Perbandingan agregasi trombosit pasien stroke iskemik yang diberikan anti agregasi dengan pasien stroke iskemik kasus baru

(1)

PERBANDINGAN AGREGASI TROMBOSIT PASIEN

STROKE ISKEMIK YANG DIBERIKAN ANTI AGREGASI

DENGAN

PASIEN STROKE ISKEMIK KASUS BARU

PENELITIAN POTONG LINTANG DI DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

Februari 2011 – Juni 2011

TESIS

OLEH

HENDRA ADIPUTRA

DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA RSUP. H. ADAM MALIK

MEDAN 2011


(2)

DI AJUKAN DAN DI PERTAHANKAN DI DEPAN SI DANG LENGKAP DEWAN PENI LAI DEPARTEMEN I LMU PENYAKI T DALAM

FAKULTAS KEDOKTERAN USU

DAN DI TERI MA SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MENDAPATKAN KEAHLI AN DALAM BI DANG

I LMU PENYAKI T DALAM

PEMBI MBI NG TESI S

Pembimbing I Pembimbing I I

( Dr. Dairion Gatot, Sp.PD- KHOM) ( Dr. Yuneldi Anw ar, Sp.S( K) )

DI SAHKAN OLEH:

KEPALA DEPARTEMEN KETUA PROGRAM STUDI I LMU PENYAKI T DALAM I LMU PENYAKI T DALAM

FAKULTAS KEDOKTERAN USU FAKULTAS KEDOKTERAN USU


(3)

DEWAN PENI LAI :

1.Prof. Dr. M. Yusuf Nasution SpPD- KGH 2. Dr. Mabel Sihombing SpPD- KGEH 3. Dr. Dharma Lindarto SpPD- KEMD 4. Dr. Pirma Siburian SpPD- KGer 5. Dr. Rustam Effendi YS SpPD- KGEH


(4)

KATA PENGANTAR

Terlebih dahulu saya mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga saya dapat

menyelesaikan tesis ini dengan judul: “Perbandingan agregasi trombosit pasien

stroke iskemik yang diberikan anti agregasi dengan pasien stroke iskemik kasus baru“ yang merupakan persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan dokter ahli di bidang ilmu penyakit dalam pada fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Dengan selesainya karya tulis ini, maka penulis ingin menyampaikan terima kasih dan rasa hormat serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Dr. Salli Roseffi Nasution, SpPD-KGH, selaku Kepala Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK USU / RSUP H ADAM MALIK MEDAN yang telah memberikan kemudahan dan dorongan buat penulis dalam menyelesaikan tulisan ini.

2. Ketua Program Studi Ilmu Penyakit Dalam Dr. Zulhelmi Bustami, KGH dan Sekretaris Program Ilmu Penyakit Dalam Dr Zainal Safri, SpPD-SpJP yang dengan sungguh-sungguh telah membantu dan membentuk penulis menjadi ahli penyakit dalam yang berkualitas, handal dan berbudi luhur serta siap untuk mengabdi bagi nusa dan bangsa.

3. Panitia tim penguji saya : Prof. Dr. M. Yusuf Nasution, SpPD-KGH., Dr. Mabel Sihombing, SpPD-KGEH., Dr.Dharma Lindarto, SpPD-KEMD., Dr. Pirma Siburian, SpPD-KGer dan Dr.Rustam Effendi, SpPD-KGEH.

4. Khusus mengenai karya tulis ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. Dairion Gatot, SpPD-KHOM dan Dr. Yuneldi Anwar, Sp.S(K) sebagai pembimbing tesis, yang telah memberikan bimbingan dan kemudahan bagi penulis selama melaksanakan penelitian, juga telah banyak meluangkan waktu dan dengan kesabaran membimbing penulis sampai selesainya karya tulis


(5)

ini. Kiranya Tuhan Yang Maha Esa memberikan rahmat dan karunia kepada beliau beserta keluarga.

5. Prof. Dr. Lukman Hakim Zain, SpPD-KGEH selaku kepala Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK USU/RSUP. HAM dan Dr. Dharma Lindarto, SpPD-KEMD selaku sekretaris Program Studi Ilmu Penyakit Dalam yang telah menerima Saya melanjutkan pendidikan Ilmu Penyakit Dalam ketika itu.

6. Seluruh staf Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK USU / RSUD Dr Pirngadi / RSUP H Adam Malik medan : Prof. Dr. Harun Rasyid Lubis, SpPD-KGH., Prof. Dr. Bachtiar Fanani Lubis, SpPD-KHOM., Prof. Dr. Habibah Hanum, SpPD-KPsi., Prof. Dr. Sutomo Kasiman, SpPD-KKV., Prof. Dr. Azhar Tanjung, SpPD-KP-KAI-SpMK., Prof. Dr. OK Moehad Sjah, SpPD-KR., Prof. Dr. Lukman H. Zain, SpPD-KGEH., Prof. Dr. M. Yusuf Nasution, SpPD-KGH., Prof. Dr. Azmi S Kar, SpPD-KHOM., Prof. Dr. Gontar A Siregar, SpPD-KGEH., Prof. Dr. Haris Hasan, SpPD-SpJP(K)., Dr. Nur Aisyah, SpPD-KEMD., Dr. A Adin St Bagindo, SpPD-KKV., Dr. Lutfi Latief, SpPD-KKV., Dr. Syafii Piliang, SpPD-KEMD (Alm)., Dr. T. Bachtiar Panjaitan, SpPD., Dr. Rustam Effendi YS, SpPD-KGEH., Dr. Abiran Nababan, SpPD-KGEH., Dr. Betthin Marpaung, SpPD-KGEH., Dr. Sri M Sutadi, SpPD-KGEH., Dr. Mabel Sihombing, SpPD-KGEH., Dr. Salli R. Nasution, SpPD-KGH., DR. Dr. Juwita Sembiring, SpPD-KGEH., Dr. Alwinsyah Abidin, SpPD-KP., Dr. Abdurrahim Rasyid Lubis, SpPD-KGH., Dr. Dharma Lindarto, SpPD-KEMD., DR. Dr Umar Zein, KPTI-DTM&H-MHA., Dr. Yosia Ginting, KPTI., Dr. Refli Hasan, SpPD-SpJP., Dr. EN. Keliat, SpPD-KP., DR. Dr. Blondina Marpaung, SpPD-KR., Dr. Leonardo Dairy, SpPD-KGEH., Dr. Pirma Siburian, SpPD-KGer., Dr. Mardianto, SpPD-KEMD., Dr. Santi Safril, SpPD-KEMD., Dr Zuhrial, SpPD., yang merupakan guru-guru saya yang telah banyak memberikan arahan dan petunjuk kepada saya selama mengikuti pendidikan.

7. Dr. Armon Rahimi, SpPD-KPTI., Dr. R Tunggul Ch Sukendar, SpPD-KGH (Alm)., Dr. Daud Ginting, SpPD., Dr. Tambar Kembaren, SpPD., Dr. Saut Marpaung, SpPD., Dr. Dasril Effendi, SpPD-KGEH., Dr.


(6)

Ilhamd, SpPD., Dr. Calvin Damanik, SpPD., Dr. Zainal Safri, SpPD-SPJP., Dr. Rahmat Isnanta, SpPD., Dr. Jerahim Tarigan, SpPD., Dr. Endang, SpPD., Dr. T. Abraham, SpPD., Dr. Soegiarto Gani, SpPD., Dr. Savita Handayani, SpPD., Dr. Fransiskus Ginting, SpPD., Dr. Deske Muhadi, SpPD., Dr. Syafrizal Nst, SpPD., Dr. Ida Nensi Gultom, SpPD., Dr. Imelda Rey, SpPD., Dr. Anita Rosari, SpPD., Dr. Wika Hanida, SpPD., Dr. Radar R Ginting, SpPD., Dr. Ameliana Purba, SpPD., dan Dr. Taufik Sungkar, SpPD., sebagai dokter kepala ruangan / senior yang telah amat banyak membimbing saya selama mengikuti pendidikan ini.

8. Direktur RSUP H Adam Malik Medan dan RSUD Dr. Pirngadi Medan yang telah memberikan begitu banyak kemudahan dan izin dalam menggunakan fasilitas dan sarana Rumah Sakit untuk menunjang pendidikan keahlian ini.

9. Kepada teman-temanku yang memberikan dorongan semangat: Dr.

Restuti Hidayani S, Dr. Vera Abdullah, Dr. T.Iskandar Rizal, Dr.Medina Yuliza, Dr. Riri Andri Muzasti, Dr.Roni Risdianto Ginting, Dr.Doharman Silitonga. Juga para sejawat dan PPDS interna lainnya yang tidak dapat saya sebut satu persatu, paramedik dan Syarifuddin Abdullah, Kak Leli, Fitri, Deni, Wanti, Yanti, Tika dan Sari atas kerjasama yang baik selama ini.

10. Para co-asisten dan petugas kesehatan di SMF / Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUP H. Adam Malik Medan / RSUD Dr. Pirngadi Medan / RS Haji Medan / RS Tembakau Deli, karena tanpa adanya mereka tidak mungkin penulis dapat menyelesaikan pendidikan ini.

11. Laboratorium RSU Herna Medan yang telah memberikan kemudahan dan kerjasama dengan penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

12. Kepada Drs. Abdul Jalil Amri Arma, M.Kes yang telah memberikan bantuan dan bimbingan yang tulus dalam menyelesaikan penelitian ini. Rasa hormat dan terima kasih saya yang setinggi-tingginya dan setulusnya

penulis tujukan kepada ayahanda Dr. Lukman Choandry dan ibunda Drg. Julyna

Choandry yang sangat ananda sayangi dan kasihi, tiada kata-kata yang tepat untuk mengucapkan perasaan hati, rasa terima kasih atas segala jasa-jasanya ayahanda dan ibunda yang tiada mungkin terucapkan dan terbalaskan. Semoga


(7)

Tuhan Yang Maha Esa memberikan kesehatan dan kebahagian kepada orang tua yang sangat saya cintai dan sayangi.

Kepada saudara-saudaraku Drg. Andreas Choandry, Drg. Teddy Choandry, dan Emily yang telah banyak membantu memberi semangat dan dorongan selama pendidikan, terima kasihku yang tak terhingga untuk segalanya.

Akhirnya izinkanlah penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya atas kesalahan dan kekurangan selama mengikuti pendidikan ini, semoga segala bantuan, dorongan dan petunjuk yang diberikan kepada penulis selama mengikuti pendidikan kiranya mendapat balasan yang berlipat ganda dari Tuhan Yang Maha Esa yang maha pengasih, maha pemurah dan maha penyayang.

