LOKASI PENELITIAN BAHAN DAN PERALATAN .1 Bahan

25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 LOKASI PENELITIAN

Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Teknik, Departemen Teknik Kimia, Laboratorium Bioproses, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. 3.2 BAHAN DAN PERALATAN 3.2.1 Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1. Sisa sayuran dari limbah pasar C : 33.56 mgliter N : 1 mgliter 2. Effective Microorganisme EM4 pH 3.5 – 4.0 Mengandung bakteri lactobacillus 3. Air pH 7 4. Molase

3.2.2 Peralatan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Galon Aqua Jumlah : 6 buah ; ukuran 5 liter 2. Gelas Ukur Jumlah : 6 buah ; ukuran 50ml 3. Selang Plastik Jumlah : 6 buah ; panjang : 80 cm ; ukuran : ½ inch 4. Spatula Jumlah : 1 buah 5. Lem UHU Jumlah : 2 buah Universitas Sumatera Utara 26 6. pH Meter Jumlah :1 buah 7. Timbangan Elektrik Jumlah : 1 buah 8. Kaki Tiga Jumlah : 6 buah 9. Beaker Glass Jumlah : 6 buah ; ukuran 1000ml 10. Statif dan Klem Jumlah : 6 buah

3.2.3 Gambar Alat

Gambar 3.1 Rangkaian Peralatan Pembuatan Pupuk Cair Keterangan Gambar 1. Galon Aqua 2. Selang 3. Gelas Ukur 4. Beaker Glass 5. Kaki Tiga 6. Statif dan Klem Universitas Sumatera Utara 27 3.3 PROSEDUR PENELITIAN 3.3.1 Prosedur Pembuatan Pupuk Cair

3.3.1.1 Perlakuan Pertama untuk bahan baku dibelender

1. Campuran sisa sayuran sawi, kol, tomat, daun singkong dan kulit pisang dengan berat total 1500gr dibelender hingga halus. 2. Kemudian campuran dimasukkan masing-masing 500gr kedalam 3 buah Galon Aqua. 3. Untuk Galon pertama ditambahkan EM4 : 150 ml ; Air : 850ml dan Molase : 100 ml, Galon kedua EM4 : 300 ml ; Air : 700 ml dan Molase : 100 ml dan Galon ketiga EM4 : 500 ml ; Air : 500 ml dan Molase : 100 ml. 4. Diaduk sampai campuran di dalam Galon homogen dan ukur pH campuran. 5. Tutup Galon dengan penutup yang telah di pasang dengan selang dan telah di lem. 6. Kemudian selang plastik di hubungkan ke Gelas Ukur yang terisi air penuh. 7. Selanjutnya inkubasi dan lakukan pengamatan 6 ; 8 ; 10 ; 12 dan 14 hari hingga diperoleh cairan kental atau pupuk organik cair di dasar Galon dan gas yang dihasilkan di dalam Gelas Ukur konstan. 8. Pupuk organik cair di keluarkan melalui kran yang telah terpasang di Galon. 9. Analisa kandungan rasio CN ; Kandungan Carbon, Nitrogen, Phospor dan Kalium, dan Total Solid pada pupuk organik cair. 3.3.2 Prosedur Pembuatan Pupuk Cair 3.3.2.2 Perlakuan untuk bahan baku yang dicacah 1. Campuran sisa sayuran sawi, kol, tomat, daun singkong dan kulit pisang dengan berat total 1500gr dicacah dengan ukuran 1 cm. 2. Kemudian campuran dimasukkan masing-masing 500gr kedalam 3 buah Galon Aqua. 3. Untuk Galon pertama ditambahkan EM4 : 150 ml ; Air : 850ml dan Molase : 100 ml, Galon kedua EM4 : 300 ml ; Air : 700 ml dan Molase : 100 ml dan Galon ketiga EM4 : 500 ml ; Air : 500 ml dan Molase : 100 ml. 4. Diaduk sampai campuran di dalam Galon homogen dan ukur pH campuran. Universitas Sumatera Utara 28 5. Tutup Galon dengan penutup yang telah di pasang dengan selang dan telah di lem. 6. Kemudian selang plastik di hubungkan ke Gelas Ukur yang terisi air penuh. 7. Selanjutnya inkubasi dan lakukan pengamatan 6 ; 8 ; 10 ; 12 dan 14 hari hingga diperoleh cairan kental atau pupuk organik cair di dasar Galon dan gas yang dihasilkan di dalam Gelas Ukur konstan. 8. Pupuk organik cair di keluarkan melalui kran yang telah terpasang di Galon. 9. Analisa kandungan rasio CN ; Kandungan Carbon, Nitrogen, Phospor dan Kalium dan Total Sold pada pupuk organik cair. Universitas Sumatera Utara 29

3.3.3 Flowchart Prosedur Penelitian Pembuatan Pupuk Organik Cair

Mulai Sayuran dibelender dicacah Erlenmeyer ditutup dengan gabus Masukkan ke dalam Erlenmeyer Inkubasi 5, 10, 15, 20, 25 dan 30 Pupuk Organik Cair Analisa Rasio CN dan C, N, P, dan K Selesai Tambahkan EM4, Air, dan Molase, diaduk Gambar 3.2 Flowchart Prosedur Pembuatan Pupuk Organik Cair Analisa Rasio CN, C, N, P, K, COD dan Total Solid Inkubasi 5, 10, 15, 20, dan 25 hari Universitas Sumatera Utara 30

