Urgensi keterladanan orang tua dalam membentuk kepribadian muslim di Madrasah aliyah Islam Sawangan

(1)

Oleh :

M A T R O P I H

1 0 3 0 1 1 0 2 6 7 7 0

Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah

JAKARTA

2011


(2)

Oleh :

M A T R O P I H

1 0 3 0 1 1 0 2 6 7 7 0

Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah

JAKARTA

2011


(3)

(4)

(5)

(6)

i

ABSTRAK

Matropih

NIM. 103011026770

Urgensi Keteladanan Orang Tua Dalam Membentuk Kepribadian Anak Muslim di Madrasah Aliyah Islamiyah Sawangan Depok.

Keteladanan berasal dari kata teladan yang berarti sesuatu yang patut ditiru atau baik untuk dicontoh (perbuatan, kelakuan, ucapan dan sebagainya). Keteladanan adalah salah satu faktor keberhasilan yang mempersiapkan dan membentuk kepribadian anak. Orang tua sebagai pendidik yang pertama dan utama di dalam lingkungan rumah tangga.Orang tua adalah contoh terbaik dalam pandangan anak yang akan ditiru dalam setiap tindakan terutama kepribadiannya.

Oleh karena itu, orang tua hendaknya selalu melakukan perbuatan yang baik, kelakuan yang sopan santun, ucapan yang baik pula karena hal ini merupakan sebagai keteladanan bagi anak sehingga anak mempunyai kepribadian yang baik pula khususnya di lingkungan keluarga dan umumnya di lingkungan masyarakat serta sekolah.

Penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui gambaran secara umum apa saja yang dilakukan orang tua terhadap keteladanannya dalam membentuk kepribadian anak muslim di Madrasah Aliyah Islamiyah Sawangan Depok.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif-korelasi yang pengumpulan datanya melalui observasi (pengamatan) dan penyebaran angket (kuesioner) serta jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 20 siswa kelas XII Madrasah Aliyah Islamiyah Sawangan Depok.

Berdasarkan hasil pengolahan data di atas, diperoleh r hitung sebesar 0, 0,894 yang dalam indeks korelasi r product moment berkisar antara 0.80-0.90 artinya terdapat urgensi yang kuat antara keteladanan orang tua dengan kepribadian muslim dan jika dilihat dari r hitung tersebut, ternyata hasil r hitung lebih besar dari harga r tabel, pada taraf signifikan 5% (0,894>0,441). Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat urgensi yang sangat signifikan pula antara keteladanana orang tua dengan kepribadian anak muslim di Madrasah Aliyah Islamiyah Sawangan Depok.


(7)

ii

KATA PE NGANTAR

مسب

ه

نمحرلا

ميحرلا

Puji syukur yang tak terhingga penulis haturkan kepada Allah SWT atas rahmat, karunia dan hidayah yang telah diberikan, sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas akhir kuliah yang berupa skripsi dengan judul: URGENSI KETELADANAN ORANG TUA DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN

ANAK MUSLIM DI MADRASAH ALIYAH ISLAMIYAH SAWANGAN

DEPOK.

Shalawat serta salam tercurah kepada nabi besar Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat, dan pengikutnya yang setia hingga akhir masa.

Karya tulis yang sederhana ini, merupakan skripsi yang diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan, walaupun waktu, tenaga, dan pikiran telah diperjuangkan untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan tujuan dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Saat penyusunan skripsi dan selama penulis masih beraktivitas dibangku perkuliahan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam, penulis mendapatkan banyak bantuan, motivasi, serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang tak terhingga kepada:

1. Bapak. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

2. Bapak. Bahrissalim, M.Ag., Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam. 3. Bapak. Dr. Sapiudin Shidiq, MA., Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama

Islam.

4. Ibu. Dra. Elo Al Bugis, MA., dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan serta mengarahan penulis dengan tulus dan


(8)

iii

tanpa rasa bosan demi menghasilkan skripsi yang baik dan berkualitas, dan juga memberikan ruang inspirasi kepada penulis untuk menentukan berbagai proporsi, kategori dan interpretasi pada skripsi ini.

5. Para dosen dan karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan motivasi dan pelayanan serta bimbingan dalam mengembangkan pemikiran dan intelektualitas selama belajar dibangku perkuliahan.

6. Kepala sekolah Madrasah Aliyah Islamiyah Sawangan Depok, Zuaini Muttaqien, S.Ag., Serta para guru dan karyawan yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengadakan penelitian.

7. Pimpinan Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta staf dan karyawan yang membantu pelayanan fasilitas buku-buku demi terselesaikannya skripsi ini.

8. Ayahanda H. Rojali dan Ibunda Hj Fatmah tercinta yang telah berjuang tanpa mengenal menyerah untuk mengasuh, mendidik, membimbing, mendoakan dan berkorban baik moril maupun materil, sehingga penulis berhasil menyelesaikan studi (jihad) di UIN SYARIF

HIDAYATULLAH ini. “rabbighfirli waliwalidayya warhamhuma

kama rabbayaani shaaghiraa”.

9. Para sanak family yang tiada hentinya memberi motivasi kepada penulis

untuk menyelesaikan skripsi ini, terima kasih atas do’a dan

dukungannya.

10.Teristimewa untuk kawan-kawan kelas senasib dan seperjuangan, Jurusan PAI kelas C dan D. terutama teman dekat penulis Izul Akromi yang telah memberi dukungannya.

Kepada semua pihak yang telah ikut serta dalam penyelesaian skripsi ini, penulis haturkan rasa terima kasih, semoga Allah swt membalas dengan kebaikan yang berlipat ganda. Apabila ada kesalahan, kekurangan dan kekhilafan mohon dibukakan pintu maaf yang seluas-luasnya.


(9)

iv

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna baik dari sistematika, bahasa maupun dari segi materi. Atas dasar ini, komentar, saran dan kritik dari pembaca sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini, dapat bermanfaat untuk kita semua, Amin.

Jakarta, 19 Oktober 2010


(10)

v

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN TEORI……….. 7

A. Keteladanan Orang Tua ... 7

1. Pengertian Keteladanan Orang Tua ... 7

2. Bentuk-bentuk Keteladanan ... 11

3. Prinsip-prinsip Keteladanan ... 13

B. Pengertian Kepribadian ... 14

1. Pengertian Kepribadian Muslim ... 16

2. Proses Pembentukan Kepribadian Muslim ... 18

3. Ciri – ciri Kepribadian Muslim ... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……… 26

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 26

B. Metode Penelitian ... 26


(11)

vi

BAB IV HASIL PENELITIAN ……… 37

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 37

1. Latar Belakang Berdirinya Objek Penelitian ... 37

2. Visi dan Misi ... 38

3. Identitas Madrasah ... 38

4. Keadaan Siswa ... 39

5. Daftar Nama Pendidik Dan Tenaga Kependidikan ... 39

6. Sarana dan Prasarana ... 41

B. Deskripsi Data ... 42

BAB V PENUTUP ………... 46

A. Kesimpulan ... 46

B. Saran ... 47

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(12)

vii

Tabel 1 Kisi-kisi angket hasil uji validitas ... 29 Tabel 2 Interpretasi Koefisiensi Korelasi Nilai r ... 34 Tabel 3 Keadaan siswa Madrasah Aliyah Islamiyah ... 39

Tabel 4 Nama-nama guru Madrasah Aliyah Islamiyah ... 39 Tabel 5 Sarana dan prasarana ... 41 Tabel 6 Angka hasil perhitungan antara variabel X dengan varibel Y ... 42


(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Allah SWT telah menitipkan ke dalam jiwa manusia dengan rasa cinta yang dalam kepada anak dan tidak tertandingi dengan cinta yang lain, sebab anak merupakan jantung hati, cahaya kalbu di dalam rumah tangga. Ini bisa dilihat dari perhatian yang besar, yang diberikan orang tua kepada anak-anak mereka, disertai dengan rasa kasih sayang yang abadi. Firman Allah SWT dalam surat Al-Kahfi, ayat : 46 yang berbunyi :







 ...



Artinya : “Harta dan anak – anak adalah perhiasan kehidupan dunia”.

( QS Al – Kahfi ayat 46)1

Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka, karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan, dengan demikian bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga.

Sehubungan dengan kedudukan orang tua sebagai pendidik yang utama terhadap anaknya, maka kebanyakan orang berpendapat bahwa hal-hal yang mempunyai pengaruh besar terhadap kepribadian anak adalah pendidikan orang

1Departemen Agama RI, Al Quran dan terjemahannya, (Madinah al Munawwarah : Raja Fahd ibn 'Abd al 'Aziz Al Sa'ud,1418 H), h. 450.


(14)

tua dalam memberikan keteladanan kepada anaknya. Hal-hal negatif yang dilakukan oleh orang tua dapat menimbulkan efek negatif terhadap pola tingkah laku anak-anaknya. Oleh karena itu orang tua harus bisa memberikan contoh yang baik bagi perkembangan perilaku anak.

Disamping adanya konsep keteladanan orang tua, terkandung juga suatu perintah atau kewajiban terhadap orang tua supaya memelihara keluarganya dari siksaan api neraka. Oleh sebab itu orang tua mempunyai tugas yang sangat penting sekali terhadap anaknya di dalam mencontohkan atau memberi teladan yang baik di dalam suatu keluarga. Pada dasarnya anak merupakan amanah Allah SWT yang dibebankan kepada orang tua, yang membutuhkan penjagaan, pemeliharaan, kasih sayang dan perhatian.

Allah SWT dengan tegas menyatakan dalam al-qur’an bahwa anak merupakan amanah yang perlu dipelihara dan dijauhkan dari hal-hal yang maksiat.

Firman Allah SWT dalam surat At-Tahrim ayat : 6 yang berbunyi :

































...

Artinya : “Hai orang – orang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari

api neraka..”. (QS At – Tahrim : 6 )2

Dengan konsep pendidikan melalui keteladanan terkandung perintah untuk orang tua, memelihara keluarganya dari api neraka. Namun sangat disayangkan, dalam kenyataan sehari-hari seringkali kita menemukan orang tua gagal dalam membina dan mendidik anak-anaknya untuk selalu memberi contoh teladan yang baik terhadap mereka. Orang tua diharuskan memberikan nasehat yang baik dan tingkah laku yang terpuji, karena perbuatan orang tua akan menjadi perhatian dari setiap anak-anaknya terutama dalam kegiatan sehari-hari yang diberikan oleh orang tua di dalam rumah tangganya.