Medan, Juni 2011 Penulis,


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR SINGKATAN... x

ABSTRAK... xii

BAB I. PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Perumusan Masalah... 3

1.3 Hipotesa... 3

1.4 Tujuan Penelitian... 3

1.5 Manfaat Penelitian... 3

1.6 Kerangka Operasional... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 4

2.1 Stroke Iskemik... 4

2.1.1 Defenisi... 4

2.1.2 Patofisiologi... 4

2.1.3 Faktor Resiko Stroke Iskemik... 6

2.1.4 Gambaran Klinis Stroke Iskemik... 7

2.1.5 Diagnosis Stroke Iskemik... 8

2.2 Trombosit... 9


(9)

2.2.2 Struktur Trombosit... 9

2.2.3 Antigen Trombosit... 10

2.2.4 Fungsi Trombosit... 10

2.3 Agregasi Trombosit... 12

BAB III METODOLOGI PENELITIAN………...……… 14

3.1 Desain penelitian………..……….….. 14

3.2 Waktu dan tempat penelitian……….……. 14

3.3 Subjek Penelitian……….………. 14

3.4 Kriteria Inklusi………..……….……… 14

3.5 Kriteria Eksklusi……… 14

3.6 Besar Sampel……… 14

3.7 Cara penelitian……….. 15

3.8 Ethical clearance dan informed consent………...…………...…… 16

3.9 Kerangka operasional………. 16

BAB IV HASIL PENELITIAN……….. 17

4.1 Karakteristik dasar populasi penelitian……… 17

4.2 Perbandingan agregasi trombosit antara kelompok stroke iskemik yang diberikan anti agregasi dan kelompok stroke iskemik kasus baru…….. 19

4.3 Perbandingan agregasi trombosit antara kelompok hipertensi dan non hipertensi……….………. 20

4.4 Perbandingan agregasi trombosit antara kelompok diabetes mellitus dan non diabetes mellitus………. 20

4.5 Perbandingan agregasi trombosit antara kelompok dislipidemia dan non dislipidemia………..……… 21


(10)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 24

6.1 Kesimpulan... 24

6.2 Saran... 24

DAFTAR PUSTAKA... 25

LAMPIRAN 1. Master tabel hasil penelitian... 29

LAMPIRAN 2. Lembar penjelasan kepada calon subjek penelitian... 31

LAMPIRAN 3. Lembar persetujuan setelah penjelasan ……….……… 32

LAMPIRAN 4. Profil peserta studi………..………….. 33

LAMPIRAN 5. Lembar persetujuan komite etik penelitian... 34


(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Data karakteristik dasar kelompok stroke iskemik yang diberikan terapi anti agregasi dan kelompok stroke iskemik kasus baru... 18

Tabel 2 Data kelompok stroke iskemik yang diberikan anti agregasi dan kelompok stroke iskemik kasus baru berdasarkan jenis kelamin………. 18

Tabel 3 Perbandingan agregasi trombosit antara kelompok stroke iskemik yang diberikan anti agregasi dan kelompok stroke iskemik kasus baru…………..……… 19

Tabel 4 Perbandingan agregasi trombosit antara kelompok hipertensi dan non hipertensi……….………... 20

Tabel 5 Perbandingan agregasi trombosit antara kelompok diabetes mellitus dan non diabetes mellitus………..……….. 21

Tabel 6 Perbandingan agregasi trombosit antara kelompok dislipidemia dan non dislipidemia... 21


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Patofisiologi stroke iskemik... 6

Gambar 2 Mekanisme kerja trombosit... 12


(13)

DAFTAR SINGKATAN

ADP : Adenosine Diphosphate

aPTT : activated Thromboplastin Time

BM : Berat Molekul

cAMP : cyclic Adenosin Monofosfat

CT-Scan : Computed Tomography Scan

DDAVP : 1-deamino-8-D-arginin vasopresin

Depkes RI : Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Dkk : dan kawan-kawan

DM : Diabetes Mellitus

GP : Glikoprotein

HDL : High Density Lipoprotein

HLA : Human Leucocyte Antigen

HPA : Human Platelet Antigen

IL-11 : Interleukin 11

Kg : Kilogram

KGD : Kadar Gula Darah

LDL : Low Density Lipoprotein

m : meter

mg : miligram

mmHg : millimeter air raksa

MRI : Magnetic Resonance Imaging

n : jumlah subjek penelitian


(14)

PDGF : Platelet Derived Growth Factor

PGI2 : Prostaglandin Inhibitor 2

PRP : Platelet Rich Plasma

PT : Protrombin Time

S : simpangan baku agregasi trombosit

TDd : Tekanan Darah diastolik

TDs : Tekanan Darah sistolik

TIA : Trancient Ischemic Attack

vWF : von Willebrand

WHO : World Heath Organization

Zα : deviat baku normal untuk α

Zβ : deviat baku normal untuk β


(15)

Abstrak

Perbandingan agregasi trombosit pasien stroke iskemik yang diberikan anti agregasi dengan pasien stroke iskemik kasus baru”

Hendra Adiputra, Yuneldi Anwar, Dairion Gatot

Divisi Hematologi Onkologi Medik, Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara/RSUP.H.Adam Malik Medan

Latar Belakang.

Stroke merupakan salah satu sumber penyebab gangguan otak pada usia masa puncak produktif dan menempati urutan kedua penyebab kematian sesudah penyakit jantung pada sebagian besar negara di dunia. Faktor resiko stroke ada yang tidak dapat diubah, tetapi ada yang dapat dimodifikasi dengan perubahan gaya hidup atau secara medik dimana dapat menyebabkan trombosis akut pada stroke iskemik. Oleh karena itu perlu pemeriksaan awal agregasi trombosit yang berperan penting dalam patogenesis trombosis akut pada stroke iskemik.

Tujuan :

Untuk membandingkan agregasi trombosit pada pasien stroke iskemik yang diberikan anti agregasi dan pasien stroke iskemik kasus baru.

Bahan dan Cara :

Penelitian potong lintang, diskriptif analitik, terhadap 16 pasien stroke iskemik yang diberikan anti agregasi trombosit dengan 16 pasien stroke iskemik kasus baru

yang dilaksanakan di poliklinik Hematologi Onkologi Medik dan poliklinik Neurologi

RSUP H. Adam Malik dan RS Pirngadi Medan dari bulan Februari 2011 hingga Juni

2011. Dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan agregasi trombosit.

Hasil :

Total dari 32 orang yang ikut dalam penelitian yang terdiri dari 16 orang pasien stroke iskemik yang diberikan anti agregasi trombosit dan 16 orang pasien stroke iskemik kasus baru diperoleh nilai agregasi trombosit kelompok stroke iskemik yang diberikan anti agregasi rendah 2(6,3%), meningkat 7 (21,9%), normal 7 (21,9%) dan pada kelompok stroke iskemik kasus baru rendah 0 (0%), meningkat 14 (43,8%), normal 2 (6,3%) dengan p=0,029. Sedangkan tidak ditemukan perbedaan bermakna pada nilai agregasi trombosit antara kedua kelompok penelitian berdasarkan faktor resiko hipertensi (p=0.602), diabetes mellitus (p=0.212), dislipidemia (p=0.369).

Kesimpulan :

Terdapat perbedaan yang bermakna pada nilai agregasi trombosit antara kelompok stroke iskemik yang diberikan anti agregasi dan kelompok stroke iskemik kasus baru.


(16)

Abstract

Comparison of Platelet Aggregation in ischemic stroke patients given anti-aggregation with new cases of ischemic stroke

Hendra Adiputra, Yuneldi Anwar, Dairion Gatot

Hematology Oncology Medic Divison,Department of Internal Medicine North Sumatra University/H.Adam Malik General Hospital, Medan-Indonesia.

Background

Stroke is one of the causes of brain disorders at the productive age and the second cause of death after heart disease in most countries in the world. Risk factors of stroke can not be changed, but there are some risk factors that can be modified with lifestyle changes or medical which can cause acute thrombosis in ischemic stroke. Therefore, it is necessary to examine the platelet aggregation earlier because of its important role in the pathogenesis of acute thrombosis in ischemic stroke.

Objective :

To compare platelet aggregationbetween ischemic stroke patients who were given anti-aggregation and new cases of ischemic stroke

Materials and Methods :

A cross sectional study, Analytic Description of 16 patients with ischemic stroke who were given anti-platelet aggregation and 16 new cases of ischemic stroke patients admitted to Hematology Medical Oncology polyclinic and Neurology polyclinic of H. Adam Malik Hospital and Pirngadi Hospital in Medan from February

2011 to June 2011. Anamnesis, physical examination, and platelet aggregation

level was measured.

Result:

Total of 32 people who participated in the study that consisted of 16 ischemic stroke patients given anti-platelet aggregation and 16 new cases of ischemic stroke patients were obtained the platelet aggregation level in ischemic stroke group given anti-aggregation are low 2 (6.3%), increased 7 ( 21.9%), normal 7 (21.9%) and in ischemic stroke group with new cases are low 0 (0%), increased 14 (43.8%), normal 2 (6.3%) with p = 0.029. Whereas there was no significant differences in platelet aggregation level between the two groups based on risk factors for hypertension (p = 0.602), diabetes mellitus (p = 0.212), dyslipidemia (p = 0.369).

Conclusion :

There were significant differences in platelet aggregation level between ischemic stroke group given anti-aggregation and new cases of ischemic stroke group.


(17)

Abstrak

Perbandingan agregasi trombosit pasien stroke iskemik yang diberikan anti agregasi dengan pasien stroke iskemik kasus baru”

Hendra Adiputra, Yuneldi Anwar, Dairion Gatot

Divisi Hematologi Onkologi Medik, Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara/RSUP.H.Adam Malik Medan

Latar Belakang.

Stroke merupakan salah satu sumber penyebab gangguan otak pada usia masa puncak produktif dan menempati urutan kedua penyebab kematian sesudah penyakit jantung pada sebagian besar negara di dunia. Faktor resiko stroke ada yang tidak dapat diubah, tetapi ada yang dapat dimodifikasi dengan perubahan gaya hidup atau secara medik dimana dapat menyebabkan trombosis akut pada stroke iskemik. Oleh karena itu perlu pemeriksaan awal agregasi trombosit yang berperan penting dalam patogenesis trombosis akut pada stroke iskemik.

Tujuan :

Untuk membandingkan agregasi trombosit pada pasien stroke iskemik yang diberikan anti agregasi dan pasien stroke iskemik kasus baru.

Bahan dan Cara :

Penelitian potong lintang, diskriptif analitik, terhadap 16 pasien stroke iskemik yang diberikan anti agregasi trombosit dengan 16 pasien stroke iskemik kasus baru

yang dilaksanakan di poliklinik Hematologi Onkologi Medik dan poliklinik Neurologi

RSUP H. Adam Malik dan RS Pirngadi Medan dari bulan Februari 2011 hingga Juni

2011. Dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan agregasi trombosit.

Hasil :

Total dari 32 orang yang ikut dalam penelitian yang terdiri dari 16 orang pasien stroke iskemik yang diberikan anti agregasi trombosit dan 16 orang pasien stroke iskemik kasus baru diperoleh nilai agregasi trombosit kelompok stroke iskemik yang diberikan anti agregasi rendah 2(6,3%), meningkat 7 (21,9%), normal 7 (21,9%) dan pada kelompok stroke iskemik kasus baru rendah 0 (0%), meningkat 14 (43,8%), normal 2 (6,3%) dengan p=0,029. Sedangkan tidak ditemukan perbedaan bermakna pada nilai agregasi trombosit antara kedua kelompok penelitian berdasarkan faktor resiko hipertensi (p=0.602), diabetes mellitus (p=0.212), dislipidemia (p=0.369).

Kesimpulan :

Terdapat perbedaan yang bermakna pada nilai agregasi trombosit antara kelompok stroke iskemik yang diberikan anti agregasi dan kelompok stroke iskemik kasus baru.


(18)

Abstract

Comparison of Platelet Aggregation in ischemic stroke patients given anti-aggregation with new cases of ischemic stroke

Hendra Adiputra, Yuneldi Anwar, Dairion Gatot

Hematology Oncology Medic Divison,Department of Internal Medicine North Sumatra University/H.Adam Malik General Hospital, Medan-Indonesia.

Background

Stroke is one of the causes of brain disorders at the productive age and the second cause of death after heart disease in most countries in the world. Risk factors of stroke can not be changed, but there are some risk factors that can be modified with lifestyle changes or medical which can cause acute thrombosis in ischemic stroke. Therefore, it is necessary to examine the platelet aggregation earlier because of its important role in the pathogenesis of acute thrombosis in ischemic stroke.

Objective :

To compare platelet aggregationbetween ischemic stroke patients who were given anti-aggregation and new cases of ischemic stroke

Materials and Methods :

A cross sectional study, Analytic Description of 16 patients with ischemic stroke who were given anti-platelet aggregation and 16 new cases of ischemic stroke patients admitted to Hematology Medical Oncology polyclinic and Neurology polyclinic of H. Adam Malik Hospital and Pirngadi Hospital in Medan from February

2011 to June 2011. Anamnesis, physical examination, and platelet aggregation

level was measured.

Result:

Total of 32 people who participated in the study that consisted of 16 ischemic stroke patients given anti-platelet aggregation and 16 new cases of ischemic stroke patients were obtained the platelet aggregation level in ischemic stroke group given anti-aggregation are low 2 (6.3%), increased 7 ( 21.9%), normal 7 (21.9%) and in ischemic stroke group with new cases are low 0 (0%), increased 14 (43.8%), normal 2 (6.3%) with p = 0.029. Whereas there was no significant differences in platelet aggregation level between the two groups based on risk factors for hypertension (p = 0.602), diabetes mellitus (p = 0.212), dyslipidemia (p = 0.369).

Conclusion :

There were significant differences in platelet aggregation level between ischemic stroke group given anti-aggregation and new cases of ischemic stroke group.


