karbonisasi adalah 500
o
C. Berdasarkan hal ini maka suhu karbonisasi pada tahap II tahap karbonisasi adalah pada suhu 500
o
C. Pada suhu 100
o
C dan 200
o
C cangkang dan tandan kosong belum menjadi arang. Pada suhu 100
o
C tankos mulai terbakar Ignition Point dan suhu 200
o
C cangkang baru mulai terbakar. Pada suhu 600
o
dan 700
o
C dapat dilihat nilai total karbon terikatnya menurun hal ini disebabkan banyak cangkang dan tandan kosong yang berubah menjadi abu dibandingkan dengan yang
menjadi arang. Cangkang dan tandan kosong berubah menjadi abu disebabkan suhu dan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh cangkang dan tandan kosong cukup untuk
merubah cangkang dan tandan kosong menjadi abu. Pada penelitian ini proses pembakaran dilakukan dengan udara yang dibatasi dengan pertimbangan jika
pembakaran dilakukan tanpa udara pirolisis maka sosialisasi pembuatan bio arang ini kepada masyarakat akan menjadi lebih sulit.
4.2 Pengaruh Perbandingan Komposisi Bahan dan Komposisi Perekat terhadap
Variabel Uji. 4.2.1Pengaruh Perbandingan Komposisi Bahan dan Komposisi Perekat
terhadap Nilai Bakar
Analisa nilai bakar dilakukan untuk mengetahui nilai bakar briket dan pengaruh dari variasi perbandingan komposisi bahan dan perekat terhadap nilai bakar dari briket
arang yang dihasilkan. Hasil analisa nilai bakar terhadap perlakuan yang dibuat variasi komposisi bahan dengan komposisi perekat selengkapnya dipaparkan pada Tabel 4.2
Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007 USU e-Repository © 2008
serta pengaruh perlakuan yang dibuat variasi komposisi bahan dan komposisi perekat terhadap nilai bakar dapat dilihat dalam Gambar 4.1.
Tabel 4.2. Data Pengamatan Uji Nilai Bakar Kalgr Perlakuan Nilai
Bakar Kal gr
PaKo 4806.83 PaK1 4749.68
PaK2 4733.95 PaK3 4700.43
PbKo 5220.22 PbK1 5299.165
PbK2 5303.07 PbK3 4976.955
PcKo 5106.12 PcK1 5094.84
PcK2 5080.095 PaK3 5000.785
Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007 USU e-Repository © 2008
PaKo PaK2
PaK3 PbKo
PbK1 PbK2
PbK3 PcKo
PcK1 PcK2
PcK3
PaK1 4600
4700 4800
4900 5000
5100 5200
5300 5400
1 2
3 4
5
Komposisi Perekat N
ila i B
a k
a r
k a
lgr
Pa= 1:10 Pb=1:20
Pc=1:30
10 20 30
Gambar 4.1 Grafik Pengaruh Komposisi Bahan dan Komposisi Perekat terhadap Nilai Bakar
Dari data pada Tabel 4.2 dan melihat Gambar 4.1 dapat diambil kesimpulan bahwa perbandingan bahan dan konsentrasi perekat berpengaruh terhadap nilai bakar dengan
nilai bakar yang tertinggi diperoleh pada perbandingan komposisi bahan cangkang kelapa sawit dan TKS pada 1 : 20 dan komposisi perekat 20 yaitu sebesar 5303.07
kalgr. Dari Gambar 4.1 dapat dilihat pada perbandingan komposisi bahan 1:10 dan 1:30
semakin banyak komposisi perekat maka nilai bakar akan semakin menurun. Hal ini disebabkan tanah liat sebagai perekat merupakan isolator dan mengurangi nilai
bakar dari briket yang dihasilkan. Tandan kosong memiliki nilai total karbon yang lebih
Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007 USU e-Repository © 2008
rendah bila dibandingkan dengan cangkang kelapa sawit tetapi bila komposisi dari tandan makin banyak maka akan makin meningkatkan nilai bakar. Terdapat suatu
fenomena yang menarik pada perbandingan komposisi bahan 1:20 dimana pada perbandingan komposisi tersebut semakin banyak komposisi perekat maka nilai bakar
akan meningkat dan mencapai puncak pada perbandingan komposisi perekat 20 dan menurun tajam pada komposisi perekat 30. Hal ini mungkin disebabkan adanya
pengaruh kombinasi antara perekat, tandan kosong dan cangkang kelapa sawit merupakan yang terbaik diantara kombinasi yang lain. Dibawah ini akan disajikan hasil
uji statistik terhadap pengaruh perbandingan komposisi bahan dan komposisi perekat terhadap nilai bakar briket yang dihasilkan.
Tabel 4.3 Hasil Uji Statistik Nilai Kalor Briket
Sumber DK
JK KT
F Hitung F
g=0.05 Fg=0.10 Variasi
Rata-rata 1
601443667.36 601443667.36
Perlakuan P
2 867529.20
433764.60 703.28
3.89 2.81
K 3
102912.70 34304.23
55.62 3.49
2.61 PK
6 63791.71 10631.95 17.24
3.00 2.33
Galat 12
7401.26 616.77
Total 24
602485302.24
Dari Tabel 4.3 untuk sumber variasi perbandingan komposisi bahan terhadap nilai bakar diperoleh F hitung Ftabel dimana untuk F tabel diambil nilai
g = 0.05
Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007 USU e-Repository © 2008
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN