Latar belakang masalah PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah

Bahan resin komposit diperkenalkan dalam profesi kedokteran gigi pada awal tahun 1960. 1 Resin komposit digunakan untuk menggantikan struktur gigi yang hilang serta memodifikasi warna dan kontur gigi, serta menambah estetis. 2 Bahan resin komposit sudah sangat luas digunakan di bidang kedokteran gigi sebagai bahan tumpatan yang mementingkan estetik restorative esthetic material. 3 Pada umumnya resin komposit yang dipasarkan adalah bahan universal yang berarti dapat digunakan untuk restorasi gigi anterior maupun posterior. Pada akhir tahun 1996 diperkenalkan resin komposit packable atau resin komposit condensable. 4 Resin komposit packable merupakan resin komposit dengan viskositas yang tinggi. 5,6 Resin komposit packable direkomendasikan untuk restorasi klas I, II dan MOD. 7,8 Salah satu cara untuk mengevaluasi kekuatan perlekatan bahan kedokteran gigi adalah dengan uji kekuatan perlekatan. Meskipun nilai yang diperoleh dari uji kekuatan perlekatan tidak bersifat absolut, namun hasil uji tersebut bisa digunakan untuk membantu membandingkan efektivitas adhesi suatu bahan adhesif. Kekuatan perlekatan didefinisikan sebagai beban mekanis inisial yang dapat mengakibatkan fraktur. Hampir semua uji kekuatan dikategorikan menjadi tensile bond strength dan shear bond strength . 2 Universitas Sumatera Utara Secara terminologi adhesi atau bonding adalah suatu perlekatan dari suatu substansi ke substansi lainnya. Permukaan atau substansi yang berlekatan ini disebut adherent , sedangkan adhesif adalah bahannya. 2 Dentin mengandung kadar air yang tinggi. Tubulus dentin berisi cairan dentin yang menjadikan dentin suatu substrat yang dinamik sehingga merupakan suatu substrat yang sangat sulit untuk melekat pada bahan adhesif. 9 Pada saat dietsa, tubulus dentinalis terbuka dan mengakibatkan cairan tubulus dentin menguap. Pengeringan yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan matriks kolagen sehingga pada akhirnya dapat mengurangi kekuatan perlekatan bahan adhesif ke struktur dentin. Oleh karena itu, dalam pemilihan bahan adhesif yang akan digunakan harus diperhatikan tingkat kebasahan permukaan dentin. Kerusakan kolagen pada teknik dry-bonding dapat dihindari dengan memilih bahan adhesif yang primernya menggunakan pelarut air, sedangkan pada teknik wet- bonding dipilih bahan adhesif dengan primer bebas air. 10 Salah satu sistem adhesif yang banyak digunakan sekarang adalah one-step self-etching , pada sistem ini pemberian bahan etsa dan primer digabung menjadi satu, tidak ada tahap pencucian dan pembuangan smear layer. Asam primer akan memodifikasi smear layer sehingga memungkinkan asam primer mengadakan penetrasi ke dentin di bawahnya dan mengekpos kolagen. Kemudian aplikasi bahan adhesif akan membentuk lapisan hybrid dan resin tag. 10,11 Prati et al melakukan penelitian terhadap shear bond strength pada restorasi klas I. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa sistem self etching primer menunjukkan kekuatan perlekatan paling tinggi dibandingkan dengan sistem total etching. 12 Shirai et al cit. Coutinho et al mengatakan bahwa walaupun umumnya dikaitkan dengan Universitas Sumatera Utara kekuatan perlekatan yang lebih rendah, namun, sistem self-etching ternyata mempunyai kekuatan perlekatan yang sama jika dibandingkan dengan sistem total- etching three step dalam beberapa kasus. Coutinho et al menyatakan bahwa tidak ada penurunan kekuatan perlekatan yang signifikan dari sistem self-etching. 11 Karakteristik utama dari sistem adhesif self-etch adalah lebih hidrofilik dan mengandung konsentrasi solvent yang lebih tinggi. Umumnya, solvent harus diuapkan dari matriks dentin yang diinfiltrasi oleh resin. Solvent yang tertinggal dapat mengakibatkan sifat polimer yang lemah, efek yang merugikan pada polimerisasi adhesif, dan akibat pada kualitas serta daya tahan perlekatan. Efek terhadap kekuatan perlekatan ini tergantung pada jenis solvent, jarak semprotan udara, langkah semprotan udara, dan suhu yang digunakan untuk menguapkannya dari permukaan. Kekuatan perlekatan dapat dipengaruhi secara langsung oleh solvent dari bahan adhesif yang tertinggal, menyebabkan nanoleakage, dan mempengaruhi polimerisasi monomer yang terinfiltrasi. Oleh karena itu, penting untuk menghilangkan solvent sebanyak mungkin dari permukaan gigi sebelum curing. 13 Pengeringan udara terhadap gigi yang telah dilakukan bonding dianjurkan untuk menghilangkan air yang berlebihan. 14 Pengeringan udara pada bahan adhesif juga dianjurkan untuk polimerisasi bahan adhesif, yang dapat dihalangi oleh air dan asam yang tertinggal. 13 Hashimoto et al menyatakan bahwa pada bahan adhesif one- step self-etching , kekuatan perlekatan paling rendah didapatkan pada dentin yang basah, sedangkan kekuatan perlekatan tertinggi didapatkan ketika dentin dikeringkan dengan desikator sebelum dan sesudah bonding. 15 Universitas Sumatera Utara Waktu pengeringan untuk menguapkan solvent memiliki efek yang signifikan terhadap kekuatan perlekatan. 13 Waktu pengeringan dapat bervariasi dan kekuatan perlekatan dapat berubah oleh waktu pengeringan yang berbeda. 16 Umumnya waktu pengeringan udara yang lebih lama menghasilkan kekuatan perlekatan yang lebih tinggi. Waktu pengeringan yang lebih singkat menghasilkan kekuatan perlekatan yang lebih rendah disebabkan oleh solvent yang tertinggal seperti air dan etanol dapat berperan sebagai penghambat penetrasi monomer dan polimerisasi. 13 Chiba et al menemukan bahwa dengan waktu pengeringan 10 detik diperoleh adaptasi yang baik antara adhesif dan dentin, dan celah muncul ketika tidak dilakukan pengeringan udara. 16 Sadr et al menyimpulkan bahwa pengeringan udara pada solvent yang terkandung dalam bahan adhesif penting untuk mendapatkan hasil yang baik. 17 Garcia et al menyatakan bahwa pada suhu yang lebih tinggi ada kecenderungan kekuatan perlekatan yang lebih tinggi jika dilakukan pengeringan udara dengan waktu yang lebih lama. 13 Oleh karena kandungan bahan adhesif seperti air dan etanol mempengaruhi kekuatan perlekatan resin komposit ke gigi, maka timbul pemikiran bila setelah pemberian bahan adhesif ke permukaan dentin perlu dilakukan pengeringan bahan adhesif dalam waktu yang berbeda. Oleh sebab itu, pada penelitian ini akan dilihat pengaruh waktu pengeringan bahan adhesif one-step self-etching yang berbeda 5 detik, 10 detik, dan 15 detik terhadap kekuatan perlekatan resin komposit ke gigi. Dengan demikian, penulis melakukan penelitian guna mengevaluasi kekuatan perlekatan resin komposit ke gigi dengan menggunakan ketiga waktu pengeringan tersebut. Universitas Sumatera Utara

1.2 Rumusan Masalah