Subyek, Obyek, Materi Dakwah, dan Media Dakwah

“Dan karenanya sempitlah dadaku dan tidak lancar lidahku maka utuslah Jibril kepada Harun[1076].” QS as-Syura: 13 15 e. Mengajak dan menuntun ke jalan yang lurus QS al-Mukminun: 73       “Dan sesungguhnya kamu benar-benar menyeru mereka kepada jalan yang lurus.” QS al-Mukminun: 73 f. Untuk menghilangkan pagar penghalang sampainya ayat-ayat Allah ke dalam lubuk hati masyarakat QS al-Qashshas: 87                    “Dan janganlah sekali-kali mereka dapat menghalangimu dari menyampaikan ayat-ayat Allah, sesudah ayat-ayat itu diturunkan kepadamu, dan serulah mereka kepada jalan Tuhanmu, dan janganlah sekali-sekali kamu termasuk orang- orang yang mempersekutukan Tuhan.” QS al-Qashshas: 87

B. Subyek, Obyek, Materi Dakwah, dan Media Dakwah

1. Subyek Dakwah

Dai pada dasarnya adalah penyeru ke jalan Allah SWT, pengibar panji-panji Islam, dan pejuang mujahid yang mengupayakan terwujudnya sistem Islam dalam realitas kehidupan umat manusia. Sebagai penyeru ke jalan Allah SWT, dai tidak bisa tidak, harus memiliki pemahaman yang luas mengenai Islam sehingga ia dapat menjelaskan ajaran Islam kepada masyarakat dengan baik dan benar. Ia juga harus memilki semangat dan ghirah ke-Islaman yang tinggi yang menyebabkan ia setiap saat 15 [1076] Maksudnya: agar Harun itu diangkat menjadi rasul untuk membantunya. dapat menyeru manusia kepada kebaikan dan mencegah mereka dari kejahatan, meskipun untuk itu ia harus menghadapi tantangan yang berat. 16 Secara ideal pendakwah dai adalah orang mukmin yang menjadikan Islam sebagai agamanya, Alquran sebagai pedomannya, Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpim dan teladan baginya, ia benar-benar mengamalkannya dalam tingkah laku dan perjalanan hidupnya, kemudian ia menyampaikan Islam yang meliputi akidah, syariah, dan akhlak kepada seluruh manusia. 17 Di antara sifat dai yang disebutkan dalam Alquran adalah : 18 1. Perintah agar dai istikamah, tidak memperturutkan hawa nafsu, menjelaskan tentang ketegarannya dalam iman, berbuat adil, dan berusaha berdakwah sampai pada non-muslim. Allah SWT berfirman : QS as-Syuraa: 15           2. Bertawakal dalam berdakwah dari meyakini kebenaran dakwah yang disampaikan. Allah SWT berfirman: QS an-Naml: 79-80                        Untuk mewujudkan seorang dai yang profesional yang mampu memecahkan kondisi mad’unya sesuai dengan perkembangan dan dinamika yang dihadapi oleh obyek 16 A. Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub Jakarta: Penamadani, 2006, h. 311. 17 Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah Jakarta: Prenada Media, 2009, cet. Ke-2, h. 217. 18 Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah Jakarta: Prenada Media, 2004, h. 80. dakwah, ada beberapa kriteria. Adapun sifat-sifat penting yang harus dimiliki oleh seorang dai secara umum, yaitu : 19 a. Mendalami Alquran dan sunah dan sejarah kehidupan Rasulullah serta khulafaurrasyidin; b. Memahami keadaan masyarakat yang akan dihadapi; c. Berani mengungkapkan kebenaran kapan pun dan di mana pun; d. Ikhlas dalam melaksanakan tugas dakwah tanpa tergiur oleh nikmat materi yang hanya sementara; e. Satu kata dengan perbuatan; f. Terjauh dari hal-hal yang menjatuhkan harga diri.