Kepribadian anak muslim secara utuh hanya mungkin dibentuk melalui pengaruh lingkungan pendidikan rumah tangga. Adapun sasaran yang dituju dalam pembentukan pribadi ini dalam kepribadian adalah kepribadian yang

2Departemen Agama RI, Al Quran dan terjemahannya, (Madinah Al Munawwarah : Raja Fahd ibn 'Abd al 'Aziz Al Sa'ud,1418 H), h. 951.


(15)

memiliki budi luhur dan akhlak yang mulia. Dan tingkat kemuliaan erat kaitannya dengan tingkatan keimanan. Disini terlihat ada dua sisi penting dalam membentuk kepribadian muslim, yaitu iman dan akhlaknya. Iman seseorang berkaitan dengan akhlaknya. Iman sebagai konsep dan akhlak adalah implikasi dari konsep itu dalam hubungannya dengan sikap dan tingkah laku anak sehari-hari.

Dengan semakin gencarnya arus informasi dan globalisasi membawa pengaruh terhadap perilaku anak. Setiap anak pada zaman ini seperti kehilangan contoh yang seharusnya mereka ikuti. Banyak orang tua yang seharusnya mendidik dan membina anak-anaknya dengan perilaku terpuji kini disibukkan dengan persaingan ekonomi yang semakin ketat, sehingga tidak sempat lagi mengurusi anak-anaknya. Terlebih lagi bila kedua orang tuanya bekerja. Anak-anak kurang mendapat perhatian. Di sinilah peranan penting orang tua, bila mereka melepaskan begitu saja, maka jangan disalahkan kalau perilaku anak menjadi menyimpang.

Penyimpangan tersebut seringkali ditemukan di sekolah seperti; berkata tidak sopan terhadap gurunya, berani melawan perintah guru, berkelahi atau tawuran, tidak disiplin, berbohong, menyakiti temannya, penyalahgunaan narkoba bahkan perilaku sex menyimpang.

Dengan demikian membentuk kepribadian anak muslim pada dasarnya merupakan suatu pembentukan yang paripurna, menyeluruh, terarah dan berimbang serta kabiasaan yang baik dan serasi dengan nilai-nilai akhlak al-karimah. Untuk itu setiap muslim tidak terkecuali orang tua dianjurkan untuk belajar seumur hidup, sejak lahir (dibiasakan dengan yang baik) hingga di akhir hayat tetap dalam kebaikan. Pembentukan melalui pendidikan di dalam rumah tangga tanpa henti, sebagai suatu rangkaian upaya menuntut ilmu dan nilai-nilai keislaman, sejak dari buaian hingga liang lahat.

Oleh karena itu orang tua mempunyai peranan penting di dalam membentuk pribadi anak yang Islami khususnya di dalam rumah tangga dan lingkungan masyarakat pada umumnya, Untuk itu setiap orang tua di tuntut dan wajib membentuk dasar yang kuat melalui pendidikan dan pengajaran di dalam


(16)

rumah agar anak memiliki bekal yang cukup untuk dapat mengantisipasi segala

macam pengaruh dari luar yang bertentangan dengan syari’at islam.

Dari latar belakang yang penulis paparkan dan ketengahkan diatas, maka penulis tertarik sekali untuk mengungkapkan masalah ini dalam sebuah skripsi

yang berjudul : URGENSI KETELADANAN ORANG TUA DALAM

MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK MUSLIM DI MADRASAH ALIYAH ISLAMIYAH SAWANGAN DEPOK.


(17)

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut :

a. Gagalnya pendidikan anak di rumah

b. Kurangnya perhatian orang tua terhadap anak-anaknya c. Adanya anak melawan kepada orang tua

d. Perkataan kurang sopan anak terhadap gurunya e. Perilaku kekerasan mewarnai kehidupan siswa f. Banyak pelanggaran tata tertib yang dilakukan siswa

2. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari perluasan dan salah tafsir terhadap judul penelitian tersebut penulis memberi batasan sebagai berikut:

a. Keteladanan perilaku yang diberikan orang tua terhadap anaknya agar terbentuk perilaku terpuji pada diri anak.

3. Perumusan Masalah

“Bagaimana Urgensi keteladanan orang tua dalam membentuk kepribadian anak Muslim?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang dicapai dalam membahas masalah ini adalah sebagai berikut :

a. Ingin mengetahui bagaimana urgensi keteladanan orang tua dalam membentuk kepribadian anak Muslim

b. Ingin mengetahui bagaimana konsep kepribadian anak Muslim dalam Islam


(18)

2. Manfaat Penelitian

Adapun harapan yang hendak dicapai dalam penulisan ini adalah suatu kegunaan, yaitu :

a. Dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman dan pengertian yang lebih luas dalam cakrawala tentang keteladanan orang tua dalam membentuk kepribadian anak Muslim.

b. Penelitian ini dapat dijadikan sumbangan sebagai bacaan untuk memperkaya khazanah ilmu pengetahuan.

c. Untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi salah satu syarat dalam usaha memperoleh gelar sarjana pendidikan Islam di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


(19)

7

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Keteladanan Orang Tua

1. Pengertian Keteladanan Orang Tua

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia keteladanan berasal dari kata

teladan yang artinya “sesuatu yang patut ditiru atau baik untuk dicontoh

(perbuatan, kelakuan, ucapan, dan sebagainya)”.1

Keteladanan orang tua adalah sesuatu yang akan ditiru dari anaknya baik perkataan, perbuatan dan tingkah laku apakah tingkah yang baik yang sesuai hukum yang berlaku (agama dan negara) atau yang buruk. Keteladanan yang diterima seorang anak membutuhkan proses dan waktu yang cukup lama dan pembelajaran dari lingkungannya.

Agar orang tua atau guru berhasil mendidik anaknya atau anak didiknya maka ia harus mengikuti beberapa manhaj, aturan dan landasan yang baik. Dalam Islam manhaj itu dinamakan Tarbiyyah Islamiyyah (pendidikan berlandaskan Islam) yang benar, yakni landasan yang dibawa oleh agama Nabi Muhammad berlandaskan al-qur'an dan hadits-hadits shahih. Seandainya para orangtua atau guru telah menjalankan hal tersebut maka niscaya ia menjadi hamba yang sukses dipandangan Allah dan keluarganya. Allah berfirman :





















...

1

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2003 ), Edisi ketiga, h. 1160.


(20)

Artinya : “Hai orang-orang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari

api neraka..”. (QS At-Tahrim : 6)

Memelihara diri, terutama memelihara keluarga dari api neraka dapat dilakukan dengan cara memberikan contoh suri tauladan yang baik dan mengajak untuk mengaplikasikannya dalam perilaku kehidupan sehari-hari. Jika Rasulullah SAW diutus untuk menjadi rahmat bagi semesta alam, maka manusia diutus untuk menjadi rahmat bagi orang-orang disekitarnya, yang dalam hal ini adalah keluarga dan lingkungan masyarakat.

Masalah keteladanan menjadi faktor penting dalam kesuksesan anak didik untuk menjadi baik atau buruk. Jika pendidik jujur, dapat dipercaya, berakhlak mulia dan sanggup melaksanakan perintah Allah SWT, serta berani dan mampu menjauhkan diri dari perbuatan yang menjadi larangan Allah SWT, diharapkan anak didik akan tumbuh dan berkembang dalam kejujuran, terbentuk akhlak mulia pada diri anak, berani mengambil sikap untuk melaksanakan perintah Allah SWT, serta berani dan mampu menjauhkan diri dari perbuatan maksiat. Sebaliknya jika pendidik bohong, khianat, durhaka, dan hina, maka tak heran si anak didik akan tumbuh dalam kebohongan, durhaka, dan hina.

Anak didik, bila dilihat dari satu segi, ia merupakan buah hati dan bunga dalam keluarga. Dari segi lain ia merupakan amanat Ilahi yang harus dididik dan dibimbing sesuai dengan kehendak Allah.

Keteladanan bersumber dari pendidikan orang tua dalam lingkungan keluarga. Perlu disadari, agama atau jalan hidup anak didik tidak bisa berjalan sendiri, karenanya peran orang tua sangat penting dan ikut menentukan keberhasilan pendidikan anaknya.

Dalam kitab Shahih Al-Bukhari dikatakan bahwa anak itu dilahirkan dalam keadaan suci (fitrah), maka kedua orang tuanya lah yang menyebabkan

anak tersebut menjadi Yahudi, Nasrani, atau Majusi.2

Allah SWT adalah Maha Pendidik dan Dialah peletak pertama metode samawi yang tiada taranya, bahkan Allah SWT lah Yang Maha Kuasa

2

Ahmad Sunarto, dkk, Tarjamah Shahih Bukhari, ( Semarang : CV, Asy- Syifa, 1993 ), jilid II, cetakan pertama, h. 307.


(21)

menciptakan Nabi dan Rasul terakhir Nabi Muhammad SAW yang mampu mendidik, sehingga sikap, perilaku, dan keimanan manusia jahiliyah menjadi manusia yang terhormat. Firman Allah dalam al-quran menyatakan:





...

Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan

yang baik.” (QS. Al Ahzab ayat: 21)3.

Nabi Muhammad SAW diutus Allah untuk memberikan suri tauladan kepada seluruh umat manusia. Dalam kurun waktu 23 tahun, amanat Allah telah sampai dengan paripurna kepada obyek pendidikan yaitu manusia. Rahasianya, beliau adalah seorang yang mempunyai sifat-sifat luhur, baik spiritual, moral, maupun intelektual. Sehingga umat manusia meneladaninya, memenuhi panggilannya, menggunakan metodenya dalam kemuliaan, keutamaan dan akhlak yang terpuji. Karena kenabian Muhammad SAW adalah penugasan (taklifi) bukan yang dicari-cari (iktisabi).