(19)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kerusakan otak dapat disebabkan oleh berbagai faktor, misalnya stroke, cedera kepala, infeksi, tumor, serebral palsi, dan lainnya. Stroke merupakan salah satu sumber penyebab gangguan otak pada usia masa puncak produktif dan menempati urutan kedua penyebab kematian sesudah penyakit jantung pada sebagian besar negara di dunia1. Di negara barat yang telah maju, stroke menempati urutan ketiga sebagai penyebab kematian setelah penyakit jantung dan keganasan di Amerika1,2,3. WHO memperkirakan kejadian stroke selama tahun 2001 sebanyak 20 juta orang2. Di Amerika Serikat, prevalensi stroke sekitar 2,6% populasi dengan insidensi sebesar 700.000 orang setiap tahunnya dimana sekitar 70% kasus merupakan serangan stroke pertama dan 88% merupakan stroke iskemik2.

Di Indonesia masih belum terdapat epidemiologi tentang insidensi dan prevalensi penderita stroke secara nasional3,4. Dari beberapa data penelitian yang minim pada populasi masyarakat dilaporkan angka prevalensi penyakit stroke pada daerah urban sekitar 0,5% (Darmojo, 1990) dan angka insidensi penyakit stroke pada daerah rural sekitar 50/100.000 penduduk (Suhana, 1994). Sedangkan data dari survei Kesehatan Rumah Tangga (1995) Depkes RI, menunjukkan bahwa penyakit vaskular merupakan penyebab kematian pertama di Indonesia3.

Walaupun kebanyakan terjadi pada usia tua, sekitar 28% serangan stroke terjadi pada usia dibawah 65 tahun, bahkan 5-10% kasus stroke infark dapat terjadi pada usia dibawah 65 tahun. Pada usia muda, hanya 40% kasus stroke merupakan suatu iskemik. Penelitian epidemiologi di Taiwan, stroke iskemik pada usia muda yang disebabkan stenosis merupakan penyebab kedua tersering setelah diseksi. Sedangkan Bevan dkk melaporkan bahwa 42% stroke iskemik usia muda disebabkan oleh emboli kardiogenik dan aterosklerosis prematur2.

Beberapa gangguan hematologi yang terdiri dari gangguan komponen darah atau koagulasi dapat berkaitan dengan kejadian stroke iskemik. Lausanne Stroke Registry melaporkan 1% kejadian stroke iskemik dan 4% stroke pada usia muda disebabkan gangguan hematologi2.


(20)

Frekuensi kematian akibat penyumbatan pembuluh darah otak dan miokard di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun. Salah satu faktor penting yang berperan dalam proses penyumbatan tersebut adalah trombosis. Banyak peneliti melaporkan bahwa penyumbatan pembuluh darah otak dan jantung sering terjadi akibat hiperaktivitas fungsi trombosit. Hiperaktivitas trombosit dapat meningkatkan agregasi trombosit yang menimbulkan trombosis, akibatnya pembuluh darah menjadi tersumbat5. Salah satu cara untuk menilai fungsi trombosit dengan memeriksa agregasi trombosit5,6.

Agregasi trombosit memegang peranan penting dalam patogenese trombosis akut pada penyakit jantung koroner, stroke, dan penyakit arteri perifer6,7. Agregasi trombosit dapat distimulasi secara in vitro oleh sejumlah agonis yang mempengaruhi reseptor trombosit, termasuk ADP, epinefrin, kolagen, dan trombin6,7. Kejadian seluler tersebut yang menyebabkan agregasi trombosit diperantarai oleh pengikatan fibrinogen dengan reseptor trombosit glikoprotein (GP) IIb/IIIa sebagai jalur umum7,8.

Pemeriksaan agregasi trombosit bertujuan mendeteksi abnormalitas fungsi trombosit5,6. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti makroskopik, mikroskopik dan menggunakan analyzer, tetapi yang paling sering dikerjakan menggunakan analyzer berdasarkan perubahan transmisi cahaya5,11,12. Pada penggunaan analyzer diperlukan bahan pemeriksaan berupa platelet rich plasma (PRP) dengan menggunakan pengaduk dan agonist/aggregator seperti

adenosine diphosphate (ADP). Hasil pemeriksaan agregasi trombosit tergantung dari kadar ADP yang dipakai sebagai aggregator5.

Hasil pengukuran agregasi trombosit yang meningkat merupakan salah satu faktor untuk menilai perkembangan trombosis dan progresivitas aterosklerosis vaskular9. Pada orang sehat meningkatnya agregasi trombosit sesuai dengan bertambahnya umur dan hal tersebut berhubungan dengan perkembangan aterosklerosis9,10.

Sejauh ini, di Indonesia, data mengenai tampilan agregasi trombosit pada pasien stroke iskemik kasus baru dan stroke iskemik yang telah diberikan anti agregasi belum ada. Karena itu penulis berminat melakukan sebuah penelitian mengenai perbandingan agregasi trombosit pada pasien stroke iskemik kasus baru dengan pasien stroke iskemik yang telah diberikan anti agregasi di Medan.


(21)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang yang telah disebutkan di atas, maka dapat dirumuskan masalah: apakah terjadi penurunan agregasi trombosit pada stroke iskemik yang telah diberikan anti agregasi.

1.3. Hipotesis

Terdapat pernurunan agregasi trombosit pasien stroke iskemik yang diberikan anti agregasi trombosit dibandingkan dengan pasien stroke iskemik kasus baru

1.4. Tujuan Penelitian

Untuk membandingkan agregasi trombosit pada stroke iskemik yang telah diberikan anti agregasi dan pasien stroke iskemik kasus baru.

1.5. Manfaat Penelitian

 Dengan dilakukannya penelitian agregasi trombosit pada stroke iskemik yang telah diberikan anti agregasi maka diharapkan dapat berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

 Dengan mengetahui agregasi trombosit pada stroke iskemik yang telah diberikan anti agregasi maka dapat digunakan sebagai pedoman apakah hanya agregasi trombosit yg berperan pada proses terjadinya stroke iskemik

1.6. Kerangka Konsespsional

Pasien stroke iskemik yang diberikan anti agregasi

Pasien stroke iskemik kasus baru yang belum diberikan anti agregasi


(22)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Stroke Iskemik 2.1.1. Definisi

Stroke iskemik didefinisikan sebagai sekumpulan tanda klinik yang berkembang oleh sebab vaskular. Gejala ini berlangsung 24 jam atau lebih; pada umumnya terjadi akibat berkurangnya aliran darah ke otak, yang menyebabkan cacat atau kematian. Stroke jenis ini memiliki ciri khas onset defisit neurologis setempat yang tiba-tiba. Beberapa pasien mengalami perkembangan gejala yang bertahap. Defisit neurologis yang lazim ditemukan meliputi dysphasia, dysarthria, hemianopia, hemiparesis, ataxia, dan sensory loss. Gejala dan tandanya biasanya satu sisi (unilateral)13.

2.1.2. Patofisiologi

Iskemia jaringan otak biasanya disebabkan oklusi mendadak pada arteri di daerah otak (biasanya arteri vertebrobasilar) bila ada ruptur plaque yang kemudian akan mengaktivasi sistem pembekuan. Interaksi antara ateroma dengan bekuan akan mengisi lumen arteri sehingga aliran darah mendadak tertutup13.

Aterosklerosis berhubungan erat dengan banyak faktor risiko, seperti hipertensi, obesitas, merokok, diabetes mellitus, usia dan kadar kolesterol yang tinggi13,14.

Stroke iskemik (stroke non-hemoragik, infark otak, penyumbatan) dapat terjadi berdasarkan 3 mekanisme yaitu trombosis serebri, emboli serebri dan pengurangan perfusi sistemik umum13,15.

1. Stroke akibat trombosis serebri

Stroke trombotik yaitu stroke yang disebabkan karena adanya penyumbatan lumen pembuluh darah otak karena trombus yang makin lama makin menebal, sehingga aliran darah menjadi tidak lancar. Penurunan aliran darah ini menyebabkan iskemik13. Trombosis serebri adalah obstruksi aliran darah yang terjadi pada proses oklusi satu atau lebih pembuluh darah lokal13,15.

Trombosis diawali dengan adanya kerusakan endotel, sehingga tampak jaringan kolagen di bawahnya. Proses trombosis terjadi akibat adanya interaksi antara trombosit dan dinding pembuluh darah, adanya kerusakan endotel pembuluh darah13.


(23)

Endotel pembuluh darah yang normal bersifat antitrombosis karena adanya glikoprotein dan proteoglikan yang melapisi sel endotel dan adanya prostasiklin (PGI2) pada endotel yang bersifat vasodilator dan inhibisi platelet

agregasi. Pada endotel yang mengalami kerusakan, darah akan berhubungan dengan serat-serat kolagen pembuluh darah, kemudian merangsang trombosit dan agregasi trombosit dan merangsang trombosit mengeluarkan zat-zat yang terdapat di dalam granula-granula di dalam trombosit dan zat-zat yang berasal dari makrofag yang mengandung lemak. Akibat adanya reseptor pada trombosit menyebabkan perlekatan trombosit dengan jaringan kolagen pembuluh darah13.

2. Emboli serebri

Selain oklusi trombotik pada tempat aterosklerosis arteri serebral, infark iskemik dapat diakibatkan oleh emboli yang timbul dari lesi atheromatus yang terletak pada pembuluh darah yang lebih distal. Gumpalan-gumpalan kecil dapat terlepas dari trombus yang lebih besar dan dibawa ke tempat-tempat lain dalam aliran darah. Bila embolus mencapai arteri yang terlalu sempit untuk dilewati dan menjadi tersumbat, aliran darah fragmen distal akan berhenti, mengakibatkan infark jaringan otak distal karena kurangnya nutrisi dan oksigen. Emboli merupakan 32% dari penyebab stroke13.

Stroke emboli dapat diakibatkan dari embolisasi dari arteri di sirkulasi pusat dari berbagai sumber13,15. Selain gumpalan darah, agregasi trombosit, fibrin, dan potongan-potongan plak atheromatous, bahan-bahan emboli yang diketahui masuk ke sirkulasi pusat termasuk lemak, udara, tumor atau metastasis, bakteri, dan benda asing. Tempat yang paling sering terserang embolus serebri adalah arteri serebri media, terutama bagian atas13.

Emboli akan lisis, pecah atau tetap utuh dan menyumbat pembuluh darah sebelah distal, tergantung pada ukuran, komposisi, konsistensi, dan umur plak tersebut, dan juga tergantung pada pola dan kecepatan aliran darah. Sumbatan pada pembuluh darah tersebut (terutama pembuluh darah di otak) akan menyebabkan matinya jaringan otak, dimana kelainan ini tergantung pada adanya pembuluh darah yang adekuat13.


(24)

3. Hipoperfusi sistemik

Pengurangan perfusi sistemik dapat mengakibatkan kondisi iskemik karena kegagalan pompa jantung atau proses perdarahan atau hipovolemik13,15. Berkurangnya aliran darah ke seluruh bagian tubuh karena adanya gangguan denyut jantung13.

Gambar 1. Patofisiologi stroke iskemik

2.1.3. Faktor risiko stroke iskemik

Stroke dapat dicegah dengan memanipulasi faktor-faktor risikonya4,13. Faktor risiko stroke ada yang tidak dapat diubah, tetapi ada yang dapat dimodifikasi dengan perubahan gaya hidup atau secara medik1,4,16. Menurut Sacco 1997, Goldstein 2001, faktor-faktor risiko pada stroke adalah :

1. Hipertensi

Hipertensi merupakan faktor resiko mayor yang dapat diobati17,18. Insidensi stroke bertambah dengan meningkatnya tekanan darah dan berkurang bila tekanan darah dapat dipertahankan di bawah 140/90 mmHg, baik pada stroke iskemik, perdarahan intrakranial maupun perdarahan subarachnoid1,3,4,19.

2. Penyakit jantung

Meliputi penyakit jantung koroner, kongestif, hipertrofi ventrikel kiri, aritmia jantung dan atrium fibrilasi merupakan faktor risiko stroke1,18,19.

3. Diabetes mellitus

Diabetes mellitus adalah faktor risiko stroke iskemik1,18,20. Resiko pada wanita lebih besar daripada pria. Bila disertai hipertensi, risiko menjadi lebih besar20.


(25)

4. Viskositas darah

Meningkatnya viskositas darah baik karena meningkatnya hematokrit maupun fibrinogen akan meningkatkan risiko stroke3.

