Hasil Uji Pendahuluan HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Uji Pendahuluan

Tahap uji pendahuluan adalah tahap untuk menentukan pada suhu berapa karbonisasi menghasilkan nilai total karbon terikat yang optimum dan dari hasil uji pendahuluan suhu karbonisasi pada tahap selanjutnya dilakukan. Hasil dari uji pendahuluan adalah sebagai berikut : Tabel. 4.1 Data hasil uji pendahuluan penentuan suhu karbonisasi No Kode Sample Parameter Metode Analisa Fix Carbon 1 Cangkang 700 oC 83.38 Gravimetri 2 Tandan Kosong 700 oC 74.30 Gravimetri 3 Cangkang 600 oC 88.38 Gravimetri 4 Tandan Kosong 600 oC 79.27 Gravimetri 5 Cangkang 500 oC 93.38 Gravimetri 6 Tandan Kosong 500 oC 81.17 Gravimetri 7 Cangkang 400 oC 92.92 Gravimetri 8 Tandan Kosong 400 oC 79.32 Gravimetri 9 Cangkang 300 oC 85.58 Gravimetri 10 Tandan Kosong 300oC 73.35 Gravimetri Berdasarkan Tabel 4.1 di atas hasil pengukuran terhadap suhu karbonisasi 500 o C, cangkang dan tandan kosong menghasilkan persentase nilai total karbon terikat paling tinggi masing-masing 93.38 dan 81.17 . Jadi suhu optimal dari Arganda Mulia : Pemanfaatan Tandan Kosong Dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang, 2007 USU e-Repository © 2008 karbonisasi adalah 500 o C. Berdasarkan hal ini maka suhu karbonisasi pada tahap II tahap karbonisasi adalah pada suhu 500 o C. Pada suhu 100 o C dan 200 o C cangkang dan tandan kosong belum menjadi arang. Pada suhu 100 o C tankos mulai terbakar Ignition Point dan suhu 200 o C cangkang baru mulai terbakar. Pada suhu 600 o dan 700 o C dapat dilihat nilai total karbon terikatnya menurun hal ini disebabkan banyak cangkang dan tandan kosong yang berubah menjadi abu dibandingkan dengan yang menjadi arang. Cangkang dan tandan kosong berubah menjadi abu disebabkan suhu dan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh cangkang dan tandan kosong cukup untuk merubah cangkang dan tandan kosong menjadi abu. Pada penelitian ini proses pembakaran dilakukan dengan udara yang dibatasi dengan pertimbangan jika pembakaran dilakukan tanpa udara pirolisis maka sosialisasi pembuatan bio arang ini kepada masyarakat akan menjadi lebih sulit.

4.2 Pengaruh Perbandingan Komposisi Bahan dan Komposisi Perekat terhadap