Sebelum membahas lebih meluas lagi terlebih dahulu penulis akan mengemukakan beberapa pendapat tentang pengertian orang tua, diantaranya :

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia istilah orang tua diartikan : a. Ayah dan Ibu kandung,

b. Orang-orang tua atau orang yang dianggap tua (cerdik, pandai, ahli dan sebagainya)

c. Orang-orang yang di hormati (disegani) dikampung. 4

Sedangkan dalam pengertian bahasa Arab istilah orang tua dikenal dengan sebutan al-walid.5

3

Departemen Agama RI, Al Quran dan terjemahannya dangan Translitrasi, (Semarang : PT Karya Toha Putra, 2004), h. 334.

4

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1988 ), Cetakan Pertama, h. 627.

5

Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al- Munawwir Arab – Indonesia Terlengkap, (Surabaya : Pustaka progressif, 1997 ), Cetakan ke -14, h. 1580.


(22)

Adapun dalam penggunaan bahasa Inggris istilah orang tua dikenal dengan sebutan “parent” yang artinya orang tua laki-laki atau ayah, orang tua perempuan atau ibu”6

Salah satu tanggung jawab orang tua terhadap anak-anaknya adalah

“mendidik mereka dengan akhlak mulia yang jauh dari kejahatan dan keliruhan, seorang anak memerlukan pendalaman dan penanaman nilai-nilai norma dan akhlak kedalam jiwa mereka. Sebagaimana orang tua harus terdidik dan berjiwa suci, berakhlak mulia dan jauh dari sifat hina dan keji, maka mereka juga dituntut menanamkan nilai-nilai mulia ini kedalam jiwa anak-anak mereka menyucikan

kalbu mereka dari kotora”.7

Banyak hadits yang menekankan pendidikan anak, dalam sebuah hadist Rasulullah SAW berasbda :

قحا ام َ لْ س ر اي

اور ( اً سح اًعضْ م عضو ب ا و ْسا سْح ؟ ا ْبا

س ْ طلا

(

Yang artinya sebagai berikut : “Ya Rasulullah, apakah hak anakku ini

atasku?” Rasulullah menjawab : “Membaguskan namanya, memperbaiki adabnya (sopan santun) dan menempatkannya pada kedudukan (posisi) yang baik

(fisik dan spiritual).” (HR. Aththus) 8

Imam Sajjad berkata : “Sesungguhnya kamu bertanggung jawab atas apa

yang kamu lakukan pada anakmu tentang adab yang baik”.9

Dalam pandangan Islam anak adalah amanat yang dibebankan oleh Allah SWT kepada orang tuanya, karena itu orang tua harus menjaga dan memelihara serta menyampaikan amanah itu kepada yang berhak menerima, karena manusia

6

Atabih Ali, Kamus Inggris Indonesia Arab, ( Yogyakarta : Multi Karya Grafika, (2003), Cetakan pertama, h.593.

7

Husain Mazhahiri, Pintar Mendidik Anak( Panduan Lengkap Bagi Orang Tua, Guru, dan masyarakat berdasarkan Ajaran Islam ), ( Jakarta : PT Lentera Basritama, 1999), cetakan ke-2,h. 240.

8

Aziz Salim Basyarahil, Nama - nama Islam Indah, ( Jakarta : Gema Insani Press, 1996 ), cet.11, 12 - 13.

9


(23)

adalah milik Allah SWT. Mereka harus menghantarkan anaknya untuk mengenal dan mendekatkan diri kepada-Nya.

Dengan demikian Penulis menyimpulkan bahwa orang tua mendapat amanat untuk membesarkan dan mendidik anak-anaknya agar dapat tumbuh optimal. Orang tua adalah tumpuan dan tempat berlindung, terutama sekali bagi anak yang masih kecil. Merawat dan memberikan kasih sayang terhadap anak sebagai wujud tanggung jawab yang tidak bisa diabaikan.

Masalah keteladanan menjadi faktor penting dalam menentukan baik-buruknya anak-anak. Jika tumbuh dewasa akan menjadi pribadi yang jujur, dapat dipercaya, berakhlak mulia, berani dan menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan agama, maka perilaku anak pun akan menjadi positif. Perilaku anak akan tumbuh dengan nilai-nilai kejujuran, kesopanan dan menunjukkan perbuatan yang terpuji. Begitu pula sebaliknya jika orang tua pembohong, khianat, kikir, penakut dan hina maka si anak akan tumbuh dalam kebohongan, khianat, durhaka, kikir, penakut dan hina. Seorang anak tidak akan mampu memenuhi prinsip-prinsip kebaikan dan pokok-pokok pendidikan utama, selama ia tidak melihat orang tua sebagai teladan dari nilai-nilai moral yang tinggi.

Kiranya sangat mudah bagi orang tua untuk mengajari anak dengan berbagai materi pendidikan. Mungkin sangat sulit bagi anak-anak untuk melaksanakan, ketika ia melihat orang tua yang memberikan pengarahan tidak mengamalkan.

2. Bentuk-bentuk Keteladanan

Allah memberi rasa kasih sayang-Nya kepada manusia ciptaan-Nya. Manusia pasangan hidup yang saling mendatangkan ketenangan dengan mawaddah dan rahmah. Sayangnya dalam perjalanan hidup berumah tangga, ragam masalah sering membawa pasangan suami-istri (orang tua) tak mampu mengambil manfaat mawaddah dan rahmah yang diberikan Allah di antara mereka ada yang mampu menjadi istri tetapi tidak berhasil menjadi seorang ibu,


(24)

maksudnya adalah seorang istri belum bisa menunjukkan sifat keibuan yang dapat merawat dan mendidik anak-anaknya dengan kasih sayang disertai contoh perbuatan yang mulia. Sebagaimana halnya juga banyak laki-laki yang hanya mampu menjadi suami tetapi tidak berhasil menjadi ayah dari anak-anaknya. Maksudnya adalah hanya memberikan sebatas kewajiban seperti kebutuhan materi namun belum bisa menunjukkan kepribadian yang dapat dicontoh.

Rumah tangga yang utuh, serasi dan hidup tenang, itulah rumah tangga yang diidamkan oleh setiap orang, tetapi rumah tangga yang kacau, ribut berkepanjangan atau yang sampai bercerai sama sekali. Inilah rumah tangga yang dikhawatirkan dapat menimbulkan perilaku negatif anak. Anak akan merasa tidak nyaman di rumah, yang pada akhirnya anak akan mencari tempat lain dalam bergaul. Beruntung kalau anak bergaul dengan teman-teman yang baik, akan tetapi malang bagi anak bila bergaul dengan teman yang menjurus pada kejahatan. Bentuk-bentuk keteladanan yang dilakukan orang tua terhadap anaknya di antaranya sebagai berikut:

a. Memberikan motivasi bagi anak untuk terus belajar dan giat.

b. Konsisten dalam membantu anak dengan pengawasan dan bimbingan, bukan dengan mendikte dan memberi perintah.

c. Membiasakan anak memulai belajar membaca al-quran, meskipun pendek atau sekedar satu ayat, kemudian hendaklah berdo’a dengan do’a yang

ma’tsur (diajarkan Rasulullah dan para sahabat(

d. Membiasakan anak menyiapkan dirinya untuk belajar, kapan memilih waktu belajar yang cocok, seperti tidak sedang lelah, jengkel, sedih, dan risau.

e. Mempersiapkan tempat belajar.

f. Memperhatikan kesehatan gizinya dan selalu mengecek keadaan kesehatannya secara teratur, karena itu dapat berpengaruh dalam meningkatkan daya tangkap dan daya serapnya.


(25)

h. Memperhatikan anak untuk melakukan proses (muraja’ah( dari satu waktu ke waktu yang lainnya, dengan itu orang tua dapat mengarahkan, mengawasi, dan membantunya.10

Penulis menyadari bahwa semua cara-cara ini membutuhkan peran dari orang tua dalam mewujudkannya. Tentunya dengan menggunakan kearifan, kemurahan hati, kesabaran dan tidak terburu-buru dalam mengejar hasil. Cara-cara inilah yang menurut penulis sebuah substansi keteladanan orang tua mendidik anak guna membangun watak karakter yang berbasis Islami.

3. Prinsip-prinsip Keteladanan

Keteladananmerupakan aspek pentengan berbagai lini kehidupan, sehubungan dengan itu dalam pelaksanaannya perlu di perhatikan beberapa prinsip-prinsip sebagai berikut:

a.

Pembiasaan sejak dini

Pendidikan agama serta keteladanan harus di terapkan sedini mungkin dalam keluarga melalui pembiasaaan. Karena secara psikologi anak akan meniru apa saja yang di berikan oleh lingkungannya, sehingga kebiasaan yang dilakukan oleh orang tua akan di contoh dan akan tertanam dalam jiwa mereka sampai kelak usia dewasa.

b. Kesinambungan

Keteladanan tidak hanya dilakukan dalam waktu singkat (ditentukan oleh hitungan waktu), tetapi harus dilakukan secaraterus menerus mulai sejak lahir anak dewasa bahkan sampai meninggal dunia. Apabila hal itu tidak dilakssanakan secara kontinutas maka akan menimbulkan keraguan dalam jiwa anak

c. Konsisten

Dalam memberikan keteladanan kepada anak haruslah seimbang antara ucapan dan perbuatan baik hari ini, hari esok bahkan seterusnya. Misalnya orang tua mengajarkan tentang kejujuran, suatu ketika

10

Tim Islam Online, Seni Belajar Strategi Menggapai Kesuksesan Anak, Khalfa, Cetakan Pertama, Jakarta, 2006, h. 43-45.


(26)

mendengar ibunya berdusta kepada ayahnya atau sebaliknya, atau salah satu berdusta kepada orang lain sekali saja maka itu cukup untuk menyumbangkan nilai-nilai kejujuran.

d. Ikhlas

Pendidikan orang tua yang ikhlashendaklah berniat semata-mata karena Allah SWTdalam seluruh pekerjaan edukatifnya, baik berupa perintah, nasehat, larangan, pengawasan atau hukuman yang dilakukan. Keikhlasan dan kejujuran dalam pekerjaan merupakan jalan terbaik ke arah kesuksesan di dalam tugas dan keberhasilan anak-anaknya.11

Iklas dalam perkataan dan perbuatan adalah sebagian dari asas iman dan keharusan Islam. Allah tidak akan menerima perbuatan tanpa dilakukan secara ikhlas sebagaimana di tegaskan dalam surat Al-Bayyinah ayat 5 sebagi berikut:





































Artinya: “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan

memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian

Itulah agama yang lurus.”(QS. Al-Bayyinah:5)

Dari prinsip-prinsip keteladanan tersebut bahwa keteladanan menjadikan figur pribadi-pribadi dan sebagai cerminan dari manusia yang memiliki keyakinan tauhid yang teguh dan berprilaku mulia.