5. Pernah stroke sebelumnya atau TIA (Trancient Ischemic Attack)

50% stroke terjadi pada penderita yang sebelumnya pernah stroke atau TIA. Beberapa laporan menyatakan bahwa 1/3 penderita TIA kemungkinan akan mengalami TIA ulang, 1/3 tanpa gejala lanjutan dan 1/3 akan mengalami stroke1,21.

6. Peningkatan kadar lemak darah

Ada hubungan positif antara meningkatnya kadar lipid plasma dan lipoprotein dengan aterosklerosis serebrovaskular; ada hubungan positif antara kadar kolesterol total dan trigliserida dengan risiko stroke; dan ada hubungan negatif antara menigkatnya HDL dengan risiko stroke1,3,19,22.

7. Merokok

Risiko stroke meningkat sebanding dengan banyaknya jumlah rokok yang dihisap per hari1,18,19.

8. Obesitas

Sering berhubungan dengan hipertensi dan gangguan toleransi glukosa. Obesitas tanpa hipertensi dan DM bukan merupakan faktor risiko stroke yang bermakna3.

9. Kurangnya aktivitas fisik/olahraga

Aktivitas fisik yang kurang memudahkan terjadinya penimbunan lemak. Timbunan lemak yang berlebihan akan menyebabkan resistensi insulin sehingga akan menjadi diabetes dan disfungsi endotel3.

10.Usia tua

Usia berpengaruh pada elastisitas pembuluh darah. Makin tua usia, pembuluh darah makin tidak elastis. Apabila pembuluh darah kehilangan elastisitasnya, akan lebih mudah mengalami aterosklerosis22,23,24.

11.Jenis kelamin (pria > wanita)1,3 12.Ras (kulit hitam > kulit putih)1,3

2.1.4. Gambaran klinis stroke iskemik

Stroke iskemik merupakan penyakit yang progresif dengan berbagai macam tampilan klinis, dari yang ringan hingga yang berat. Gambaran klinis stroke


(26)

hiperrefleksia anggota tubuh, kelemahan otot-otot wajah, dysarthria, dysfagia, peningkatan reflex muntah, diplopia, nystagmus, kelemahan otot mata, dan penurunan kesadaran15.

2.1.5. Diagnosis stroke iskemik

Untuk mendiagnosis kasus stroke, idealnya dengan observasi klinis sindrom/kumpulan gejala dan perjalanan penyakit, serta karakteristik patofisiologi dan mekanisme penyakit yang dikonfirmasi dengan data-data patologis, laboratoris, elektrofisiologi, genetik, atau radiologis13.

1. Pemeriksaan radiologis a. CT-Scan

Pada kasus stroke, CT-Scan dapat menentukan dan memisahkan antara jaringan otak yang infark dan daerah penumbra. Selain itu, alat ini bagus juga untuk menilai kalsifikasi jaringan. Berdasarkan beberapa studi terakhir, CT-Scan dapat mendeteksi lebih dari 90% kasus stroke iskemik, dan menjadi baku emas dalam diagnosis stroke13,16.

b. Magnetic Resonance Imaging (MRI)

Secara umum lebih sensitif dibandingkan CT-Scan. MRI juga dapat digunakan pada kompresi spinal. Kelemahan alat ini adalah tidak dapat mendeteksi adanya emboli paru, udara bebas dalam peritoneum dan fraktur. Kelemahan lainnya adalah prosedur pemeriksaan yang lebih rumit dan lebih lama, hanya sedikit sekali rumah sakit yang mempunyai, harga pemeriksaan yang sangat mahal serta tidak dapat dipakai pada pasien yang memakai alat pacemaker jantung dan alat bantu pendengaran13,16.

2. Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada stroke akut meliputi beberapa parameter yaitu hematologi lengkap, kadar gula darah, elektrolit, ureum, kreatinin, profil lipid, enzim jantung, analisis gas darah, protrombin time (PT) dan activated thromboplastin time (aPTT), kadar fibrinogen serta D-dimer. Polisitemia vera dan trombositemia esensial merupakan kelainan darah yang dapat menyebabkan stroke. Polisitemia, nilai hematokrit yang tinggi menyebabkan hiperviskositas dan mempengaruhi darah otak. Trombositemia meningkatkan kemungkinan terjadinya agregasi dan terbentuknya trombus. Kadar glukosa darah untuk mendeteksi adanya hipoglikemia dan hiperglikemia dimana dapat dijumpai gejala neurologis. Pemeriksaan elektrolit bertujuan


(27)

mendeteksi gangguan natrium, kalium, kalsium, fosfat dan magnesium yang semuanya dapat menyebabkan depresi susunan saraf pusat. Analisis gas darah perlu dilakukan untuk mendeteksi penyebab metabolik, hipoksia dan hiperkapnia. Profil lipid dan enzim jantung untuk menilai faktor resiko stroke. PT dan aPTT untuk menilai aktivitas koagulasi serta monitoring terapi. Sedangkan D-dimer diperiksa untuk mengetahui aktivitas fibrinolisis2,13,15,22.

2.2. Trombosit

2.2.1. Produksi Trombosit

Trombosit dihasilkan dalam sumsum tulang melalui fragmentasi sitoplasma megakariosit8,25,26. Prekursor megakariosit, megakarioblast, muncul melalui proses diferensiasi dari sel induk hemopoietik. Megakariosit mengalami pematangan dengan replikasi inti endomitotik yang sinkron, memperbesar volume sitoplasma sejalan dengan penambahan lobus inti menjadi kelipatan duanya25. Pada berbagai stadium perkembangannya (paling banyak pada stadium inti delapan), sitoplasma menjadi granular dan trombosit dilepaskan. Produksi trombosit mengikuti pembentukan mikrovesikel dalam sitoplasma sel yang menyatu membentuk membran pembatas trombosit. Tiap sel megakariosit bertanggung jawab untuk menghasilkan sekitar 4000 trombosit8,25. Interval waktu semenjak diferensiasi sel induk manusia sampai produksi trombosit berkisar sekitar 10 hari25,27.

Trombopoietin adalah pengatur utama produksi trombosit dan dihasilkan oleh hati dan ginjal2,8,25. Trombosit mempunyai reseptor untuk trombopoietin (C-MPL) dan mengeluarkannya dari sirkulasi, karena itu kadar trombopoietin tinggi pada trombositopenia akibat aplasia sumsum tulang dan sebaliknya. Trombopoietin meningkatkan jumlah dan kecepatan maturasi megakariosit2,25. Jumlah trombosit mulai meningkat 6 hari setelah dimulainya terapi dan tetap tinggi selama 7-10 hari25,26. Interleukin-11 (IL-11) juga dapat meningkatkan trombosit dalam sirkulasi25,28.

2.2.2. Struktur Trombosit

Glikoprotein permukaan sangat penting dalam reaksi adhesi dan agregasi trombosit25,27. Adhesi pada kolagen difasilitasi oleh glikoprotein Ia (GPIa)25,26. Glikoprotein Ib dan IIb/IIIa penting dalam perlekatan trombosit pada faktor von Willebrand (vWF) dan subendotel vaskular25,27,29. Reseptor IIb/IIIa juga merupakan reseptor untuk fibrinogen yang penting dalam agregasi


(28)

trombosit-Membran plasma berinvaginasi ke bagian dalam trombosit untuk membentuk suatu sistem membran (kanalikular) terbuka yang menyediakan permukaan reaktif yang luas tempat protein koagulasi plasma diabsorpsi secara selektif. Fosfolipid membran (faktor trombosit 3) sangat penting dalam konversi faktor koagulasi X menjadi Xa dan protrombin (faktor II) menjadi trombin (faktor IIa)25,26,30,31.

2.2.3. Antigen Trombosit

Beberapa protein permukaan trombosit telah terbukti merupakan antigen penting dalam autoimunitas yang spesifik terhadap trombosit dan disebut sebagai antigen trombosit manusia (human platelet antigen, HPA). Pada sebagian besar kasus, terdapat dua alel berbeda, yang disebut alel a atau b, misalnya HPA-1a. Trombosit juga mengekspresikan antigen ABO dan antigen leukosit manusia (human leucocyte antigen, HLA) kelas I, tetapi tidak mengekspresikan HLA kelas II25.

2.2.4. Fungsi Trombosit

Fungsi utama trombosit adalah pembentukan sumbat mekanik selama respons hemostasis normal terhadap cedera vaskular25,32. Tanpa trombosit, dapat terjadi kebocoran darah spontan melalui pembuluh darah kecil25. Reaksi trombosit berupa adhesi, sekresi, agregasi, dan fusi serta aktivitas prokoagulannya sangat penting untuk fungsinya5,25.

Adhesi dan agregasi trombosit sebagai respons terhadap cedera vaskular

Setelah cedera pembuluh darah, trombosit melekat pada jaringan ikat subendotel yang terbuka25,32,33. Mikrofibril subendotel mengikat multimer vWF yang lebih besar, yang berikatan dengan kompleks Ib membran trombosit25,34. Di bawah pengaruh shear stress, trombosit bergerak di sepanjang permukaan pembuluh darah sampai GPIa/IIa (integrin α2β1) mengikat kolagen dan

menghentikan translokasi8,25,26,33. Setelah adhesi, trombosit menjadi lebih sferis dan menonjolkan pseudopodia-pseudopodia panjang, yang memperkuat interaksi antar trombosit yang berdekatan25,26,33. Aktivasi trombosit kemudian dicapai melalui glikoprotein IIb/IIIa (integrin αIIbβ3) yang mengikat fibrinogen untuk

menghasilkan agregasi trombosit8,25,26,34. Kompleks reseptor IIb/IIIa juga membentuk tempat pengikatan sekunder dengan vWF yang menyebabkan adhesi lebih lanjut8,25,27.

Faktor von Willebrand (vWF) terlibat dalam adhesi trombosit pada dinding pembuluh darah dan pada trombosit lain (agregasi)25,34. vWF juga membawa


(29)

faktor VIII yang merupakan molekul multimerik besar yang kompleks (berat molekul (BM) 0,8-20 x 106) yang tersusun atas beberapa rantai subunit yang bervariasi dari dimer (BM 5 x 105) sampai multimer (BM 20 x 106) yang terikat dengan ikatan disulfida. vWF dikode oleh suatu gen pada kromosom 12 dan disintesis oleh sel endotel dan megakariosit. vWF disimpan dalam badan Weibel-Palade pada sel endotel dan dalam granula α yang spesifik untuk trombosit25,26,32. Pelepasan vWF dari sel endotel terjadi di bawah pengaruh beberapa hormon. Stress dan olahraga atau pemberian infus adrenalin atau desmopresin (1-deamino-8-D-arginin vasopresin, DDAVP) menyebabkan peningkatan yang cukup besar dalam kadar vWF dalam darah25,33.

Reaksi pelepasan trombosit

Pemajanan kolagen atau kerja trombin menyebabkan sekresi isi granula trombosit, yang meliputi ADP, serotonin, fibrinogen, enzim lisosom, β -tromboglobulin, dan faktor penetral heparin (faktor trombosit, faktor trombosit

4)25,33,35,36. Kolagen dan trombin mengaktifkan sintesis prostaglandin

trombosit25,26,27,36. Terjadi pelepasan diasilgliserol (yang mengaktifkan fosforilasi protein melalui protein kinase C) dan inositol trifosfat (yang menyebabkan pelepasan ion kalsium intrasel) dari membran, yang menyebabkan pembentukan suatu senyawa yang labil yaitu tromboksan A2, yang menurunkan kadar adenosin

monofosfat siklik (cAMP) dalam trombosit serta mencetuskan reaksi pelepasan25,28. Tromboksan A2 tidak hanya memperkuat agregasi trombosit, tetapi

juga mempunyai aktivitas vasokonstriksi yang kuat25,26,28. Reaksi pelepasan dihambat oleh zat-zat yang meningkatkan kadar cAMP trombosit8,25,26,33. Salah satu zat yang berfungsi demikian adalah prostasiklin (PGI2) yang disintesis oleh

sel endotel vaskular8,25,33. Prostasiklin merupakan inhibitor agregasi trombosit yang kuat dan mencegah deposisi trombosit pada endotel vaskular normal25.

