Ciri-ciri Kepribadian Muslim Pengertian Kepribadian
Seorang muslim yang benar-benar memahami hukum-hukum agamanya dan mengamalkan ajarannya yang penuh toleransi akan senantiasa bersifat
penyayang dari hatinya terpancar mata air rahmat dan kelembutan, lantaran ia tahu bahwa rahmat kasih sayang yang disebarkannya kepada
orang lain menjadi penyebab dirinya memperoleh rahmat kasih sayang dari Allah SWT.
29
Lebih lanjut lagi Abdul Mujib menyatakan bahwa cirri-ciri kepribadiaan muslim itu adalah yang meliputi lima rukun Islam, yaitu :
1. Membaca dua kalimat syahadat, yang melahirkan kepribadian syahadatain.
Kepribadian syahadataian adalah kepribadian individu yang didapat setelah mengucapkan dua kalimat syahadat, memahami hakikat dari ucapannya
serta menyadari akan segala konsekuensi persaksiannya tersebut. Kepribadian syahadatain meliputi domain kognitif dengan pengucapan dua
kalimat secara verbal, domain aktif dengan kesadaran hati yang tulus, dan domain psikomotorik dengan melakukan segala perbuatan sebagai
konsekuensi dari persaksiannya itu. 2.
Menunaikan shalat, yang melahirkan kepribadian mushalli. Kepribadian mushalli adalah kepribadian individu yang didapat setelah
melaksanakan shalat dengan baik, konsisten, tertib dan khusyu’, sehingga ia mendapatkan hikmah dari apa yang dikerjakan. Pengertian ini didasarkan
atas asumsi bahwa orang yang tekun shalat memiliki kepribadian lebih shaleh ketimbang orang yang tidak mengerjakannya, sebab ia mendapatkan
hikmah dari perbuatannya, terlebih lagi dinyatakan dalam hadis bahwa shalat merupakan cermin tingkah laku individu.
3. Mengerjakan puasa, yang melahirkan kepribadian shaa’im.
Kepribadian shaa’im adalah kepribadian individu yang didapat setelah melaksanakan puasa dengan penuh keimanan dan ketakwaan, sehingga ia
dapat mengendalikan diri dengan baik. Pengertian ini didasarkan atas asumsi bahwa orang yang mampu menahan diri dari sesuatu yang
membatalkan puasa memiliki kepribadian lebih kokoh, tahan uji, dan stabil
29
Muhamamad Ali Hasyim, Jati…, h. 185
ketimbang orang yang tidak mengerjakannya, sebab ia mendapatkan hikmah dari perbuatannya.
4. Membayar zakat, yang melahirkan kepribadian muzzaki.
Kepribadian muzzaki adalah kepribadian individu yang didapat setelah membayar zakat dengan penuh keikhlasan, sehingga ia mendapatkan
hikmah dari apa yang dilakukan. Pengertian ini didasarkan atas asumsi bahwa orang yang membayar zakat memiliki kepribadian yang pandai
bergaul, dermawan, terbuka, berani berkurban, tidak arogan, memiliki rasa empati dan kepekaan sosial serta mudah menyesuaikan diri dengan orang
lain, sekalipun pada orang yang berbeda statusnya. 5.
Melaksanakan haji, yang melahirkan kepribadiaan hajji. Kepribadian hajji adalah kepribadian individu yang didapat setelah
melaksanakan haji yang semata-mata dilakukan karena Allah, sehingga ia mendapatkan hikmah dari apa yang dilakukan. Pengertian ini didasarkan
atas asumsi bahwa orang yang melaksanakan haji memiliki kepribadian yang sabar dalam melintas bahaya dan cobaan, luwes, egaliter, inklusif dan
pandai bergaul dengan sesamanya, berani berkorban atau meninggalkan status, jabatan dan harta bendanya, demi tercapainya kesamaan dan
kebersamaan ma’iyyah dengan sesamanya, agar mendapatkan ridha Allah swt.
30
Sifat-sifat diatas harus dimiliki oleh tiap-tiap pribadi muslim, sejauh mana tiap-tiap pribadi memiliki sifat-sifat tersebut maka akan menentukan kualitas
dirinya sebagai seorang muslim. Semakin lengkap sifat-sifat tersebut menghiasi diri seorang muslim, maka
berarti makin banyak ajaran agama Islam dijalankan, berarti makin sempurna pribadi muslimnya. Pribadi yang demikian, adalah pribadi yang menggambarkan
terwujudnya keseluruhan essensi manusia secara kodrati, yaitu sebagai makhluk sosial, sebagai makhluk moralitas dan sebagai makhluk bertuhan.
31
30
Abdul Mujib, Kepribadian dalam Psikologi Islam, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2005, h.. 250
31
Dra Zuhairini dkk, Filsafat …, h. 203.
Itulah sebagiaan cirri-ciri kepribadian muslim atau hal-hal yang harus dimiliki oleh seorang muslim. Disamping itu masih banyak cirri-cirinya yang
pada dasarnya melakukan hal-hal yang terpuji di mata masyarakat terutama disisi Allah SWT, dan menjauhi segala perbuatan tercela yang membawa kepada
kerusakan dunia dan akhirat.
26