Parameter Analisa Minyak Bumi

Dewi Sartika : Penentuan Persen Volume Fraksi Minyak Mentah Crude Petroleum Dengan Metode Distilasi Secara Astm D-86 Di PT. Pertamina Ep Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2009. ditentukan dengan mencari temperatur maksimum, yang diperoleh bila permukaan sample minyak bumi dalam suatu tabung percobaan standar tidak bergerak selama 5 detik ketika tabung tersebut diputar ke posisi horizontal. Titik lumer sama dengan temperatur maksimum ditambah 5 F. Astri N, 2006

2.3 Uji Minyak Bumi dan Produknya

2.3.1 Parameter Analisa Minyak Bumi

Parameter analisa minyak bumi yang dilakukan di laboratorium adalah menganalisa sifat fisik dan kimia minyak. Tata cara operasi atau metode-metode yang digunakan di laboratorium analisa minyak bumi dan mutu hasil olahan Pangkalan Susu adalah metode-metode yang dipakai dalam dunia perminyakan pada umumnya dan metode- metode yang dipakai oleh Pertamina khususnya. Kebanyakan metode-metode tersebut diambil dari buku-buku ASTM American Society Test For Testing Materials, metode SM Standart Method For Examination Of Water, metode CM Comercila Method Of Analysis . Beberapa parameter yang digunakan untuk menganalisa minyak mentah yaitu : A. Parameter Fisik 1. Specific Gravity ASTM-D-1298-80 Specific Gravity adalah perbandingan berat dari jumlah volume tertentu suatu zat terhadap berat dari volume yang sama dengan air. Metode ini digunakan untuk menentukan Specific Gravity dengan menggunakan alat hydrometer dari suatu sample minyak bumi. Dewi Sartika : Penentuan Persen Volume Fraksi Minyak Mentah Crude Petroleum Dengan Metode Distilasi Secara Astm D-86 Di PT. Pertamina Ep Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2009. 2. Temperature yaitu untuk mengukur temperatur minyak mentah crude oil dengan menggunakan thermometer. 3. Distillation Of Petroleum Product ASTM D-86 Distilasi adalah pemisahan fraksi-fraksi minyak berdasarkan perbedaan titik didihnya dengan suhu tertentu. Metode ini digunakan untuk memisahkan fraksi-fraksi minyak berdasarkan titik didihnya mulai dari IBP Initial Boiling Point sampai EPEnd Point. 4. Kinematic Viscosity ASTM D- 445 Kinematic Viscosity digunakan untuk mengukur kekentalan dari suatu cairan atau minyak sebagai perbandingan waktu aliran dalam detik. Kinematic Viskosity adalah angka yang menunjukkan halaman mengalir yang dialami oleh cairan atau minyak itu sendiri. 5. ASTM Colour of Petroleum Product ASTM D-1500 Metode ini digunakan untuk menguji warna secara visual dari jenis minyak pelumas dan solar serta minyak bumi yang lain. 6. Reid Vapour Pressure ASTM D-232 Reid Vapour Pressure adalah tekanan uap yang dihasilkan oleh suatu zat karena dipanaskan pada temperatur tertentu. Metode ini digunakan untuk menerangkan pengujian tekanan uap atau RVP dari gasoline. Crude oil volatile dari produk petroleum volatile kecuali LPG yang mana ditentukan oleh adanya tekanan uap absolute dari cairan yang mudah menguap pada temperature 100 F. 7. Flash Point : - Flash Point PM ASTM D-92-78 Dewi Sartika : Penentuan Persen Volume Fraksi Minyak Mentah Crude Petroleum Dengan Metode Distilasi Secara Astm D-86 Di PT. Pertamina Ep Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2009. Metode Flash point PM ini biasanya digunakan untuk menerangkan pengujian titik nyala dari suatu minyak bakar, minyak yang kental atau suspensi padat. - Flash Point By Able Aparatus IP-170 