33
BAB III HADIS-HADIS TENTANG ETIKA BERTETANGGA
A. Hadis tentang Berbuat Baik Kepada Tetangga
Jika umat Islam mengkaji betul-betul agamanya, mereka akan menemukan betapa besar perhatian Islam terhadap hak-hak orang lain
tetangga. Baik dalam al- Qur‟an maupun hadis-hadis Nabi Saw.
Seumpamanya al- Qur‟an menerangkan, bahwa tetangga termasuk golongan
manusia yang harus kita utamakan untuk kita pergauli dengan baik, disamping golongan-golongan yang lain seperti kedua orang tua kita, kerabat kita, anak-
anak yatim ataupun orang-orang miskin, karena merekalah yang diharapkan paling dahulu memberikan bantuan jika membutuhkannya, jika tiba-tiba kita
mendapatkan musibah kematian misalnya, tetanggalah yang paling dahulu datang dan membantu kita, dibandingkan dengan keluarga family yang
rumahnya lebih jauh. Setiap orang yang rumahnya bertetangga dengan kita, memiliki hak-
hak sebagai seorang tetangga sekalipun tidak dihubungkan dengan ikatan keluarga atau agama. Berbuat baik kepada tetangga merupakan contoh
toleransi yang ditekankan Islam. Banyak hadis Nabi Saw yang memerintahkan berbuat baik kepada
tetangga secara umum, tanpa memandang faktor kekeluargaan atau pun agama dan menegaskan pentingnya hubungan akrab dalam Islam.
34
Dengan sikap dan perbuatan yang baik, dengan menolong pada kesusahannya, dengan memberi makanan yang diperkirakan dia suka, dengan
memberi oleh-oleh dari bepergian kalau ada, semuanya itu merupakan didikan kepada tetangga untuk berbuat sebagaimana yang diperbuat. Sekurang-
kurangnya dengan sikap yang baik dan menghormati, maka tetangga pun akan bersikap baik dan menghormati. Dan di bawah ini akan disebutkan hadis-hadis
yang berkenaan dengan hal tersebut, di antara perbuatan yang baik tehadap tetangga yaitu:
1. Dilarang menyakiti tetangga
Hadis no. 1
1
“Mengabarkan kepada kami „Ashim bin Ali, mengabarkan kepada kami Ibn Abi Dzi‟bin dari Said dari Abi Suraih, Nabi Saw bersabda: “Demi
Allah tidak beriman Demi Allah tidak beriman Demi Allah tidak beriman.
” Dikatakan, “Siapa wahai Rasulullah?” beliau bersabda, “orang yang tetangganya tidak merasa aman dari gangguannyakeburukannya.”
Hadis no. 2
2
1
Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Al-Mughirah bin Bardizbah al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, Beirut: Daar al-Fikr, tth, Juz. 4, h. 1904. Hadis Shahih, diriwayatkan oleh al-
Bukhari hadis no. 6020.
2
Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Al-Mughirah bin Bardizbah al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, Beirut: Daar al-Fikr, tth, Juz. 3, h. 178. Hadis Shahih, diriwayatkan oleh al-
Bukhari hadis no. 5186.
35
“Mengabarkan kepada kami Ishaq bin Nashr mengabarkan kepada kami Husain al-
Ju‟fi dari Zaidah dari Maisarah dari Abi Hazim dari Abu Hurairah dari Nabi Saw bersabda: “Barang siapa yang beriman kepada
Allah dan hari akhir, maka dia tidak akan menyakiti tetangganya, dan wasiatkanlah para wanita akan kebaikan karena sesungguhnya mereka
diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok. Dan sepaling bengkok tulang rusuk adalah yang paling atas, jika engkau paksa meluruskannya, engkau
telah mematahkannya, jika engkau tinggalkan dan membiarkannya bengkok, dia akan tetap bengkok, maka wasiatkanlah kepada wanita
dengan kebaikan”. Hadis no. 3
“Mengabarkan kepada kami Zuhair bin Harb dan Muhammad bin Abdillah bin Numair semuanya dari
Ibnu „Uyainah, berkata Ibnu Numair mengabarkan kepada kami sufyan dari „Amru, sesungguhnya ia
mendengar dari Nafi‟ bin Jabir diberitakan dari Abu Syuraih al-Khaza‟I, bahwasannya Rasulullah Saw b
ersabda: “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia memperlakukan tetangganya
dengan baik, barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia memuliakan tamunya, barang siapa beriman kepada Allah
dan hari akhir hendaknya ia mengucapkan kata- kata yang baik atau diam”.