2. Obyek Dakwah

Obyek dakwah mad’u, communicant, audience. Obyek dakwah yaitu masyarakat sebagai penerima dakwah. Masyarakat baik individu maupun kelompok. Sebagai obyek dakwah, memiliki strata dan tingkatan yang berbeda-beda. Dalam hal ini seorang dai dalam aktivitas dakwahnya, hendaklah memahami karakter dan siapa yang akan diajak bicara atau siapa yang akan menerima pesan-pesan dakwahnya. Dai dalam menyampaikan pesan-pesan dakwahnya, perlu mengetahui klasifikasi dan karakter obyek 19 Sifat-sifat tersebut berpedoman dari para ahli di antaranya adalah yang dikemukakan oleh Syekh Ali Mahfuz menurutnya ada beberapa yang harus dimiliki oleh dai di antaranya adalah: a. Dai harus berilmu dengan ilmu Alquran; b. Mengamalkan ilmunya, serta selaras antara perkataan dan perbuatan; c. Penyantun dan berlapang dada dari sinilah merupakan alat pembuka hati yang akan memberikan daya untuk menghilangkan penyakit-penyakit hati; d. Keberanian dalam bertindak dalam membela kebenaran; e. Bersih dan tidak silau terhadap apa pun yang ada di depan atau di tangan orang lain; f. Berilmu dengan keadaan umat yang akan dihadapinya. dakwah, hal ini penting agar pesan-pesan dakwah bisa diterima dengan baik oleh mad’u. 20 Mad’u terdiri dari berbagai macam golongan manusia. Oleh karena itu, menggolongkan mad’u sama dengan menggolongkan manusia itu sendiri, profesi, ekonomi, dan seterusnya. Penggolongan mad’u tersebut antara lain sebagai berikut: 21 1. Dari segi sosiologis, masyarakat terasing, pedesaan, perkotaan, kota kecil, serta masyarakat di daerah marjinal dari kota besar; 2. Dari struktur kelembagaan, ada golongan priyayi, abangan, dan santri, terutama pada masyarakat jawa; 3. Dari segi tingkatan usia, ada golongan anak-anak, remaja, dan golongan orang tua; 4. Dari segi profesi, ada golongan petani, pedagang, seniman, buruh, pegawai negeri; 5. Dari segi jenis kelamin, ada golongan pria dan wanita; 6. Dari segi khusus ada masyarakat tunasusila, tunawisma, tunakarya, narapidana, dan sebagainya. Di samping semua golongan mad’u di atas, ada lagi penggolongan yang berdasarkan responsi mereka. Berdasarkan responsi mad’u terhadap dakwah, mereka dapat digolongkan : 22 20 Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah Jakarta: Amzah, 2009, h. 15. 21 H.M. Arifin, Psikologi dakwah Jakarta: Bulan Bintang, 1997, h. 13-14. 22 Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah Jakarta: Prenada Media, 2004, h. 92. a. Golongan simpati aktif, yaitu mad’u yang menaruh simpati dan secara aktif memberi dukungan moril dan materiil terhadap kesuksesan dakwah. Mereka juga berusaha mengatasi hal-hal yang dianggapnya merintangi jalannya dakwah dan bahkan mereka bersedia berkorban segalanya untuk kepentingan Allah SWT; b. Golongan pasif, yaitu mad’u yang masa bodoh terhadap dakwah, tidak merintangi dakwah; c. Golongan antipati, yaitu mad’u yang tidak rela atau tidak suka akan terlaksananya dakwah. Mereka berusaha dengan berbagai cara untuk merintangi atau meninggalkan dakwah.