Metode ini digunakan untuk pengujian dalam menentukan titik nyala dari suatu produk minyak bumi yang mempunyai flash point titik suhu minyak menyambar antara 0 sampai 160 F. Cara ini digunakan untuk memeriksa jenis minyak bumi yaitu LKD Light Kerosine Destilate, HKD High Kerosine Distilate, kerosine, dan avtur. - Flash Point COC ASTM D-92 Metode ini digunakan untuk menentukan titik nyala dari semua hasil minyak bumi. Pelumas atau contoh suatu minyak yang mempunyai titik nyala terbuka Open Cup. Titik nyala yang dianalisa pada alat flash point COC berkisar di bawah 175 F. Minyak–minyak pelumas tersebut antara lain pelumas, aspal, dan minyak berat Crude Aspal. 8. Smoke Point Of Aviation Turbin Fuel ASTM D-1322 Smoke Point adalah batas maksimum titik nyala api dalam milliliter dari suatu produk minyak bumi atau kerosin yang dibakar tanpa ada asap. Metode ini digunakan untuk menentukan mutu produk minyak bumi atau kerosin yang baik bila dibakar tidak menimbulkan asap. 9. Pour Point ASTM D-97-66 Pour Point adalah temperatur terendah dimana minyak masih dapat mengalir apabila didinginkan pada temperatur tertentu. Metode ini digunakan untuk menentukan titik beku atau Pour Point dari setiap hasil produksi minyak bumi. Dewi Sartika : Penentuan Persen Volume Fraksi Minyak Mentah Crude Petroleum Dengan Metode Distilasi Secara Astm D-86 Di PT. Pertamina Ep Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2009. B. Parameter Kimia 1. Sulfur Content ASTM D-1551 Metode ini digunakan untuk mengetahui kandungan sulfur yang terdapat pada sample minyak-minyak bumi. Dimana dengan mengetahui kandungan sulfur dalam minyak bumi bias dapat menghindari terjadinya perkaratan dalam tangki penimbunan minyak bumi apabila kadar sulfurnya tinggi. 2. Water Content ASTM D-95-70 Water content adalah banyaknya kandungan air yang terdapat dalam crude oil minyak mentah serta produk-produknya. Metode water content ini digunakan untuk menganalisa kadar air yang terkandung dalam air. 3. Salt Content ASTM IP 77 Salt content adalah banyaknya kandungan garam yang terdapat dalam minyak mentah yaitu kadar Cl - dalam minyak mentah. ASTM 23, 1982 2.4 Distilasi Minyak Bumi Distilasi berarti memisahkan komponen-komponen yang mudah menguap dari suatu campuran cair dengan cara menguapkannya, yang diikuti dengan kondensasi uap yang terbentuk dan menampung kondensat yang dihasilkan. Uap yang dikeluarkan dari campuran disebut sebagai uap bebas, kondensat yang jatuh sebagai distilat dan bagian cairan yang tidak menguap sebagai residu. Dewi Sartika : Penentuan Persen Volume Fraksi Minyak Mentah Crude Petroleum Dengan Metode Distilasi Secara Astm D-86 Di PT. Pertamina Ep Region Sumatera Field Pangkalan Susu, 2009. Dengan penguapan atau distilasi sederhana di atas, yang dapat dipisahkan hanya campuran yang komponen-komponennya memiliki tekanan uap atau titik didih yang sangat berbeda, dan yang komposisi uapnya amat berlainan. Pada campuran bahan padat dalam cairan, persyaratan tadi praktis selalu terpenuhi. Sebaliknya, pada larutan cairan dalam cairan biasanya tidak mungkin dicapai pemisahan yang sempurna, karena semua komponen pada titik didih campuran akan memiliki tekanan uap yang besar. Distilat yang murni praktis hanya dapat diperoleh jika cairan atau cairan-cairan yang sukar menguap mempunyai tekanan uap yang kecil sekali sehingga dapat diabaikan. Bernasconi G, 1995

2.4 .1 Distilasi Produk Minyak Bumi