Hadis no. 4
“Mengabarkan kepada kami Yahya bin Ayub dan Qutaibah bin Sa‟id dan Ali bin Hujr
semuanya dari Ismail bin Ja‟far, berkata Ibnu Ayub
3
Abdul Husaini bin al-Ajjaj bin Muslim, Shahih Muslim, Kairo: Daar al-Hadis, 1994, cet ke-1, Juz. 1, h. 249. Hadis Shahih, diriwayatkan oleh Muslim dengan lafal bi al-lafdzi hadis
no. 49, diriwayatkan oleh al-bukhari dengan lafal bi al-makna, Juz. 20, h. 117, diriwayatkan oleh al-tirmidzi dengan lafal bi al-makna, Juz. 7, h. 231.
4
Abdul Husaini bin al-Ajjaj bin Muslim, Shahih Muslim, Kairo: Daar al-Hadis, 1994, cet ke-1, Juz. 1, h. 293. Hadis Shahih, diriwayatkan oleh Muslim hadis no. 46.
36
mengabarkan kepada kami Ismail berkata mengabarkan kepada saya al- „Ala dari bapaknya dari Abu Hurairah r.a. sesungguhnya Rasulullah Saw
b ersabda: “Tidak akan masuk surga orang yang tetangganya tidak aman
dari keburukannya”. Hadis no. 5
“Mengabarkan kepada kami Qutaibah bin Said, mengabarkan kepada kami Abu al-Ahwash dari Abi Husyain dari Abi Shalih dari Abi Hurairah r.a
berkata, Rasulullah Saw bersabda “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir kiamat, maka janganlah dia menyakiti tetangganya.
Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir kiamat, maka hendaklah dia memuliakan tamunya, dan siapa yang beriman kepada Allah
dan hari akhir, maka hendaklah dia berkata baik atau diam saja”. 2.
Berlindung dari keburukan tetangga Hadis no. 6
“Mengabarkan kepada kami „Amru bin Ali berkata mengabarkan kepada kami Yahya berkata mengabarkan kepada kami Muhammad bin „Ajlan
dari Sa‟id bin Abi Sa‟id al-Maqburi dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah Saw bersabda: “Berlindunglah kalian kepada Allah dari keburukan
tetangga di lingkungan desa, karena sesungguhnya tetangga yang menampakkan kejelekan akan berpaling darimu”.
5
Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Al-Mughirah bin Bardizbah al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, Beirut: Daar al-Fikr, tth, Juz. 4, h. 437. Hadis Shahih, diriwayatkan oleh al-
Bukhari dengan lafal bi al-makna Juz. 4 h. 438, 439. Diriwayatkan oleh Muslim dengan lafal bi al- lafdzi, Juz. 1, h. 163 dan bi al-makna, Juz. 9, h. 139. Diriwayatkan oleh Abu Daud dengan lafal bi
al-lafdzi, Juz. 13, h. 367. Diriwayatkan oleh al-Tirmidzi dengan lafal bi al-lafdzi, Juz. 9, h. 40.
6
Ahmad ibn Syu‟aib bin Ali bin Sinan bin Bahr bin Dinar Abdurrahman al-Nasa‟i, Sunan al-
Nasa’I, Beirut: Daar al-Fikr, 1995, Juz. 4, h. 287. Hadis ini Shahih, diriwayatkan oleh al-
Nasa‟I hadis no. 5512.
