Pertumbuhan anggota badan, yaitu; paruh pada culmen panjang paruh, sayap pada ulnar panjang rentangan dan kaki pada tarsometatarsus, setiap 2
hari diukur menggunakan jangka sorong. Selain itu berat tubuh anak ditimbang setiap 2 hari dengan cara menurunkan anakan kebawah dengan menggunakan
kantung kain, selanjutnya ditimbang dengan menggunakan timbangan pegas.
3.3.4. Morfometrik Kuntul Dewasa
Mengukur variabel morfologi Kuntul besar dan Kuntul kecil dewasa yang diperoleh, dengan cara menangkap kuntul yang hidup bebas di lokasi penelitian.
Kuntul yang ditangkap ini tidak dibedakan jenis kelaminnya monomorfik. Variabel morfologi Kuntul yang diukur meliputi:
1. Panjang tubuh, mulai ujung paruh sampai ujung ekor.
2. Panjang rentangan sayap, diukur dari pangkal hingga ujung sayap dalam
keadaan direntangkan. 3.
Panjang bulu ekor, mulai dari pangkal kloaka sampai ujung ekor yang terpanjang.
4. Panjang tarsometatarsus, mulai lekukan sendi antara pada dengan tarsus
sampai pertemuan tarsus dengan jari kaki. 5.
Culmen, mulai dari ujung sampai pangkal paruh bawah. 6.
Panjang paruh, mulai ujung sampai pangkalnya. Koffijberg dan Van Eerden 1995 dalam Jumilawaty 2002.
Pengukuran panjang tubuh dan panjang sayap dilakukan dengan menggunakan meteran, sedangkan panjang paruh, culmen dan panjang
tarsometatarsus dilakukan dengan jangka sorong. Selanjutnya data hasil pengukuran antara Kuntul besar dan Kuntul kecil dikelompokkan, kemudian diuji
secara statistik sampai diperoleh rata-rata dan standar deviasi.
3.3.4. Karakteristik Pohon Sarang
Untuk mengetahui karakteristik pohon sarang yang dipakai oleh Kuntul besar dan Kuntul kecil dilakukan dengan mengukur masing-masing 5 pohon untuk
Kuntul besar dan 5 pohon Kuntul kecil yang diambil secara acak berdasarkan tempat paling banyak ditemukan sarang kuntul. Untuk menghindari terjadinya
pengukuran ulang pohon-pohon tersebut ditandai dengan menggunakan tali kain berwarna.
Karakteristik pohon sarang yang diukur meliputi: 1.
Jenis pohon yang dijadikan tempat bersarang oleh kedua kuntul 2.
Htree tinggi pohon tempat bersarang. 3.
Htrunk, tinggi pohon dari akarrhizopor 4.
Diatree, diameter pohon tempat bersarang, diukur dengan menggunakan meteran pada batang dengan tinggi 1,30 m dari permukaan tanah atau
permukaan air atau 10 cm dari akar banir paling atas. 5.
Distree, jarak dari pohon sarang ke pohon terdekat yang digunakan 6.
Disedg, jarak pohon sarang ke tepi tambak terdekat 7.
Disform, jarak pohon sarang ke tipe vegetasi berbeda yang terdekat 8.
Nnest, jumlah sarang pada satu pohon 9.
Hnest, tinggi sarang 10.
Dianest, diameter cabang penyangga terbesar 11.
Disin, jarak sarang ke batang utama 12.
Disout, jarak sarang ke tepi kanopi 13.
Nbr, jumlah cabang penyangga sarang 14.
Disbnest, jarak ke sarang terdekat pada satu pohon sarang 15.
Top, jarak ke puncak kanopi
3.3.5. Karakteristik Sarang