Karakteristik Radio RUANG LINGKUP DAKWAH DAN RADIO

1970-1980-an Alat mobilisasi pembangunan, sarana berbisnis, dan hiburan ProfesionalFM, AM 1990-sekarang Medium bisnis, hiburan, pencerahan publik, dan demokratisasi AM, FM, internet-satelit, jaringan

E. Karakteristik Radio

Siaran radio adalah “makanan” indera pendengaran atau telinga, sehingga berbagai siaran yang dikemasnya perlu disesuaikan dengan hal-hal yang dapat dipahami oleh indera telinga ini. Karena itu, apa yang disajikan untuk dibaca, belum tentu sesuai untuk didengarkan. Susunan berita untuk Koran belum tentu akan mencapai tujuan jika dihidangkan melalui radio siaran. Begitu juga susunan pidato untuk disampaikan dalam acara tablig akbar, belum tentu akan sama sukses jika disampaikan melalui corong radio. Ini berarti bahwa radio memiliki gaya tersendiri.

1. Sifat Radio Siaran :

39 a. Auditif Yang dimaksud sifat auditif adalah bahwa keberadaan siaran radio hanya untuk didengar. Siaran yang sampai ke telinga pendengar pun hanya sepintas lalu saja. Pendengar yang tidak mengerti suatu uraian dari radio siaran, tidak mungkin meminta kepada penyiar untuk mengulanginya lagi, sebab ia pun tidak melihat penyiar dan siaran 39 Aep Kusnawan, Komunikasi dan Penyiaran Islam: Mengembangkan Tabligh Melalui Mimbar, Media Cetak, Radio, Televisi, film, dan Media Digital Bandung: Benang Merah Press, 2004, h. 54 berlalu seperti angin. Baru saja siaran itu tiba di telinga pendengar, sudah hilang lagi. Ketika pendengar baru saja mengingat dan memahami apa yang baru saja diterimanya, sudah datang kalimat lainnya. b. Gangguan Sebagai sebuah media massa, radio tidak luput dari kekurangan, yaitu memungkinkan terjadinya gangguan. Beberapa kemungkinan gangguan ini antara lain gangguan faktor bahasa, gangguan faktor channel, serta gangguan faktor mekanik. Siaran radio tidak semulus dan sesempurna komunikasi antara dua orang yang berhadap-hadapan, sebab ia dilakukan melalui media yang medianya itu sendiri rentan atas gangguan-gangguan. Gangguan yang sifatnya alamiah, di antaranya sinar matahari, sehingga siaran radio lebih jelas diterima malam hari. Siaran juga kadang dipengaruhi cuaca dan turun naik gelombang atau gangguan teknis yang berupa tumpang tindih gelombang. Di samping itu, banyak gangguan lain, apalagi jika radionya sederhana, sehinggga berbagai kelemahan penangkapan siaran terjadi. c. Intim Penyiar radio, penceramah, atau pun penghibur seakan berada di tengah-tengah pendengar. Seolah-olah di antara mereka terjadi persahabatan akrab dan intim, sapaan, canda, uraian petunjuk pada momen-momen tertentu, menjadikan siaran radio sangat familier dengan pendengarnya.

2. Sifat Pendengar Radio :

Pendengar radio merupakan sasaran siaran radio. Siaran radio dapat dikatakan efektif apabila pendengar terpikat perhatiannya, mengerti, serta tergerak hatinya untuk melakukan kegiatan yang diinginkan penyiar. Oleh karena itu, dalam hal ini penting diadakan penelitian mengenai sifat-sifat pendengar. Misalnya, jam berapa biasanya mereka bangun, sarapan pagi, berangkat kerja, pulang kerja, makan malam, program yang disukai, berita yang biasanya mereka dengarkan, penerangan apa yang mereka perlukan, pendidikan apa yang mereka perlukan, serta sejumlah pertanyaan lain lagi menyangkut pertanyaan untuk mengetahui kebiasaan, kesenangan, dan keinginan pendengar. Dalam interaksinya dengan radio, ada enam macam perilaku pendengar, yaitu : 40 1. Rentang konsentrasi dengarnya pendek karena menyimak radio sambil mengerjakan berbagai kegiatan lain; 2. Perhatiannya dapat cepat teralih oleh orang atau peristiwa di sekitarnya karena baginya radio merupakan “teman santai”; 3. Tidak bisa menyerap informasi banyak dalam sekali dengar karena daya ingat yang terbatas akibat dari aktivitas pendengar yang selintas; 4. Lebih tertarik pada hal-hal yang mempengaruhi kehidupan mereka secara langsung, seperti tetangga dan teman; 5. Secara mental dan literal melek huruf mudah mematikan radio; 40 Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional Yogyakarta: Pustaka Populer LKiS, 2005, cet. Ke- 2, h. 19 6. Umumnya pendengar tidak terdeteksi secara konstan sehingga kita tidak mengetahui apakah mereka pintar, heterogen, dan tidak fanatik. Menurut skala partisipasi terhadap acara siaran, ada empat tipologi pendengar : 41 No. Tipologi Penjelasan 1 Pendengar spontan Bersifat kebetulan, tidak berencana mendengarkan siaran radio atau acara tertentu. Perhatian mudah beralih ke aktivitas lain. 2 Pendengar pasif Suka mendengarkan siaran radio untuk mengisi waktu luang dan menghibur diri, menjadikan radio sebagai teman biasa. 3 Pendengar selektif Mendengar siaran radio pada jam atau acara tertentu saja, fanatik pada sebuah acara atau penyiar tertentu, menyediakan waktu khusus untuk mendengarkannya. 4 Pendengar aktif Secara regular tidak terbatas mendengarkan siaran radio, apa pun, di mana pun, dan aktif berinteraksi melalui telepon. Radio menjadi sahabat utama, tidak hanya pada waktu luang. 41 Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional, h. 20.

3. Kualifikasi SDM Radio

Apabila SDM diartikan sebagai stakeholders atau semua pihak yang terkait dengan radio siaran maka SDM radio terbagi empat, yaitu dua SDM internal dan dua SDM eksternal. SDM internal meliputi 42 1. Pemimpin yang menduduki jabatan direktur utama, manajer, dan kepala bagian terkait; 2. Karyawan yang bekerja penuh waktu atau paruh waktu, seperti staf administrasi siaran, staf promosipemasaran, penyiar, reporter, dan staf bagian produksi. Dua SDM eksternal terdiri dari: 1. Pendengar baik yang aktif, selektif, spontan, maupun yang pasif; 2. Pengiklan atau mitra kerja sama radio baik lembaga luar maupun individu di luar karyawan radio. Semua pihak harus mendapatkan keuntungan dan beroperasinya sebuah radio baik bersifat sosial, komersial, maupun religius. Dalam pengelolaan SDM radio dikenal lima tahap manajerial: 1. Rekrutmen dengan lowongan terbuka, melakukan seleksi, dan pemagangan; 2. Penempatan SDM pada posisi yang tepat sesuai kemampuan dan minatnya; 3. Penghargaan atas tugas yang dilakukan SDM secara periodik dalam bentuk bonus, kenaikan, dan keterampilan melalui berbagai seminar dan pelatihan regular secara internal atau mengirim ke lembaga luar; 4. Pemberhentian jika SDM tidak lagi mampu memenuhi target pekerjaan yang telah ditentukan. 42 Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional, h. 22.

F. Format Stasiun Radio