Pengaturan Tiap Produk Penyajian Barang Dagangan Merchandising

4.4 Pengaturan Tiap Produk

Setelah menentukan lokasi departemen, tiap produk harus diatur dalam departemen. Beberapa garis pedoman dapat diikuti dalam pengaturan tiap barang, misalnya : − Barang dan merek yang paling laku dan menguntungkan menempati lokasi yang paling menyolok dalam departemen. − Produk dapat diatur menurut ukuran kemasan, harga, warna, merek, minat konsumen atau kombinasi dari kesemuanya. − Posisi yang sejajar dengan mata dapat sangat mempengaruhi penjualan. Dengan memindahkan barang dari rak dibawah ke tempat rak yang sejajar dengan mata dapat meningkatkan penjualan sebesar 50 atau lebih. Penting untuk diketahui bahwa persentase penjualan yang tinggi dapat diperoleh diluar departemen obat itu sendiri. Garis pedoman yang harus diikuti bila memilih lokasi terbaik diluar departemen untuk pajangan khusus meliputi : − Suatu produk yang sama sekali baru akan mendapat keuntungan dengan lokasi di jalur utama arus lalu lintas di apotek. − Barang standar yang bermutu baik mungkin dapat terjual dengan baik bila diletakkan di sebelah suatu jenis barang yang berkaitan dengannya. − Barang kecil yang dibeli seketika tanpa direncanakan harus diletakkan sedekat mungkin dengan bagian pintu keluar. Merupakan sebuah fakta yang jelas bahwa pajangan meningkatkan penjualan tambahan, tanpa memperdulikan ada harga khusus atau tidak. Widya Hartila : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 160 Medan, 2008 USU e-Repository © 2008

