Irmana Mandasari : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi Produksi Kelapa Sawit Pada Tahun 2008 DI PT. Perkebunan Nusantara Iii Persero Medan, 2009.
aset strategis dan mengembangkannya secara optimal, kemudian selalu berupaya menjadi perusahaan terpilih yang memberikan imbas hasil terbaik bagi investor. PT.
Perkebunan Nusantara III Persero Medan berusaha menjadikan perusahaan yang paling menarik untuk bermitra bisnis, memotivasi pegawai untuk berpatisipasi aktif
dalam pengembangan komunitas, melaksanakan seluruh aktivitas perusahaan yang berwawasan lingkungan dan dengan menjunjung tata nilai.
2.2 Jenis Usaha PT. Perkebunan Nusantara III Persero Medan
1. Kelapa Sawit
Budidaya kelapa sawit masih merupakan produk unggulan PT. Perkebunan Nusantara III Persero Medan. 77 pendapatan perusahaan diperoleh dari penjualan komoditi
ini beserta hasil olahannya yaitu : Minyak Sawit dan Inti Sawit. Berdasarkan data penjualan di pasar lokal maupun ekspor dari tahun ke tahun, kelapa sawit tetap
memperlihatkan grafik peningkatan yang signifikan. Sementara itu 69 volume produksi minyak sawit di ekspor ke pasar luar negeri.
Untuk menunjang proses produksi, saat ini perusahaan memiliki 11 unit pabrik pengolahan kelapa sawit berkapasitas 510 ton jam yang mampu menghasilkan
2.550.000 ton Tandan Buah Segar TBS pertahun. Upaya peningkatan volume produksi dilaksanakan sejalan dengan strategi pengembangan usaha kearah industri
hilir, melalui program pengembangan Pabrik Kelapa Sawit PKS dengan teknologi modern yang sedang dilaksanakan.
Irmana Mandasari : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi Produksi Kelapa Sawit Pada Tahun 2008 DI PT. Perkebunan Nusantara Iii Persero Medan, 2009.
Menyadari prospek komoditi kelapa sawit yang sangat cerah, perusahaan terus berupaya meningkatkan volume produksinya, antara lain dengan cara memperluas
areal perkebunan yang telah dilaksanakan sejak tahun 1999, penggunaan bibit unggul, serta penerapan metode penanaman “Sistem Lubang Besar” yang dapat
memperpendek masa tanam dan menghindari kekurangan air pada musim kemarau. Hal ini merupakan pembuktian bahwa sistem mutu manajemen yang telah diterapkan
selama ini berhasil dengan baik.
2. Karet
PT. Perkebunan Nusantara III Persero Medan memiliki 24 kebun dengan luas areal tanam 54.415,85 hektar, dengan komposisi 83,2 kebun inti dan 16,8 kebun
Plasma. Sebagian besar tanaman merupakan tanaman pada usia matang yang hasilnya
mencapai 1,1 ton karet kering hektar.
Dalam upaya untuk meningkatkan volume dan kualitas produksi, perusahaan telah mengembangkan sistem teknis kultur tanaman dengan pemanfaatan bibit unggul
untuk mempersingkat masa tanaman belum menghasilkan, serta dapat meningkatkan daya tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Sejalan dengan rencana
pengembangan usaha pada bidang pengolahan karet, untuk mengantisipasi fluktuasi harga karet di Pasar Domestik dan Internasional perusahaan harus mampu
mengembangkan diri dan unggul dalam persaingan global. Didukung dengan Sertifikat ISO 9002, Sistem Manajemen Mutu yang diperoleh perusahaan diharapkan
dapat menjadi jaminan mutu produk-produk yang menghasilkan sehingga dapat bersaing dengan unggul di Pasar Domestik maupun Internasional.
Irmana Mandasari : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi Produksi Kelapa Sawit Pada Tahun 2008 DI PT. Perkebunan Nusantara Iii Persero Medan, 2009.
3. Kakao
Saat ini PT. Perkebunan Nusantara III Persero Medan hanya mengusahakan 1 perkebunan inti kakao di 6 lokasi kebun dengan total wilayah mencapai 1.937,94
hektar. Seperti komoditi lainnya, perkebunan juga didukung oleh pabrik pengolahan kakao yang terdapat di kebun berkapasitas sebesar 3,555 ton kakao kering perhari.
Sesungguhnya komoditi kakao memiliki prospek yang cepat, karena produk ini merupakan bahan baku yang dibutuhkan dalam industri makanan, minuman dan
indus tri farmasi. Kendati demikian, dengan rentang areal yang relatif terbatas, nilai ekonomis yang disumbangkan kepada perusahaan juga relatif kecil, karena penjualan
kakao dalam 5 tahun terakhir turun sebesar 26 pertahun.
Berdasarkan penjelasan diatas dan hasil evaluasi yang jelas, diyakini bahwa bisnis kelapa sawit memiliki prospek yang jauh lebih cerah dibandingkan dengan
bisnis kakao. Sehingga, untuk memberikan keuntungan yang lebih baik kepada para pemegang saham, strategi bisnis yang ditempuh manajemen adalah menimbun seluruh
areal tanaman kakao menjadi tanaman kelapa sawit, yang memang jauh lebih menjanjikan keuntungan yang lebih besar.
2.3 Struktur Organisasi, Kegiatan dan Jaringan Kerja PT. Perkebunan Nusantara III Persero Medan