komunikasi massa, televisi sebagai media massa, S-O-R, teori pesan, teori komunikator,efek komunikasi massa, talkshow, dan sikap.
1.5.1. Teori S-O-R
Prinsip stimulus-respon pada dasarnya merupakan suatu prisip belajar yang sederhana,dimana efek merupakan reaksi terhadap stimuli tertentu Sasa,
2005 : 5.14 S-O-R ini merupakan singkatan dari Stimulus – Organism – Response. Teori S-O-R ini yang semula berasal dari psikolog yang kemudian
menjadi teori komunikasi ini menyatakan bahwa, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan
kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Jadi, unsur – unsur dalam teori S- O-R adalah
a Stimulus
S : Pesan
b Organism
O : Komunikan
c Response
R : Efek
Dalam proses komunikasi berkenaan dengan perubahan sikap adalah “how” bukan “what” atau “why”. Dalam proses perubahan sikap, tampak bahwa
sikap yang dapat berubah hanya, jika stimulus yang menerpa benar- benar melebihi semula. Hovland, Janis, dan Kelley mengatakan bahwa dalam meneelah
sikap yang baru ada tiga variabel yang penting, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
a Perhatian
b Pengertian
c Penerimaan
Gambar 1 Model S-O-R
Effendy,2002:253
II.5.2. Teori Komunikator
Para ahli komunikasi berpendapat bahwa dalam melancarkan komunikasi lebih baik mempergunakan pendekatan yang disebut AA Procedure atau from
attention to action procedure. AA Procedure ini sebenarnya adalah Attention, interest, desire, decision, dan action.
Dalam proses komunikasi seorang komunikator akan sukses apabila ia berhasil menunjukkan source credibility, artinya menjadi sumber kepercayaan
bagi komunikan. Kepercayaan komunikan kepada komunikator ditentukan oleh keahlian komunikator dalam bidang tugas pekerjaannya dan dapat tidaknya ia
dipercaya. Kepercayaan kepada komunikator mencerminkan bahwa pesan yang
Organism: Perhatian
Pengertian Penerimaan
Stimulus
Response
Universitas Sumatera Utara
disampaikan kepada komunikan dianggap benar dan sesuai dengan kenyataan empiris.
Jadi seorang komunikator menjadi menjadi source of credibility disebabkan adanya ethos pada dirinya yaitu apa yang dikatakan oleh Aristoteles,
dan yang hingga kini tetap dijadikan pedoman yaitu good sense, good moral character dan good will, yang oleh para cendikiawan modern diterjemahkan
menjadi itikad baik good intentions, dan dapat dipercaya thrustworthiness dan kecakapan atau kemampuan competence or expertness. Berdasarkan hal itu
komunikator yang ber-ethos menunjukkan bahwa dirinya mempunyai itikad baik, dapat dipercaya dan mempunyai kecakapan dan keahlian Effendi, 2007:306.
Komunikator berperan penting dalam proses komunikasi karena komunikatorlah yang mengelola, mengatur, dan menyusun mengorganisasikan
pesan sehingga pesan tersebut dapat diterima oleh khalayak dan tujuan dari komunikasi dapat dicapai ditandai dengan adanya perubahan sikap khalayak.
Pesan juga haruslah disusun sedemikian rupa agar memudahkan pengertian, pengingatan, dan perubahan sikap. Kredibilitas komunikator terdiri dari gabungan
dari daya tarik attractiveness, kesukaan likeability, kepercayaan trustworthiness, dan keahlian expertise. Kredibilitas memperngaruhi
penerimaan komunikan terhadap seorang komunikator dan pesan. Seorang komunikator yang kredibel dapat dipercaya Clow Baack, 2007:214.
1.5.3. Teori Pesan