5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penyakit TB
2.1.1 Definisi TB
TB adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menyebar melalui droplet orang yang
telah terinfeksi basil TB. Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya Depkes RI, 2013:127. TB adalah penyakit
infeksi menular dan menahun yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis, kuman tersebut biasanya masuk kedalam tubuh manusia melalui udara
pernafasan kedalam paru-paru, kemudian kuman tersebut menyebar dari paru- paru ke organ tubuh yang lain melalui penyebaran darah, kelenjar limfe, saluran
pernafasan, penyebaran langsung ke organ tubuh lain Somantri, 2008:158. 2.1.2
Penyebab TB TB disebabkan oleh kuman dari kelompok Mycobacterium yaitu
Mycobacterium tuberculosis. Terdapat beberapa spesies Mycobacterium antara lain: M. tuberculosis, M. africanum, M. bovis, M. leprae dsb. Yang juga dikenal
sebagai MOTT Mycobacterium Other Than Tuberculosis yang terkadang bisa mengganggu penegakan diagnosis dan pengobatan TB. Untuk itu pemeriksaan
bakteriologis yang mampu melakukan identifikasi terhadap Mycobacterium tuberculosis menjadi sarana diagnosis yang ideal untuk TB.
Secara umum sifat kuman TB Mycobacterium tuberculosis antara lain
adalah sebagai berikut Kemenkes RI, 2014:2:
a. Berbentuk batang dan panjang 1 – 10 mikron, lebar 0,2 – 0,6 mikron
b. Bersifat tahan asam dalam pewarnaan dengan metode Ziehl Neelsen
c. Memerlukan media khusus untuk biakan antara lain Lowenstein Jensen,
Ogawa. d.
Kuman nampak berbentuk batang berwarna merah dalam pemeriksaan dibawah mikroskop.
e. Tahan terhadap suhu rendah sehingga dapat bertahan hidup dalam jangka
waktu lama selama 2 tahun pada suhu antara 4 C sampai minus 70
C. f.
Kuman sangat peka terhadap panas, sinar matahari, dan sinar ultraviolet. g.
Paparan langsung terhadap sinar ultraviolet, sebagian besar kuman akan mati dalam waktu beberapa menit.
h. Dalam dahak pada suhu antara 30 – 37
C akan mati dalam waktu kurang 1 minggu.
i. Kuman dapat bersifat dormant tidur tidak berkembang
2.1.3 Epidemiologi
TB sampai saat ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di dunia walaupun upaya pengendalian dengan strategi DOTS telah
diterapkan di banyak negara sejak tahun 1995. Dalam laporan WHO pada tahun 2013:
a. Diperkirakan terdapat 8,6 juta kasus TB pada tahun 2012 dimana 1,1 juta orang
13 diantaranya adalah pasien TB dengan HIV positif. Sekitar 75 dari pasien tersebut berada di Afrika.
b. Pada tahun 2012, diperkirakan terdapat 450.000 orang yang menderita TB
MDR dan 170.000 orang diantaranya meninggal dunia. c.
Meskipun kasus dan kematian karena TB sebagian besar terjadi pada pria tetapi angka kesakitan dan kematian wanita akibat TB juga sangat tinggi.
Diperkirakan terdapat 2,9 juta kasus TB pada tahun 2012 dengan jumlah kematian karena TB mencapai 410.000 kasus termasuk diantaranya adalah
160.000 orang wanita dengan HIV positif. Setengah dari orang dengan HIV positif yang meninggal karena TB pada tahun 2012 adalah wanita.
d. Pada tahun 2012 diperkirakan proporsi kasus TB anak diantara seluruh kasus
TB secara global mencapai 6 530.00 pasien TB anaktahun. Sedangkan kematian anak dengan status HIV negatif yang menderita TB mencapai
74.000 kematiantahun, atau sekitar 8 dari kematian yang disebabkan TB. e.
