Indonesia menunjukkan tingginya minat masyarakat terhadap perbankan syariah. Namun, sebagian besar responden mengeluhkan
kualitas layanan termasuk ketersediaan jaringan yang rendah. Kelemahan inilah yang salah satu caranya diatasi dengan office
channeling, yaitu bank konvensional yang memiliki unit usaha syariah dapat membuka konter layanan syariah di cabang konvensionalnya.
Apabila sebelumnya bank yang memiliki unit usaha syariah hanya dapat melayani nasabah yang ingin membuka rekening di unit
usaha syariah harus datang ke cabang syariah. Maka dengan adanya office channeling ini mereka tidak perlu datang ke cabang syariah, tapi
bisa dilayani di cabang konvensionlanya yang membuka counter layanan syariah. Bank bank Umum syariah yang mengambil kebijakan
untuk bekerjasama dengan bank konvensional atau instansi lain dalam rangka memperluas pasarnya.
45
b. Loyalitas Nasabah Bank Syariah
Nasabah yang mempergunakan jasa Bank Syariah terbagi menjadi dua segmen nasabah, yaitu yang pertama adalah nasabah yang
loyal terhadap perbankan syariah, dimana ia menggunakan jasa layanan bank syariah karena semangatnya untuk menegakkan syariat.
Sehingga ia tidak akan mempersoalkan bagaimana besarnya prosentase bagi hasil yang diberikan oleh bank syariah jika
45
Ibid, h. 155
dibandingkan dengan besaran tingkat suku bunga yang ditawarkan oleh bank konvensional.
Nasabah segmen kedua adalah nasabah yang tidak loyal pada perbankan syariah, dimana mereka menabung di Bank Syariah dengan
memperbandingkan berapa besaran presentase bagi hasil di bank syariah dengan tingkat suku bunga di bank konvensional. Dengan
selisih sekitar dua persen dari tingkat bunga bank konvensional, segmen nasabah ini masih loyal di bank Syariah, tetapi lebih dari itu
segmen nasabah ini bisa berpindah ke bank konvensional. Di Triwulan ketiga pada tahun 2005 tren meningkatnya suku
bunga berdasarkan analisis BI juga sempat membuat perbankan syariah mengadapi resiko pengalihan dana dari bank syariah ke bank
konvensional. Diperkirakan lebih dari Rp 1 Triliun dana nasabah dialihkan pada triwulan ketiga pada tahun 2005. Namun, kepercayaan
deposan pada Perbankan Syariah terbukti dapat dipulihkan dengan pertumbuhan dana pihak ketiga yangmencapai Rp 2.2 Triliun pada
akhir tahun.
46
Kenaikan akumulasi dana pihak ketiga Perbankan syariah merupakan peluang, sekaligus tantangan karena tanpa
pengelolaan yang tepat justru masalah akan datang.
46
Ibid, h. 156-157
c. Sosialisasi dan Edukasi Masyarakat
Kurang sosialisasi dan komunikasi serta edukasi. Masih banyak masyarakat yang berasumsi bahwa tidak ada perbedaan antara
Bank Syariah dengan Bank Konvensional hanya sekedar menambah lebel Syariah dibelakang nama banknya serta merubah istilah bunga
menjadi bagi hasil. Masih banyak masyarakat yang belum mengetahui sistem bagi hasil karena kurangnya sosialisasi dan edukasi kepada
masyarakat. Upaya sosialisasi, pelatihan dan edukasi publik akan intensif,
baik yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia maupun pihak- pihak terkait lainnya, memberi harapan akan adanya tambahan jumlah SDM
yang berkualitas di bidang perbankan disamping juga adanya peningkatan pemahaman masyarakat terhadap hal-hal terkait dengan
perbankan syariah.
47
d. Sumber Daya Manusia