3. Materi Dakwah Maddah

Maddah dakwah adalah masalah isi pesan atau materi yang disampaikan dai pada mad’u yang menjadi maddah dakwah adalah membahas ajaran Islam itu sendiri, sebab semua ajaran Islam yang sangat luas itu bisa dijadikan maddah dakwah Islam. 23 Menurut Dr. Quraish Shihab, mengatakan bahwa pokok-pokok materi dakwah itu tercermin dalam tiga hal, yaitu : 24 1. Memaparkan ide-ide agama sehingga dapat mengembangnkan gairah generasi muda untuk mengetahui hakikatnya melalui partisipasi positif mereka; 2. Sumbangan agama ditujukan kepada masyarakat luas yang sedang membangun, khususnya di bidang sosial, ekonomi, dan budaya; 23 Endang Saifuddin Anshari, Wawasan Islam Jakarta: Rajawali, 1996, h. 71. 24 M. Quraish Shihab, Membumikan Al- Qur’an, Fungsi Dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan Masyarakat Bandung: Mizan, 2001, cet. Ke-22, h. 200. 3. Studi tentang pokok-pokok agama yang menjadikan landasan bersama demi mewujudkan kerjasama antar agama tanpa mengabaikan identitas masing-masing. Pada saat sekarang, materi-materi yang disajikan cenderung dikaitkan dengan kehidupan kemasyarakatan. Pada dasarnya materi-materi tersebut dapat tercermin dalam tiga hal, yaitu : 1. Bagaimana ide-ide agama dipaparkan sehingga dapat mengembangkan gairah generasi muda untuk mengetahui hakikat-hakikatnya melalui partisipasi positif mereka; 2. Sehubungan agama ditujukan kepada masyarakat luas yang sedang membangun, khususnya di bidang sosial, ekonomi, dan budaya; 3. Studi tentang dasar-dasar pokok berbagai agama yang menjadi sumber pokok sebagai agama yang dapat menjadi landasan bersama demi mewujudkan kerjasama antar-pemeluk tanpa mengabaikan identitas masing-masing. Karena luasnya ajaran Islam maka setiap dai harus selalu berusaha dan terus- menerus mempelajari dan menggali ajaran agama Islam serta mencermati tentang situasi dan kondisi sosial masyarakat, sehingga materi dakwah dapat diterima oleh obyek dakwah dengan baik. Namun pada dasarnya materi dakwah itu tergantung dengan dakwah yang hendak dicapai. Materi dakwah sudah tentu prinsip-prinsip ajaran itu sendiri mencakup ibadah, akidah, syariah, dan muamalah yang meliputi seluruh aspek kehidupan di dunia ini. Karena itu materi dakwah harus dapat menyentuh seluruh aspek kehidupan manusia, baik yang berkaitan dengan kehidupan atau dunia materi maupun dunia rohaninya, akal dan jiwanya. Artinya, materi dakwah yang disampaikan harus dapat menggugah aspek akal dan aspek emosi penerimanya, serta berkaitan dengan kebutuhan jasmaninya. 25

