Metodologi Penelitian Qiyas Ushuli dan Qiyas Nahwi dalam perspektif historis dan epistemologis

para ahli nahw tentang masuknya unsur asing ke dalam bahasa Arab. 42 Pandangan seperti ini dianut oleh Muhammad Husain Ali Yasin, 43 ‘Abd Allah Jâd al-Karîm, 44 Tammâm Hassân 45 dan Khâlid Sa’ad Muhammad Sya’bân. 46

F. Metodologi Penelitian

1. Sumber Data Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini dikelompokkan dalan dua kelompok, sumber primer dan sumber sekunder. Untuk sumber yang berkaitan dengan ushȗl al-fiqh, sumber utamanya adalah Al-Risalah karya al-Syâfi’i, al-Muwattha’ karya Mâlik, Kitâb al-Mu’tamad Fi Ushul al-Fiqh , karya Abu Husain al-Bashri dan buku-buku lain yang relevan. Karya al-Syâfi’i dipilih karena karya itu merupakan buku ushȗl al-fiqh pertama dan secara cukup jelas memperlihatkan konsep qiyâs. Sedangkan Al- Muwatta’ , meskipun secara umum merupakan buku kumpulan hadits, namun buku tersebut memuat metodologi penalaran hukum Mâlik, yangs secara implisit memberikan gambaran awal terhadap perkembangan konsep qiyâs. Schacht, sejauh pengetahuan penulis adalah orang pertama yang meyakini bahwa qiyâs dalam ushȗl al-fiqh berasal dari konsep tafsir Bibel Yahudi. Sedangkan Ahmad Hasan melakukan penelitian tentang qiyâs dan dalam beberapa hal kesimpulan penelitiannya berbeda pandangan dengan Schacht. Untuk sumber utama tentang qiyâs nahw, penulis menggunakan buku Al- Kitab karya Sîbawaihi, Luma’ al-Adillah, al-Inshâf fî Masâil al-Khilâf, keduanya karya Ibn Anbari, dan Kitab al-Iqtirâh fî ‘Ilm Ushȗl al-Nahwî karya al-Sayȗthi. Demikian pula karya Ibn Sarrâj yang telah disebutkan diatas, yaitu al-Ushul fi al- nahw dan buku-buku lainnya tentang nahw. 42 Perdebatan ini dapat dilihat dalam, Abu Hayyân al-Tauhîdi, Al-Imtâ’ wa al-Mu’ânasah, Kairo: Lajnah al-Ta’lîf wa al-Tarjamah, 1939. Dalam perdebatan yang berakhir dengan vonis yang dijatuhkan oleh Al-Sirâfi terhadap para filosof bahwa mereka telah membuat bahasa di dalam bahasa. 43 Muhammad Husain Ali Yâsin, Al-Dirâsât al-Lughawiyyah ‘Inda al-‘Arab, Beirut: Dâr al-Maktabah al-Hayah, 1980, h. 90-91. 44 ‘Abd Allah Jâd al-Karîm, Al-Dars al-Nahw fî al-Qarn al-‘Isyrîn, Kairo: Maktabah al- Adab, 2004, h. 187. 45 Tammâm Hassân, Al-Ushûl, Kairo: ‘Alam al-Kutub, 2000. 46 Khâlid Sa’ad Muhammad Sya’bân, Ushûl al-Nahwî ‘Inda ibn Mâlik, Kairo: Maktabah al-Adâb, 2006, h. 210. Karya Sîbawaih, al-Kitab, memperlihatkan dengan sangat jelas bagaimana qiyâs telah dipakai dalam penalaran kebahasaan. Sedangkan Ibn Anbari berada pada era di mana pertentangan antara aliran Kufah dan Basrah sudah sedemikian luasnya, khususnya dalam penggunaan qiyâs. Al-Sayȗthi mewakili puncak kematangan ilmu ushȗl al-nahw. Sedangkan untuk sumber sekunder, baik untuk ushȗl al-fiqh dan ushûl al- nahw, penulis mempergunakan buku-buku ushȗl al-fiqh dan ushûl al-nahw, dan buku-buku lain yang relevan untuk penelitian ini. 2. Pendekatan Penelitian ini mengkaji basis epistemologis qiyâs dan pengaruh pemikiran asing Yunani terhadap qiyâs. Pendekatan yang akan dipakai adalah pendekatan sejarahdan filsafat. Epistemologi adalah salah satu cabang filsafat. Objeknya adalah membahas tentang sejumlah konsep, prinsip dasar dan aktivitas untuk memperoleh pengetahuan dalam suatu era sejarah tertentu. 47 Pendekatan filsafat digunakan untuk mengkaji struktur-struktur pembentuk qiyâs untuk mengetahui basis epistemologisnya. Singkatnya, metode ini dipergunakan untuk mengungkap perangkat pemikiran dan prinsip-prinsip dasar yang melahirkan qiyâs. Dengan ini diharapkan dapat diketahui asal-usul pemikiran tentang qiyâs dikalangan ahli bahasa dan ahli ushȗl al-fiqh. Pendekatan sejarah dipakai untuk melacak adanya pengaruh pemikiran asing terhadap konsep qiyâs ini. Juga untuk mendapatkan informasi mengenai bentuk dan sifat keterpengaruhan itu. Umpamanya jika dikatakan bahwa qiyâs dipengaruhi oleh pemikiran Yunani, maka pernyataan ini perlu dibuktikan dengan bukti-bukti kesejarahan yang dapat menjelaskan proses masuknya pemikiran Yunani itu ke dalam Islam dengan melihat buku-buku sejarah yang ditulis tentang keterpengaruhan pemikiran Islam oleh pemikiran Yunani. 3. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data Setelah data terkumpul maka akan dilakukan langkah analisa data sebagai berikut. Pertama, menganalisis dan membanding unsur-unsur pokok struktur kedua qiyâs tersebut. langkah ini dilakukan untuk mendapatkan penjelasan 47 Hardono Hadi, Epistemologi, Jakarta: Kanisius, 2005, h. 55. tentang sebab terjadinya kesamaan antara kedua qiyâs. Juga untuk mengetahui Epistemologi qiyâs tersebut. Kedua, melakukan kajian kritis terhadap sejarah masuknya pemikiran asing ke dalam Islam dan motif yang melatarbelakangi penerjemahan buku-buku Yunani secara massif. Pendekatan yang dipakai dalam hal ini adalah pendekatan sejarah. langkah ini dilakukan untuk mengetahui kapan masuknya pemikiran asing ke dalam Islam.

G. Sistematika Penulisan