B. Pengertian Kepribadian

11


(27)

Berbagai macam pengertian atau definisi kepribadian menurut Ilmuan psikologi12, yaitu :

Menurut Gordon W. Alport (1961), Kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu yang terdiri dari sistem-sistem psikofisik yang menentukan cara penyesuaian diri yang unik (khusus) dari individu terhadap lingkungannya.

Mc. Dougall, dkk. (1930), Kepribadian adalah tingkatan sifat-sifat dimana biasanya sifat yang tinggi tingkatnya mempunyai pengaruh yang menentukan.

Morton Prince (1924), Kepribadian adalah kumpulan pembawaan biologis berupa dorongan, kecendrungan, selera dan instink yang dicampuri dengan sifat dan kecendrungan yang didapat melalui pengalaman yang terdapat pada diri seseorang.

E. Y. Kempt (1921), Kepribadian adalah integrasi dari system kebiasaan-kebiasaan yang menunjukkan cara khas pada individu untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya.

Warren dan Carmichael (1930), Kepribadian adalah keseluruhan organisasi yang terdapat pada diri manusia, pada setiap tingkat perkembangannya. Menurut Sarlito Wirawan Sarwono (1976), Ada beberapa karakteristik untuk mengenali kepribadian, yaitu :penampilan fisik, temperamen, kecerdasan dan kemampuan, arah minat dan pandangan mengenai nilai-nilai, sikap social, kecendrungan dalam motivasi, cara-cara pembawaan diri, dan kecendrungan patologis.

Carl G. Jung (1875-1961), memberikan tiga jenis kepribadian, yaitu : Introvert. Orang yang kepribadian introvert cenderung menutup diri dan menyendiri. Pemalu, lebih suka bekerja sendiri.

Kepribadian adalah hasil dari suatu proses sepanjang hidup. Kepribadian bukan terjadi dengan serta merta, akan tetapi terbentuk melalui proses kehidupan yang panjang. Oleh karena itu banyak faktor yang ikut ambil bagian dalam pembentukan kepribadian manusia tersebut. Dengan demikian apakah kepribadian seseorang itu baik atau buruk, kuat atau lemah, beradab atau biadab sepenuhnya

12

Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan (Jakarta: Kizi Brother’s, 2006), Cet Ke-1, h. 111-112


(28)

ditentukan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi dalam perjalanan hidup seseorang tersebut. Dalam hal ini pendidikan sangat besar peranannya dalam pembentukan kepriabadian manusia itu.

Secara definitif kepribadian itu dapat dirumuskan sebagai berikut :

a. Kepribadian manusia ialah suatu perwujudan keseluruhan segi manusiawinya yang unik, lahir batin dan dalam antar hubungannya dengan kehidupan sosial dan individualnya.

b. Kepribadian adalah dinamis dari sistem-sistem psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik (khas) dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkupannya.13

c. Personality is not constituted of subjective attitudes or personal skills, but is the way in which the individual is interrelated, through ideas, action, and attitudesto the many human and non human aspectes of his environment and biological heritage.14

kepribadian bukan didasari dari sikap hubungan atau keterampilan pribadi tetapi kepribadian muncul seiring berjalan dan dihubungkan satu dengan yang lain, melalui ide, aksi, dan sikap beberapa manusia (interaksi) dan bukan tercipta dari bagian warisan lingkungan dan biologinya saja”.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kepribadian adalah hasil dari suatu proses kehidupan yang dijalani seseorang. Oleh karena proses yang dijalani orang itu berbeda-beda, maka kepribadian tiap-tiap individu pun berbeda-beda sesuai dengan khas yang dimilikinya berdasarkan dengan lingkungan yang ditempatinya. Tak ada kepribadian yang sama antara dua orang individu,meskipun saudara kembar yang berasal dari satu sel telur sekalipun.

1. Pengertian Kepribadian Muslim

13

Dra Zuhairini dkk.Filsafat Pendidikan Islam, (PT Bumi Aksara Jakarta), 2008, h. 187

14

Richard Dewey, WJ Humber, An Introduction to social Psychologi, (The Macmillan Camp. New York), 1966, h. 272.


(29)

Kepribadian dalam bahasa Inggris disebut dengan personality. Akar kata

personality berasal dari bahasa Latin persona yang berarti topeng yaitu topeng yang dipakai aktor drama atau sandiwara.15

Dalam Islam, istilah kepribadian (personality) dalam studi keislaman lebih dikenal dengan terjemahan al- syakhshiyah. Syakhshiyah berasal dari kata

syakhsh yang berarti “pribadi”. Kemudiaan diberi ya nisbah sehingga menjadi kata benda buatan (mashdar shina’iy) syakhshiyah yang berarti kepribadiaan.16

Secara etimologi kepribadian atau personality berasal dari bahasa latin personase yang berarti mengeluarkan suara (to sound through), istilah ini digunakan untuk menunjukkan suara dari percakapan seorang pemain sandiwara melalui topeng yang dipakai oleh pemain itu.17

Dalam Kamus Bahasa Indonesia kepribadian adalah pembawaan perilaku, atau sifat18. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “ Kepribadian adalah sifat hakiki yang tercermin pada sikap seseorang atau suatu bangsa yang membedakan dirinya dari orang atau bangsa lain”.19

Menurut istilah, banyak fakta yang mengemukakan definisi kepribadian muslim antara lain :

a. Menurut Ahmad D. Marimba definisi kepribadian meliputi kualitas keseluruhan dari seseorang. Kualitas ini akan nampak dalam cara-caranya berbuat, berfikir, mengeluarkan pendapat, sikapnya, minatnya, filsafat hidupnya serta kepercayaan-kepercayaannya.20

b. G.W. Allport sebagaimana dikutip oleh Agus Sujanto dkk dalam bukunya. Mendefinisikan kepribadian adalah organisasi dinamis dalam individu, sebagai sistem Psikofisik yang menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya.

15

Netty Hartati dkk, Islam dan Psikologi, ( Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2004), cetakan pertama, h. 117.

16

Netty Hartati dkk, Islam dan…, h.124.

17

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung : PT. Remaja Rosydakarya, 1994), Cet ke-10, h. 154.

18

Eko Endarmoko, Tesaurus Bahasa Indonesia, (Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, 2006), Cet-1, h. 487.

19

Departement Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa..., h. 701.

20

Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Surabaya : PT. Al-Ma’arif, 1998) Cet ke-7, h.62.


(30)

c. May, berpendapat : Personality is a social stimulus value. Artinya Personality itu merupakan perangsang bagi orang lain. Jadi bagaimana cara orang lain itu bereaksi terhadap kita.21

Dalam pengembangan kepribadian islam, hati menjadi sorotan utama. Hati diartikan sebagai muara segala kebaikan llahiyah .Hati ini cerminan baik buruk seorang manusia.

Cahaya hati akan melebihi sinar matahari, jika hati benar-benar dirawat. Ia akan menjadi pelita yang tidak akan padam. Inilah hakikat pengembangan Islam dan betapa penting keberadaannya. Lalu pengembangan jism (fisik). Sabda Rasulullah

سجلا سف ْ سف ا إو لك سجلا حلص ْ حلص ا ا ً غْضم سجلا ف إ

بْلقلا ي و اا لك

(ملسمو را بلا اور(

Artinya: Sesungguhnya di dalam tubuh ada segumpal daging apabila ia baik maka baik pula seluruh tubuh, apabila ia buruk maka buru pula seluruh tubuh, ingatlah bahwa daging itu adalah hati (H.R. Bukhori Muslim)22

Dari beberapa pengertian tentang kepribadian muslim di atas penulis dapat disimpulkan bahwa : Tiap pribadi manusia itu memiliki corak prilaku lahiriah dan rohaniah berbeda dari yang lain akibat dari berbagai pengalaman dan bakatnya. Perpaduan antara pengalaman dan bakat itulah sebenarnya mempengaruhi terbentuknya corak kekhususan dari kepribadian seseorang.

Dalam hubungannya dengan pendidikan Islam, pengembangan kepribadian seorang anak merupakan perwujudan dari nilai-nilai Islam.

2. Proses Pembentukan Kepribadian Muslim

Islam adalah agama yang lurus mengajarkan pemeluknya untuk senantiasa melakukan perintah dan larangannya yang didasarkan pada al-quran dan hadits. Hal itu dapat dilihat dari bagaimana seorang yang mengaku sebagai muslim yang

21

Agus,suyanto dkk, psikologi kepribadian, (Jakarta:Bumi aksara 1991)cet 5 hal 11

22

An-Nawawi, Yahya bin Syarifudin, Arba;in An-Nawawi, (Surabaya, Maktabah Syarif bin Ahmad, TT), h. 31.


(31)

baik akan selalu berusaha melakukan perbuatan yang didasarkan pada nilai-nilai Islam menjadi pilihan dalam bagaimana seorang muslim bercermin.

Tingkah laku manusia itu banyak yang dibentuk oleh kebiasaan-kebiasaan yang berlangsung dalam waktu yang lama secara terus-menerus. Karena kebiasaan itu akan bisa menjadikan segala sesuatu itu menjadi mudah. Apa yang dibiasakan seseorang dalam waktu lama secara terus menerus, misalnya: omongan yang baik, tingkah laku yang sopan dan lembut, atau sebaliknya yang kasar, jorok atau kotor, menyakitkan hati dan lain sebagainya.

Pembentukan kepribadian pada dasarnya adalah upaya untuk mengubah sikap-sikap kearah kecenderungan terhadap nilai-nilai keIslaman. Dan pembentukan kepribadian itu sendiri berlangsung secara bertahap, tidak sekali jadi, melainkan sesuatu yang berkembang. Oleh karena itu pembentukan kepribadian itu sendiri merupakan proses.

