Hadis tentang Memuliakan Tetangga

39 dekat adalah disukai, karena pada dasarnya hadiah itu bukan wajib”. Dari hadis ini disimpulkan bahwa mengamalkan yang lebih utama adalah sikap yang sangat baik. 9 Nabi Saw sangat menganjurkan agar memperhatikan tetangga yang paling dekat karena dengan merekalah sering terjadi kontak dan berinteraksi.

B. Hadis tentang Memuliakan Tetangga

Selain berbuat baik kepada tetangga, kita juga harus memuliakan tetangga. Sesungguhnya cara memuliakan tetangga tidak terbatas pada satu macam saja, sebab banyak cara memuliakan tetangga sesuai dengan keadaan tetangga yang bersangkutan, sebagaimana berbedanya keadaan yang memuliakan. Ada yang kaya ada juga yang miskin, ada yang hidup penuh dengan kemudahan dan ada juga yang hidup susah, ada yang menjadi kerabat dekat ada juga yang bukan kerabat tetangga jauh, dan seterusnya. Hanya yang mencakup semua antara lain ialah, menghendaki bagi setiap tetangga melakukan kebaikan apa saja sesuai dengan kemampuan dan mencegah supaya tidak menganggunya dengan gangguan apapun juga. Memuliakan tetangga juga dilakukan antara lain dengan menyambut kedatangannya dengan muka manis dan tutur kata yang lemah lembut, mempersilahkannnya duduk di tempat yang baik. 9 Ahmad bin „Ali bin Hajar al-Asqalani, Fathul Baari Syarah Shahih Al-Bukhari. Penerjemah Amiruddin Jakarta: Pustaka Azzam, 2009, Juz. 29, cet ke-1, h. 160-161. 40 Menerima dan memuliakan tetangga tanpa membeda-bedakan status sosial mereka adalah salah satu sifat terpuji yang sangat dianjurkan dalam Islam. Bahkan Rasulullah Saw mengaitkan sifat memuliakan tetangga itu dengan keimanan terhadap Allah dan hari akhir. Sebagaimana yang tertera dalam hadis-hadis Rasulullah Saw, yang berkenaan dengan hal memuliakan tetangga, diantaranya adalah: Hadis no. 9 “Mengabarkan kepada kami Abu Kamil al-Jahdari dan Ishaq bin Ibrahim, Abdul Azizi bin Abd al-Shamad al- „Ammiyu mengabarkan kepada kami Abu Imran al-Jauni dari Abdillah bin al-Shamit dari Abu Dzar r.z, dia berkata: “Rasulullah Saw bersabda: “Wahai Abu Dzar Apabila engkau memasak kuah sayur, maka perbanyaklah airnya kemudian berilah tetangga- tetanggamu.” Hadis no. 10 “Mengabarkan kepada kami Muhammad bin Minhal mengabarkan kepada kami Yazid bin Zurai‟ mengabarkan kepada kami „Umar bin Muhammad dari bapaknya dari Ibnu Umar r.a dari Nabi Saw, beliau bersabda: “Selalu jibril 10 Abdul Husaini bin al-Ajjaj bin Muslim, Shahih Muslim, Kairo: Daar al-Hadis, 1994, cet ke-1, Juz. 8, h. 425. Hadis Shahih, diriwayatkan oleh Muslim hadis no. 2625. 11 Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Al-Mughirah bin Bardizbah al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, Beirut: Daar al-Fikr, tth, Juz. 4, h. 431. Hadis Shahih, diriwayatkan oleh al- Bukhari dari Isma‟il bin Abi Uwais dengan lafal bi al-lafdzi. Diriwayatkan oleh imam Muslim dengan lafal bi al-lafdzi, Juz. 13, h. 65. Diriwayatkan oleh sunan Abu Daud dengan lafal bi al- makna, Juz. 13, h. 365. Diriwayatkan oleh al-Tirmidzi dengan lafal bi al-makna, Juz. 7, h. 191, al- Tirmidzi berkata bahwa hadis ini hasan shahih. 41 memesankan kapadaku untuk berbuat baik dengan tetangga, sampai-sampai aku menduga bahwa tetangga akan menerima warisan”. Hadis no. 11 “Mengabarkan kepada kami „Usman bin Abi Syaibah mengabarkan kepada kami Jarir dari Manshur dari Abi Wail dari „Amr bin Syarahbil dari Abdillah, katanya: “Saya bertanya kepada Nabi Saw, dosa manakah yang paling besar? “Beliau menjawab: “Jika engkau mengadakan sekutu bagi Tuhan, padahal ia- lah yang menciptakan engkau”. Saya berkata: “Setelah itu apa? “Beliau menjawab: “Jika engkau membunuh anak sendiri karena takut ia akan makan bersamamu. “Saya berkata: “Setelah itu apa? “Beliau menjawab: “Berzina dengan istri tetanggamu”. Hadis no. 12 “Mengabarkan kepada kami Zuhair bin Harb mengabarkan kepada kami Yahya bin Sa‟id dari Husain al-Mu‟alam dari Qatadah dari Anas dari Nabi Saw, beliau bersabda: “Demi zat yang jiwaku ada ditangan-Nya, tidak sempurna iman seorang hamba sampai dia benar-benar mencintai tetangganya saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri”. 12 Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Al-Mughirah bin Bardizbah al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, Beirut: Daar al-Fikr, tth, Juz. 3, h. 179. Hadis ini Shahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari dengan lafal bi al-makna, Juz. 3, h. 180. Diriwayatkan oleh Imam Muslim dengan lafal bi al-makna, Juz. 1, h. 238. Diriwayatkan oleh Abu Daud dengan lafal bi al-makna, Juz. 6, h. 241. 13 Abdul Husaini bin al-Ajjaj bin Muslim, Shahih Muslim, Kairo: Daar al-Hadis, 1994, Juz. 1, h. 292. Hadis Shahih, diriwayatkan oleh Muslim dengan lafal bi al-makna, Juz. 1, h. 291. Diriwayatkan oleh al-Bukhari dengan lafal bi al-makna, Juz. 1, h. 21. Diriwayatkan oleh al- Tirmidzi dengan lafal bi al-lafdzi, Juz. 9, h. 386. Diriwayatkan oleh sunan al- Nasa‟I dengan lafal bi al-makna, Juz. 15, h. 215. 42 Keterangan Hadis Hadis-hadis di atas menganjurkan kepada setiap orang untuk memuliakan tetangganya, seperti yang dikatakan dalam hadis no. 9 yang menganjurkan untuk memberikan apa yang dimilikinya, misalnya seperti makanan, hendaknya berikan kepada tetangga yang mungkin terangsang oleh bau masakan yang dimasak. Sifat mudah memberi dan meringankan beban hidup tetangga, adalah salah satu bentuk memuliakan tetangga. Begitu besarnya kedudukan tetangga dalam hadis, sampai-sampai dikatakan bahwa tetangga itu hampir menyamai kedudukan seperti keluarga, dan begitu mulianya tetangga sehingga orang yang berzina dengan istri tetangganya itu dianggap telah melakukan dosa yang paling besar seperti pada hadis no 10 dan 11. Begitu juga dengan hadis no 12 yang menganjurkan untuk mencintai tetangganya seperti ia mencintai dirinya sendiri.

C. Hadis tentang Menghargai Perasaan Tetangga