Agregasi trombosit

ADP dan tromboksan A2 yang dilepaskan menyebabkan makin banyak

trombosit yang beragregasi pada tempat cedera vaskular25,26,33,37. ADP menyebabkan trombosit membengkak dan mendorong membran trombosit pada trombosit yang berdekatan untuk melekat satu sama lain25,26,38. Bersamaan dengan itu, terjadi reaksi pelepasan lebih lanjut yang melepaskan lebih banyak ADP dan tromboksan A2 yang menyebabkan agregasi trombosit sekunder25,26,28. Proses


(30)

umpan balik positif ini menyebabkan terbentuknya massa trombosit yang cukup besar untuk menyumbat daerah kerusakan endotel5,25.

Aktivitas prokoagulan trombosit

Setelah agregasi trombosit dan pelepasan tersebut, fosfolipid membran yang terpajan (faktor trombosit, platelet faktor 3) tersedia untuk dua jenis reaksi dalam kaskade koagulasi, yang bergantung pada ion kalsium25,27. Reaksi pertama (tenase) melibatkan faktor IXa, VIIIa, dan X dalam pembentukan faktor Xa. Reaksi kedua (protrombinase) menghasilkan pembentukan trombin dari interaksi faktor Xa, Va, dan protrombin (II). Permukaan fosfolipid membentuk cetakan yang ideal untuk konsentrasi dan orientasi protein-protein tersebut yang penting25,26,27.

Agregasi trombosit irreversibel

Konsentrasi ADP yang tinggi, enzim yang dilepaskan selama reaksi pelepasan, dan protein kontraktil trombosit menyebabkan fusi yang irreversibel pada trombosit-trombosit yang beragregasi pada lokasi cedera vaskular25,26,38. Trombin juga mendorong terjadinya fusi trombosit, dan pembentukan fibrin memperkuat stabilitas sumbat trombosit yang terbentuk3,25,26.

Faktor pertumbuhan

PDGF yang ditemukan dalam granula spesifik merangsang sel-sel otot polos vaskular untuk memperbanyak diri, dan ini dapat mempercepat penyembuhan vaskular setelah cedera3,25.


(31)

2.3. Agregasi Trombosit

Proses agregasi adalah suatu proses yang menyebabkan trombosit saling melekat satu sama lain5. Pemeriksaan agregasi trombosit merupakan salah satu uji dalam laboratorium untuk menilai faal trombosit, terutama pada pasien dengan jumlah trombosit yang normal tetapi disertai perdarahan atau pasien dengan trombosit yang normal dengan kecenderungan mengalami trombosis5,39.

Agregasi trombosit dapat meningkat pada beberapa keadaan seperti uremia, paraproteinemia, diabetes melitus, hiperlipoproteinemia, pemakai kontrasepsi hormonal, dan perokok5,7. Pada uremia dilaporkan terjadinya perdarahan akibat gangguan fungsi trombosit yang disebabkan akumulasi metabolik toksik5. Peningkatan kadar imunoglobulin yang disebabkan paraproteinemia, menyebabkan gangguan fungsi trombosit karena adanya interaksi antara paraprotein dengan membran glikoprotein dari trombosit yang mengakibatkan gangguan ikatan trombosit dengan fibrinogen dan faktor von Willebrand5. Pada penderita diabetes melitus terdapat prostaglandin E-like material meningkat yang menyebabkan sintesa tromboksan lebih banyak juga pembentukan prostaglandin I2

(PGI2) berkurang5,40. Kedua keadaan tersebut akan menginduksi agregasi

trombosit. Hiperlipoproteinemia yang disebabkan peningkatan kadar kolesterol dapat merubah karakteristik trombosit menjadi lebih aktif. Kontrasepsi hormonal meningkatkan agregasi trombosit yang kemungkinan disebabkan oleh estrogen. Pada perokok, nikotin menghambat sintesa PGI2 yang menyebabkan hambatan

terhadap agregasi trombosit5,19.

Obat yang dapat menghambat agregasi trombosit antara lain aspirin, sulphinpyrazone, dipiridamol, thienopyridine clopidogrel, glycoprotein blokers seperti abciximab dan dekstran5. Aspirin dan sulphinpyrazone mengurangi aktivasi trombosit dengan menghambat kerja siklooksigenase, sehingga sintesa prostaglandin dan tromboksan A2 menjadi terhambat5,35. Hambatan yang terjadi akibat pemakaian aspirin bersifat irreversibel karena berlangsung seumur hidup trombosit. Dekstran dan abciximab menghambat agregasi trombosit dengan menduduki reseptor glikoprotein (GP)5. Dipiridamol menghambat kerja fosfodiesterase, sehingga terjadi peningkatan siklik AMP yang menghambat reaksi penglepasan5,35. Thienopyridine clopidogrel bekerja menduduki reseptor platelet adenosin5.


(32)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Penelitian dilakukan dengan observasional analitik dengan cara cross sectional (potong lintang). Pengambilan sampel dengan cara consecutive sampling, dimana jumlah sampel dibatasi minimal sesuai perkiraan jumlah sampel atau sampai batas waktu pengumpulan sampel yang ditetapkan. Pengukuran variabel dilakukan hanya satu kali.

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian direncanakan dilakukan mulai bulan Februari 2011 sampai dengan Juni 2011 di Divisi Hematologi Onkologi Medik Departemen Penyakit Dalam dan Departemen Neurologi RSUP H. Adam Malik dan RS Pirngadi Medan.

3.3. Subjek Penelitian

Pasien-pasien stroke iskemik yang berobat ke Divisi Hematologi Onkologi Medik Departemen Penyakit Dalam dan Departemen Neurologi RSUP H. Adam Malik dan RS Pirngadi Medan.

3.4. Kriteria Inklusi

a. Pasien dengan bukti stroke iskemik (telah di Head CT-Scan) b. Laki-laki dan perempuan usia di atas 40 tahun

c. Pasien sebelumnya tidak mengkonsumsi obat-obat yang dapat mempengaruhi agregasi trombosit (aspirin, clopidogrel, dll)

3.5. Kriteria Eksklusi

a. Pasien yang alergi terhadap aspirin b. Pasien dengan stroke hemoragik c. Pasien gagal ginjal kronik

d. Pasien yang menggunakan kontrasepsi hormonal e. Pasien dengan riwayat perdarahan herediter f. Pasien yang tidak bersedia ikut dalam penelitian

3.6. Besar Sampel

Perkiraan besar sampel :

Rumus yang digunakan : n1 = n2 =

2

(Zα + Z) S 2


(33)

Dimana:

n = jumlah sampel.

Zα = deviat baku alpa. Untuk α = 0,05 → Zα = 1,96. Z = deviat baku beta. Untuk  = 0,10 → Z = 1,282. x1-x2= beda rerata yang bermakna = 1,5

S = simpangan baku agregasi trombosit = 1,141 Jumlah sampel yang dibutuhkan:

(1,96 +1,282) 1,1 2 1,5

n = 2

n = 11,3 ~ 11  dibutuhkan sampel minimal dalam penelitian ini 11 pasien untuk setiap kelompok.

3.7. Cara Penelitian

a. Prosedur pengambilan data

1. Pasien stroke di Divisi Hematologi Onkologi Medik Departemen Penyakit Dalam dan Departemen Neurologi RSUP H. Adam Malik dan RS Pirngadi Medan.

2. Dilakukan pemeriksaan CT-Scan kepala pada pasien stroke.

3. Pasien yang memenuhi kriteria inklusi diambil sebagai subjek penelitian. 4. Subjek yang memenuhi kriteria telah mengkonsumsi anti agregasi yaitu

aspirin selama ≥4 minggu dan dilakukan pemeriksaan agregasi trombosit, dilihat hasilnya.

b. Analisa data

Analisa data dilakukan dengan menggunakan perhitungan statistik. Untuk melihat perbandingan agregasi trombosit pada pasien stroke yang telah diberikan anti agregasi trombosit digunakan uji Chi-Square. Dikatakan bermakna apabila p < 0,05

c. Definisi operasional

1. Stroke iskemik adalah sekumpulan tanda klinik yang berkembang oleh sebab vaskular, disebabkan oleh trombosis, emboli dan hipoperfusi sistemik, berlangsung 24 jam atau lebih; pada umumnya terjadi akibat berkurangnya aliran darah ke otak, yang menyebabkan cacat atau kematian13. Pada gambaran CT-Scan kepala, terdapat penurunan densitas dibandingkan dengan otak normal.


(34)

2. CT-Scan otak merupakan proses pemeriksaan radiologi untuk melihat kelainan pada otak.

3. Pemeriksaan agregasi trombosit merupakan salah satu uji dalam laboratorium untuk menilai faal trombosit, dapat dengan makroskopik, mikroskopik, dan menggunakan analyzer. Pemeriksaan yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan analyzer berdasarkan perubahan transmisi cahaya.

3.8. Ethical Clearance dan informed consent

Ethical clearance (izin untuk melakukan penelitian) diperoleh dari Komite Penelitian Bidang Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang ditanda tangani oleh Prof. Dr. Sutomo Kasiman, SpPD, SpJP (K) pada tanggal 20 April 2011 dengan Nomor surat 100/ KOMET/FK USU/2011.

Informed consent diminta secara tertulis dari subjek penelitian yang bersedia untuk ikut dalam penelitian setelah mendapatkan penjelasan mengenai maksud dan tujuan penelitian ini.

3.9. Kerangka Operasional

Pasien stroke Divisi Hematologi Onkologi Medik dan Departemen Neurologi RSUP H. Adam Malik dan RS Pirngadi Medan.

CT-Scan otak

Terapi anti agregasi (aspilet ≥4 minggu) Stroke iskemik

Test agregasi trombosit

Tidak ada penurunan agregasi trombosit Test agregasi trombosit

Penurunan agregasi trombosit


(35)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1. Karakteristik dasar populasi penelitian

Selama periode seleksi penelitian diperoleh sebanyak 32 subjek penelitian yang lolos kriteria inklusi dan eksklusi. Kelompok pasien stroke iskemik yang diberikan anti agregasi trombosit dan kelompok pasien stroke iskemik kasus baru direkrut dan selanjutnya dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan agregasi trombosit pada seluruh sampel penelitian. Masing-masing kelompok terdiri 16 orang.

32 subjek penelitian

16 pasien stroke iskemik yang diberikan anti agregasi trombosit

16 pasien stroke iskemik kasus baru yang belum diberikan anti agregasi

Anamnesis, pemeriksaan fisik dan agregasi trombosit

Hasil analisis


(36)

Tabel 1. Data karakteristik dasar kelompok stroke iskemik yang diberikan terapi anti agregasi dan kelompok stroke iskemik kasus baru

Kelompok stroke iskemik yang diberikan

terapi anti agregasi

Kelompok stroke

iskemik kasus baru P

Usia (tahun) 57.06±12.304 63.13±13.980 0.203

Berat badan (kg) 62.50±8.017 61.31±6.829 0.655

Tinggi badan (m) 1.61±0.046 1.62±0.033 0.793

Indeks massa tubuh 24.0087±2.52127 23.4881±2.50741 0.562

TDs 153.75±19.621 152.50±18.074 0.853

TDd 90.00±14.142 91.88±11.673 0.685

KGD adrandom 160.25±51.525 137.56±34.756 0.155

Kolesterol 178.31±43.188 181.38±40.173 0.837

Trigliserida 122.56±35.870 137.00±50.529 0.359

HDL 43.25±10.421 44.88±13.195 0.702

LDL 121.44±29.478 113.88±26.525 0.452

TDs: tekanan darah sistolik; TDd: tekanan darah diastolik; KGD: kadar gula darah; HDL: high density lipoprotein; LDL: low density lipoprotein

Tabel 2. Data kelompok stroke iskemik yang diberikan anti agregasi dan kelompok stroke iskemik kasus baru berdasarkan jenis kelamin

Kelompok stroke iskemik yang diberikan

terapi anti agregasi

Kelompok stroke

iskemik kasus baru P n (%) n (%)

Jenis kelamin :

 Laki-laki 6 (18,8%) 5 (15,6%)


(37)

Semua parameter karakteristik dasar yang diperoleh pada masing-masing kelompok penelitian tersebut dengan uji Kolmogorov-Smirnov memiliki sebaran data yang terdistribusi normal. Untuk membandingkan parameter karakteristik dasar diantara kedua kelompok digunakan uji t tidak berpasangan. Keseluruhan data karakteristik dasar tertera pada tabel 1 dan 2 di atas. Tidak ditemukan perbedaan yang bermakna pada seluruh parameter yang diuji (p> 0.05).