Meskipun jumlah kasus TB dan jumlah kematian TB tinggi untuk penyakit yang sebenarnya bisa dicegah dan disembuhkan tetapi fakta juga menunjukkan
keberhasilan dalam pengendalian TB. Peningkatan angka insidensi TB secara
global telah berhasil dihentikan dan telah menunjukkan tren penurunan turun 2 per tahun pada tahun 2012, angka kematian juga sudah turun sebesar 45
dibandingkan dengan tahun 1990. Sekitar 75 pasien TB adalah kelompok usia yang paling produktif secara
ekonomis 15 – 50 tahun. Diperkirakan seorang pasien TB dewasa, akan
kehilangan rata – rata waktu kerjanya 3 – 4 bulan. Hal tersebut berakibat pada
kehilangan pendapatan tahunan rumah tangga nya sekitar 20 – 30. Jika dia
meninggal akibat TB, maka akan kehilangan pendapatannya sekitar 15 tahun. Selain merugikan secara ekonomis, TB juga memberikan dampak buruk lainnya
secara sosial seperti stigma bahkan dikucilkan oleh masyarakat sekitarnya. 2.1.4
Cara Penularan TB Menurut Kemenkes RI 2014:3, cara penularan TB adalah sebagai berikut:
a. Sumber penularan adalah Pasien BTA positif melalui percik renik dahak yang
dikeluarkannya. Namun bukan berarti pasien TB dengan hasil pemeriksaan BTA negatif tidak mengandung kuman dalam dahaknya. Hal tersebut bisa
saja terjadi oleh karena jumlah kuman yang terkandu ng dalam contoh uji ≤
dari 5.000 kumancc dahak sehingga sulit di deteksi melalui pemeriksaan mikroskopis langsung.
b. Pasien TB dengan BTA negatif juga masih memiliki kemungkinan
menularkan penyakit TB. Tingkat penularan pasien BTA positif adalah 65, pasien BTA negatif dengan hasil kultur positif adalah 26 sedangkan pasien
TB dengan hasil kultur negatif dan foto toraks positif adalah 17. c.
Infeksi akan terjadi apabila orang lain menghirup udara yang mengandung percik renik dahak yang infeksius tersebut.
d. Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam
bentuk percikan dahak droplet nuclei percik renik. Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3.000 percikan dahak.
2.1.5 Gejala
1. Gejala Sistemik
Secara sistemik pada umumnya penderita akan mengalami demam. Demam berlangsung pada waktu sore dan malam hari, disertai keringat dingin meskipun
tanpa kegiatan, kemudian kadang hilang. Gejala ini akan timbul lagi beberapa bulan seperti demam influenza biasa dan kemudian juga seolah-
olah “sembuh” tidak ada demam. Gejala lain adalah malaise seperti perasaan lesu bersifat kepanjangan
kronik, disertai rasa tidak fit, tidak enak badan, lemah lesu, pegal-pegal, nafsu makan berkurang, badan semakin kurus, pusing, serta mudah lelah. Gejala sistemik
ini terdapat baik pada TB paru maupun TB yang menyerang organ lain Fachmi, 2010:277.
2. Gejala Respiratorik
Adapun gejala respiratorik atau gejala saluran pernafasan adalah batuk. Batuk bisa berlangsung terus-menerus selama 2-3 minggu atau lebih. Hal ini terjadi
apabila sudah melibatkan bronkus. Gajala respiratorik lainnya adalah batuk produktif sebagai upaya untuk membuang ekskresi peradangan berupa dahak atau
sputum. Dahak ini kadang bersifat mukoid atau purulent. Kadang gejala respiratorik ini ditandai dengan batuk darah. Hal ini disebabkan karena pembuluh darah pecah,
akibat luka dalam alveoli yang sudah lanjut. Batuk darah inilah yang sering membawa penderita datang ke dokter. Apabila kerusakan sudah meluas, timbul
sesak nafas dan apabila pleura sudah terkena, maka disertai juga dengan rasa nyeri dada Fachmi, 2010:278
2.1 Tatalaksana Pasien TB