4. Media Dakwah

Kepentingan dakwah terhadap adanya alat atau media yang tepat dalam berdakwah sangat urgen sekali, sehingga dapat dikatakan dengan media dakwah akan lebih mudah diterima oleh komunikan mad’unya. Pemanfaatan media dalam kegiatan dakwah mengakibatkan komunikasi antara dai dan mad’u atau sasaran dakwahnya akan lebih dekat dan mudah diterima. Media dakwah juga memerlukan kesesuain dengan bakat dan kemampuan dainya, artinya penerapan media dakwah harus didukung oleh potensi dai sebab alat atau media dakwah pada dasarnya sebagai menyampaikan pesan-pesan dakwah terhadap mad’unya. 26 Hamzah Ya’qub membagi media dakwah menjadi lima macam, yaitu: lisan, tulisan, lukisan, audio visual, dan akhlak. 27 1. Lisan, inilah media dakwah yang paling sederhana yang menggunakan lidah dan suara, dakwah dengan media ini dapat berbentuk pidato, ceramah, kuliah, bimbingan, penyuluhan, dan sebagainya; 2. Tulisan, buku, majalah, surat kabar, surat menyurat korespondensi, spanduk, flash-card, dan sebagainya; 3. Lukisan, gambar, karikatur, dan sebagainya; 25 Ali aziz, Ilmu Dakwah Jakarta: Prenada Media, 2004, h. 107. 26 M. Bahri Ghazali , Da’wah Komunikatif: Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi Da’wah Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1997, h. 12. 27 Ali Aziz, Ilmu Dakwah Jakarta: Prenada Media, 2004, h. 120. 4. Audio visual, yaitu alat dakwah yang merangsang indera pendengar atau penglihatan dan kedua-duanya, televisi, film, slide, ohap, internet, dan sebagainya; 5. Akhlak, yaitu perbuatan-perbuatan nyata yang mencerminkan ajaran Islam dapat dinikmati serta didengarkan oleh mad’u. Dalam komunikasi pengertian media adalah sarana yang dipergunakan oleh komunikator sebagai saluran untuk menyampaikan suatu pesan kepada komunikan, yang apabila si komunikan jauh tempatnya, banyak jumlahnya, atau kedua-duanya. 28 Demikian juga dengan dakwah yang juga merupakan bagian dari aktivitas komunikasi, jelas-jelas sangat membutuhkan media itu sendiri yang dapat menunjang proses kegiatan dakwah Islamiyah, sehingga tujuan dakwah untuk mencapai masyarakat yang Islami dapat terwujud. Sedangkan pengertian dari media dakwah itu sendiri adalah alat obyektif menjadi saluran untuk menghubungkan ide dengan umat, dan juga membutuhkan suatu elemen yang vital dan itu merupakan urat nadi dalam totalitet dakwah. 29 Sebagai suatu elemen yang vital, tentu saja media dakwah harus benar-benar dapat berperan dalam usaha kesuksesan dakwah, dan sudah seyogyanya apabila media dakwah dapat disesuaikan dengan kondisi mad`u yang dalam hal ini masyarakat yang sudah mengalami peradaban yang tinggi. Dalam abad informasi sekarang ini, dakwah tidak bisa tidak harus semaksimal mungkin menggunakan media massa modern seperti : radio, televisi, film, pers, internet, 28 Onong Ujana Efendi, Kamus Komunikasi Bandung: CV Mandar Maju, 1989, h. 220. 29 Hamzah Ya`kub, Publisistik Islam, Tehnik Dakwah dan Leadership Bandung: CV Diponogoro, 1992, cet. Ke-4, h. 46. dan sebagainya. Tak ada yang dapat membatah kemampuan media massa ini dalam penyebaran suatu agama. Media massa yang mutlak harus dipergunakan dalam pelaksanaan dakwah Islam, yang memiliki efektivitas yang tinggi, antara lain adalah radio. Kelebihan-kelebihan radio sebagai media dakwah adalah : 30 a. Bersifat langsung Untuk menyampaikan dakwah melalui radio, tidak harus melalui proses yang kompleks sebagaimana penyampaian materi dakwah lewat pers atau majalah umpamanya. Dengan mempersiapkan secarik kertas, dai dapat secara langsung menyampaikan dakwah di depan mikrofon. b. Siaran radio tidak mengenal jarak dan rintangan Faktor lain yang menyebabkan radio dianggap memiliki kekuasaan ialah bahwa siaran radio tidak mengenal jarak dan rintangan selain waktu, ruang pun bagi radio siaran tidak merupakan masalah, bagaimana pun jauhnya sasaran yang dituju. Daerah-daerah terpencil yang sulit dijangkau dakwah dengan media lain dapat diatasi dengan media radio ini. c. Radio siaran mempunyai daya tarik yang kuat Daya tarik ini ialah disebabkan sifatnya yang serba hidup berkat tiga unsur yang ada padanya, yakni: musik, kata-kata, dan efek suara. 30 Ali Aziz, Ilmu Dakwah Jakarta: Prenada Media, 2004, h. 151. d. Biaya yang relatif murah Di banyak negara di dunia ketiga Asia, Afrika, dan Amerika Latin, radio umumnya telah menjadi media utama yang kaya maupun yang miskin. Bedanya hanya kecanggihan dari radio itu sendiri. e. Tidak terhambat oleh kemampuan baca dan tulis Di samping keuntungan-keuntungan di atas radio juga memiliki keuntungan lain. Siaran radio tidak terhambat oleh kemampuan baca dan tulis khalayak. Di beberapa Negara Asia tingkat kemampuan baca dan tulis populasinya labih dari 60 jutaan orang tersebut tidak disentuh oleh media massa lain kecuali bahasa radio dalam bahasa mereka.

C. Pengertian Radio dan Sejarah Radio