4.2. Perbandingan agregasi trombosit antara kelompok stroke iskemik yang diberikan anti agregasi dan kelompok stroke iskemik kasus baru

Dengan menggunakan uji Chi-Square ditemukan perbedaan bermakna pada nilai agregasi trombosit diantara kedua kelompok penelitian (dengan p=0.029, diperlihatkan pada tabel 3).

Tabel 3. Perbandingan agregasi trombosit antara kelompokstroke iskemik yang diberikan anti agregasi dan kelompok stroke iskemik kasus baru

Kelompok stroke iskemik yang diberikan

terapi anti agregasi

Kelompok stroke

iskemik kasus baru P n (%) n (%)

Agregasi trombosit :

 Rendah 2 (6,3%) 0 (0%)

 Meningkat 7 (21,9%) 14 (43,8%) 0,029


(38)

4.3. Perbandingan agregasi trombosit antara kelompok hipertensi dan non hipertensi

Dengan menggunakan uji Chi-Square tidak ditemukan perbedaan bermakna pada nilai agregasi trombosit diantara kedua kelompok penelitian berdasarkan faktor risiko hipertensi (dengan p=0.602, diperlihatkan pada tabel 4).

Tabel 4. Perbandingan agregasi trombosit antara kelompokhipertensi dan non hipertensi

Agregasi trombosit p

rendah meningkat normal n (%) n (%) n (%) Hipertensi 2 (6,3%) 16 (50%) 6 (18,8%)

0,602 Non hipertensi 0 (0%) 5 (15,6%) 3 (9,4%)

4.4. Perbandingan agregasi trombosit antara kelompok diabetes mellitus dan non diabetes mellitus

Dengan menggunakan uji Chi-Square tidak ditemukan perbedaan bermakna pada nilai agregasi trombosit diantara kedua kelompok penelitian berdasarkan faktor risiko diabetes mellitus (dengan p=0.212, diperlihatkan pada tabel 5).


(39)

Tabel 5. Perbandingan agregasi trombosit antara kelompokdiabetes mellitus dan non diabetes mellitus

Agregasi trombosit p

rendah meningkat normal n (%) n (%) n (%) Diabetes mellitus 0 (0%) 2 (6,3%) 3 (9,4%)

0,212 Non diabetes mellitus 2 (6,3%) 19 (59,4%) 6 (18,8%)

4.5. Perbandingan agregasi trombosit antara kelompok dislipidemia dan non dislipidemia

Dengan menggunakan uji Chi-Square tidak ditemukan perbedaan bermakna pada nilai agregasi trombosit diantara kedua kelompok penelitian berdasarkan faktor risiko dislipidemia (dengan p=0.369, diperlihatkan pada tabel 6).

Tabel 6. Perbandingan agregasi trombosit antara kelompok dislipidemia dan non dislipidemia

Agregasi trombosit p

rendah meningkat normal

n (%) n (%) n (%) Dislipidemia 0 (0%) 3 (9,4%) 3 (9,4%)

0,369 Non dislipidemia 2 (6,3%) 18 (56,3%) 6 (18,8%)


(40)

BAB 5 PEMBAHASAN

Stroke merupakan salah satu sumber penyebab gangguan otak pada usia masa puncak produktif dan menempati urutan kedua penyebab kematian sesudah penyakit jantung pada sebagian besar negara di dunia1. Faktor risiko stroke ada yang tidak dapat diubah, tetapi ada yang dapat dimodifikasi dengan perubahan gaya hidup atau secara medik1,4,16. Stroke dapat dicegah dengan memanipulasi faktor-faktor risikonya4,13.

Beberapa penelitian mengemukakan bahwa adanya hubungan peningkatan agregasi trombosit dengan terjadinya stroke iskemik. Dalam penelitian Giovanni D'Andrea, dkk terhadap 48 pasien stroke iskemik (onset gejala ± 24 jam) dan 17 kontrol orang sehat ditemukan bahwa terjadi peningkatan agregasi trombosit pada pasien stroke dibandingkan dengan kontrol orang sehat41. Smout J, dkk meneliti 17 pasien yang dalam 24 jam mengalami stroke isemik dan sebagai perbandingan adalah 18 orang sehat, didapatkan peningkatan agregasi trombosit pada pasien stroke iskemik dibandingkan kontrol42. Untuk itu diperlukan pemeriksaan awal agregasi trombosit yang berperan penting dalam patogenesis trombosis akut pada stroke iskemik.

Hasil dari penelitian cross sectional ini ditemukan perbedaan yang bermakna pada nilai agregasi trombosit diantara kedua kelompok penelitian. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Boysen dkk didapatkan penghambatan agregasi trombosit pada 19 dari 23 pasien yang diberikan 50-75 mg aspirin setiap hari pada kasus stroke. Weksler dkk mendapatkan adanya penurunan agregasi trombosit pada kasus stroke iskemik dengan pemberian aspirin dosis rendah sebesar 40mg setelah 3 sampai 7 hari pada 23 pasien. Sebaliknya pada penelitian oleh Svensson dan Samuelsson didapatkan bahwa 3 dari 9 pasien dengan stroke iskemik sebelumnya yang diberikan aspirin 50 mg setiap hari gagal mengalami penurunan agregasi trombosit. Kemungkinan penyebab adanya variasi individual terhadap pemberian aspirin termasuk adanya perbedaan absorbsi dari obat pada masing-masing individu, tingkat deasetilasi dari aspirin pada plasma dan hati, nilai turnover dari trombosit dan kemungkinan adanya resistensi aspirin41.

Bila ditinjau dari faktor risiko hipertensi, diabetes mellitus dan dislipidemia tidak ditemukan perbedaan yang bermakna dari agregasi trombosit pada stroke iskemik yang diberikan anti agregasi dan stroke iskemik kasus baru.


(41)

Banyak peneliti melaporkan bahwa penyumbatan pembuluh darah otak dan jantung sering terjadi akibat hiperaktivitas fungsi trombosit. Hiperaktivitas trombosit dapat meningkatkan agregasi trombosit yang menimbulkan trombosis, akibatnya pembuluh darah menjadi tersumbat5. Salah satu cara untuk menilai fungsi trombosit dengan memeriksa agregasi trombosit5,6. Agregasi trombosit memegang peranan penting dalam patogenese trombosis akut pada penyakit jantung koroner, stroke, dan penyakit arteri perifer6,7. Pemeriksaan agregasi trombosit bertujuan mendeteksi abnormalitas fungsi trombosit5,6. Hasil pengukuran agregasi trombosit yang meningkat merupakan salah satu faktor untuk menilai perkembangan trombosis dan progresivitas aterosklerosis vaskular9. Pada orang sehat meningkatnya agregasi trombosit sesuai dengan bertambahnya umur dan hal tersebut berhubungan dengan perkembangan aterosklerosis9,10.

Agregasi trombosit dapat meningkat pada beberapa keadaan seperti uremia, paraproteinemia, diabetes melitus, hiperlipoproteinemia, pemakai kontrasepsi hormonal, dan perokok5,7. Pada uremia dilaporkan terjadinya perdarahan akibat gangguan fungsi trombosit yang disebabkan akumulasi metabolik toksik5. Peningkatan kadar imunoglobulin yang disebabkan paraproteinemia, menyebabkan gangguan fungsi trombosit karena adanya interaksi antara paraprotein dengan membran glikoprotein dari trombosit yang mengakibatkan gangguan ikatan trombosit dengan fibrinogen dan faktor von Willebrand5. Pada penderita diabetes melitus terdapat prostaglandin E-like material meningkat yang menyebabkan sintesa tromboksan lebih banyak juga pembentukan prostaglandin I2 (PGI2)

berkurang5,40. Kedua keadaan tersebut akan menginduksi agregasi trombosit. Hiperlipoproteinemia yang disebabkan peningkatan kadar kolesterol dapat merubah karakteristik trombosit menjadi lebih aktif. Kontrasepsi hormonal meningkatkan agregasi trombosit yang kemungkinan disebabkan oleh estrogen. Pada perokok, nikotin menghambat sintesa PGI2 yang menyebabkan hambatan terhadap agregasi trombosit5,19.

Adanya keterbatasan studi ini adalah kecilnya jumlah subjek yang ikut serta dalam penelitian ini sehingga hasil penelitian ini perlu diinterpretasikan secara lebih hati-hati. Selain itu peneliti tidak melakukan matching pada kedua kelompok pasien dan pasien-pasien pada kedua kelompok bukan merupakan pasien-pasien yang sama.


(42)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 KESIMPULAN

Dari hasil yang ditemukan pada penelitian ini dan pembahasannya dapat diajukan kesimpulan sebagai berikut: Ditemukan perbedaan yang bermakna pada agregasi trombosit antara pasien stroke iskemik yang diberikan anti agregasi dengan pasien stroke iskemik kasus baru.

6.2 SARAN

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut yang melibatkan sampel yang lebih besar dan metodologi yang lebih baik di masa yang akan datang untuk memastikan adanya hubungan antara faktor resiko hipertensi, diabetes mellitus dan dislipidemia dengan agregasi trombosit.

2. Perlunya menilai agregasi trombosit pada stroke iskemik kasus baru dan stroke iskemik yang diberikan anti agregasi untuk pemantauan hasil pengobatan dengan anti agregasi.


(43)

DAFTAR PUSTAKA

1. Allah A, Widjaja D. Faktor resiko strok pada beberapa rumah sakit di Makassar.

Jurnal Medika Nusantara. Volume 25. Nomor 1. Makassar. 2010. 2. Gaharu, Maula. Trombositemia pada stroke iskemik. Jakarta. 2005.

3. Japardi I. Patofisiologi stroke infark akibat tromboemboli. Medan: USU Digital Library; 2002.

4. Hariyono T. Hipertensi dan stroke. Tinjauan Pustaka. Banyumas.

5. Wirawan R. Nilai rujukan pemeriksaan agregasi trombosit dengan adenosis difosfat pada orang Indonesia dewasa normal di Jakarta. Maj Kedokt Indon. Volume 57. Nomor 7. Juli 2004.

6. Jagroop IA, Kakafika AI, Mikhailidis DP. Platelets and vascular risk: An option for treatment. Current Pharmaceutical Design. London, UK: Bentham Science Publishers Ltd; 2007 (13) : 1669-1683.

7. Donnell CJ, Larson MG, Feng DL, et al. Genetic and environmental contributions to platelet aggregation: The Framingham heart study. Circulation. Dallas: American Heart Association; 2001; 103; 3051-3056.

8. Wikipedia. Platelet. Wikimedia Foundation, Inc. Updated on 11 June 2010.

9. Axel DS, Daub K, Seizer P, Lindemann S, Gawaz M. Platelet lipoprotein interplay: trigger of foam cell formation and driver of atherosclerosis. Cardiovascular Research

(2008) 78, 8-17. Germany: European Society of Cardiology; 2008: 8-17. doi: 10.1093/cvr/cvn015.

10. Gawaz M, Langer H, May AE. Platelets in inflammation and atherogenesis. The Journal of Clinical Investigation. Volume 115. Number 12. Germany. 2005.

11. American College of Cardiology. Platelet function monitoring in patients with coronary artery disease: methods of measuring platelet function. J Am Coll Cardiol. 2007; 50 (19).

12. Penz SM, Bernlochner I, Toth O, Lorenz R, Calatzis A, Siess W. Selective and rapid monitoring of dual platelet inhibition by aspirin and P2Y12 antagonists by using

multiple electrode aggregometry. Thrombosis Journal. 2010, 8: 9. doi: 10.1186/1477-9560-8-9.

13. Sjahrir H. Stroke Iskemik. Universitas Sumatera Utara.

14. Goodnight SH, Coull BM, McAnulty JH, Taylor LM. Antiplatelet therapy-Part II. West J Med 1993 May; 158: 506-514.


(44)

15. Rambe AS. Stroke: sekilas tentang definisi, penyebab, efek, dan faktor resiko. Medan: Universitas Sumatera Utara; 195-198.

16. Donnan GA, Fisher M, Macleod M, Davis SM. Stroke. The Lancet; May 10-May 16, 2008; 371, 9624; ProQuest Medical Library. pg.1612.

