Sisingamangaraja Medan, Kimia Farma Basri Medan, Kimia Farma Namso P. Siantar, Kimia Farma 313 Padang Sidimpuan, Kimia Farma 96 Rantau Prapat,
dan Kimia Farma 314 Binjai.
3.4 Apotek Kimia Farma 160 Setia Budi Medan
3.4.1 Sejarah dan Lokasi
Apotek Kimia Farma 160 berdiri pada tanggal 14 Februari 2001, bertempat di Jalan Setia Budi No. 140 A dan pada tanggal 01 Januari 2007
direlokasi ke jalan Setia Budi No. 102 Medan yang berada di daerah strategis karena terletak di daerah arus lalu lintas dua arah, mudah dijangkau kendaraan,
terletak di pinggir jalan, dekat dengan pusat perbelanjaan dan rumah penduduk serta praktek dokter. Apotek Kimia Farma 160 juga bekerja sama dengan dokter
yang praktek di ruangan-ruangan tersendiri di bangunan apotek. Apotek Kimia Farma 160 merupakan apotek pelayanan, pengelolaannya
dipimpin oleh seorang apoteker dan empat orang karyawan yang terdiri dari tiga orang asisten apoteker dan satu orang petugas penjualan bebas dan sekaligus
menangani pembelian obat kredit.
3.4.2 Pengadaan Perbekalan
Farmasi dan Kelengkapan Produk 3.4.2.1
Pembuatan Buku Defekta Barang
Pembuatan buku defekta barang dilakukan sebagai berikut: setiap hari petugas memeriksa barang yang kosong atau hampir habis, lalu melakukan
pencatatan dalam buku defekta meliputi nama barang, dosis, satuan, dan jumlah yang dibutuhkan, kemudian menyerahkan buku defekta ke petugas pembelian.
Widya Hartila : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 160 Medan, 2008 USU e-Repository © 2008
3.4.2.2 Perencanaan Pembelian
Perencanaan pembelian dilakukan seminggu dua kali, kecuali barang- barang yang dibeli secara mendesak karena adanya permintaan pasien.
Perencanaan pembelian dilakukan sebagai berikut: petugas pengadaan menerima informasi mengenai kebutuhan perbekalan farmasi melalui defekta barang,
kemudian petugas menetapkan jumlah barang yang akan dibeli berdasarkan defekta dengan memperhatikan jumlah kebetuhan per bulan.
3.4.2.2 Prosedur Pembelian
Prosedur pembelian di apotek Kimia Farma No. 160 dilakukan sebagai berikut: petugas membuat defekta mengenai kebutuhan perbekalan farmasi dan
menyerahkannya ke bagian pengadaan di apotek Kimia Farma No. 160, lalu bagian pengadaan Kimia Farma No. 160 merekapitulasi defekta dan membuatnya
dalam bentuk Bon Pemesanan Barang Apotek BPBA dan dikirim kepada bagian Pengadaan di BM Palang Merah, lalu bagian pengadaan di BM Palang Merah
mengirim Surat Pemesanan SP kepada Pedagang Besar Farmasi PBF, kemudian PBF mengirim barang dan faktur kepada masing-masing Apotek Kimia
Farma, dan barang diterima dan dicocokkan oleh petugas Kimia Farma.
3.4.2.3 Prosedur Penerimaan Barang
Penerimaan barang di apotek Kimia Farma No. 160 dilakukan sebagai berikut: petugas menerima barang dari pemasok disertai dengan Surat Pengantar
BarangFaktur SPBF, petugas memeriksa kesesuaian permintaan barang yang ada di SP dan SPBF, petugas menandatangani dan membubuhkan stempel Kimia
Farma No. 160 pada faktur asli. Faktur asli diserahkan kepada pemasok dan foto copy faktur sebagai pertinggal, kemudian petugas memberikan nomor urut barang,
lalu petugas mencatat barang masuk pada kartu stok masing-masing barang.
Widya Hartila : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 160 Medan, 2008 USU e-Repository © 2008
3.4.3 Penyimpanan
Penyimpanan dapat dilakukan di etalase atau ruang peracikan. Penyimpanan perbekalan farmasi di apotek Kimia Farma No.160 dilakukan
berdasarkan bentuk sediaan dan efek farmokoliginya yang disusun menurut abjad dengan menggunakan prinsip FIFO first in first out, yaitu obat yang lebih awal
masuk dikeluarkan lebih dahulu. Untuk obat generik penyimpanannya disusun berdasarkan abjad. Untuk
obat golongan narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari khusus. Obat- obat yang penyimpanannya harus dibawah suhu kamar, disimpan dalam lemari
pendingin.
3.4.4 Pelayanan
Pelayanan di Apotek Kimia Farma 160 sudah cukup baik karena melayani konsumen dengan ramah, sopan, santun, dan siap membantu selama konsumen
berada di apotek. Pelayanan di Apotek Kimia Farma 160 telah memakai sistem komputerisasi sehingga memudahkan dalam pelayanan dan pengadaan barang.
Sistem komputerisasi yang digunakan sekaligus berperan sebagai mesin kasir. Apotek Kimia Farma No.160 memberikan pelayanan khusus kepada
konsumen yang tidak mendapatkan obat yang dibutuhkannya secara lansung. Untuk kondisi seperti ini, maka petugas apotek akan mengantar obat tersebut ke
alamat konsumen delivery order. Terobosan ini memberikan hasil yang baik, pelanggan akan tetap datang untuk membeli perbekalan farmasi di apotek ini akan
lebih meningkat dan image apotek yang mengutamakan kepuasan pelanggan akan tercipta.
Widya Hartila : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 160 Medan, 2008 USU e-Repository © 2008
3.4.5 Kecepatan Pelayanan