidentifikasi berpengaruh pada prospek perusahaan. Dari langkah ini diharapkan manajemen perusahaan akan memiliki gambaran yang lebih jelas dalam menyiapkan strategi bisnis 18 Suwarsono Muhammad, Manajemen Stratejik: Konsep dan Kasus, Edisi Ketiga, Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2004, Cet. Ke-2, h. 22 yang diperlukan untuk mengantisipasi iplikasi manajerial yang ditimbulkan oleh lingkungan bisnis. Analisis lingkungan bisnis terdiri dari dua komponen pokok, yakni analisis lingkungan makro dan lingkungan industri competitive environment. Jenis lingkungan yang disebut pertama terdiri dari lingkungan ekonomi, teknologi, politik termasuk pemerintah, hukum, sosial budaya dan kependudukan. Keseluruhan jenis lingkungan yang termasuk kategori pertama ini memiliki pengaruh yang langsung terhadap prospek perusahaan, akan tetapi disaat yang sama juga memiliki pengaruh tidak langsung melalui lingkungan industri. hubungan yang disebut kedua baru terjadi jika masing- masing komponen lingkungan makro berpengaruh terlebih dahulu pada lingkungan industri sebelum pada gilirannya berpengaruh pada perusahaan. Lingkungan makro diperlakukan sebagai variable bebas independent variable, sedangkan prospek perusahaan diperlakukan sebagai variable terkait atau terpengaruh dependent variable. Lingkungan industri diletakan diantara keduanya, dan oleh karena itu secara metodologis disebut sebagai variable antara intervening variable. Akan tetapi secara sendiri, tanpa terlebih dahulu dipengaruhi oleh lingkungan makro, lingkungan industri juga dapat berdiri sebagai variable bebas yang langsung mempengaruhi pencapaian tujuan perusahaan. 19 Betapa pun para ahli menjelaskan pentingnya analisis lingkungan ini, yang terpenting adalah faktor-faktor Politik, Ekonomi, Sosial dan Teknologi 19 Suwarsono Muhammad, Manajemen Stratejik: Konsep dan Kasus, Edisi Ketiga, Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2004, Cet. Ke-2, h. 23. memang mutlak ada di lingkungan eksternal perusahaan atau lembaga organisasi. Yang harus dipahami bahwa analisis ini memberikan kesempatan bagi para perencana strategi untuk mengantisipasi peluang dan membuat rencana untuk melakukan tanggapan pilihan terhadap peluang ini. Hal ini juga membantu perencana strategi untuk mengembangkan sistem peringatan dini untuk menghindari ancaman atau mengembangkan strategi yang dapat mengubah ancaman menjadi keuntungan perusahaan.

B. Asrama Haji