17. Widjaja D. Hipertensi dan stroke. Cermin Dunia Kedokteran. Nomor 95. 1994.

18. Widjaja D. Stroke-masa kini dan masa yang akan datang. Cermin Dunia Kedokteran. Nomor 102. 1995.

19. Larsson SC, Mannisto S, Virtanen MJ, et al. Dietary fiber and fiber-rich food intake in relation to risk of stroke in male smokers. European Journal of Clinical Nutrition

(2009) 63, 1016-1024. doi: 10.1038/ejcn. 2009. 16.

20. Heidemann C, Boeing H, Pischon T, et al. Association of a diabetes risk score with risk of myocardial infarction, stroke, specific type of cancer, and mortality: a prospective study in the European Prospective Investigation into Cancer and Nutrition (EPIC)-Potsdam cohort. Eur J Epidemiol (2009) 24: 281-288. doi: 10.1007/s10654-009-9338-7.

21. Wu KK, Hoak JC. Increased platelet aggregates in patients with transient ischemic attacks. Stroke. Dallas: American Heart Association; 1975; 6; 521-524.

22. Velcheva I, Antonova N, Titianova E, Damianov P, Dimitrov N, Dimitrova V. Hemorheological disturbances in cerebrovascular diseases. Clinical Hemorheology and Microcirculation 39 (2008) 391-396. DOI 10.3233/CH-2008-1107.

23. Bakta IM. Thrombosis dan usia lanjut. J Peny Dalam. Volume 8. Nomor 2. Mei 2007. 24. Budipradigdo L. Hasil tes agregasi trombosit pada subyek sehat kelompok usia 19-39

tahun dibandingkan dengan 40 tahun ke atas. Jurnal Kedokteran Media Medika Indonesiana FK UNDIP. Volume 41. Nomor 2. 2006.

25. Hoffbrand AV, Pettit JE, Moss PAH. Trombosit, pembekuan darah, dan hemostasis.

Kapita Selekta Hematologi. Edisi 4. Jakarta: EGC; 2005: 221-233.

26. Suharti C. Dasar-dasar hemostasis. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, eds. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI; 2006: 759-764. 27. Vorchheimer DA, Becker R. Platelets in atherothrombosis. Mayo Clin Proc. 2006;

81(1): 59-68.

28. Crowther MA. Pathogenesis of atherosclerosis. In: Crowther MA, Ginsburg D, Grosser T. Hematology. Ontario, Canada: American Society of Hematology; 2005: 436-440.


(45)

29. Jurk K, Kehrel BE. Platelets: physiology and biochemistry. In: Seminars in Thrombosis and Hemostasis. Volume 31. Number 4. New York, USA: Thieme Medical Publishers, Inc; 2005: 381-390.

30. Furie B. Pathogenesis of thrombosis. Hematology. 2009: 255-257.

31. Ofosu FA. The blood platelet as a model for regulating blood coagulation on cell surfaces and its consequences. Biochemistry (Moscow), Vol 67, No 1, 2002, pp.47-55. 32. Nachman RL, Rafii S. Mechanism of disease platelets, petechiae, and preservation of

the vascular wall. N Engl J Med. 2008; 359: 1261-70.

33. Rivera J, Lozano ML, Navarro-Nunez LN, Vicente V. Platelet receptors and signaling in the dynamics of thrombus formation. Haematologica. 2009; 94: 700-711. doi: 10.3324/haematol. 2008. 003178.

34. Ruggeri ZM, Mendolicchio GL. Adhesion mechanism in platelet function. Circulation Research. Dallas: American Heart Association; 2007; 100; 1673-1685. DOI: 10.1161/01.RES.0000267878.97021.ab.

35. Widjaja D. Serangan ischemia otak sepintas lalu (SOS) pencegahan dan pengobatan.

Cermin Dunia Kedokteran. Nomor 17. 1980.

36. Webber AJ, Johnson SA. Platelet participation in blood coagulation aspects of hemostasis. American Journal of Pathology. Volume 60. No 1. Washington, DC; 1970: 19-25.

37. Born GV. Platelets in thrombogenesis: mechanism and inhibition of platelet aggregation. 200-205.

38. Boullin DJ, Green AR, Price KS. The mechanism of adenosine diphosphate induced platelet aggregation: binding to platelet receptors and inhibiton of binding and aggregation by prostaglandin E1. J.Physiol. (1972), 221, pp.415-426.

39. Dugdale DC, Chen YB. Platelet aggregation test. Medline Plus. Washington: ADAM, Inc., 2009.

40. Albala BB, Cammack S, Chong J, et al. Diabetes, fasting glucose levels, and risk of ischemic stroke and vascular events. Diabetes Care; June 2008; 31, 6; ProQuest Medical Library, pg. 1132-1137.

41. BB Weksler, JL Kent, D Rudolf, et al. Effects of low dose aspirin on platelet function in patients with recent cerebral ischemia. Journal of the American Heart Association, Stroke 1985;16;5-9.


(46)

42. D'Andrea G, CananziAR., Perini F, Hasselmark L, et al. Cerebrovasc Dis 1994;4:163-169 (DOI: 10.1159/000108474).

43. Smout J, Dyker A, Cleanthis M, Ford G, Kesteven P, Stansby G. Platelet function following acute cerebral ischemia. Angiology. 2009 Jun-Jul;60(3):362-9. Epub 2009 Apr 26.


(47)

LAMPIRAN 1 MASTER TABEL No    Nama    Jenis  Kelamin    Usia  (thn)    BB  (kg)    TB  (m)    IMT  (kg/m2) 

  TDS  (mmHg)    TDD  (mmHg)   

KGD ad  random  (mg/dl)  Kolesterol  total  (mg/dl)  TG  (mg/dl)    HDL  (mg/dl)  kolesterol  LDL  (mg/dl)  kolesterol 

Head CT‐Scan 

 

Agregasi 

trombosit  Kelompok 

1  Muhammad Ismail  Laki‐laki  41  65  1.7  22.49  190  100  112  173  126  61  121  infark parietalis kanan  rendah  Sesudah  2  Martini  Perempuan  36  56  1.63  21.08  160  90  178  183  131  62  121  infark temporal kiri  meningkat  Sebelum  3  Sariomas Pakpahan  Perempuan  70  54  1.62  20.58  160  100  133  171  59  43  112  infark frontalis kiri  meningkat  Sebelum  4  Martinus Sitompul  Laki‐laki  47  68  1.64  25.28  170  100  109  191  121  34  139 

infark basal ganglia dan periventrikuler 

lateralis kiri  normal  Sesudah  5  Hopman Sianipar  Laki‐laki  49  74  1.63  27.85  150  80  98  215  150  40  126  infark frontalis kanan  normal  Sebelum  6  Mula Ginting  Laki‐laki  85  59  1.56  24.24  160  80  107  129  88  33  82  infark paraventrikel lateralis kiri  meningkat  Sebelum  7  Mbue Tarigan  Perempuan  82  66  1.58  26.44  100  60  95  172  90  40  116 

infark parietalis bilateral serta temporalis 

kanan  meningkat  Sebelum  8  Lukman  Laki‐laki  68  61  1.58  24.43  150  100  102  253  181  56  131  infark frontalis kiri  meningkat  Sebelum  9  Pintaria Tambunan  Perempuan  72  51  1.6  19.92  140  90  161  179  91  34  133  infark frontalis kanan  meningkat  Sebelum  10  Tiurlan Sianturi  Perempuan  74  55  1.64  20.45  150  70  231  134  66  45  76  infark parietalis kanan  meningkat  Sesudah  11  Darmi Tala  Perempuan  73  64  1.62  24.39  140  100  215  208  179  56  117  infark parietalis kiri  meningkat  Sebelum  12  Nursiana Simorangkir  Perempuan  62  70  1.63  26.35  120  70  255  304  219  28  206  infark parietalis kiri  normal  Sesudah  13  Teriana Munte  Perempuan  81  63  1.58  25.24  170  100  216  144  87  38  78 

infark periventrikular bilateral, thalamus 

kanan  normal  Sesudah  14  Emi Rosida Purba  Perempuan  51  62  1.59  24.52  180  100  135  186  112  51  104  infark frontalis kiri  normal  Sesudah  15  Saut Sibagariang  Laki‐laki  71  72  1.66  26.13  150  90  100  108  118  22  47  infark parietalis kiri  meningkat  Sebelum  16  Siti Rohaya  Perempuan  69  56  1.65  20.57  160  100  152  265  181  55  112  infark temporoparietalis kanan  meningkat  Sebelum  17  Rachman  Laki‐laki  73  60  1.67  21.51  150  90  123  193  271  73  66  infark capsula interna kanan  meningkat  Sebelum  18  Dorek Pandia  Perempuan  73  45  1.56  18.49  130  70  235  231  181  56  136  infark parietalis kiri  normal  Sesudah  19  Wasokhi Gea  Laki‐laki  48  73  1.65  26.81  170  120  101  158  119  27  102  infark paraventrikular kiri  rendah  Sesudah  20  Inah  Perempuan  56  68  1.6  26.56  150  90  156  150  103  48  130  infark parietalis kanan  meningkat  Sebelum  21  Rusmiani  Perempuan  38  65  1.58  26.03  160  100  122  183  125  49  124  infark temporal kanan  meningkat  Sesudah  22  Posmaria  Perempuan  54  62  1.61  23.91  180  110  135  160  145  28  130  infark temporoparietalis kiri  meningkat  Sebelum  23  P. Sibuea  Laki‐laki  53  75  1.65  27.55  160  90  196  190  115  48  126  infark frontalis kiri  normal  Sesudah 


(48)

24  Yusnidar  Perempuan  42  56  1.58  22.43  160  100  182  175  142  38  120  infark periventrikular kiri  meningkat  Sebelum  25  Elly Siregar  Perempuan  45  60  1.59  23.73  150  80  164  158  115  40  136  infark parietalis kanan  meningkat  Sesudah  26  Mursinah  Perempuan  56  58  1.54  24.46  140  90  175  142  114  38  120  infark parietalis kanan  meningkat  Sesudah  27  Riris Deltina  Perempuan  53  54  1.6  21.09  180  100  140  165  128  46  136  infark paraventrikel lateralis kiri  meningkat  Sebelum  28  Supartia  Perempuan  59  62  1.65  22,77  140  80  114  196  142  28  124  infark temporal kiri  meningkat  Sesudah  29  Elvin Sihombing  Laki‐laki  57  68  1.66  24.68  150  90  124  176  135  44  143  infark frontalis kiri  normal  Sebelum  30  Tony Sinaga  Laki‐laki  58  70  1.66  25.4  160  100  154  173  125  48  116  infark temporoparietalis kiri  meningkat  Sesudah  31  Zaenab  Perempuan  59  51  1.58  20.43  130  80  118  121  90  54  103  infark parietalis kiri  normal  Sesudah  32  Berulala Sembiring  Perempuan  68  58  1.55  24.14  140  90  127  169  104  47  132  infark frontal kanan  meningkat  Sesudah 

       

                                                

                                                

                                                


(49)

LAMPIRAN 2

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Selamat pagi/siang Bapak/Ibu, pada hari ini, saya, dr. Hendra Adiputra akan melakukan penelitian yang berjudul “Perbandingan agregasi trombosit pasien stroke iskemik yang diberikan anti agregasi trombosit dengan pasien stroke iskemik kasus baru”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana nilai agregasi trombosit pada pasien stroke iskemik yang diberikan anti agregasi. Manfaatnya adalah untuk melihat nilai agregasi trombosit pada pasien stroke iskemik kasus baru dan yang diberikan anti agregasi trombosit dan dapat digunakan untuk memperbaiki penanganan dan terapi lanjutan bagi Bapak/Ibu.

Pada Bapak/Ibu yang bersedia mengikuti penelitian ini nantinya akan diharuskan mengisi surat persetujuan ikut dalam penelitian, wawancara mengenai penyakit yang dialami, dan dilakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh. Bapak/Ibu nantinya akan diambil darah vena sebanyak 10-20cc untuk dilakukan pemeriksaan agregasi trombosit dengan alat agregometer di Laboratorium Hemostasis RSU Herna.

Biaya pemeriksaan akan ditanggung oleh saya, peneliti sendiri, tanpa dibebankan kepada Bapak/Ibu.

