Resin Komposit TINJAUAN PUSTAKA

menambah shear bond strength secara signifikan. Velasquez et al cit IIjima et al menyatakan bahwa shear bond strength dengan waktu aplikasi self-etching primer untuk 30 detik secara signifikan lebih tinggi dari 10 detik. 29 Di samping pentingnya metode aplikasi yang berpengaruh pada kekuatan perlekatan adhesif, faktor yang membedakan kekuatan perlekatan antara bahan adhesif self-etching yang berbeda-beda seperti penggunaan monomer yang berbeda dengan sifat yang berbeda, keasaman, stabilitas hidrolitik dan kapasitas interaksi secara kimia. Faktanya, varian utama di antara bahan adhesif yang menentukan tingkat penguapan air dan solvent seperti konsentrasi airHEMA, adanya campuran fotoinisiator dalam primer dan adanya etanol. Kekuatan perlekatan yang berkurang dengan waktu pengeringan yang singkat disebabkan oleh solvent yang tersisa seperti air dan etanol, yang berperan sebagai inhibitor penetrasi monomer dan polimerisasi. Penemuan yang baru menunjukkan bahwa dengan penambahan 30 etanol pada bahan adhesif yang diteliti dapat menghasilkan perubahan kekuatan perlekatan. Pada penelitian yang sama, penambahan 50 etanol mengganggu polimerisasi resin. 13 Dalam penelitian ini, akan diuji shear bond strength bahan adhesif one-step self-etching dengan waktu pengeringan 5 detik, 10 detik, dan 15 detik pada bahan adhesif.