Sebagaimana dijelaskan diatas bahwa pembentukan itu merupakan proses, maka proses itu menurut Dr. Ramayulis di bagi kepada dua bagian, yaitu :23

a. Proses pembentukan kepribadian muslim secara perorangan. Proses ini dapat dilakukan melalui tiga macam pendidikan, yaitu :

1. Pra natal education (pendidikan sebelum lahir)

Pendidikan ini dilakukan sebelum anak lahir, seperti dimulai dari mencari calon suami atau istri, atau prilaku orang tua yang Islami ketika anak masih dalam kandungan

2. Education by another (pendidikan orang lain)

Proses pendidikan ini lakukan secara langsung oleh orang lain, orang tua, guru dan pemimpin dalam masyarakat.

3. Self education (pendidikan sendiri)

Proses ini dilaksanakan melalui kegiatan pribadi tanpa bantuan orang lain, seperti membaca buku-buku, majalah, Koran dan sebagainya, atau melalui penelitian untuk menemukan hakikat segala sesuatu tanpa bantuaan orang lain.

23

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta : Kalam Mulia, 2002 ), cetakan ketiga edisi revisi, h.195 – 199.


(32)

b. proses pembentukan kepribadiaan muslim secara ummah (bangsa atau negara) proses ini bertujuan hanya untuk memantapkan kepribadian yang sudah dimiliki oleh setiap individu. Adapun usaha-usaha yang dilakukan untuk memantapkan kepribadian yang sudah dimiliki tersebut dengan jalan mengisi pergaulan sosial, dengan negara dan antara negara dengan akhlak Islam. Penjelasannya sebagai berikut :

1. Pergaulan sosial

Diantara pergaulan sosial itu adalah tidak melakukan hal-hal yang keci dan tercela, meliputi sopan santun dalam pergaulan, mempererat hubungan kerja sama yang baik menujuh kemaslahatan dan meninggalkan perbuatan-perbuatan yang merusak pergaulan sosial tersebut.

2. Pergaulan dalam negara

Diantara pergaulan dalam negara ini adalah menanamkan nilai-nilai keislaman dalam negara berupa : belajar musyawarah, bersikap adil, jujur, tidak menyalahgunakan kekuasaan, tidak membedakan status sosial, kewajiban mengikuti disiplin dengan taat dan bersyarat, yaitu selama kepala Negara masih dapat menjungjung tinggi perintah Allah dan lain sebagainya.

3. Pergaulan antara negara

Diantara pergaulan antara negara adalah melaksanakan perdamaian antara bangsa, menghargai perjanjian, tidak serang menyerang, membina kerukunan antara negara, dan bantu-membantu sesama.

3. Ciri-ciri Kepribadian Muslim

Pada umumnya manusia sebagai makhluk hidup memahami perubahan dan perkembangan, baik dari segi jasmani maupun rohani. Pada perubahan dan perkembangan melalui proses akan nampak cirri-ciri yang membedakan antara satu manusia dengan yang lainnya, melalui pengalaman yang diperolehnya.


(33)

Islam menganjurkan kepada setiap muslim agar berusaha memiliki kepribadian yang sempurna, baik lahir maupun batin, sehingga segala sesuatu yang dilakukannya sesuai dengan tuntutan Islam, ketika mengalami kesulitan di luar dugaannya ia selalu sabar dan menenangkan hatinya, karena dibalik itu mungkin mengandung hikmah.

Iman tidaklah berarti percaya atau tidak membantah, akan tetapi iman itu mengucapkan dengan lisan, membenarkan dengan hati dan dilakukan dengan perbuatan, sedangkan ibadah merupakan bukti keimanan kepada Allah dengan menjalankan segala ketentuaan perbuatan yang harus dilakukan oleh manusia dalam rangka berhubungan dengan Allah (syahadat, shalat, zakat, puasa dan haji bagi yang mampu). Jadi kepribadiaan muslim itu merupakan hasil dari pada mempraktekkan segala rukun iman, rukun Islam dan tuntutan ihsan.

Ciri – ciri kepribadian muslim :

a. Bersabar dalam cobaan dan bersyukur dalam kebahagiaan.

Bersikap sabar ketika sedang ditimpah cobaan dan mau bersyukur ketika mendapatkan nikmat, adalah salah satu khas orang yang beriman dan merupakan sumber ketenangan baginya.24

b. Menjaga hubungan baik dengan sesama muslim

Menjaga hubungan baik sesama muslim iaiah dengan cara tetap mempertahankan perasaan saling mencintai, saling mengasihi, saling menyayangi, dan saling menolong, hal itulah yang menumbuhkan semangat yang kondusif bagi pembentukan pribadi yang mantap.25

c. Selalu Optimis

Selalu merasa optimis dan tidak mudah berputus asa akan dapat mewujudkan jiwa yang damai dan tenang. Allah berfirman :





























 24

M Jamaluddin Mahfuzh, Psikologi Anak dan Remaja, ( Jakarta Pustaka Al – Kautsar, 2002 ), cetakan pertama, h. 118.

25


(34)

Artinya : “ dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus dari rahmat Allah, Melainkan kaum yang

kafir”. (Q.S. Yusuf : 87)

Al-qur’an memberikan ketenangan pada kaum muslimin dengan

menyatakan, bahwa sesungughnya Allah akan selalu bersama mereka. Apakah mereka bertanya kepada Allah, sesungguhnya Dia amat dekat dengan mereka. Allah tentu akan mengabulkan apabila mereka mau

berdo’a kepada-Nya.

d. Bersikap jujur

Kejujuran selalu melekat pada pribadi muslim. Ajaran Islam yang telah menjadi bagian hidupnya mengajarinya bahwa kejujuran merupakan puncak segala keutamaan, dan asas kemuliaan akhlak. Kejujuran pada gilirannya akan membimbing manusia kearah kebaikan dan mengantarkan manusia ke surga.26

e. Berakhlak luhur

Muslim yang benar selalu menampilkan budi yang baik, perangi yang lembut, perkataan yang halus dan ramah. Nabi Muhammad SAW, manusia yang harus dijadikan panutan dan idola kaum muslimin, telah banyak mencontohkan perbuatan-perbuatan mulia untuk menuntun umatnya.27 f. Suka memberi nasehat

Seseorang muslim yang benar-benar bertakwa tidak hanya lepas dari sifat-sifat tercela tetapi ia juga menghiasi dirinya dengan sifat-sifat dan akhlak mulia, positif dan konstruktif yaitu akhlak suka memberi nasihat dan jujur bagi setiap muslim di masyarakatnya dengan kepercayaan bahwa agamanya adalah nasihat.28

g. Penyayang terhadap sesama

26

Muhammad Ali Hasyim, Apakah Anda Perkepribadiaan Muslim, ( Jakarta : Gema Insani Press, 1999 ), cetakan ke-9, h. 11.

27

Muhammad Ali Hasyim, Apakah Anda…, h. 23.

28

Muhamamad Ali Hasyim, Jati Diri Muslim, ( Jakarta : Pustaka Al – Kautsar, 1999 ), cetakan pertama, h. 173.


(35)

Seorang muslim yang benar-benar memahami hukum-hukum agamanya dan mengamalkan ajarannya yang penuh toleransi akan senantiasa bersifat penyayang dari hatinya terpancar mata air rahmat dan kelembutan, lantaran ia tahu bahwa rahmat kasih sayang yang disebarkannya kepada orang lain menjadi penyebab dirinya memperoleh rahmat kasih sayang dari Allah SWT.29

Lebih lanjut lagi Abdul Mujib menyatakan bahwa cirri-ciri kepribadiaan muslim itu adalah yang meliputi lima rukun Islam, yaitu :

1. Membaca dua kalimat syahadat, yang melahirkan kepribadian syahadatain. Kepribadian syahadataian adalah kepribadian individu yang didapat setelah mengucapkan dua kalimat syahadat, memahami hakikat dari ucapannya serta menyadari akan segala konsekuensi persaksiannya tersebut. Kepribadian syahadatain meliputi domain kognitif dengan pengucapan dua kalimat secara verbal, domain aktif dengan kesadaran hati yang tulus, dan domain psikomotorik dengan melakukan segala perbuatan sebagai konsekuensi dari persaksiannya itu.

2. Menunaikan shalat, yang melahirkan kepribadian mushalli.

Kepribadian mushalli adalah kepribadian individu yang didapat setelah

melaksanakan shalat dengan baik, konsisten, tertib dan khusyu’, sehingga ia

mendapatkan hikmah dari apa yang dikerjakan. Pengertian ini didasarkan atas asumsi bahwa orang yang tekun shalat memiliki kepribadian lebih shaleh ketimbang orang yang tidak mengerjakannya, sebab ia mendapatkan hikmah dari perbuatannya, terlebih lagi dinyatakan dalam hadis bahwa shalat merupakan cermin tingkah laku individu.

3.Mengerjakan puasa, yang melahirkan kepribadian shaa’im.

Kepribadian shaa’im adalah kepribadian individu yang didapat setelah

melaksanakan puasa dengan penuh keimanan dan ketakwaan, sehingga ia dapat mengendalikan diri dengan baik. Pengertian ini didasarkan atas asumsi bahwa orang yang mampu menahan diri dari sesuatu yang membatalkan puasa memiliki kepribadian lebih kokoh, tahan uji, dan stabil

29


(36)

ketimbang orang yang tidak mengerjakannya, sebab ia mendapatkan hikmah dari perbuatannya.

4. Membayar zakat, yang melahirkan kepribadian muzzaki.

Kepribadian muzzaki adalah kepribadian individu yang didapat setelah membayar zakat dengan penuh keikhlasan, sehingga ia mendapatkan hikmah dari apa yang dilakukan. Pengertian ini didasarkan atas asumsi bahwa orang yang membayar zakat memiliki kepribadian yang pandai bergaul, dermawan, terbuka, berani berkurban, tidak arogan, memiliki rasa empati dan kepekaan sosial serta mudah menyesuaikan diri dengan orang lain, sekalipun pada orang yang berbeda statusnya.

5. Melaksanakan haji, yang melahirkan kepribadiaan hajji.

Kepribadian hajji adalah kepribadian individu yang didapat setelah melaksanakan haji yang semata-mata dilakukan karena Allah, sehingga ia mendapatkan hikmah dari apa yang dilakukan. Pengertian ini didasarkan atas asumsi bahwa orang yang melaksanakan haji memiliki kepribadian yang sabar dalam melintas bahaya dan cobaan, luwes, egaliter, inklusif dan pandai bergaul dengan sesamanya, berani berkorban atau meninggalkan status, jabatan dan harta bendanya, demi tercapainya kesamaan dan

kebersamaan (ma’iyyah) dengan sesamanya, agar mendapatkan ridha Allah

swt.30

Sifat-sifat diatas harus dimiliki oleh tiap-tiap pribadi muslim, sejauh mana tiap-tiap pribadi memiliki sifat-sifat tersebut maka akan menentukan kualitas dirinya sebagai seorang muslim.

Semakin lengkap sifat-sifat tersebut menghiasi diri seorang muslim, maka berarti makin banyak ajaran agama Islam dijalankan, berarti makin sempurna pribadi muslimnya. Pribadi yang demikian, adalah pribadi yang menggambarkan terwujudnya keseluruhan essensi manusia secara kodrati, yaitu sebagai makhluk sosial, sebagai makhluk moralitas dan sebagai makhluk bertuhan.31

30

Abdul Mujib, Kepribadian dalam Psikologi Islam, (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2005), h.. 250

31


(37)

Itulah sebagiaan cirri-ciri kepribadian muslim atau hal-hal yang harus dimiliki oleh seorang muslim. Disamping itu masih banyak cirri-cirinya yang pada dasarnya melakukan hal-hal yang terpuji di mata masyarakat terutama disisi Allah SWT, dan menjauhi segala perbuatan tercela yang membawa kepada kerusakan dunia dan akhirat.


(38)

26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan WaktuPenelitian

Penelitian dilaksanakan di Madrasah Aliyah Islamiyah Sawangan Depok. Adapun penelitian ini dilaksanakan pada bulan November sampai dengan Mei 2010.

B. MetodePenelitian

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Kuantitatif dengan teknik korelasi, yaitu penelitian yang bermaksud untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara sesuatu variabel (faktor) dengan variabel yang lain.1

Untuk memperoleh data dalam skripsi ini, penulis menggunakan cara sebagai berikut:

Pendekatan Lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung ke obyek penelitian dalam rangka untuk mencari kebenaran dari teori yang ada.

1

Tatang M. Amirin, MenyusunRencanaPenelitian, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1995), cet. Ke-3, h. 90


(39)

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian2. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi Madrasah Aliyah Islamiyah Sawangan Depok, yang berjumlah 200 orang, sedangkan populasi dalam penelitian ini meliputi seluruh siswa kelas XII di Madrasah Aliyah Islamiyah Sawangan.

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Menurut Suharsimi Arikunto bahwa “jika objek penelitian lebih dari 100 orang, maka sampel yang diambil ialah 10%, 15%, 25%. Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel yakni sebanyak 20 orang hasil perhitungan 200 x 10% dari kelas XII siswa Madrasah Aliyah Islamiyah Sawangan Depok.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi (Pengamatan)

Observasi yaitu melakukan pengamatan langsung dalam rangka memperoleh data sekolah, selain itu observasi dilakukan untuk mengetahui tentang keadaan Madrasah Aliyah Islamiyah Sawangan Depok, baik fisik (sarana dan prasarana), struktur organisasi, proses pendidikan, keadaan guru, dan siswanya.

Observasi ini digunakan antara lain:

a. Untuk mendapatkan data yang lebih obyektif jika dilakukan pengamatan secara langsung.

b. Mengamati data secara langsung akan memudahkan dalam menganalisa data tersebut.

2

SuharsimiArikunto, ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktek, (Jakarta : PT. RinekaCipta, 1998) hal. 131


(40)

2. Angket (quesioner)

Angket yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.3

Penelitian ini secara pokok melibatkan dua macam data, yaitu data yang berkenaan dengan keteladanan orang tua (Variabel X) dan yang berkenaan dengan kepribadian anak Muslim (Variabel Y).

Angket yang akan disebarkan untuk variable keteladanan orang tua terdiri dari 17 item, dan kuesioner atau angket yang akan disebarkan untuk variabel kepribadian anak Muslim terdiri dari 17 item.

E. TeknikPengolahan Data

1. Skoring

Skoring merupakan tahap pemberian skor terhadap butir-butir pertanyaan yang terdapat dalam angket dan setiap pertanyaan dalam angket terdapat empat butir jawaban yang harus dipilih responden. Dalam menentukan scoring hasil penelitian untuk pertanyaan masing-masing jawaban diberi nilai sebagai berikut: untuk jawaban A = 4, untuk jawaban B = 3, untuk jawaban C = 2 dan jawaban D = 1.

2. Pengujian Validitas Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menujukkan tingkat keandalan atau keshahihan suatu alat ukur. Jika instrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid sehingga instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Uji validitas ini dilakukan kepada anggota populasi diluar sampel dan diambil 30 siswa.

Untuk menganalisis validitas angket ini menggunakan rumus :

3


(41)

r

rxy =

 

 

   2 2 2 2 ) y ( y n ) x ( x n x . y xy n

Berdasarkan data hasil uji coba validitas (try out) butir angket keteladanan orang tua yang terdiri dari 17 item, diketahui 10 butir yang valid dan sebanyak 7 butir pertanyaan yang tidak valid. Adapun untuk 17 butir instrument kepribadian anak Muslim diketahui 10 butir yang valid dan 7 butir yang tidak valid. Dengan demikian ada 20 butir instrument yang valid yang akan digunakan untuk penelitian.

Tabel 1

Kisi-kisi angket hasil uji validitas

Variabel DimensiVariabel

Indikator-Indikator No. Item Jumlah

Keteladanan OrangTua Memberikan pengawasan kepada pribadi anak Memberikan pembiasaan dalam keseharian anak Perbuatan orang tua Ucapan/nasehat orang tua Memusatkan

perhatian kepada anak

Memperhatikan perilaku anak Mencontohkan

perilaku baik

terhadap anak

Menunjukkan

perbuatan yang

terpuji Memberikan pengarahan

Memberikan nasehat yang baik

1, 2, 3 4,5 6,7 8 2 1 2 2 1


(42)

9,10 2 Kepribadian anak Muslim Memiliki sifat sabar Menjaga hubungan baik sesama muslim Berakhlak luhur Optimis Menjalankan rukun Islam

Bersabar dalam

cobaan

Menjalin tali

silaturahmi yang baik kepada umat muslim

Menampilkan budi yang baik

Tidak mudah putus asa Menunaikan shalat Mengerjakan puasa Membayar zakat 11,12 13 14,15,16 17 18 19 20 2 1 3 1 1 1 1

3. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah sesuatu yang berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu alat ukur dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika alat ukur tersebut dapat memberikan hasil


(43)

yang tetap. Uji reliabilitas ini menggunakan metode Kuder Richadson-20 (KR-20) guna untuk mengetahui reliabilitas.4

r11 = ket:

r11 : reliabilitas

k : banyaknya butir pertanyaan

: jumlah varians butir : varians total

Dalam pemberian interpretasi terhadap koefisien reliabilitas pada umumnya digunakan patokan sebagai berikut:

Apabila r11 sama dengan dengan atau lebih besar dari pada 0,70 maka instrument yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki reliabilitas yang tinggi. Tetapi apabila r11 lebih kecil dari 0,70 maka instrument yang sedang diuji dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang tinggi.

Setelah dilakukan uji reliabilitas pada instrument tersebut dengan mengolah data yang valid saja, dan diperoleh nilai reliabilitas angket variabel X sebesar 0,86 (reliabel) dan angket variabel Y sebesar 1,86 (reliabel). Maka instrument tersebut dinyatakan telah memiliki reliabiltas yang tinggi. Dengan demikian, maka instrument tersebut dapat digunakan untuk menjaring data dalam penelitian yang sesungguhnya.

F. Definisi Variabel penelitian dan Operasional

1. VariabelPenelitian

Pada dasarnya penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada korelasi yang signifikan antara keteladanan orang tua dengan membentuk kepribadian Muslim. Penulis telah menentukan masalahnya

4

. Riduwan, BelajarMudahPenelitianuntuk Guru – KaryawandanPenelitiPemula, (Bandung : Alfabeta, 2009), Cet.6, h. 108


(44)

yaitu pentingnya keteladanan orang tua dalam membentuk kepribadian anak Muslim di Madrasah Aliyah Islamiyah. Dan dalam permasalahan ini ada dua variabel.

Adapun pengertian variabel penelitian adalah ”Obyek penelitian

atau apa yang menjadi titik suatu perhatian penelitian”.5

Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel yang akan digunakan, yaitu variabel independent yang merupakan variabel bebas (X) dan variabel dependent yang berarti variabel bebas (Y).

Adapun yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel Bebas adalah Keteladanan Orang Tua (Variabel X). b. Variabel Terikat adalah Kepribadian anak Muslim di Madrasah Aliyah Islamiyah Sawangan Depok (Variabel Y).

1. Keteladanan Orang Tua (Variabel X)

a. Definisi konseptual

Secara konseptual, yang dimaksud keteladanan adalah berasal dari kata teladan yang

artinya “sesuatu yang patut ditiru atau baik untuk

dicontoh (perbuatan, kelakuan, ucapan, dan sebagainya).

b. Definisi Operasional

Keteladanan adalah salah satu faktor keberhasilan yang mempersiapkan dan membentuk kepribadian anak. Orang tua sebagai pendidik yang pertama dan utama di dalam lingkungan rumah tangga.Orang tua adalah contoh terbaik dalam pandangan anak yang akan ditiru dalam setiap tindakan terutama akhlaknya.

5


(45)

2. Kepribadian Muslim (variabel Y) a. Definisi konseptual

Kepribadian anak Muslim merupakan tujuan akhir dari setiap usaha pendidikan Islam. Tujuan ini telah dirumuskan dalam filsafat pendidikan Islam. b. Definisi Operasional

Kepribadian anak Muslim bukan terjadi dengan serta merta, akan tetapi terbentuk melalui proses kehidupan yang panjang. Oleh karena itu banyak faktor yang ikut ambil bagian dalam pembentukan kepribadian manusia tersebut. Dengan demikian apakah kepribadian seseorang itu baik atau buruk, kuat atau lemah, beradab atau biadab sepenuhnya ditentukan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi dalam perjalanan hidup seseorang tersebut.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisa data merupakan suatu cara yang digunakan untuk menguraikan keterangan-keterangan atau data-data yang diperoleh agar data-data tersebut dapat dipahami oleh orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian itu.