4.5 Penyajian Barang Dagangan Merchandising

Setiap apotek harus mempunyai program perdagangan. Bagi banyak apotek hal itu merupakan hasil evolusi yang tidak terencana. Apotek lain membuat program perdagangan yang luas yang dikembangkan dalam tujuannya menanggapi kebutuhan konsumen dan kondisi di pasar. Bagi manajer apotek, istilah perdagangan berarti kombinasi tekhnik untuk penempatan, pengaturan dan mempromosikan produk di dalam toko sehingga konsumen termotivasi untuk membeli produk ketika berbelanja. Secara singkat, perdagangan adalah penjualan yang tampak. Produk yang diperdagangkan tidak tepat, tidak akan terjual secara potensial Seto, S, 2005. Merchandising merupakan perpaduan antara ilmu pengetahuan dan seni. Ada hal-hal yang bisa diukur dan didiagnosis dengan menggunakan ilmu pasti. Namun, dalam implementasinya, banyak hal yang membutuhkan aspek rasa dan penyesuaian dengan kondisi dalam toko serta keberadaan pelanggan saat itu. Proses penetapan strategi merchandising yang selama ini berlangsung melalui berbagai hal ; 1. Belajar dari merncoba dan dari kesalahan trial eror 2. Melalui Intuisi 3. Keterampilan memanipulasi dalam arti mempercantik, memoles dan menonjolkan kelebihan yang ada. 4. Berdasarkan pada pengalaman masa lampau Secara umum merchandising berfungsi sebagai berikut: Widya Hartila : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 160 Medan, 2008 USU e-Repository © 2008 1. Menolong pelanggan mengelompokkan barang, dengan logika urutan dari suatu visualisasi signed, petunjuk arah, warna, ukuran, dan jenis, pelanggan akan lebih mudah menemukan barang yang dibutuhkan. 2. Menarik perhatian pelanggan, dengan pajangan yang sesuai dengan prinsip visualisasi warna, ukuran, dan keselarasan interior, pelanggan cenderung tertarik dengan apa yang dilihatnya. 3. Membangkitkan perasaan pelanggan, melalui visual, sentuhan, dan aroma, pelanggan dapat merasakan barang yang ada secara langsung. 4. Menstimulasi ketertarikan pada produk, ini dapat terjadi melalui kemasan, informasi, atau pamflet selebaran dalam toko. 5. Menolong pelanggan untuk segera membuat keputusan. 6. Mempunyai stok di rak barang-barang yang fast moving. 7. Menjaga keamanan stok. Dengan merchandise yang dipajang rapi keamanan barang akan lebih terjaga Triyono, S, 2006. Berbagai alat bantu perdagangan visual disediakan oleh produsen dan pedagang besar farmasi dan alat kedokteran untuk mendukung perdagangan dalam departemen. Alat bantu tersebut mencakup karton pajangan yang didesain terlipat sehingga dapat menjadi rak pajangan yang dapt diisi barang, “shelf talkers” yang merupakan kartu cetakan yang didesain untuk diletakkan pada rak di bawah produk dan label harga, yang dapat membandingkan harga jual khusus dari apotek dengan harga eceran normal, harga jual apotek dengan harga yang disarankan produsen, atau harga label racikan apotek dengan harga obat paten Seto, S, 2005. Widya Hartila : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 160 Medan, 2008 USU e-Repository © 2008 Tata cara penataan perbekalan farmasi obat di apotek dapat dibagi menjadi 2, yaitu : 1. Penataan di ruang peracikan atau penyiapan obat ethical counter Hal-hal yang menjadi dasar pertimbangan dalam menata perbekalan farmasi bagian ethical counter antara lain : a. Peraturan, terutama yang mengatur tentang obat narkotika, psikotropik dan obat keras daftar G. Untuk golongan narkotika dan psikotropika yaitu: − Golongan narkotika diruang peracikan, disimpan di lemari khusus narkotika ditempatkan sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku. − Golongan psikotropika di ruang peracikan, disimpan di lemari khusus terpisah dengan perbekalan farmasi lainnya. Untuk golongan obat keras daftar G dan obat ethical lainnya di ruang peracikan, disimpan di lemari yang di disain khusus dan dibagi menjadi 4 bentuk perbekalan farmasi yaitu : − Lemari perbekalan obat solid , yaitu tempat penyimpanan obat yang berbentuk solid seperti tablet, kaplet, kapsul, pill, dll. − Lemari perbekalan obat semi solid, yaitu tempat penyimpanan obat yang berbentuk semi solid seperti salep, krim, pasta, jelly,dll. − Lemari perbekalan obat cairan, yaitu tempat penyimpanan obat yang berbentuk cairan seperti injeksi, infus, sirup. − Lemari pendingin kulkas yaitu tempat penyimpanan obat yang harus disimpan di tempat sejuk atau dingin seperti vaksin, suppose, ovule, injeksi,dll. Widya Hartila : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 160 Medan, 2008 USU e-Repository © 2008 b. Bentuk dan tanda lemari rak obat − Bentuk lemari rak obat Mengingat jenis obat-obat ethical memiliki merek yang sangat banyak jumlahnya, maka bentuk lemarinya dibuat seperti sarang tawon yang dapat menampung banyak jenis obat, sehingga pemakaian ruangan menjadi lebih efisien dan dapat mempermudah proses penyiapan pembuatan obat. − Tanda lemari rak obat yaitu petunjuk mengenai tempat-tempat bentuk perbekalan farmasi disetiap lemari atau rak obat yang terdapat di ruang peracikan, agar dapat memberikan kemudahan dan kecepatan dalam menyiapkan obat-obatan yang dibutuhkan konsumen. Tanda ini dapat berupa : i. Tergantung di atas lemari obat ii. Menempel pada lemari obat c. Higienitas yaitu menjaga kondisi kebersihan obat yang berada di dalam lemari, agar kualitas obat dapat terjamin dan dapat menjaga agar obat tidak rusak dimakan tikus, berdebu, terurai karena cahaya atau kelembaban udara. 2. Penataan di ruang penjualan obat bebas OTC Hal-hal yang menjadi dasar pertimbangan dalam menata perbekalan farmasi di OTC counter antara lain yaitu : a. Estetika, yaitu seni keindahan dalam menata dan mendisain rak atau lemari obat bebas, bebas terbatas dan obat OTC agar dapat menimbulkan rasa ingin tahu dan membeli impuls buying bagi konsumen. Widya Hartila : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 160 Medan, 2008 USU e-Repository © 2008 b. Lay out, yaitu tata letak, susunan barang yang dapat memberikan kenyamanan, kemudahan keluar-masuk bagi konsumen dalam memperoleh obat yang dibutuhkan. c. Tanda, yaitu petunjuk mengenai tempat-tempat golongan fungsi obat yang terdapat di setiap lemari atau rak obat. Dalam menata kedua ruang pelayanan tersebut terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain, yaitu : a. Pada OTC Counter − Estetika, bersih, indah, dan menyenangkan − Informatif, ada tandapetunjuk tentang golongan fungsi obat b. Pada ethical counter harus dibuat menjadi 2 ruang, yaitu : − Tempat membuat atau meracik obat seperti pulveres, kapsul, salep, krim pada ruangan khusus tertutup kaca transparan, agar konsumen dapat melihat bagaimana obat tersebut disiapkan. − Tempat menyiapkan dan memberi etiket obat jadi, pada ruangan peracikan tidak perlu dilihat oleh konsumen. c. Kenyamanan, ethical dan OTC harus dipisah untuk mencegah antrian konsumen pada satu tempat. Secara umum kategori barang dan kebutuhan pajangannya adalah sebagai berikut: 1. Barang paling laku best seller Ada dua tipe barang best seller yang posisi pajangannya perlu dipertimbangkan secara berbeda, yaitu : Widya Hartila : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 160 Medan, 2008 USU e-Repository © 2008 a. Jenis barang kebutuhan dasar, harus diletakkan ditempat yang memungkinkan untuk memacu penjualan barang lain. b. Jenis barang promosi sale item, posisikan di tempat yang utama. 2. Barang dengan laba tinggi hight profit Barang jenis ini harus diletakkan ditempat utama. 3. Barang yang memancing untuk di beli impuls item Barang jenis ini diletakkan dipajangan yang mudah dilihat dan didekati untuk memancing pelanggan agar berani melihat dan pada akhirnya membeli. 4. Barang spesial Barang ini harus mudah dilihat dan punya tanda khusus sehingga pelanggan dapat langsung kelokasi dan melihat-melihatnya untuk membeli. 5. Barang musiman seasonal items Pajangan barang ini membutuhkan lokasi yang utama agar pelanggan tahu bahwa barang ini ada ditoko. 6. Barang dengan persediaan bermasalah Barang ini jangan memajangnya di tempat utama karena penjualan bisa tidak banyak. Widya Hartila : Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 160 Medan, 2008 USU e-Repository © 2008

BAB V PELAYANAN RESEP DAN SWAMEDIKSI