2.2. Resin Komposit

Resin komposit didefinisikan sebagai bahan tumpatan sewarna gigi yang mempunyai kombinasi dari tiga dimensi dari sekurang-kurangnya dua bahan kimia yang berbeda dengan suatu komponen pemisah yang berada di antara keduanya. 1,32 Universitas Sumatera Utara Bahan resin komposit diperkenalkan dalam profesi kedokteran gigi pada awal tahun 1960. 1 Bahan ini pada dasarnya merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh R. Bowen. 32 Resin komposit digunakan untuk menggantikan struktur gigi yang hilang dan memodifikasi warna dan kontur gigi, serta menambah estetik. 7 Resin komposit yang pertama kali diciptakan adalah bahan yang sifatnya autopolimerisasi swa-polimer, sedangkan berikutnya adalah bahan yang polimerisasinya dibantu dengan sinar. Resin ini berbahan dasar BIS-GMA, yang saat ini banyak digunakan, merupakan monomer dimetakrilat yang disintesis oleh reaksi antara bisfenol-A dan glisidil metakrilat. 34 Resin komposit adalah monomer dimetakrilat, bahan ini mengeras melalui mekanisme tambahan yang diawali oleh radikal bebas. Radikal bebas ini dapat diperoleh melalui aktivasi kimia atau energi dari luar panas dan penyinaran. 32 Pada resin komposit aktivasi sinar, pengkerutan terjadi ke arah sumber sinar. Pada resin komposit aktivasi kimiawi, pengkerutan terjadi ke arah tengah dari massa resin. Pengkerutan polimerisasi berhubungan dengan c-factor faktor konfigurasi. C-factor merupakan perbandingan antara permukaan yang berikatan dengan permukaan yang bebas. Semakin tinggi c-factor maka semakin tinggi potensi terjadinya pengkerutan polimerisasi. 33 Hal ini dapat menyebabkan stress pada struktur gigi sehingga menimbulkan sensitivitas post operative, fraktur gigi, kebocoran mikro dan resiko terjadinya karies sekunder. 33 Dengan memperkecil tekanan interfasial selama peletakan restorasi penting untuk mendapatkan perlekatan interfasial. Tekanan yang dihasilkan oleh pengerutan polimerisasi menjadi perhatian utama. Peletakan resin komposit secara incremental Universitas Sumatera Utara telah menjadi strategi yang efektif untuk hal ini. 28 Pada teknik insersi incremental, lapisan pertama resin komposit diletakkan pada gingival floor, lapisan kedua serta ketiga ditempatkan secara diagonal, dan lapisan terakhir digunakan untuk menyelesaikan tumpatan di bagian oklusal. 35 Seperti yang dikatakan oleh beberapa peneliti, salah satu keuntungan dari teknik incremental adalah pengurangan volume dari setiap lapisan dapat diimbangi dengan lapisan berikutnya. Penelitian saat ini mengindikasikan bahwa penggunaan teknik incremental mungkin efektif pada ukuran kavitas yang besar. Teknik incremental dianjurkan pada kavitas klas I untuk mengurangi c-factor sehingga memperkecil efek dari tekanan yang merugikan pada perlekatan adhesif. Beberapa studi menunjukkan bahwa teknik incremental dapat menambah kekuatan perlekatan pada kavitas klas I dan klas II. 36 Resin komposit yang beredar sekarang ini, polimerisasinya dibantu dengan sinar tampak yang mengandung fotoinisiator champoroquinone yang peka dengan panjang gelombang 460-470nm, sumber sinar harus diperiksa secara teratur dengan intensitas 400 mWcm 2 dan membutuhkan sistem bonding untuk meningkatkan kekuatan perlekatan adhesi pada struktur gigi. 1,33 Resin komposit diklasifikasikan berdasarkan viskositasnya, yaitu: 1. Resin komposit flowable Resin komposit ini memiliki ukuran filler yang berkisar antara 0.04-1 μm dan persentase komposisi atau muatan fillernya berkurang hingga 44-54. 1 Resin komposit flowable memiliki modulus elastisitas yang rendah, sehingga dapat digunakan pada bagian servikal. Oleh karena kandungan filler yang rendah, resin komposit ini menunjukkan tingginya pengerutan selama polimerisasi, daya tahan Universitas Sumatera Utara pemakaian yang rendah, dan viskositas yang rendah. 2,5,7,8 Kelebihannya yaitu mudah diadaptasikan, lebih fleksibel, radiopak, dan tersedia dalam warna yang berbeda. 5,6 Resin komposit flowable dengan kandungan filler yang lebih rendah dapat digunakan untuk pit dan fisur sealant atau restorasi anterior yang kecil, sedangkan resin komposit flowable dengan kandungan filler yang lebih tinggi dapat digunakan untuk restorasi klas I, II, III, IV, dan V. 2 2. Resin komposit packable Pada akhir tahun 1996 diperkenalkan resin komposit packable atau resin komposit condensable. 4 Resin komposit packable memiliki ukuran partikel filler yang tinggi, 5,6 berkisar antara 0.7-2 μm dan persentase komposisi atau muatan filler nya berkisar antara 48-65 volume. 1 Komposisi filler yang tinggi dapat menyebabkan kekentalan atau viskositas bahan menjadi meningkat sehingga sulit untuk mengisi celah kavitas yang kecil. Tetapi dengan semakin besarnya komposisi filler juga menyebabkan bahan ini dapat mengurangi pengerutan selama polimerisasi, memiliki koefisien thermal yang hampir sama dengan struktur gigi, dan adanya perbaikan sifat fisik terhadap adaptasi marginal. Resin komposit ini juga diharapkan dapat menunjukkan sifat-sifat fisik dan mekanis yang baik karena memiliki kandungan filler yang tinggi. 4 Kelebihan dari resin komposit packable yaitu mudah dirapikan, mudah mendapatkan kontak yang bagus, dan mudah membentuk anatomi oklusal, sedangkan kekurangannya yaitu sulit beradaptasi antara satu lapisan dengan lapisan lainnya, sulitnya penanganan, dan estetis yang kurang. 5,6 Resin komposit ini diindikasikan untuk restorasi klas I, klas II dengan luas kavitas yang kecil, klas V, dan MOD. 2,4,7 Universitas Sumatera Utara Pada penelitian ini akan dilakukan penumpatan pada klas I restorasi resin komposit. Resin komposit jenis packable memiliki viskositas yang tinggi sehingga memiliki kekuatan fisik dan mekanis yang tinggi. Resin komposit jenis packable juga diindikasikan pada restorasi klas I. Oleh karena itu, pada penelitian ini dipakai resin komposit jenis packable untuk penumpatan klas I.

2.3. Waktu pengeringan terhadap bahan adhesif one-step self-etching