Hadis tentang Menghargai Perasaan Tetangga

42 Keterangan Hadis Hadis-hadis di atas menganjurkan kepada setiap orang untuk memuliakan tetangganya, seperti yang dikatakan dalam hadis no. 9 yang menganjurkan untuk memberikan apa yang dimilikinya, misalnya seperti makanan, hendaknya berikan kepada tetangga yang mungkin terangsang oleh bau masakan yang dimasak. Sifat mudah memberi dan meringankan beban hidup tetangga, adalah salah satu bentuk memuliakan tetangga. Begitu besarnya kedudukan tetangga dalam hadis, sampai-sampai dikatakan bahwa tetangga itu hampir menyamai kedudukan seperti keluarga, dan begitu mulianya tetangga sehingga orang yang berzina dengan istri tetangganya itu dianggap telah melakukan dosa yang paling besar seperti pada hadis no 10 dan 11. Begitu juga dengan hadis no 12 yang menganjurkan untuk mencintai tetangganya seperti ia mencintai dirinya sendiri.

C. Hadis tentang Menghargai Perasaan Tetangga

Sebagai seorang muslim kita juga harus bisa menghargai perasaan tetangganya, janganlah kita menyakitinya atau menganggunya. Seorang muslim hendaklah memiliki kepedulian terhadap tetangganya, apalagi jika mereka termasuk orang yang kurang mampu. Kesadaran seorang muslim tidak akan membiarkan dirinya mengabaikan kemiskinan dan kesulitan tetangganya sementara dia hidup mudah dan berlebihan. Seseorang yang memahami ajaran agamanya pasti tahu untuk memperlakukan tetangganya sebaik mungkin. Tak ada yang berarti jika 43 hal itu bersangkutan dengan penghormatan kepada tetangga. Sebagaimana anggapan sementara orang bodoh, mereka menganggap sesuatu terlalu remeh, tidak berharga, untuk diberikan kepada tetangga, maka mereka tidak jadi untuk memberinya. Padahal, ini justru mencegah diri mereka dan tetangga mereka dari berbagai kebajikan. Kita sebagai penerima pemberian tidak boleh meremehkan pemberiannya. Tetapi justru sebaliknya, kita harus berterima kasih kepada si pemberi, karena rasa terima kasih itulah kita dapat menghargai perasaan tetangga dan dapat menimbulkan rasa persaudaraan dan juga mendorong adanya dukungan dan bantuan timbal balik. Diantara hadis-hadis yang termasuk menghargai perasaan tetangga ialah: 1. Jangan menghina pemberian tetangga: Hadis no. 13 “Mengabarkan kepada kami „Ashim bin „Ali mengabarkan kepada kami Abi bin Dzi‟ib dari al-Maqburi dari bapaknya dari Abu Hurairah r.a dari Nabi Saw, beliau bersabda: “Wahai perempuan-perempuan muslimat, Janganlah seorang tetangga menganggap remeh pemberian tetangganya meskipun hanya berupa kaki kambing saja”. 14 Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Al-Mughirah bin Bardizbah al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, Beirut: Daar al-Fikr, tth, Juz. 2, 869. Hadis Shahih, diriwayatkan oleh al- Bukhari dengan lafal bi al-lafdzi dari riwayat Abdullah bin Yusuf. Diriwayatkan oleh Muslim dengan lafal bi al-lafdzi, Juz. 5, h. 227. 44 2. Tidak melarang tetangga menyandarkan sepotong kayu pada dindingnya: Hadis no. 14 “Mengabarkan kepada kami Abdullah bin Maslamah dari Malik dari Ibnu Syihab dari al- „A‟raj dari Abu Hurairah r.a., sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda: “Janganlah seseorang melarang tetangganya menyandarkan sepotong kayu pada dindingnya”. Keterangan Hadis Adapun hadis no. 13 menganjurkan untuk tidak meremehkan pemberian tetangga walaupun hanya sebesar kaki kambing saja, Karena sikap meremehkan itu merupakan suatu perbuatan yang tidak disukai Allah Swt. Kalimat “meski hanya berupa kaki kambing saja” dan “wahai perempuan- perempuan muslimat” penjelasannya adalah yakni janganlah kamu meremehkan untuk menghadiahkan sesuatu kepada tetangga, meskipun apa yang dihadiahkan itu adalah sesuatu yang umumnya tidak bermanfaat. Mungkin pula masuk kategori larangan terhadap sesuatu sebagai perintah atas lawannya. Ia merupakan kiasan atas sikap saling mencintai dan menyayangi. Seakan- akan dikatakan, “Hendaklah seorang tetangga berbelas kasih kepada tetangganya dengan memberikan sesuatu meskipun nilainya rendah”. Sama halnya dalam hal itu orang kaya dan orang miskin. Perintah ini ditujukan secara khusus kepada kaum perempuan karena mereka merupakan tempat 15 Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Al-Mughirah bin Bardizbah al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, Beirut: Daar al-Fikr, tth, Juz. 2, h. 738. Hadis Shahih, diriwayatkan oleh Muslim dengan lafal bi al-makna, Juz. 8, h. 322. Diriwayatkan oleh sunan Abu Daud dengan lafal bi al-makna, Juz. 10, h. 40. Diriwayatkan oleh al-Tirmidzi dengan lafal bi al-makna, Juz. 5, h. 201. 45 cinta dan benci. Dimana mereka sangat cepat memberikan reaksi terhadap kedua perkara itu. Al- karmani berkata: “Mungkin larangan ini ditujukan kepada yang memberi dan mungkin juga kepada yang diberi”. Ibnu Hajar berkata, “memahaminya untuk yang diberi tidak sempurna, kecuali bila huruf lam untuk pada kalimat lijâratiha diartikan min dari, tetapi tidak ada halangan memahaminya menurut kedua makna ini ”. 16 Tidak mencegah tetangga untuk menyandarkan kayu di dindingnya, melainkan menghormati keinginannya itu sebagaimana hadis no. 14, karena dengan sikap inilah persaudaraan dan keharmonisan akan terwujud di antara tetangga. Oleh karena itu hendaklah setiap orang untuk saling menghargai dan menjaga perasaan tetangganya jangan sampai tetangganya itu merasa di hina dan dikucilkan.

D. Hadis tentang Hak Tetangga