37
3. Tetangga yang baik dalam pandangan Allah Swt
Hadis no. 7
“Mengabarkan kepada kami Ahmad bin Muhammad mengabarkan kepada kami Abdullah bin al-Mubarak dari Haiwah bin Syuraih dari Syuraihbil
bin Syarik dari Abi Abdirrahman al-Hubuliyyi dari Abdillah ibn „Amr, ia
berkata: Rasulullah Saw bersabda: “Sebaik-baiknya sahabat disisi Allah adalah yang terbaik bagi sahabatnya dan sebaik-baiknya tetangga disisi
Allah adalah yang terbaik bagi tetangganya”.
4. Mendahulukan tetangga yang dekat
Hadis no. 8
“Mengabarkan kepada kami Hajjaj bin Minhal mengabarkan kepada kami Syu‟bah berkata mengabarkan kepada saya Abu dan Imran berkata, saya
mendengar Thalhah dari „Aisyah r.a, dia berkata: “Aku berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku memiliki dua tetangga, kepada siapa
diantara keduanya yang aku berikan hadiah?” beliau bersabda, “kepada yang paling dekat pintunya kepadamu”.
7
Muhammad bin Isa bin Saurah bin Musa bin al-Dahak, Sunan al-Tirmidzi, Beirut: Daar al-Fikr, 1994, Juz. 3, h. 397. Hadis Hasan, diriwayatkan oleh al-Tirmidzi hadis no. 1951, beliau
berkata bahwa hadis ini Hasan Gharib. Al-Bani dalam kitabnya Shahih al- Jami‟ al-Shagir Fathul
Kabir menghukumi hadis ini Shahih.
8
Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Al-Mughirah bin Bardizbah al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, Beirut: Daar al-Fikr, tth, Juz. 4, h. 440. Hadis ini Shahih, diriwayatkan oleh
al-Bukhari dan Abu Daud dengan lafal bi al-makna, Juz. 13, h. 368.
38
Keterangan Hadis
Begitu banyak hadis-hadis yang menerangkan tentang perlakuan baik terhadap tetangga, seperti hadis no. 1, 2, 3, 4, dan 5 yang menjelaskan tentang
larangan menganggu tetangga, dan menerangkan tentang balasan bagi orang- orang yang menyakiti atau menganggu tetangganya di antaranya yaitu ia
termasuk orang yang tidak beriman dan ia tidak akan masuk surga. Dengan demikian dapat diketahui hukumnya menyakiti tetangga, betapa buruk
dampaknya, dan betapa besar kerugiannya. Begitu juga dengan hadis no 6 yang menerangkan bahwa hendaknya seorang muslim bersikap hati-hati,
khususnya dalam kejahatan tetangganya, berlindung kepada Allah Swt agar menjauhkan kita dari tetangga yang jahat. Sedangkan dalam hadis no. 7
menjelaskan bahwa tetangga yang baik adalah tetangga yang terbaik bagi tetangganya, oleh karena itu dianjurkan bagi setiap orang khususnya seorang
muslim untuk menjadi yang terbaik bagi tetangganya sehingga ia akan mendapatkan kedudukan yang mulia di sisi Allah Swt.
Begitu juga dengan hadis no.8 yang mengutamakan untuk
mendahulukan tetangga yang terdekat, tetapi itu bukan berarti bahwa seorang muslim harus mengabaikan tetangga yang rumahnya lebih jauh darinya.
Hikmahnya adalah bahwa orang yang paling dekat pintunya dapat melihat hadiah atau lainnya yang masuk ke rumah tetangganya, berbeda dengan orang
yang jauh pintunya. Disamping itu, orang yang dekat pintunya lebih cepat memberikan respon atas apa yang terjadi pada tetangganya, khususnya pada
waktu-waktu sepi. Ibnu Ab i Jumrah berkata, “Memberi hadiah kepada yang
39
dekat adalah disukai, karena pada dasarnya hadiah itu bukan wajib”. Dari hadis ini disimpulkan bahwa mengamalkan yang lebih utama adalah sikap
yang sangat baik.
9
Nabi Saw sangat menganjurkan agar memperhatikan tetangga yang paling dekat karena dengan merekalah sering terjadi kontak dan
berinteraksi.
B. Hadis tentang Memuliakan Tetangga