Metode Bimbingan Rohani Islam

corak tingkah laku, cara menghadapi suatu hal yang menekan perasaan mengecewakan, mengembirakan, dan sebagainya. 22 Dari penjelasan di atas penulis bisa merumuskan bahwa mental adalah suatu hal yang berhubungan dengan batin dan watak berupa unsur-unsur jiwa termasuk pikiran, emosi,sikap dan perasaan yang tidak dapat dilihat oleh pancaindra, melainkan yang tampak hanya gejalanya saja sebagai corak tingkah laku. Kesehatan mental dapat didefinisikan sebagai terwujudnya keharmonisan yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi jiwa, serta mempunyai kesanggupan untuk menghadapi problema-problema yang biasa terjadi dan terhindarnya dari kegelisahan dan pertentangan batin konflik. 23 Sedangkan menurut Federasi kesehatan mental dunia word federation for mental health pada saat kongres kesehatan mental di London, 1948 merumuskan pengertian kesehatan mental sebagai sebagai kondisi yang memungkinkan dayanya perkembangan yang optimal baik secara fisik, intelektual dan emosional, sepanjang hal itu sesuai dengan keadaan orang lain. 24 Kesehatan mental secara terminology menunjuk pada dua maksud yaitu sebagai disiplin ilmu dan kondisi mental yang normal. Dalam studi ini istilah kesehatan mental dipakai untuk maksud yang kedua, yakni terwujudnya keharmonisan yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi jiwa serta 22 Zakiah Daradjat, Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental, Jakarta: Bulan Bintang, 1990, Cet. Ke-4, h. 38-39. 23 Zakiah Deradjat, Kesehatan Mental, Jakarta: Gunung Agung, 1983, h. 13. 24 Moelyono Noto Soedirdjo dan Liptu, Kesehatann Mental konsep dan Penerapannya, Malang: UMM Press, 2002, h. 26. kesanggupan untuk menghadapi problema-problema yang terjadi, serta terhindarnya dari kegelisahan dan pertimbangan batin. 25 Dari uraian mengenai pengertian kesehatan mental di atas maka dapat dipahami bahwa kesehatan mental adalah terwujudnya keharmonisan antara fungsi-fungsi jiwa dan perkembangan secara optimal baik secara fisik, intelektual dan emosional sepanjang hal itu sesuai keadaan orang lain dan dapat kesanggupan untuk menghadapi masalah-masalah serta terhindar dari kegelisahan dan pertentangan batin.

2. Ciri-Ciri Mental yang Sehat

Orang yang sehat mentalnya adalah orang-orang yang mampu merasakan kebahagian dalam hidup, karena orang-orang inilah yang dapat merasa bahwa dirinya berguna, berharga dan mampu menggunakan segala potensi dan bakatnya semaksimal mungkin, yang membawa kebahagiaan bagi dirinya sendiri dan orang lain. Di samping itu, ia mampu menyesuaikan diri dalam arti yang luas dengan dirinya, orang lain, dan suasana sekitar. Orang-orang inilah yang terhindar dari kegelisahan dan gangguan jiwa, serta tetap terpelihara moralnya. Maka orang yang sehat mentalnya, tidak akan merasa ambisius, sombong, rendah diri dan apatis, tapi ia adalah wajar, menghargai orang lain, merasa percaya kepada diri sendiri dan selalu gesit. Setiap tindak dan tingkah lakunya, ditunjukkan untuk mencari kebahagiaan bersama, bukan kesenangan dirinya sendiri. Kepandaian dan pengetahuan yang dimilikinya digunakan untuk kemanfaatan dan kebahagiaan bersama. Kekayaan dan kekuasaan yang ada padanya, bukan untuk bermegah-megahaan dan mencari kesenangan diri sendiri, tanpa mengindahkan orang lain, akan tetapi digunakannya untuk menolong orang yang miskin dan melindungi orang yang lemah. Seandainya semua orang sehat 25 Hanna Djumhana Batsaman, Integrasi Psikologi dengan Islam, Yogyakarta: Yayasan Insan Kamil, 2001, h. 132.