Bila masih terdapat pertanyaan, Bapak/Ibu dapat menghubungi saya :

Nama : dr. Hendra Adiputra

Alamat : Jl. Kapten Muslim no.31, Binjai

Telepon : 081370382101


(50)

LAMPIRAN 3

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : ... Alamat : ...

Umur : ... Tahun

Jenis Kelamin : Laki – laki / Perempuan

No Telp/HP : ...

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang kebaikan dan keburukan prosedur penelitian ini, saya menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tentang “Perbandingan agregasi trombosit pasien stroke iskemik yang diberikan anti agregasi trombosit dengan pasien stroke iskemik kasus baru”. Apabila sewaktu – waktu saya mengundurkan diri dari penelitian ini, kepada saya tidak dituntut apapun.

Demikianlah surat persetujuan bersedia ikut dalam penelitian ini saya buat, untuk dapat digunakan seperlunya.

Medan, ... 2011


(51)

LAMPIRAN

 

4

 

Profil

 

Peserta

 

Studi

 

Database

 

Penderita

 

Stroke

 

Iskemik

 

Data pribadi:

 N a m a :

 Tanggal lahir :

 Suku :

 Agama :

 Alamat : Telp :

 No MR :

Tanggal pertama Diagnosis:

Status Praesent : - Sens = - TD = - Temp :

- N = - RR = - TD :

Laboratorium

 Darah rutin : Hb : gr/dl, lekosit : /µm3, MCV : MCH : HCT : %, Platelet : /µm3, Diff.count : / / / /

 Urine rutin : P( ), R ( ), B ( ), U ( ). Sedimen :Lekosit : /lpb, eritrosit : /lpb, epitel : /lpb

 KGD adrandom : mg/dl

 Liver Function Test :

Bilirubin : - Total : mg/dl

- Direk : mg/dl

SGOT/SGPT : U/L Alk. Fosf. : U/L

 Profile Lipid

Kolesterol : mg/dl Trigliserida : mg/dl HDL-Kol : mg/dl LDL-Kol : mg/dl

 Renal Function Test

Ureum : mg/dl

Creatinin : mg/dl

CT Scan Head :


(52)

(53)

LAMPIRAN 6

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

34

I. DATA PRIBADI

Nama : dr. Hendra Adiputra

Tempat/Tgl Lahir : Medan/ 15 Mei 1981

Jenis Kelamin : Pria

Agama : Katolik

Pekerjaan : Dokter

Pangkat/ Gol. : -

Alamat Pekerjaan : Fakutas Kedokteran USU

Jl. dr. Mansyur no. 5 Medan

Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK-USU RSUP. H. Adam Malik Medan

Jl. Bunga Lau no.17 Medan

Alamat Rumah : Jl. Kapten Muslim 31, Binjai

Telepon selular : 081370382101

Hobi : Sepak bola, badminton

II. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. SD Methodist Binjai (1987 – 1993) Binjai

2. SMP Methodist Binjai (1993 – 1996) Binjai

3. SMA Sutomo I Medan (1996 – 1999) Medan


(54)

5. PPDS Ilmu Penyakit Dalam FK USU (2006 – sekarang) Medan

III. KEANGGOTAAN PROFESI

35

1. Ikatan Dokter Indonesia (IDI)

2. Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI)

IV. KARYA ILMIAH

1. Hendra Adiputra, Armon Rahimi, Umar Zein, Yosia Ginting, Bachtiar Panjaitan.

AIDS and HIV patients profile in Haji Adam Malik Hospital in Medan. Joint National Congress of PETRI-XIII, PERPARI-IX, ITHS-X and Symposium on Infectious Disease 2007. Bandung, 30 Agustus – 2 September 2007.

2. Hendra Adiputra, Dede Moeswir, T.Realsyah, Rahmat Isnanta, Zainal Safri,

Refli Hasan. Infark Miokard Ventrikel Kanan. Kongres Nasional XIV Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam (KOPAPDI XIV) 2009, Jakarta, 11-14 November 2009.

V. PARTIPASI DALAM KEGIATAN ILMIAH

1. Peserta Gastroentero-Hepatologi Update IV 2006, Medan 8-9 September 2006. 2. Peserta Workshop USG Gastroentero-Hepatologi Update IV 2006, Medan 07

September 2006.

3. Peserta Gastroentero-Hepatologi Update IV 2006, Convention Hall Hotel Danau Toba Medan, 08-09 September 2006.


(55)

4. Peserta Kongres Nasional PETRI XII, PERPARI VIII, PKWI IX, Simposium Infections Update III 2006 PETRI-PERPARI-PKWI Cabang SUMUT. Medan, 28-29 Juli 2006.

5. Peserta Pelatihan Penatalaksanaan Diabetes Melitus bagi Dokter Spesialis Penyakit Dalam , Medan 24-27 Mei 2007. 36

6. Peserta Workshop EKG in daily Practice , Medan 14 April 2007.

7. Peserta Road Show PAPDI 2007 Which Anti Hypertension’s giving the smart solution for asian, Hotel Tiara Medan 14 April 2007.

8. Peserta pada Pertemuan Ilmiah Nasional ke XIV Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia, Kongres ke XIII PGI,PEGI , Surabaya 12-15 Juli 2007.

9. Peserta dan Panitia Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) VIII 2007 Departemen Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran USU. Medan, 8-10 Maret 2007.

10.Peserta pada The 4th New Trend in Cardiovascular Management Theme From Infant to Adult, Medan 15 -16 Juni 2007.

11.Pesrta simposium Current issuees : Urinary tract stone, prostate and overactive bladder, Medan 3 Maret 2007.

12.Peserta Workshop dan Simposium Gastroentero-Hepatologi Update V , Medan 09-10 Nopember 2007.

13.Peserta “Simposium of Venous Thromboembolism “, Perhimpunan Trombosis Hemostasis Indonesia cabang Medan, Medan, 26 Juli 2008.

14.Peserta Pletaal simposium “Update on Management of vascular events”, Medan 2 Februari 2008.

15.Peserta dan Panitia simposium “New Era in Therapeutic Options” Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) IX 2008 Departemen Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Medan, 17-19 April 2008.


(1)

(2)

LAMPIRAN 6

DAFTAR RIWAYAT HIDUP 34

I. DATA PRIBADI

Nama : dr. Hendra Adiputra

Tempat/Tgl Lahir : Medan/ 15 Mei 1981 Jenis Kelamin : Pria

Agama : Katolik

Pekerjaan : Dokter

Pangkat/ Gol. : -

Alamat Pekerjaan : Fakutas Kedokteran USU Jl. dr. Mansyur no. 5 Medan

Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK-USU RSUP. H. Adam Malik Medan

Jl. Bunga Lau no.17 Medan Alamat Rumah : Jl. Kapten Muslim 31, Binjai Telepon selular : 081370382101

Hobi : Sepak bola, badminton

II. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. SD Methodist Binjai (1987 – 1993) Binjai 2. SMP Methodist Binjai (1993 – 1996) Binjai 3. SMA Sutomo I Medan (1996 – 1999) Medan


(3)

5. PPDS Ilmu Penyakit Dalam FK USU (2006 – sekarang) Medan

III. KEANGGOTAAN PROFESI

35 1. Ikatan Dokter Indonesia (IDI)

2. Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI)

IV. KARYA ILMIAH

1. Hendra Adiputra, Armon Rahimi, Umar Zein, Yosia Ginting, Bachtiar Panjaitan. AIDS and HIV patients profile in Haji Adam Malik Hospital in Medan. Joint National Congress of PETRI-XIII, PERPARI-IX, ITHS-X and Symposium on Infectious Disease 2007. Bandung, 30 Agustus – 2 September 2007.

2. Hendra Adiputra, Dede Moeswir, T.Realsyah, Rahmat Isnanta, Zainal Safri, Refli Hasan. Infark Miokard Ventrikel Kanan. Kongres Nasional XIV Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam (KOPAPDI XIV) 2009, Jakarta, 11-14 November 2009.

V. PARTIPASI DALAM KEGIATAN ILMIAH

1. Peserta Gastroentero-Hepatologi Update IV 2006, Medan 8-9 September 2006. 2. Peserta Workshop USG Gastroentero-Hepatologi Update IV 2006, Medan 07

September 2006.

3. Peserta Gastroentero-Hepatologi Update IV 2006, Convention Hall Hotel Danau Toba Medan, 08-09 September 2006.


(4)

4. Peserta Kongres Nasional PETRI XII, PERPARI VIII, PKWI IX, Simposium Infections Update III 2006 PETRI-PERPARI-PKWI Cabang SUMUT. Medan, 28-29 Juli 2006.

5. Peserta Pelatihan Penatalaksanaan Diabetes Melitus bagi Dokter Spesialis Penyakit Dalam , Medan 24-27 Mei 2007. 36

6. Peserta Workshop EKG in daily Practice , Medan 14 April 2007.

7. Peserta Road Show PAPDI 2007 Which Anti Hypertension’s giving the smart solution for asian, Hotel Tiara Medan 14 April 2007.

8. Peserta pada Pertemuan Ilmiah Nasional ke XIV Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia, Kongres ke XIII PGI,PEGI , Surabaya 12-15 Juli 2007.

9. Peserta dan Panitia Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) VIII 2007 Departemen Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran USU. Medan, 8-10 Maret 2007.

10. Peserta pada The 4th New Trend in Cardiovascular Management Theme From Infant to Adult, Medan 15 -16 Juni 2007.

11. Pesrta simposium Current issuees : Urinary tract stone, prostate and overactive bladder, Medan 3 Maret 2007.

12. Peserta Workshop dan Simposium Gastroentero-Hepatologi Update V , Medan 09-10 Nopember 2007.

13. Peserta “Simposium of Venous Thromboembolism “, Perhimpunan Trombosis Hemostasis Indonesia cabang Medan, Medan, 26 Juli 2008.

14. Peserta Pletaal simposium “Update on Management of vascular events”, Medan 2 Februari 2008.

15. Peserta dan Panitia simposium “New Era in Therapeutic Options” Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) IX 2008 Departemen Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran


(5)

16. Peserta simposium “Fucoidan, Nature’s Way for Faster Peptic Ulcer Healing”. Medan, 14 Juni 2008.

17. Peserta simposium ” ONTARGET : A land mark trial in Cardio & Vascular protection”. Departemen Kardiologi & Kdokteran Vaskular Fakultas Kedokteran Sumatera Utara. Medan, 5 Juli 2008.

37

18. Peserta pada “Symposium on Hypertension” , Medan 19 Januari 2008

19. Peserta Gastroentero-Hepatologi Update VI 2008, Hotel Danau Toba Medan , 17-18 Oktober 2008.

20. Peserta simposium “ Festschrift Prof.Dr. Harun Rasyid Lubis, SpPD-KGH. Medan , 10 November 2008.

21. Peserta Simposium “Landmark trial in management of hipertension & Diabetes” . PAPDI Sumut. Medan, 7 Maret 2009.

22. Peserta Simposium “Update on diabetes management and medical nutrition therapy “. Medan, 17 April 2010.

23. Peserta Gastroentero-Hepatologi Update VII 2009. Mdan, 9-10 Oktober 2009. 24. Peserta dan Pembicara pada Kongres Nasional PAPDI XI di Jakarta 12-14

November 2009.

25. Peserta workshop Achieving Ambitious Glycaemic Target in Diabetes “Stepwise Intensification of Insulin Treatment from Basalto Basal Plus/Bolus” Medan 12 Juli 2009.

26. Peserta dan Panitia Simposium 11th Annual Scientific Meeting Internal medicine Depatrment of Internal Medicine , Medan 1-3 April 2010.

27. Peserta pad 2nd Regional Symposium of Thrombosis Hemostasis”, Medan, 5 Juni 2010.


(6)

28. Peserta workshop “Practics, Diagnostic, and management of Hepatitis B&C “ dalam rangka HUT FK USU ke 58 Medan, 15 Juli 2010.

29. Peserta roadshow “Medical Skill Upgrade” (MEDSKUP) workshop Gastroentero-hepatologi, Meda 17 Juli 2010.

30. Peserta pada Workshop Injeksi Intra Artikular pada Rheumatology Update 2010, Medan 30 Juli 2010.

38

31. Peserta pada simposium Rheumatology Update 2010 Clinical Rheumatology in Daily Practice, Medan 31 Juli-1 Agustuss 2010.