Adapun rumus yang penulis gunakan untuk mengolah data tersebu tadalah rumus product moment secara operasional, analisa dilakukan dengan tahap berikut:

a. Mencari angka korelasi dengan menggunakan rumus :

r

rxy =

 

 

   2 2 2 2 ) y ( y n ) x ( x n x . y xy n


(46)

Keterangan:

r : Angka indeks korelasi “r” product moment

N : Number of cases (jumlahfrekwensi)/banyaknya individu

Σ X : Jumlah seluruh skor variabel X

Σ Y : Jumlah seluruh skor variabel Y

Σ XY : Jumlah hasil perkalian antara skor variabel X dengan skor

variabel Y

Selanjutnya untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi nilai r digunakan pedoman sebagai berikut :

Tabel 2

InterpretasiKoefisiensiKorelasiNilai r

Interval Koefisiensi Tingkat Hubungan 0,80 – 1,000

0,60 – 0,799 0,40 – 0,599 0,20 – 0,399 0,00 – 0,199

Sangat Kuat Kuat

Cukup Kuat Rendah

Sangat Rendah

b. Mencari besarnya sumbangan (konstribusi) variabel X terhadap Y Untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefiensi determinan sebagai berikut :

KP = r ² x 100% Ket :

KP : Nilai Koefisien Determinan r : Nilai Koefiensi Korelasi

c. Uji Signifikansi

thitung=

2

1 2

r n r

 


(47)

Ket :

thitung : Nilai t

r : Nilai Koefisiensi Korelasi n : Jumlah Sampel6

6


(48)

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Latar Belakang Berdirinya Objek Penelitian

Madrasah Aliyah Islamiyah Sawangan Depok dibawah Yayasan Daarul Irfan berdiri sejak tahun 1966, Yayasan Daarul Irfan (YADIR) didirikan oleh

empat tokoh masyarakat yaitu K.H. Ma’mun, K.H. Salim Ibrahim, H. Abdul

Wahab, dan Drs. Syamsudin. Adapun orang-orang yang pernah menduduki sebagai ketua YADIR antara lain:

a. K.H. Ma’mun Periode 1980 s/d 1985

b. K.H. Salim Ibrahim Periode 1987 s/d 1992

c. H. Marjuki Periode 1992 s/d 1993

d. H. Abdul Wahab Periode 1993 s/d sekarang

Jabatan ketua yayasan sempat kosong pada tahun 1985 s/d 1987, hal ini

dikarenakan meninggalnya K.H. Ma’mun dan belum ada yang menggantikannya.

Penyebab utama didirikan Madrasah Aliyah Islamiyah Sawangan Depok adalah untuk membendung pengaruh keristen bagi pelajar Islam, karena pada tahun 1987 di Depok yang jaraknya tidak jauh dari Sawangan, didirikan sekolah Keristen yang bernama Mardiana. Maka tokoh Islam Sawangan mendirikan Pendidikan Guru Agama (PGA).

Mengenai berdirinya Madrasah Aliyah Islamiyah pada tahun 1966, akan akan tetapi beroperasinya sekolah ini pada tahun 1978, yang mana di awali dengan di hapuskan PGA di tingkat kecamatan Sawangan hingga di tingkat


(49)

kabupaten. Dengan demikian cikal bakal berdirinya Madrasah Aliyah Islamiyah adalah PGA yang belokasi di Sawangan di bawah Yayasan Daarul Irfan.

Adapun bangunan Madrasah Aliyah Islamiyah dari mulai (1978) sampai sekarang (2010) terus menerus mengalami kemajuan. Dari bangunan yang dahulunya berlantai satu bertambah lantainya. Sekarang menjadi berlantai dua.

Tujuan didirikan Madrasah Aliyah Islamiyah adalah dalam rangka ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai amanat yang digariskan dalam pembukaan UUD 1945 dan dijelaskan oleh GBHN serta ditinjak lanjuti oleh Undang-undang Pendidikan Nasional No. 2 tahun 2002 tentang Pendidikan Nasional.1

2. Visi dan Misi

a. Visi

“Mencetak Sumber Daya Manusia yang Berilmu, Kreatif dan Berakhlak

Karimah”

b. Misi

1. Melaksanakan pendidikan umum dan agama secara terpadu.

2. Mewujudkan kegiatan pembelajaran yang komperhensif, inovatif dan berorientasi pada masyarakat.

3. Mengingatkan segala potensi sumber daya sekolah.

4. Mengakomodir seluruh kegiatan intra dan ekstrakurikuler siswa yang sesuai dengan tuntutan zaman.

3. Identitas Madrasah

Nomor Statistik Madrasah : 312 320 320 071

Nama Madrasah : Madrasah Aliyah Islamiyah Sawangan

Status Akreditasi : Terakreditasi B

Alamat : Sawangan Depok

1

.Hasil wawancara dengan kepala sekolah Zuaini Muttaqien, S. Ag.di ruang kepala sekolah17 Februari 2010


(50)

Jalan : Jl. Raya Mukhtar No. 136 Sawangan Depok

Kelurahan : Sawangan

Kecamatan : Sawangan

Kota : Depok

Provinsi : Jawa Barat

Telepon : (0251) 8619922

Kode Pos : 16511

Tahun Berdiri : 1993

Nama Kepala Madrasah : ZUAINI MUTTAQIEN, S. Ag.

NIP : -

Status Kepegawaian : Guru Tetap Yayasan2

4. Keadaan Siswa

Tabel 3

Keadaan siswa Madrasah Aliyah Islamiyah

Kelas L P Jumlah

X 38 32 70

XI IPS 30 33 63

XII IPS 36 31 67

Jumlah 104 96 200

5. Daftar Nama Pendidik Dan Tenaga Kependidikan

Tabel 4

Nama-nama Guru Madrasah Aliyah Islamiyah Sawangan

No. N a m a Keterangan

PNS Sertifikasi Tufung

1 Zuaini Muttaqien, S. Ag. √

2


(51)

2 Ahmad Sujai, S. Pd. √

3 Abdul Rohman, S. Ag. √ √

4 Dra. Mintarsih √ √

5 Madamin, S. Pd. √ √

6 Dra. Hj. Khodijah √ √

7 Dra. Aliyah

8 Drs. Suardi √

9 Drs. Rusdi √

10 Agus M Susanto

11 Drs. Misbahul Huda √ √

12 Drs. Idris Sholahudin √ √

13 Ir. Rahmawati √ √

14 Hernawati, SE. √ √

15 Muhidin, S. Ag. √

16 Drs. Irmansyah √ √

17 Irwansyah, A. Md. √

18 Fakhrurrozi, S. HI. √

19 Fikhan Harusi, S. Sos. √

20 Faridah Sanjalin, S. Pt. √

21 Mochammad Sadikin √

22 Suparman, S. Pd.I. √

23 Munir, SE.

24 Marjuki Rachman

25 Hermawan √

26 Mansurudin √

27 Estika Wulandari, S. Pd. 28 Darmawan

29 Delli Cinthya 30 Mahpud Agus 31 Johan Parigesit


(52)

6. Sarana dan Prasarana

Tabel 5

Sarana dan prasarana3

Ruangan Ada Dibutuhkan Kurang Kelebihan

Kepala Madrasah √

Guru √ 1

Tata Usaha √ 1

Kelas / Belajar √

Lab. IPA √

Lab. Komputer √ 1

Lab. Bahasa √

BP √ 1

OSIS √ 1

UKS √ 1

Keterampilan Kesenian Multimedia

Perpustakaan √

Musholla / Masjid √

WC Siswa √

WC Guru √

Aula

Lapangan Upacara √

Lapangan Olahraga √

Gudang √

Asrama Rumah Dinas

Kantin √

3


(53)

B. Analisis Data

Analisa data merupakan bagian penting dalam metode ilmiah untuk memberi arti dan makna dalam menjawab masalah penelitian. Langkah-langkah dalam menganalisis data adalah :

Langkah pertama yang ditempuh penulis ialah terlebih dahulu membuat Ha dan Ho dalam bentuk kalimat :

Ha: Ada korelasi posistif yang signifikan antara keteladanan orang tua (variabel x) dalam membentuk kepribadian anak Muslim (variabel y).

Ho: Tidak Ada korelasi positif yang signifikan antara keteladanan orang tua (variabel x) dalam membentuk kepribadian anak Muslim (variabel y).

Langkah kedua yaitu membuat Ha dan Ho dalam bentuk statistik : Ha: r ≠ 0

Ho: r = 0

Langkah ketiga yaitu membuat tabel penolong untuk menghitung korelasi PPM, yaitu sebagai berikut :

Tabel 6

Angka hasil perhitungan antara variabel X dengan varibel Y

NO X Y X2 Y2 X.Y

1 36 32 1296 1024 1220

2 31 35 961 1225 1085

3 30 33 900 1089 990

4 35 35 1225 1225 1225

5 36 32 1296 1024 1152

6 36 33 1296 1089 1188

7 35 35 1225 1225 1225

8 33 32 1089 1024 1056

9 33 33 1089 1089 1089

10 34 35 1156 1225 1190

11 32 32 1024 1024 1024

12 34 35 1156 1225 1190

13 32 38 1024 1444 1216

14 36 36 1296 1296 1296


(54)

16 34 36 1156 1296 1224

17 33 37 1089 1369 1221

18 33 34 1089 1156 1122

19 32 35 1024 1225 1120

20 32 34 1024 1156 1088

21 33 35 1089 1225 1155

22 34 33 1156 1089 1122

23 34 32 1156 1024 1088

24 33 35 1089 1225 1155

25 35 34 1225 1156 1190

26 33 33 1089 1089 1089

27 35 34 1225 1156 1190

28 34 35 1156 1225 1190

29 32 33 1024 1089 1056

30 30 32 900 1024 960

Jumlah 1001 1024 33485 35028 34232

Langkah keempat yaitu mencari rhitung dengan cara memasukkan angka statistik dari table penolong.

N = 30 ΣX = 1001 ΣY = 1024 Σ X2 = 33485 ΣY2 = 45028 ΣXY = 34232

Dari hasil nilai di atas kemudian dapat dimasukkan kedalam rumus :

rxy =

 

 

   2 2 2 2 ) y ( y n ) x ( x n x . y xy n =

2

2

1024 35028 30 . 1001 33485 30 ) 1024 ).( 1001 ( 3423 30    x x x =

1004550 1002001



.1050840 1048576

1025024 1026960    =

2549



.2264

1936 = 5770936 1936 = 27725 . 2402 1936 = 0.80

Dari perhitungan diatas, diperoleh nilai koefisien sebesar 0.80 Jika diperhatikan maka indeks korelasi yang diperoleh bertanda positif, ini


(55)

berarti korelasi antara variabel X (keteladanan orang tua) dan variabel Y (kepribadian anak Muslim) terdapat hubungan yang searah, dengan istilah lain terdapat hubungan yang positif antara kedua variabel tersebut. Apabila dilihat rxy yang diperoleh yaitu 0.80 ternyata terletak 0.70-0.90 berarti antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi. Dapat dinyatakan bahwa korelasi antara keteladanan orang tua dalam membentuk kepribadian anak Muslim ialah korelasi yang tergolong kuat.

Dengan demikian, secara sederhana penulis dapat memberikan interpretasi terhadap rxy yaitu terdapat korelasi positif antara keteladanan orang tua dalam membentuk kepribadian anak Muslim korelasi itu kuat.

Langkah kelima yaitu mencari besarnya sumbangan atau kontribusi keteladanan orang tua dalam membentuk kepribadian anak Muslim dengan rumus :

KP = r ² x 100% = 0.80² x 100% = 64 %

Artinya variabel urgensi keteladanan orang tua dalam membentuk kepribadian anak Muslim sebesar 64% .

Langkah keenam yaitu uji signifikansi yang berfungsi mencari makna hubungan variabel X terhadap Y, maka hasil korelasi product momen tersebut diuji dengan uji signifikasi dengan rumus :

thitung =

2 1 2 r n r   = 2 80 . 0 1 2 30 80 , 0   = 6 . 0 23 . 4 = 7.05

Kaidah pengujian :

Jika t hitung ≥ t table maka tolak Ho artinya signifikan dan Jika t hitung ≤ t table maka terima Ho artinya tidak signifikan.


(56)

Berdasarkan perhitungan di atas, α = 0.05 dan n = 30, uji satu pihak : dk = n - 2 = 30 – 2 = 28 sehingga diperoleh t table = 1.701. Ternyata t hitung lebih besar dari t table, atau 7.05 > 1. 701, maka Ho ditolak, artinya ada korelasi yang signifikan antara keteladanan orang tua dalam membentuk kepribadian anak Muslim. Artinya keteladanan orang tua dalam membentuk kepribadian anak Muslim terutama dalam keseharian anak.


(57)

46

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan, yaitu yang berjudul urgensi keteladanan orang tua dalam membentuk kepribadian anak Muslim di Madrasah Aliyah Islamiyah Sawangan akhirnya penulis mengambil kesimpulan bahwa :

Ada hubungan positif yang signifikan antara pengaruh motivasi orang tua terhadap akhlak siswa, hal ini dapat dibuktikan dari hasil yang diperoleh yaitu dengan menggunakan rumus r product moment, angka indeks korelasi sebesar 0,894 yang berkisar antara 0.70-0.90, ini berarti terdapat urgensi yang signifikan antara variabel X dengan variabel Y yaitu terdapat urgensi yang kuat atau tinggi.

Kemudian dengan memeriksa tabel nilai “r” product moment ternyata

dengan df sebesar 18, pada taraf signifikan 5% diperoleh “r” tabel =0,441. Jika dilihat pada rtabel tersebut, rxy lebih besar dari pada r tabel, pada taraf signifikan 5% (0,894>0,441. Dengan demikian, disimpulkan bahwa adanya urgensi yang sangat nyata antara keteladanan orang tua dalam membentuk kepribadian anak Muslim.


(1)

UJI REABILITAS

Variabel x

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 x

1 3 2 3 4 2 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 57

2 4 4 4 4 2 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 62

3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 64

4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 67

5 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 61

6 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 2 3 4 4 59

7 4 4 2 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 64

8 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 65

9 3 2 3 4 3 2 4 2 3 3 4 4 3 1 4 4 3 52

10 3 2 2 2 2 3 3 4 3 1 4 2 4 4 2 4 4 49

11 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 66

12 4 2 3 4 2 2 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 3 57

13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68

14 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 61

15 4 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 52

16 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 51

17 3 4 3 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 3 4 4 4 62

18 4 2 2 4 3 4 4 3 2 1 4 4 4 1 2 1 3 48

19 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 66

20 3 2 2 4 2 2 3 3 2 1 4 4 4 1 4 4 4 49


(2)

Variabel y

2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 y

4 4 4 4 4 3 4 2 2 4 3 3 4 3 3 3 2 56

3 3 4 3 3 3 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 60

4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 66

4 4 4 3 4 2 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 62

4 3 4 2 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 62

4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 62

2 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 62

4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 65

4 4 4 2 4 4 3 3 2 4 2 3 2 3 2 4 2 52

4 4 4 4 4 3 4 2 2 3 3 3 4 1 4 2 2 53

4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 66

4 3 4 3 4 3 4 2 2 4 2 4 3 3 4 4 2 55

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68

3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 63

4 4 3 3 2 4 4 2 4 3 3 4 3 3 3 3 3 55

4 4 4 4 4 3 3 2 4 3 3 2 4 3 3 3 3 56

3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 64

3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 1 3 2 2 56

4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 64

2 4 4 3 3 4 4 2 2 3 2 3 2 1 3 3 2 47


(3)

x y xy x2 y2

57 56 3192 3249 3136

62 60 3720 3844 3600

64 66 4224 4096 4356

67 62 4154 4489 3844

61 62 3782 3721 3844

59 62 3658 3481 3844

64 62 3968 4096 3844

65 65 4225 4225 4225

52 52 2704 2704 2704

49 53 2597 2401 2809

66 66 4356 4356 4356

57 55 3135 3249 3025

68 68 4624 4624 4624

61 63 3843 3721 3969

52 55 2860 2704 3025

51 56 2856 2601 3136

62 64 3968 3844 4096

48 56 2688 2304 3136

66 64 4224 4356 4096

49 47 2303 2401 2209

1180

1194

71081 70466 71878

Rxy = 0.894113


(4)

(5)

UJI VALIDITAS

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 3 4 2 4 3 4 4 4 2 4 3 3 4 4 3 2 3

2 4 3 4 3 4 4 4 3 2 3 4 3 4 4 4 2 3

3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4

4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 2 4 4 4 4 4

5 4 4 4 3 3 4 3 2 3 4 3 4 4 4 4 3 4

6 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3

7 4 2 4 4 2 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3

8 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

9 3 4 2 4 3 4 4 2 3 4 2 4 4 3 2 3 3

10 3 4 2 4 2 4 2 4 2 4 3 3 3 4 4 2 3

11 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4

12 4 4 2 3 3 4 4 3 2 4 2 3 4 4 4 2 3

13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

14 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3

15 4 4 3 4 2 3 2 3 2 2 3 4 3 4 3 2 3

16 2 4 3 4 3 4 2 4 2 4 3 3 3 3 3 2 3

17 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3

18 4 3 2 4 2 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 2

19 4 4 4 4 3 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4

20 3 2 2 4 2 4 4 3 2 3 2 4 3 4 3 2 2

∑y 72 72 63 75 62 79 72 67 58 75 65 72 76 78 73 58 65

∑y2

5184 5184 3969 5625 3844 6241 5184 4489 3364 5625 4225 5184 5776 6084 5329 3364 4225 0.519 0.1945 0.6523 0.107 0.6767 0.3682 0.4625 0.3014 0.7929 0.3528 0.6884 0.2212 0.7195 0.3763 0.6145 0.7929 0.6725

Valid invalid valid invalid valid invalid Valid invalid Valid invalid valid invalid valid invalid valid valid valid


(6)

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

Jumlah total

2 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 2 48

4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 49

4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 53

2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52

4 3 4 4 3 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 49

4 3 4 4 3 4 3 4 4 2 3 3 4 4 4 4 3 51

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 50

4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 54

2 3 4 4 2 4 3 3 2 1 3 4 2 4 4 3 2 46

2 1 3 4 3 2 3 4 4 4 1 2 4 4 2 4 2 44

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 54

2 4 4 4 2 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4 3 2 46

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56

4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 52

4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 43

4 3 3 4 3 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 44

4 2 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 52

3 1 4 4 4 4 4 4 4 1 1 2 3 1 2 3 2 49

2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52

2 1 3 4 2 4 3 4 2 1 1 4 3 4 3 4 2 42

65 60 76 79 65 77 72 78 74 59 59 71 73 75 71 75 63

4225 3600 5776 6241 4225 5929 5184 6084 5476 3481 3481 5041 5329 5625 5041 5625 3969

0.4124 0.5222 0.7706 0.3682 0.648 0.2109624 0.5111 0.3651 0.6127 0.3484 0.632 0.3561 0.6032 0.228 0.5465 0.3971 0.6287 Invalid valid valid invalid valid invalid valid invalid Valid Invalid valid invalid valid invalid valid invalid valid


Dokumen yang terkait

PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI TRENGGALEK - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 2

PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI TRENGGALEK - Institutional Repository of IAIN Tulungagung BAB II DANA

0 0 82

PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI TRENGGALEK - Institutional Repository of IAIN Tulungagung BAB I DANA

0 1 14

PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI TRENGGALEK - Institutional Repository of IAIN Tulungagung BAB III DANA

0 0 16

PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI TRENGGALEK - Institutional Repository of IAIN Tulungagung BAB IV DANA

0 0 40

PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI TRENGGALEK - Institutional Repository of IAIN Tulungagung BAB V DANA

0 0 23

PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI TRENGGALEK - Institutional Repository of IAIN Tulungagung BAB VI DANA

0 0 3

PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI TRENGGALEK - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 3

POLA ASUH ORANG TUA DAN METODE PENGASUHAN DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK

0 0 21

1 UPAYA GURU PAI DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ISLAMI DI MADRASAH ALIYAH NEGERI PACITAN TAHUN 20172018

0 0 98