Tujuan dan Fungsi Bimbingan Rohani Islam

J.P Caplin mendefinisikan mental dalam bukunya “Kamus Lengkap Psikologi” yang diterjemahkan Kartini Kartono sebagai: “1 Menyinggung masalah pikiran, akal, ingatan atau proses-proses yang berasosiasikan dengan pikiran, akal, ingatan 2 strukturalisme menyimnggung isi kesadaran 3 Fungsionalisme menyinggung perbuatan atau proses 4 Psikoanalisis menyinggung ketidaksadaran, pra-kesadaran 5 Menyinggung proses-proses khusus misalnya kesiagaan, sikap, implus, dan proses intelektual 6 Menyinggung proses tersembunyi, yang dipertentangkan dengan proses tebuka 7 Menyinggung segala sesuatu yang bersumber pada sebagian hasil sebab musabab mental seperti gangguan mental”. 20 Dalam istilah lain H.M Arifin Menyatakan bahwa “arti mental adalah suatu kekuatan yang abstrak tidak tampak serta tidak dapat dilihat oleh pancaindra tentang wujud dan zatnya, melainkan yang tampak adalah hanya gejalanya saja dan gejala ini yang mungkin dapat dijadikan sasaran penyelidikan ilmu jiwa atau l ainnya”. 21 Sedangkan menurut Zakiah Daradjat, mengemukakan bahwa mental sering digunakan sebagai ganti dari kata personality kepribadian yang berarti bahwa mental adalah semua unsur-unsur jiwa termasuk pikiran, emosi, sikap antitude dan perasaan dalam keseluruhan dan kebulatannya akan menentukan 20 JP. Caplin, penerjemah: Kartini Kartono, Kamus Lengkap Psikologi, Jakarta: Raja Grapindo, 2004, Cet. Ke-9, h.297. 21 M. Arifin, Psikologi dan Beberapa Asfek Kehidupan Ruhaniah Manusia, Jakarta: Bulan Bintangn, 1997, Cet. Ke-2, h.17. corak tingkah laku, cara menghadapi suatu hal yang menekan perasaan mengecewakan, mengembirakan, dan sebagainya. 22 Dari penjelasan di atas penulis bisa merumuskan bahwa mental adalah suatu hal yang berhubungan dengan batin dan watak berupa unsur-unsur jiwa termasuk pikiran, emosi,sikap dan perasaan yang tidak dapat dilihat oleh pancaindra, melainkan yang tampak hanya gejalanya saja sebagai corak tingkah laku. Kesehatan mental dapat didefinisikan sebagai terwujudnya keharmonisan yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi jiwa, serta mempunyai kesanggupan untuk menghadapi problema-problema yang biasa terjadi dan terhindarnya dari kegelisahan dan pertentangan batin konflik. 23 Sedangkan menurut Federasi kesehatan mental dunia word federation for mental health pada saat kongres kesehatan mental di London, 1948 merumuskan pengertian kesehatan mental sebagai sebagai kondisi yang memungkinkan dayanya perkembangan yang optimal baik secara fisik, intelektual dan emosional, sepanjang hal itu sesuai dengan keadaan orang lain. 24 Kesehatan mental secara terminology menunjuk pada dua maksud yaitu sebagai disiplin ilmu dan kondisi mental yang normal. Dalam studi ini istilah kesehatan mental dipakai untuk maksud yang kedua, yakni terwujudnya keharmonisan yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi jiwa serta 22 Zakiah Daradjat, Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental, Jakarta: Bulan Bintang, 1990, Cet. Ke-4, h. 38-39. 23 Zakiah Deradjat, Kesehatan Mental, Jakarta: Gunung Agung, 1983, h. 13. 24 Moelyono Noto Soedirdjo dan Liptu, Kesehatann Mental konsep dan Penerapannya, Malang: UMM Press, 2002, h. 26.