3.4 PENGUJIAN HASIL PUPUK ORGANIK CAIR

Paramater kualitas pupuk organik cair diuji dari kandungan cairan dan kepadatannya. Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah produk yang dihasilkan telah memenuhi persyaratan yang ditentukan untuk suatu penggunaan tertentu. Jenis pengujian meliputi

3.4.1 Pengujian Dengan pH Meter

Metode ini berjudul Air dan air limbah. Cara uji derajat keasaman pH dengan menggunakan alat pH meter yang merupakan revisi dari SNI 06-2413-1991 dengan judul Metode pengujian kualitas fisika air, butir 3.10. Cara uji derajat keasaman pH dengan menggunakan alat pH meter. 1. Keringkan dengan kertas tisu selanjutnya bilas elektroda dengan air suling. Bilas elektroda dengan contoh uji. 2. Celupkan elektroda ke dalam contoh uji sampai pH meter menunjukkan pembacaan yang tetap.Catat hasil pembacaan skala atau angka pada tampilan dari pH meter.

3.4.2 Pengujian Dengan Gravimetri

Analisis Metode gravimetri termasuk ke dalam metode analisis kimia kuantitatif klasik. Dalam metode ini, analat direaksikan dan hasil reaksi ditimbang untuk menentukan zatkomponen yang dicari. Misalnya penentuan Ag dalam suatu batuan, bahan atau sampel direaksikan sehingga terbentuk endapan garam perak dan endapan ini setelah dimurnikan lalu ditimbang. Namun, tidak semua cara gravimetri didasarkan pada pembentukan endapan, contohnya didasarkan pada penghilangan suatu komponen dengan menjadikannya berbentuk gas.atau penentuan kadar air, dengan cara bahan yang dianalisis kadar airnya dipanaskan atau divakumkan. Berat air dianggap sama dengan selisih berat sebelum dan dan sesudah pengeringan. Terdapat dua cara untuk menentukan kadar air dengan gravimetri, yaitu: a. Cara langsung: penentuan kadar air dengan melewatkan uap air yang dihasilkan oleh sampel ke dalam tabung yang berisi bahan higroskopis yang tidak Universitas Sumatera Utara 31 menyerap gas-gas lain kecuali uap air. Selisih berat tabung dengan isi sebelum dan sesudah uap diserap menunjukkan jumlah air kadar air. b. Cara tidak langsung: penentuan kadar air dalam suatu bahan. Dalam hal ini bahan yang bersangkutan dipanaskan pada suhu tertentu sekitar 100-1100C dalam jangka waktu yang telah ditentukan sehingga air menguap. Berat air diperoleh sebagai selisih berat bahan sebelum dan sesudah pemanasan.

3.4.3 Pengujian Dengan Spektrofotometri

Metode AAS berprinsip pada absorpsi cahaya oleh atom. Atom-atom menyerap cahaya tersebut pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat unsurnya. Cahaya pada panjang gelombang ini mempunyai cukup energi untuk mengubah tingkat elektronik suatu atom. Transisi elektronik suatu unsur bersifat spesifik. Dengan absorpsi energi, berarti memperoleh lebih banyak energi, suatu atom pada keadaan dasar dinaikkan tingkat energinya ke tingkat eksitasi. Tingkat-tingkat eksitasinya pun bermacam-macam. Dalam AAS dapat dapat dilakukan pemilihan panjang gelombang yang menghasilkan garis spektrum yang tajam dan dengan intensitas maksimum yang dikenal dengan garis resonansi. Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam Hukum Lambert-Beer yaitu: 1. konsentrasi encer 2. syarat kimia zat pengadsorbsi tidak boleh berdisosiasi, berasosiasi atau bereaksi dengan pelarut menghasilkan suatu produk pengadsorbsi spektrum yang berbeda dari zat yang dianalisa. 3. syarat cahaya cahaya yang digunakan harus monokromatis satu panjang gelombang. 4. syarat kejernihan Larutan harus jernih, jika tidak jernih sebagian cahaya akan dihamburkan oleh partikel-partikel koloid, akibatnya kekuatan cahaya yang diadsorbsi berkurang dari seharusnya. Universitas Sumatera Utara 32

3.4.4 Pengujian Dengan Titriri

Analisis titrimetri merupakan satu dari bagian utama dari kimia analitik dan perhitungannya berdasarkan hubungan stoikhiometri dari reaksi-reaksi kimia. Analisis cara titrimetri berdasarkan reaksi kimia seperti: aA + tT → hasil dengan keterangan: a molekul analit A bereaksi dengan t molekul pereaksi T. Pereaksi T, disebut titran, ditambahkan secara sedikit-sedikit, biasanya dari sebuah buret, dalam bentuk larutan dengan konsentrasi yang diketahui. Universitas Sumatera Utara 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN