1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: “Sejauhmanakah pengaruh
Tayangan “Apa Kabar Indonesia Malam” di tvOne terhadap Sikap Mahasiswa FISIP USU ?”
1.3. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas dan mengambang, maka peneliti merasa perlu untuk membuat pembatasan masalah
yang lebih spesifik dan jelas. Adapun yang menjadi pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Penelitian ini bersifat korelasional dan terbatas pada sikap mahasiswa
FISIP USU akan Permasalahan publik yang ditayangkan dalam acara talkshow “Apa Kabar Indonesia Malam”.
2. Objek penelitian yang diteliti adalah mahasiswa FISIP USU Departemen
Ilmu Komunikasi dan Administrasi Negara Angkatan 2008 dan 2009 yang masih aktif kuliah.
3. Sampel dalam penelitian ini adalah responden yang pernah menonton
tayangan “Apa Kabar Indonesia Malam” minimal 3 kali. 4.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus - September 2010.
Universitas Sumatera Utara
5. Penelitian ini dibatasi pada efek kognitif dan afektif saja.
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan arah pelaksanaan penelitian yang akan menguraikan apa yang dicapai, disesuaikan dengan kebutuhan peneliti dan pihak
lain yang berhubungan dengan penelitian. Adapun tujuan penelitian ini adalah,
terdiri dari :
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan publik yang
diangkat dalam acara “Apa Kabar Indonesia Malam”. 2.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui isi informasi yang menarik terkait dengan permasalahan publik yang ditayangkan dalam “Apa
Kabar Indonesia Malam”. 3.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ketertarikan mahasiswa FISIP USU terhadap tayangan “Apa Kabar Indonesia Malam”.
4. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh tayangan
talkshow “Apa Kabar Indonesia Malam” terhadap sikap mahasiswa FISIP USU akan permasalahan Publik .
Universitas Sumatera Utara
1.4.2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan agar dapat memberikan beberapa manfaat, baik dari segi akademis, teoritis dan praktis, di antaranya yaitu :
1. Secara Akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya
referensi, bahan penelitian serta sumber bacaan di lingkungan Ilmu Komunikasi FISIP USU.
2. Secara Teoritis, penelitian ini ditujukan untuk memperkaya khasanah
penelitian terutama tentang komunikasi massa. 3.
Secara Praktis, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pikiran terhadap pihak-pihak yang berkepentingan.
1.5. Kerangka Teori
Rakhmat 1993: 6, menyatakan teori adalah himpunan konstruk konsep definisi, dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala
dengan menjabarkan relasi diantara variabel,untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut. Nawawi 1993: 40, menjelaskan setiap penelitian memerlukan
teori sebagai landasan kerangka untuk mendukung pemecahan suatu masalah secara sistematis. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang akan memuat
pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan dibahas. Teori yang relevan dengan penelitian ini adalah komunikasi dan
Universitas Sumatera Utara
komunikasi massa, televisi sebagai media massa, S-O-R, teori pesan, teori komunikator,efek komunikasi massa, talkshow, dan sikap.
1.5.1. Teori S-O-R
Prinsip stimulus-respon pada dasarnya merupakan suatu prisip belajar yang sederhana,dimana efek merupakan reaksi terhadap stimuli tertentu Sasa,
2005 : 5.14 S-O-R ini merupakan singkatan dari Stimulus – Organism – Response. Teori S-O-R ini yang semula berasal dari psikolog yang kemudian
menjadi teori komunikasi ini menyatakan bahwa, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan
kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Jadi, unsur – unsur dalam teori S- O-R adalah
a Stimulus
S : Pesan
b Organism
O : Komunikan
c Response
R : Efek
Dalam proses komunikasi berkenaan dengan perubahan sikap adalah “how” bukan “what” atau “why”. Dalam proses perubahan sikap, tampak bahwa
sikap yang dapat berubah hanya, jika stimulus yang menerpa benar- benar melebihi semula. Hovland, Janis, dan Kelley mengatakan bahwa dalam meneelah
sikap yang baru ada tiga variabel yang penting, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
a Perhatian
b Pengertian
c Penerimaan
Gambar 1 Model S-O-R
Effendy,2002:253
II.5.2. Teori Komunikator
Para ahli komunikasi berpendapat bahwa dalam melancarkan komunikasi lebih baik mempergunakan pendekatan yang disebut AA Procedure atau from
attention to action procedure. AA Procedure ini sebenarnya adalah Attention, interest, desire, decision, dan action.
Dalam proses komunikasi seorang komunikator akan sukses apabila ia berhasil menunjukkan source credibility, artinya menjadi sumber kepercayaan
bagi komunikan. Kepercayaan komunikan kepada komunikator ditentukan oleh keahlian komunikator dalam bidang tugas pekerjaannya dan dapat tidaknya ia
dipercaya. Kepercayaan kepada komunikator mencerminkan bahwa pesan yang
Organism: Perhatian
Pengertian Penerimaan
Stimulus
Response
Universitas Sumatera Utara
disampaikan kepada komunikan dianggap benar dan sesuai dengan kenyataan empiris.
Jadi seorang komunikator menjadi menjadi source of credibility disebabkan adanya ethos pada dirinya yaitu apa yang dikatakan oleh Aristoteles,
dan yang hingga kini tetap dijadikan pedoman yaitu good sense, good moral character dan good will, yang oleh para cendikiawan modern diterjemahkan
menjadi itikad baik good intentions, dan dapat dipercaya thrustworthiness dan kecakapan atau kemampuan competence or expertness. Berdasarkan hal itu
komunikator yang ber-ethos menunjukkan bahwa dirinya mempunyai itikad baik, dapat dipercaya dan mempunyai kecakapan dan keahlian Effendi, 2007:306.
Komunikator berperan penting dalam proses komunikasi karena komunikatorlah yang mengelola, mengatur, dan menyusun mengorganisasikan
pesan sehingga pesan tersebut dapat diterima oleh khalayak dan tujuan dari komunikasi dapat dicapai ditandai dengan adanya perubahan sikap khalayak.
Pesan juga haruslah disusun sedemikian rupa agar memudahkan pengertian, pengingatan, dan perubahan sikap. Kredibilitas komunikator terdiri dari gabungan
dari daya tarik attractiveness, kesukaan likeability, kepercayaan trustworthiness, dan keahlian expertise. Kredibilitas memperngaruhi
penerimaan komunikan terhadap seorang komunikator dan pesan. Seorang komunikator yang kredibel dapat dipercaya Clow Baack, 2007:214.
1.5.3. Teori Pesan
Dalam sebuah artikel “How Communication Works” yang dipublikasikan tahun 1954, Wilbur Schramm membuat 3 model yang dimulai dari komunikasi
Universitas Sumatera Utara
manusia yang sederhana, kemudian mengembangkan dengan memperhitungkan pengalaman dua individu hingga model komunikasi yang interaktif. Schramm
melihat komunikasi sebagai usaha yang bertujuan untuk menciptakan commonness antara komunikator dan komunikan. Hal ini karena komunikasi
berasal dari kata latin communis yang artinya common sama. Menurut Schram komunikasi senantiasa membutuhkan setidaknya 3 unsur:
1. Sumber berupa seorang individual berbicara, menulis, menggambar,
dan bergerak atau sebuah organisasi komunikasi Koran, rumah produksi, televise
2. Pesan dapat berupa tinta dalam kertas, gelombang suara dalam udara,
lambaian tangan, atau sinyal – sinyal lain yang memiliki makna 3.
Sasaran dapat berupa individu yang mendengarkan, melihat, membaca, anggota dari sebuah kelompok, mahasiswa dalam perkuliahan,
khalayak massa, pembaca surat kabar, penonton televisi, dan lain-lain. Menurut teori Cutlip dan Center, pesan meliputi berbagai hal yang dikenal
dengan The 7C’s of Communication, yaitu Ruslan, 1997:72-74 : a.
Credibility b.
Context c.
Content d.
Clarity e.
Continuity f.
Consistency g.
Capability
Universitas Sumatera Utara
1.5.4. Efek Komunikasi Massa
Menurut Steven M. Caffe , efek media massa dapat dilihat dari tiga pendekatan. Pendekatan yang pertama adalah efek dari media massa yang
berkaitan dengan pesan atau media itu sendiri. Pendekatan yang kedua adalah dengan melihat jenis perubahan yang terjadi pada diri khalayak komunikasi massa
yang berupa perubahan sikap perasaan dan perilaku atau dengan istilah lain yang dikenal sebagai perubahan Kognitif, Afektif, dan Behavioural. Pendekatan yang
ketiga yaitu observasi pada khalayak individu, kelompok, organisasi, masyarakat, atau bangsa yang dikenai efek komunikasi massa. Ardianto,2004 : 39. Efek
media massa sebagai benda fisik, meliputi :
1. Efek ekonomi
2. Efek Sosial
3. Penjadwalan kegiatan sehari – hari
4. Efek hilangnya perasaan tidak nyaman
5. Efek menumbuhkan perasaan tertentu
Sedangkan efek pesan media massa, yaitu : 1.
Efek kognitif 2.
Efek afektif 3.
Efek konatif behavioural Dalam perkembangan komunikasi kontemporer saat ini, sebenarnya proses
pengaruh munculnya efek komunikasi massa dari segi pesan media tidak bisa
Universitas Sumatera Utara
berdiri sendiri, dengan kata lain, ada beberapa factor yang mempengaruhi proses penerimaan pesan Nurudin, 2004:215-220 yaitu :
1. Faktor Individu :
• selective attention, selective prevention, selective retention
• motivation and learning
• beliefs, opinions, values, and needs
• persuability
• personality and adjustment
2. faktor Sosial : •
Umur dan jenis kelamin •
Pendidikan dan latihan •
Pekerjaan dan pendapatan •
Agama •
Tempat tinggal
1.5.4. Talkshow
Program Talkshow adalah program yang menampilkan satu atau beberapa orang untuk membahas suatu topik tertentu yang dipandu oleh seorang pembawa
acara Host. Istilah Talkshow adalah aksen dari bahasa inggris di Amerika. Di Inggris sendiri, istilah talkshow ini biasa disebut dengan chat show.
Universitas Sumatera Utara
Pengertian talkshow adalah sebuah program televisi dimana seseorang ataupun group berkumpul bersama untuk mendiskusikan berbagai hal topik
dengan suasana serius tapi santai yang dipandu oleh moderatorpresenter. Kadang kala , talkshow menghadirkan tamu berkelompok yang ingin mempelajari
berbagai pengalaman hebat. Acara talkshow ini terkadang diikuti dengan menerima telepon dari para pemirsa yang berada di rumah atapun di tempat lain.
Talkshow sering kali disiarkan secara siaran langsung live. Namun ada juga beberapa program acara talkshow mengandalkan taped talk program, artinya
direkam dahulu baru disiarkan Pane, 2004 :80
I. 6. Kerangka Konsep
Kerangka konsep merupakan hasil pemikiran rasional yang kritis dan bersifat memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai. Kerangka
konsep akan menuntun penelitian dalam menentukan hipotesa Nawawi, 1993:40. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel bebas X adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur
yang menentukan atau mempengaruhi munculnya gejala, factor atau unsure lainnya Nawawi, 1993: 56. Variabel bebas penelitian
ini adalah tayangan talkshow “Apa Kabar Indonesia Malam”. 2.
Variabel Terikat Y adalah sejumlah gejala atau factor atau unsure yang dipengaruhi oleh variabel bebas Nawawi, 1993: 57.
Universitas Sumatera Utara
Variabel terikat ini adalah sikap mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara.
I.7. Model Teoritis
Model Teoritis merupakan paradigm yang menstraformasikan permasalahan – permasalahan terkait antara satu dengan lainnya. variabel –
variabel yang telah dikelompokan dalam kerangka konsep, dibentuk menjadi satu model teoritis sebagai berikut :
Gambar.2 Model teoritis penelitian
I. 8. Variabel Operasional
Operasional adalah mengukur konsep yang abstrak menjadi konstruk yang dapat diamati dan diukur Rakhmat, 1993: 1
Variabel Bebas X
Tayangan “Apa Kabar Indonesia Malam”
Variabel Intervening
Departemen Ilmu Komunikasi Departemen Administrasi
Variabel Terikat Y
Sikap Mahasiswa akan Permasalahan Publik
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan kerangka teori dan konsep di atas, maka dibuat operasional variabel untuk melakukan kemudahan dalam penelitian, yaitu sebagai berikut :
Tabel 1 Tabel Operasional Variabel
Variabel Teoritis Variabel Operasional
Variabel Bebas X Tayangan Talkshow “Apa
Kabar Indonesia Malam”
1.
Credibility kredibelitas Pembawa acara dan narasumber
a Attractiveness daya tarik
b Trustworthiness
c Expertise
d likeability
2 . Pesan yang disampaikan a
Topik yang diangkat : •
Perampokan dan Terorisme •
Bencana Alam Gunung Sinabung •
Sengketa Indonesia – Malaysia. b
Context c
Content d
Clarity
Universitas Sumatera Utara
e Contuinity
3. Waktu penayangan 4. Durasi Penayangan
Variabel Terikat Y Sikap Mahasiswa FISIP USU
terhadap Permasalahan
Publik 1. Frekuensi menonton
2. Intensitas menonton 3. Lama menonton
4. Efek Kognitif
Pengetahuan akan informasi 5. Efek Afektif
Setuju - Tidak setuju
Suka – Tidak Suka
Variabel Intervening Asal Departemen Responden
1. Ilmu Komunikasi 2. Ilmu Administrasi Negara
9. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan unsur penelitian yang menginformasikan bagaimana caranya untuk mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, definisi
variabel operasional adalah semacam petunjuk pelaksana bagaimana cara
mengukur variabel. Dalam penelitian ini, variabel-variabel dapat didefinisikan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tayangan Talkshow “Apa Kabar Indonesia Malam” 1. Variabel Bebas X
1 Kredibilitas Pembawa Acara dan Narasumber
a Attractiveness: untuk mengetahui apakah presenter dan narasumber
memiliki daya tarik dimata khalayak. b
Likeability: untuk mengetahui apakah Presenter dan narasumber disukai oleh khalayak.
c Trustworthiness: untuk melihat apakah Presenter dan Narasumber
dipercayai oleh khalayak dalam penyampaian pesannya. d
Expertise: untuk melihat apakah Presenter memiliki keeahlian atau kemampuan dalam memandu topik bahasan dan untuk melihat apakah
narasumber yang dihadirkan memilki kapasitas dan kemampuan untuk membahas topik yang diangkat.
2 Pesan yang disampaikan
a Topik yang diangkat:
Perampokan dan Terorisme : Penangkapan Pelaku Perampokan
CIMB NIAGA terkait dengan jaringan terorisme dan aksi terorist serta perburuan terorisme.
Bencana Alam Gunung Sinabung : Terkait dengan meletusnya
Gunung Sinabung yamg berlokasi di Tanah Karo.
Universitas Sumatera Utara
Sengketa Indonesia – Malaysia : Informasi mengenai
permasalahan hubungan Luar Negeri Diplomatik yaitu antara Indonesia – Malaysia yang kembali memanas hingga mulai sedikit
mereda melalui perundingan Kinabalu. b
Context: Untuk mengetahui apakah pesan yang disampaikan sejalan dengan kondisi kehidupan khalayak pada umumnya.
c Content: untuk mengetahui kecocokan manfaat pesan terhadap
khalayak. d
Clarity: untuk mengetahui apakah bahasa yang dipergunakan sebagai alat menyampaikan pesan mudah dipahami oleh khalayak.
e Continuity: Untuk mengetahui apakah ada pengulangan secara
berkesinambungan akan suatu topik informasi 3
Waktu penayangan informasi yang memuat jadwal penayangan suatu acara. Waktu
penayangan acara “Apa Kabar Indonesia Malam” adalah pukul 20.30 wib – 22.30 wib setiap hari senin hingga jumat.
4 Durasi Penayangan Informasi yang memuat berapa lama masing-masing topik ditayangkan
dalam suatu acara.
Universitas Sumatera Utara
Sikap Mahasiswa FISIP USU akan Permasalahan Publik. 2. Variabel Terikat Y
1 Frekuensi menonton
Untuk mengetahui seberapa sering responden sebagai khalayak menyaksikan “Apa Kabar Indonesia Malam” dalam setiap minggunya.
2 Intensitas menonton Untuk mengetahui berapa kali khalayak sebagai responden menyaksikan
tayangan “Apa Kabar Indonesia Malam” dalam setiap minggunya. 3 Lama menonton
Untuk mengetahui, berapa lama dalam durasi 2 jam setiap edisinya responden menyaksikan “Apa Kabar Indonesia Malam”.
4 Kognitif Berkaitan dengan pemenuhan informasi, pengetahuan faktual , dan
pemahaman mengenai lingkungan yang didasarkan pada hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan dan dorongan untuk menyelidiki
informasi yang diterima oleh khalayak.
Universitas Sumatera Utara
5 Afektif Berkaitan dengan peneguhan-peneguhan pengalaman pengalaman yang
estetis dan emosional Setuju, Tidak setuju dan Suka, Tidak Suka, tentang suatu stimulus yang diterima oleh responden.
Asal Departemen Responden 3. Variabel Intervening
1 Ilmu Komunikasi Mahasiswa yang menjadi responden penelitian adalah mahasiswa
departemen Ilmu Komunikasi angkatan 2008 dan 2009. 2 Administrasi Negara
Mahasiswa yang menjadi responden penelitian adalah mahasiswa departemen Administrasi Negara angkatan 2008 dan 2009.
I. 10. Hipotesis
Hipotesis diturunkan dari teori. Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu fenomena dan atau pertanyaan penelitian yang dirumuskan setelah mengkaji
suatu teori. Oleh sebab itu, rumusan hipotesis ditulis dalam bentuk pernyataan ilmiah atau proposisi, yang mengandung hubungan dua variabel atau lebih.
Meskipun demikian, pernyataan tesebut mesti diuji kebenarannya secara empiris, sebab pendapat yang terkandung dalam pernyataan tersebut belumlah mendalam.
Universitas Sumatera Utara
Dalam penelitian ini terdapat dua hipotesis yang diajukan yaitu : Ho
1
: tidak terdapat hubungan antara tayangan “Apa Kabar Indonesia Malam” terhadap Sikap Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas
Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara akan Permasalahan Publik.
Ha
1
: terdapat hubungan antara menyaksikan tayangan “Apa Kabar Indonesia Malam” terhadap Sikap Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu
Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara akan Permasalahan Publik.
Ho
2
: tidak terdapat hubungan antara tayangan “Apa Kabar Indonesia Malam” terhadap Sikap Mahasiswa Administrasi Negara Fakultas
Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara akan Permasalahan Publik.
Ha
2
: terdapat hubungan antara menyaksikan tayangan “Apa Kabar Indonesia Malam” terhadap Sikap Administrasi Negara Fakultas
Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara akan Permasalahan Publik.
Universitas Sumatera Utara
BAB II URAIAN TEORITIS
II.1. Komunikasi Dan Komunikasi Massa II.1.1. Komunikasi
Secara epistemologis, istilah kata komunikasi berasal dari bahasa latin, yakni communication dan bersumber dari kata communis yang berarti “sama”.
Jika diartikan secara sederhana, berarti komunikasi adalah sebuah proses yang bermuara pada usaha untuk mendapatkan kesamaan makna dan pemahaman pada
subjek yang melakukan proses komunikasi tersebut. Menurut Dr. Everett Kleinjan dari East West Center Hawaii, komunikasi merupakan bagian kekal dari
kehidupan manusia seperti halnya dengan bernafas, jadi sepanjang manusia ingin hidup, maka ia perlu berkomunikasi Cangara, 2003: 1.
Wilbur Schramm menyatakan bahwa komunikasi dan masyarakat adalah dua kata yang tidak dapat dipisahkan karena kedua aspek itu saling melengkapi
dalam pelaksanaannya. Sedangkan Harold Lasswell juga mengatakan bahwa cara terbaik untuk menerangkan kegiatan komunikasi adalah dengan menjawab
pertanyaan “siapa-berkata apa-melalui saluran apa-kepada siapa-dengan efek apa” Harold D.Laswell menyebutkan hal yang menyebabkan manusia
berkomunikasi, yaitu: 1.
Hasrat manusia untuk mengontrol lingkungannya 2.
Upaya manusia untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya
Universitas Sumatera Utara